Bab 4 Pertemuan yang tak diinginkan

"Starla!" Seru Bara, ia mendadak 

menghentikan langkahnya  di hadapan wanita yang sangat  tak asing baginya. spontan suaranya membuat Starla yang tengah berjalan menuju ke ruang rapat pun ikut menghentikan langkahnya.

Tanpa diduga pertemuan yang selama ini Bara impikan akhirnya terjadi, selama 7 tahun ia selalu berharap untuk  bisa kembali bertemu dan meminta maaf kepada Starla yang dulu telah dicampakkannya.

Tubuh Bara mematung, detak jantungnya seolah berhenti berdetak karena masih tidak percaya bahwa orang yang selama ini ia cari bekerja di salah satu perusahaan ayahnya  sendiri.

"Ayo raya kita pergi dari sini."ajak Starla dirinya  langsung menarik tangan Raya dengan kasar sehingga membuat tubuhnya sedikit miring dan nyaris terjatuh.

Raya yang belum mengetahui apa-apa pun hanya mengikuti langkah sahabatnya yang terbilang sangat cepat itu.

"Elo ngapain sih pake narik-narik tangan gue segala!" Tegas Raya yang masih sedikit berlarian karena Starla masih belum menghentikan langkahnya yang terkesan terburu-buru itu.

"Pokoknya elo harus ikut gue kemanapun gue pergi dan sekarang gue minta elo untuk jalan lebih cepat lagi,"jawab Starla tanpa memberi alasan.

Raya yang tidak mengerti apa-apa pun hanya bisa pasrah menuruti permintaan sahabatnya itu.

Mereka berdua terlihat berlarian kecil di sepanjang koridor kantor.

***

Sementara Bara, ia masih mematung diam di tempatnya, menyaksikan Starla  yang kini sudah pergi dan menghilang dalam  pandangannya.

"Rendi, Apa kamu tahu posisi pekerjaan mereka di kantor ini?" Tanya Bara beberapa detik kemudian.

"Maaf Pak, saya tidak tahu, dan saya baru melihat mereka hari ini pak,"ia menjawab pertanyaan atasannya itu dengan segan dan wajah yang terus menunduk ke bawah.

Sejenak Bara mengalihkan tatapannya ke arah Rendi lalu menatapnya dengan tatapan tajamnya yang khas.

"Kalau begitu kamu harus cari tahu tentang mereka."Titahnya dengan tegas

Setelah itu Bara kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju masuk ke ruangan rapat direksi.

***

Dengan nafas yang masih terengah Starla menyandarkan dirinya pada sandaran kursi kerjanya. ia tampak mengibaskan telapak tangannya tepat di bagian wajahnya. Lalu ia menutup matanya rapat-rapat meskipun dengan sekilas ia masih terbayang dengan kejadian yang baru saja dialaminya.

Iya, Bara si  laki-laki yang sudah mencampakkannya  7 tahun lalu, kini harus muncul kembali di hadapannya.

Bak seperti hantu disiang bolong dengan seenaknya saja tiba- tiba ia hadir tepat di hadapannya.

Sama halnya  seperti yang ia lakukan dulu  pergi menghilang dengan cara yang tiba-tiba.

Starla membuang nafasnya dengan berat matanya terasa perih hingga tanpa terasa air matanya kembali jatuh membasahi pipinya.

Kenangan pahit yang sudah susah payah ia lupakan kini harus kembali teringat karena pertemuan tadi.

"Selamat pagi Starla" sapaan itu datang dengan sangat tiba-tiba. Hingga membuat  Starla bangkit dari tempat duduknya karena merasa kaget

"iya selamat pagi Bu, " ucap Starla kikuk, seraya tangannya  mengusap air mata di wajahnya.

Stella yang tanpa sengaja melihat pemandangan itu pun merasa heran, ia tampak mengernyitkan dahinya Karena baru kali ini ia melihat sosok Starla yang biasanya periang kini  tengah meneteskan air matanya disana. 

"Are you Ok.?" Tanyanya menelisik

"Saya baik-baik aja kok Bu" Jawab Starla masih dengan nada kikuknya.

"Ok" jawab Stella lalu ia menghentikan ucapannya sejenak sambil menatap heran ke arah wajah Sekretarisnya itu.

"Kamu bisa keruangan saya sebentar, ada yang perlu saya bicarakan sama kamu"Sambung Stella kemudian.

Perintah yang diucapkan oleh atasannya itu sontak membuatnya kaget 

Rasanya ia tidak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya tapi kenapa dirinya justru malah dipanggil untuk menghadapnya. Namun  untuk mempersingkat waktu akhirnya Starla mengiyakan perintah dari Atasannya itu.

"Baik bu, saya segera keruangan ibu." jawabnya kemudian

"Ok, saya tunggu kamu di ruangan saya sekarang ya."kemudian Asisten Stella pun kembali mendorong kursi roda yang dinaikinya untuk  memasuki ruangan kerjanya.

 

Starla Pun dengan cepat meraih beberapa berkas pekerjaannya lalu menyusul Atasannya itu setelah sebelumnya  mengusap sisa-sisa air mata di wajahnya terlebih dahulu.

Beberapa menit kemudian Starla sampai di depan ruangan Stella, ia tampak menarik nafasnya dalam-dalam  dan hendak masuk keruangan atasannya  itu, namun langkahnya terhenti ketika melihat pintu itu terlihat sedikit terbuka.

Starla memberanikan dirinya untuk mengintip dari celah pintu, ia melihat bahwa di dalam sana atasannya itu tengah sedang mengobrol dengan seorang laki-laki. hal itu justru membuat ia mengurungkan niatnya untuk masuk, dan memutuskan kembali ke mejanya.

Namun langkahnya harus terhenti karena tanpa sengaja dirinya menabrak seseorang.

"Maaf, saya tidak sengaja." ucap Starla ia menutup matanya rapat-rapat 

"Sudah, buka matamu."titah Orang itu, suaranya terdengar sangat asing di telinganya.

Perlahan ia mulai membuka matanya, menuruti perintah dari orang yang belum ia lihat sebelumnya, lalu dirinya mencoba membuka matanya, dan memberanikan diri untuk melihat ke arah wajah orang yang berada di hadapannya.

"Kamu!" Sahut Starla kaget, rupanya ia mengenali wajah Pria yang ada di depannya itu.

"Yes, I'am " jawab Juan dengan senyum sumringah.

Starla tertegun ia mengingat pada momen pertemuannya bersama Juan satu  bulan yang lalu.

Saat itu Juan yang baru saja tiba dari Paris tengah menuju pulang ke rumahnya yang berada di Jakarta, ia menaiki sebuah mobil alphard berwarna putih yang dikemudikan oleh supir pribadinya,

Selama awal perjalanan mereka baik-baik saja bahkan jalanan pun lancar tanpa macet, Namun ketika mobilnya akan berbelok ke arah jalan dimana rumahnya berada, tiba-tiba saja Mobilnya mengerem secara mendadak sehingga membuat tubuhnya sedikit terpental ke arah depan.

“Gimana keadaannya dok?”tanya Juan yang kini tengah berada di ruang IGD

“Pasien baik-baik saja Pak hanya saja saat ini pasien mengalami syok berat jadi harus dirawat dulu beberapa hari.”terang Dokter kepada Juan

Juan terlihat menutup matanya akhirnya ia bisa bernafas lega karena orang yang ditabrak oleh mobilnya baik-baik saja.

“Syukurlah kalau begitu, saya boleh ke dalam untuk melihat keadaannya Dok?” 

“Boleh silahkan” 

 

Tak lama Juan pun masuk ke dalam ruang tindakan, dengan ragu ia melangkahkan kakinya untuk mendekati Starla  yang masih terlihat terbaring lemah di atas tempat tidur.

“Permisi” ujar Juan ragu, kini dirinya sudah berada tepat di dekat perempuan yang telah ditabraknya itu.

“Iya” Starla menoleh ke arahnya dengan pelan, wajah cantiknya seolah tak pudar meskipun ada beberapa luka goresan dan lebam di sana.

Juan sempat tertegun diam ia sangat merasa bersalah dengan insiden yang telah menimpa gadis yang ada di hadapannya itu.

“Maafkan saya, karena kelalaian saya kamu jadi seperti ini,” ucap Juan yang  penuh dengan  penyesalan 

Starla menatap laki-laki itu dengan seksama, sambil  berpikir keras mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

“Ah, jadi Bapak yang menabrak saya tadi?” Tegas Starla.

“I-iya saya minta maaf tapi saya akan bertanggung jawab atas semuanya, atau kamu mau minta ganti rugi, nanti saya akan urus semuanya kamu tinggal tulis nominalnya disini.” Juan menyerahkan cek beserta bolpoin mewahnya kepada Starla.

Namun bukannya marah Starla malah tertawa kecil kepadanya seraya kembali menyerahkan cek itu kepada pemiliknya.

“Bapak tidak usah seperti itu, saya baik-baik saja kok, lagian ini kan hanya luka kecil saja, lagian tadi bukan Bapak yang salah justru saya yang salah berlari ke tengah jalan dengan tiba-tiba” Tutur Starla pelan.

“Hah” Juan terperangah 

“Tapi kan-” 

“Saya baik-baik saja Pak” 

Lalu keduanya terdiam dan saling menatap satu sama lain.

Dan kemudian Starla  mengedipkan matanya hingga  beberapa kali, dan bangun dari lamunannya.

"Loh Kenapa Bapak  bisa ada disini?"Starla tampak kaget ketika sadar bahwa laki-laki di hadapannya  itu adalah Juan.

Sesaat Juan tampak meluaskan pandangannya ke arah sekitar, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Starla.

"Mungkin kita berjodoh makannya tuhan selalu mempertemukan kita.”bisik Juan pelan.

Setelah mendengar jawaban dari Juan lalu dirinya pun segera mengambil langkah seribu.

Tak lama kemudian Starla hendak pergi, namun langkah  kakinya terhenti karena Juan menahannya.

"Kamu menguping?" Tanya nya penuh curiga 

"Hah!" Starla terperangah 

Melihat Starla kaget Juan pun mengernyitkan  dahinya sambil tertawa kecil dan menatap Starla yang tengah bengong

"Jadi benar kamu tadi menguping?" Juan kembali menegaskan pertanyaannya pada wanita bertubuh mungil itu.

"Ck, Sepertinya kamu salah paham, saya tadi tidak mendengar apapun dari dalam" Jawab Starla kikuk

Pria itu tersenyum karena merasa lucu pada sikap Starla yang menurutnya unik, tidak seperti kebanyakan wanita lainnya yang selalu bertingkah seperti dibuat-buat hanya  untuk menarik perhatiannya.

Juan melangkahkan kakinya beberapa langkah ke depan lalu mengintip  ke dalam ruangan melewati celah pintu yang masih terbuka.

Rupanya  di dalam sana  ia melihat  Stella dan Bara tengah mengobrol serius 

"Kamu mau masuk?" 

Sontak pertanyaan Juan membuat Starla panik.

"Nanti saja pak, saya bisa balik lagi nanti kalau ibu Stella sudah tidak sibuk"  Starla terlihat tegang.

Juan menatap wajah Starla dengan seksama, seraya sambil memperhatikan Starla yang cukup menarik perhatiannya.

"Baiklah kalau begitu, saya masuk duluan yah." ujarnya kemudian

“Oh, i-iya silahkan Pak” suara  Starla terdengar gemetar.

Beberapa detik kemudian Juan Pun masuk ke ruangan Stella, dan hal itu otomatis membuat Starla menghembuskan nafasnya dengan lega

***

"Kamu belum pulang Ju?"Tanya Bara sesaat Juan sampai di kantor Stella. Dirinya merasa heran karena Juan yang tadi saat rapat terlihat sangat sibuk dengan ponselnya masih berada di kantor Stella hingga saat ini.

"Aku sengaja gak langsung balik kantor karena aku masih betah disini, memangnya gak boleh kalau abangmu ini bermain di kantor Adiknya meskipun cuma sebentar?" Goda juan kepada Bara 

Dan kemudian ia mendudukan dirinya di atas sofa kecil berwarna abu.

Dimana jika kita duduk disana kita  bisa melihat pemandangan langsung ke pusat kota.

Stella  terlihat tersenyum, ketika melihat  kakak pertamanya itu mengoceh  kepada Bara adik bungsunya.

Kemudian ia melajukan kursi rodanya untuk mendekati kakak tercintanya itu.

Tak lama disusul oleh Bara yang bangkit dari kursi

Kekuasaan Stella yang sudah lama tak lama bisa ia tempati karena, kecelakaan yang membuat kakinya lumpuh.

Bara mendudukan dirinya tepat di sisi kanan kaka pertamanya itu, dan disana tiga bersaudara itu saling bercengkrama menikmati momen yang sangat jarang sekali terjadi di antara mereka.

****

.

Episodes
1 Bab 1 Awal Kehancuran
2 Bab 2 Melepas
3 Bab 3 Buket Mawar
4 Bab 4 Pertemuan yang tak diinginkan
5 Bab 5 Tatapan Cinta
6 Bab 6 Aku ingin Mencintaimu
7 Bab 7 Beri aku kesempatan
8 Bab 8 hilangnya Brian
9 Episode 9 Mencari Brian
10 episode 10 Hari ke 2 pencarian Brian
11 episode 11 Pertemuan di Kantor Polisi
12 Episode 12 Pelukan yang dirindukan
13 Bab 13 Luka 10 tahun
14 MSS Bab 14 Pertengkaran Singkat
15 Episode 15 Ciuman di Apartemen
16 episode 16 penyesalan
17 episode 17 Mencoba menodai
18 Bab 18 mengganti pakaian
19 Bab 19 tidak ingin berhutang budi
20 Episode 20 Masih ibunya Brian
21 Bab 21 Datang di Waktu Yang Tepat
22 Bab 22 Ciuman itu
23 Bab 23 Penjelasan
24 episode 24 Pengakuan Juan
25 episode 25 Bos Killer
26 episode 26 Juan
27 Bab 27 Perlakuan Spesial
28 Episode 28 Makan Siang Bersama
29 Episode 29 Brian
30 episode 30 Pernyataan Juan
31 Bab 31 Sentuhan Cinta Bara
32 Episode 32 Pengakuan Juan
33 episode 33 Satu Gelas Coklat Panas
34 Episode 34 Pengakuan Bara
35 Episode 35 Pertengkaran Erica dan Bara
36 Episode 36 Di Antara 2 Pria
37 Bab 37 Erica Terpojok
38 Episode 38 Perintah yang Sulit
39 episode 39 Perintah yang Berat
40 Episode 40 Pertemuan Mahesa dan 2 Rivendra
41 Episode 41 Erica kecelakan
42 episode 42 Starla pingsan
43 Episode 43 Sadar
44 episode 44 Erica yang di Rawat
45 Episode 45 Kebahagiaan Brian
46 Episode 46 Ingin Memperbaiki Hubungan
47 Episode 47 Membongkar kejahatan Mahesa
48 Episode 48 Buket Lily Dari Juan
49 Episode 49 Percakapan 2 Pria
50 Episode 50 Erica yang Acuh
51 Episode 51 Pulang Dari Rumah Sakit
52 Episode 52 Apartemen Impian
53 Episode 53 Kembali Ke Kediaman Malik Rivendra
54 Episode 54 Hari yang Indah
55 Episode 55 Kecurigaan Juan
56 Episode 56 Memastikan Siapa Wanita itu
57 Episode 57 Menunggu Kepulangan Bara
58 Episode 58 Berkemas
59 Episode 59 Sandwich Tuna
60 Episode 60 Mabuk
61 Episode 61 Kemeja Putih
62 Episode 62 Malam yang Indah
63 Episode 63 Pagi yang Indah
64 Bab 64 Ciuman di Pagi Hari
65 Bab 65 Terlambat
66 Episode 66 Ruang Meeting
67 episode 67 Pertemuan Shakira dan Rendy
68 Episode 68 Brian di Perusahaan Malik Rivendra
69 MSs Episode 69 Pengakuan Juan
70 Episode 70 Sikap yang Mulai Terang-terangan
71 Episode 71 UGD
72 Episode 72
73 Episode 73
74 episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79 Malam yang Panjang
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82 Kebenaran Mulai Terkuak
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85 Insiden di Loby
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 episode 89
90 Episode 90
91 episode 91
92 Episode 92
93 episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 episode 100
101 Episode 101
102 Episode102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 episode 122
123 Episode 123
124 episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episod 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 MSS Bab 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode154
155 Episode 154
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Bab 1 Awal Kehancuran
2
Bab 2 Melepas
3
Bab 3 Buket Mawar
4
Bab 4 Pertemuan yang tak diinginkan
5
Bab 5 Tatapan Cinta
6
Bab 6 Aku ingin Mencintaimu
7
Bab 7 Beri aku kesempatan
8
Bab 8 hilangnya Brian
9
Episode 9 Mencari Brian
10
episode 10 Hari ke 2 pencarian Brian
11
episode 11 Pertemuan di Kantor Polisi
12
Episode 12 Pelukan yang dirindukan
13
Bab 13 Luka 10 tahun
14
MSS Bab 14 Pertengkaran Singkat
15
Episode 15 Ciuman di Apartemen
16
episode 16 penyesalan
17
episode 17 Mencoba menodai
18
Bab 18 mengganti pakaian
19
Bab 19 tidak ingin berhutang budi
20
Episode 20 Masih ibunya Brian
21
Bab 21 Datang di Waktu Yang Tepat
22
Bab 22 Ciuman itu
23
Bab 23 Penjelasan
24
episode 24 Pengakuan Juan
25
episode 25 Bos Killer
26
episode 26 Juan
27
Bab 27 Perlakuan Spesial
28
Episode 28 Makan Siang Bersama
29
Episode 29 Brian
30
episode 30 Pernyataan Juan
31
Bab 31 Sentuhan Cinta Bara
32
Episode 32 Pengakuan Juan
33
episode 33 Satu Gelas Coklat Panas
34
Episode 34 Pengakuan Bara
35
Episode 35 Pertengkaran Erica dan Bara
36
Episode 36 Di Antara 2 Pria
37
Bab 37 Erica Terpojok
38
Episode 38 Perintah yang Sulit
39
episode 39 Perintah yang Berat
40
Episode 40 Pertemuan Mahesa dan 2 Rivendra
41
Episode 41 Erica kecelakan
42
episode 42 Starla pingsan
43
Episode 43 Sadar
44
episode 44 Erica yang di Rawat
45
Episode 45 Kebahagiaan Brian
46
Episode 46 Ingin Memperbaiki Hubungan
47
Episode 47 Membongkar kejahatan Mahesa
48
Episode 48 Buket Lily Dari Juan
49
Episode 49 Percakapan 2 Pria
50
Episode 50 Erica yang Acuh
51
Episode 51 Pulang Dari Rumah Sakit
52
Episode 52 Apartemen Impian
53
Episode 53 Kembali Ke Kediaman Malik Rivendra
54
Episode 54 Hari yang Indah
55
Episode 55 Kecurigaan Juan
56
Episode 56 Memastikan Siapa Wanita itu
57
Episode 57 Menunggu Kepulangan Bara
58
Episode 58 Berkemas
59
Episode 59 Sandwich Tuna
60
Episode 60 Mabuk
61
Episode 61 Kemeja Putih
62
Episode 62 Malam yang Indah
63
Episode 63 Pagi yang Indah
64
Bab 64 Ciuman di Pagi Hari
65
Bab 65 Terlambat
66
Episode 66 Ruang Meeting
67
episode 67 Pertemuan Shakira dan Rendy
68
Episode 68 Brian di Perusahaan Malik Rivendra
69
MSs Episode 69 Pengakuan Juan
70
Episode 70 Sikap yang Mulai Terang-terangan
71
Episode 71 UGD
72
Episode 72
73
Episode 73
74
episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79 Malam yang Panjang
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82 Kebenaran Mulai Terkuak
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85 Insiden di Loby
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
episode 89
90
Episode 90
91
episode 91
92
Episode 92
93
episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
episode 100
101
Episode 101
102
Episode102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
episode 122
123
Episode 123
124
episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episod 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
MSS Bab 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode154
155
Episode 154
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!