"Mommy!" Teriak Brian, bocah itu merupakan hasil buah cinta dari pernikahan Bara dan Erica.
Mendengar teriakan anaknya lalu ia menghentikan langkahnya sesaat, lalu ia membalikan tubuhnya seraya menatap sendu ke arah putranya.
"Mommy, please don't leave me here" rengek sang putra sambil memeluk tubuh wanita yang merupakan ibu kandungnya itu.
Perlahan Erica menurunkan tubuhnya lalu mengambil posisi berlutut dan memeluk tubuh mungilnya.
"Please don't cry baby, Mommy cuma pergi sebentar ajah kok, nanti kalau semua urusan Mommy sudah selesai, Mommy janji akan pulang untuk jemput kamu kesini," bujuk Erica pada Brian. bocah itu menatap ibunya dengan dalam lalu memberinya pelukan erat, hingga tak lama keduanya menyadari kehadiran ayahnya disana,
"Daddy" sahut Brian dengan suara yang parau.
"Brian Biarkan Mommy mu pergi nak," Jawab Bara nada bicaranya sangat tenang.
"Memangnya Mommy mau kemana, kok Mommy perginya gak sama Daddy?" Brian melontarkan pertanyaan yang sukses membuat keduanya terdiam, mereka tampak saling membuang muka satu sama lainnya. sementara dengan mata bulatnya Brian masih terus menatap kedua orang tuanya.
"Brian, Daddy sedang banyak kerjaan di kantor jadi tentu Daddy tidak bisa ikut sayang,"Sahut Bara memecah hening, ia terpaksa memberi alasan bohong kepada putra kesayangannya itu demi untuk mempersingkat waktu agar wanita yang telah mengkhianatinya itu segera enyah dari hadapannya.
"Daddy apa Brian juga tidak boleh ikut?"tanya Brian.
Untuk sesaat Erica mencoba menebarkan senyuman kecilnya kepada Brian, kemudian ia mengelus kepala Brian dengan penuh kasih sayang.
Sementara Bara hanya berdiri sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya yang berwarna abu muda itu.
Dia hanya terpaku diam menatap sinis ke arah Erica.
"Sayang, maafin Mommy, bukannya Mommy gak mau ajakin Brian tapi tempat kerja Mommy saat ini sangat jauh gak mungkin kalau Mommy ajak kamu.
Lagian Besok kan Brian juga harus sekolah iya kan,"terang Erica, ia mencoba memberi pengertian kepada anak sulungnya itu.
Untuk sesaat Brian mematung, ia tampak kecewa atas jawaban yang didapatnya, ia terlihat mengedipkan matanya beberapa kali lalu menyeka sisa air matanya menggunakan tangan mungilnya.
" tadi Mommy bilang apa? kalau Brian jangan menangis ok, Mommy janji nanti kalau semuanya sudah beres Mommy pasti jemput Brian." sambung Erica
Brian menganggukan kepalanya seraya mengiyakan perkataan ibunya, kemudian Erica kembali memeluk tubuh mungil anaknya itu dengan dekapan yang sangat erat.
Sementara Bara yang melihat pemandangan di hadapannya itu hanya bisa diam dan menatap tajam kepada Erica karena dengan gampangnya ia menebar janji kepada Brian sementara ia tidak bisa menepati janji pada pernikahannya.
"Bi inah..!! " Suara teriakan Bara sontak membuat antara ibu dan anak itu kaget, Lalu Erica Pun kembali melepaskan pelukannya dari tubuh Brian, dan tak lama bi Inah pun datang dengan masih membawa handuk milik Brian yang sengaja di selipkan di bahunya.
"Ia den ada yang bisa saya bantu?" tanya Inah kepada Bara
"Bi tolong bawa Brian masuk ke dalam, saya mau bicara sebentar sama ibu" Tegas Bara seraya matanya masih menatap tajam ke arah Erica
"Baik pak " jawab Inah tak lama ia berjalan mendekati Bara dan segera menjalankan perintah Atasannya itu "Ayo sayang ikut Bi Inah mandi yuk kebetulan bibi tadi udah siapin air untuk mandinya Brian"
"Ok," Jawab Brian malas, "Mommy Daddy Brian mandi dulu yah" dengan polosnya anak itu meminta izin kepada kedua orang tuanya yang sedang perang dingin.
"Ok Brian beres mandi Daddy minta kamu untuk langsung tidur yah."Ujar Bara sambil mengelus kepala mungil anaknya itu.
Brian mengangguk pelan lalu berjalan mengikuti langkah Inah sambil sesekali melambaikan tangannya ke arah orang tuanya.
Setelah inah dan Brian sudah tak terlihat lagi, dengan cepat Bara menarik Erica yang masih dengan posisi berlututnya lalu membawanya keluar rumah.
Dengan kuat tangannya memegangi pergelangan tangan Erica dan terus menariknya hingga ke depan gerbang
"Lepasin Bara sakit tau gak!" Sentak Erica sesampainya mereka diluar sana.
"Aku minta jangan pernah kamu mengumbar janji kepada Brian, dia itu masih terlalu kecil untuk menerima semua kebohongan kamu Erica!!" Bentaknya sambil menghentakkan tubuh Erica keluar rumah.
Erica mendelikkan matanya tajam, dia tersenyum sinis mendengar perkataan laki-laki yang kini tengah menggugat cerai dirinya.
"Aku gak mengumbar janji Bara, aku serius dengan apa yang aku ucapkan tadi sama Brian.
Kalau aku akan menjemput dia Ketika kita sudah resmi bercerai" dengan lantang Erica menjawab perkataan Bara.
Namun jawabannya justru membuat Bara tersenyum muak kepadanya.
"Jangan pernah berharap kalau semua itu bisa terjadi Erica, Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk membawa Brian. kalau kamu mau pergi bersama selingkuhan kamu silahkan tapi jangan bawa Brian, karena, dia sama sekali tidak pantas untuk tinggal bersama Ibu seorang penghianat seperti kamu!" geram Bara ia melempar koper Erica yang masih tergeletak di hadapannya
Untuk sesaat Erica terdiam, entah kenapa dalam hatinya tersirat kesedihan, mengingat bahwa Bara dulu merupakan cinta pertamanya.
Bahkan dulu mimpi terbesar dalam hidupnya itu adalah bisa menikah dengannya.
Sudah banyak hal yang ia lakukan untuk mendapatkan bara, hingga dia tega memisahkan Bara bersama kekasihnya terdahulu.
Namun entah kenapa, disaat semua hal yang dia inginkan sudah tercapai, kini dia malah menyia-nyiakan semuanya.
Perasaannya yang dulu menggebu-gebu kini seakan hilang tak tersisa.
Terlebih ketika dirinya bertemu dengan Mahesa si artis yang tengah populer saat ini, laki-laki berparas blasteran itu mampu membuat hatinya semakin yakin untuk melupakan Pernikahannya bersama Bara yang sudah terjalin selama tujuh tahun lamanya.
Perlu diakui bahwa Mahesa mampu mengubah segalanya, termasuk rasa cintanya terhadap Bara yang sudah ada sejak mereka duduk di bangku SMP entah itu hanya sebuah nafsu atau cinta sesungguhnya Erica pun masih tidak bisa memahami dirinya sendiri.
" Sekarang kalau kamu mau pergi silahkan, aku tidak akan pernah menghalang-halangi kamu lagi, Aku rasa hubungan toxic ini sudah cukup untuk kita.
Aku lelah dengan semua yang terjadi selama ini, Aku sudah berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan Brian, Bahkan aku juga sudah berusaha untuk mencintai kamu sepenuhnya meskipun sekalipun kamu tidak pernah mempercayai itu, dan sekarang kamu ingin pergi meninggalkan kita kan? pergilah Erica, pergi jika itu membuat kamu bahagia" Ucap Bara matanya terlihat berkaca-kaca seakan kesedihan itu sudah tidak bisa terbendung lagi.
Rasa sesal yang ada dalam dirinya kini mulai terbuka kembali, ketika mengingat dirinya yang dulu harus rela mengorbankan hidupnya bahkan dulu ia harus meninggalkan kekasihnya yang sangat ia cintai, demi untuk menerima Erica sebagai takdir di dalam hidupnya.
"Ok aku pergi, karena sejak dulu kamu memang tidak pernah benar-benar mencintai aku Bara.
Dan itu sebabnya yang membuat aku berpaling kepada orang lain.
Jadi jangan salahkan aku atas segala hal yang terjadi di dalam rumah tangga kita, karena ini adalah salah kamu juga!" Erika mencoba melemparkan kesalahannya kepada Bara.
Lalu ia pergi menggunakan mobilnya dan menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Ayesha Razeeta_
Kasian Brian, /Scowl/
2024-06-30
0