Bab 3 Buket Mawar

"Brak …!!" Tak lama setelah menyaksikan Erica pergi Bara melangkahkan kakinya menuju kamar, ia membanting pintunya dengan keras karena emosinya yang masih memuncak

"Bruk..!!" Kepalan tangannya menghantam tembok dengan sangat keras hingga jari - jarinya mengalami lecet. Dengan nafas yang tersengal perlahan ia mendudukkan dirinya lalu menyandarkan dirinya ketepian tempat tidur king size-nya, ia tampak menutup matanya rapat-rapat.

Setitik air mata terlihat jatuh dari ujung matanya.

Namun dengan cepat ia mengusap air matanya, ketika menyadari kakak perempuannya masuk kedalam kamar dan menghampirinya.

Sejenak Stella meluaskan pandangannya melihat seisi kamar Adiknya yang biasa tertata rapi kini berantakan layaknya kapal pecah

"Kalian ribut lagi?" tanya Stella sembari mendudukan dirinya disamping adik bungsunya itu.

"Hmm," Bara hanya menggumam dan

menganggukan kepalanya dengan pelan.

Bibirnya terasa sangat kelu untuk menjawab pertanyaan dari kakaknya itu.

Stella menarik nafasnya perlahan, ia menatap Bara yang tampak hancur saat itu. lalu kemudian dia mengusap pundak adik bungsunya itu dengan lembut, sebagai seorang kakak tentunya ia merasa tidak tega ketika melihat adiknya terpuruk seperti saat ini. apalagi ia tahu bagaimana perjuangan Bara untuk bisa belajar menerima takdir hidupnya yang tak mudah.

"Kakak gak bisa bantu banyak, selain mendoakan hal yang terbaik untuk kalian.

Kakak harap kalian bisa menyelesaikan masalah ini dengan bijak, kasian Brian Bar." ucap Stella sambil terus mengusap pundak Bara

Bara kembali menganggukan kepalanya dengan pelan, seraya mulai membuka matanya lalu menatap kakaknya dengan penuh makna.

"Kenapa semuanya harus kayak gini kak, padahal aku sudah berjuang dan berusaha untuk menerima Erica yang menjadi takdirku. tapi kenapa Wanita itu malah seperti ini kak!" Bara meracau Ia tampak menyesali semua yang sudah terjadi di hidupnya selama 7 tahun kebelakang.

Stella perlahan memeluk tubuh adiknya itu dengan penuh kasih sayang.

Meskipun sekarang Bara sudah menjadi seorang Bapak beranak satu, tapi bagi Stella dia masih menjadi adik kecilnya yang sangat ia sayangi.

"Kaka sangat tahu perasaan kamu saat ini seperti apa Bar, tapi kalau hanya dengan menyesal saja semua masalah tidak akan pernah selesai.

Kakak yakin kamu bisa menyelesaikan semua masalah kamu bersama Erica.

Dan kakak akan selalu mendukung apapun yang nantinya akan menjadi keputusan kamu." Tutur Stella, dia mencoba menenangkan hati Bara yang masih kacau.

Suasana hening sejenak, Bara yang seperti kembali mendapatkan kekuatan setelah mendengar nasihat dari kakaknya itupun, kemudian membalas pelukan tubuh kakaknya itu dengan sangat erat.

"Makasih kak, cuma kakak yang selalu mengerti aku" ucap Bara lirih.

Stella pun tersenyum kecil sambil terus mengelus punggung adiknya itu.

****

Sementara itu Erica yang tengah mengendarai mobilnya, menambah laju kecepatannya dengan tinggi. emosinya terhadap Bara masih belum bisa dikendalikannya, sesekali ingatannya teringat kembali pada pertengkarannya tadi.

"Sekarang kalau kamu mau pergi silahkan, aku tidak akan pernah menghalang-halangi kamu lagi, Aku rasa hubungan toxic ini sudah cukup untuk kita.

Aku lelah dengan semua yang terjadi selama ini, Aku sudah berusaha menjadi suami dan Suami yang baik untuk kamu dan Brian, Bahkan aku juga sudah berusaha untuk mencintai kamu sepenuhnya meskipun sekalipun kamu tidak pernah mempercayai itu, dan sekarang kamu ingin pergi meninggalkan kita kan. pergilah Erica, pergi jika itu membuat kamu bahagia"

Erica menyunggingkan bibirnya ketika mengingat kalimat terakhir yang diucapkan oleh Suaminya itu.

Ia terus mengendalikan kemudinya sambil sesekali menggelengkan kepalanya.

"Kamu bohong Bara, selama ini kamu gak sesayang itu sama aku.

Yang ada di dalam pikiran kamu hanya wanita itu, dan dia akan selamanya ada di dalam hati kamu!" Racau Erica, rasa benci dan marah itu kian tumbuh,Ia tampak terlihat menahan tangis karena membayangkan Bara yang masih mencintai orang lain.

"Kriiing …!" Tiba-tiba ponsel Erica yang tergeletak di atas dashboard pun berdering nyaring, lalu ia meraih benda pipih miliknya itu. Wajah sedihnya perlahan sirna ketika melihat nama Mahesa terpampang di depan layar ponselnya.

"Halo" sahut Erica membuka obrolan antara keduanya.

"Halo Honey, where are you"?tanya Mahesa sambil menggosok handuk ke rambutnya yang masih basah

"Aku di jalan lagi mau pulang ke rumah orang tuaku sayang" jawab Erica ia terus memfokuskan pandangannya ke depan melihat jalanan yang kini sudah tampak sepi kendaraan.

Mahesa tampak memicingkan matanya ketika telinganya mendengar jawaban yang keluar dari dalam mulut Erica.

"Ck, kenapa gak pulang ke apartemen aku ajah sayang?" Mahesa berdiri sambil melihat ke arah jalanan melalui jendela apartemennya yang lebar Dan tinggi.

"Aku gak mau ngerepotin kamu sayang, udah gak apa-apa aku pulang ke rumah orang tua aku aja," Erica menolak saran dari kekasihnya itu.

Sebenarnya bukan karena ia ingin benar-benar pulang kerumah orang tuanya namun ia melakukan itu hanya untuk menarik perhatiannya, ia ingin tahu seberapa pedulinya Mahesa terhadap dirinya. lalu Erica menghentikan laju mobilnya, tepat di depan sebuah apartemen mewah di Kota Jakarta

***

"Teng Teng …!!"

Tak lama suara bel apartemennya berbunyi. Mahesa yang masih tertegun memikirkan pembicaraannya di telepon bersama Ericapun langsung berjalan untuk membuka pintu apartemennya.

Matanya terbelalak kaget ketika menyadari bahwa wanita yang ada di hadapannya saat ini adalah kekasihnya.

Erica yang sejak tadi sudah berada di depan pintu pun langsung ditarik oleh Mahesa masuk ke dalam apartemennya.

"Cup" kecupan itu mendarat begitu saja di Bibir manisnya Erica.

Kejadian itu sontak membuatnya kaget ia meremas pundak kekasihnya itu dengan sangat keras hingga jejak - jejak kukunya terpahat jelas di kulit Mahesa yang putih dan mulus.

Tak lama Mahesa melepaskan ciumannya itu lalu membawa Erica berjalan menuju kamarnya.

Sesampainya disana Erika dikejutkan dengan pemandangan indah, kamar itu sudah dihiasi oleh dekorasi berbagai warna dari bunga mawar serta diterangi oleh cahaya lilin kecil, sekilas ia melihat satu buket mawar dan satu buah kotak kecil berwarna merah tengah tergeletak di atas tempat tidur.

"Come here Honey," titah Mahesa kepada Erica seraya melangkahkan kakinya kemudian mendudukan dirinya diatas ranjang king sizenya.

Erica yang sejak tadi mematung di depan pintu pun menuruti perintah kekasih gelapnya itu.

"You Like It?"bisiknya di telinga Erica nada suaranya begitu pelan seolah sedang menggoda sang kekasih.

Dengan mata yang masih membulat gadis itu tersenyum kecil, ia merasa senang karena kekasih idolanya itu selalu saja bisa membuat hatinya bahagia di waktu yang tepat. selain itu ia juga adalah tipe laki-laki yang romantis, dia selalu saja memberikan kejutan-kejutan kecil kepadanya, dan hal itu adalah salah satu poin yang membuat wanita satu anak itu jatuh cinta kepadanya.

"Ini semua untuk aku sayang ?" Tanya Erica, sejujurnya ia masih tidak percaya dengan kejutan yang sudah disiapkan oleh Mahesa

" Iya dong, kalau bukan untuk kamu lantas untuk siapa honey." ujar Mahesa tangannya kini mulai meraih tengkuk leher jenjangnya.

"Ayo sayang ambil " titah Mahesa kemudian

Erica pun menuruti perintah kekasih gelapnya itu, kemudian ia meraih sebuah kotak kecil merah itu dan kembali ke dalam pelukannya Mahesa

"Apa suamimu sudah melepaskan mu honey?"Tanya Mahesa sambil mengecup pucuk kepala Erica dengan mesra.

"Belum tapi aku cuma melakukan apa yang harus aku lakukan sayang, Lagipula aku capek dengan semuanya" jawab Erica sambil tangannya terus menggenggam kotak merah itu.

"Hmm, ya sudah kalau begitu aku minta kamu untuk sejenak melupakan semua masalah kamu ya sayang, karena malam ini aku sudah menyiapkan sesuatu yang spesial buat kamu. malam ini aku akan membuat kamu bahagia" tuturnya sambil merengkuh tubuh Erica semakin masuk ke dalam pelukannya.

****

Episodes
1 Bab 1 Awal Kehancuran
2 Bab 2 Melepas
3 Bab 3 Buket Mawar
4 Bab 4 Pertemuan yang tak diinginkan
5 Bab 5 Tatapan Cinta
6 Bab 6 Aku ingin Mencintaimu
7 Bab 7 Beri aku kesempatan
8 Bab 8 hilangnya Brian
9 Episode 9 Mencari Brian
10 episode 10 Hari ke 2 pencarian Brian
11 episode 11 Pertemuan di Kantor Polisi
12 Episode 12 Pelukan yang dirindukan
13 Bab 13 Luka 10 tahun
14 MSS Bab 14 Pertengkaran Singkat
15 Episode 15 Ciuman di Apartemen
16 episode 16 penyesalan
17 episode 17 Mencoba menodai
18 Bab 18 mengganti pakaian
19 Bab 19 tidak ingin berhutang budi
20 Episode 20 Masih ibunya Brian
21 Bab 21 Datang di Waktu Yang Tepat
22 Bab 22 Ciuman itu
23 Bab 23 Penjelasan
24 episode 24 Pengakuan Juan
25 episode 25 Bos Killer
26 episode 26 Juan
27 Bab 27 Perlakuan Spesial
28 Episode 28 Makan Siang Bersama
29 Episode 29 Brian
30 episode 30 Pernyataan Juan
31 Bab 31 Sentuhan Cinta Bara
32 Episode 32 Pengakuan Juan
33 episode 33 Satu Gelas Coklat Panas
34 Episode 34 Pengakuan Bara
35 Episode 35 Pertengkaran Erica dan Bara
36 Episode 36 Di Antara 2 Pria
37 Bab 37 Erica Terpojok
38 Episode 38 Perintah yang Sulit
39 episode 39 Perintah yang Berat
40 Episode 40 Pertemuan Mahesa dan 2 Rivendra
41 Episode 41 Erica kecelakan
42 episode 42 Starla pingsan
43 Episode 43 Sadar
44 episode 44 Erica yang di Rawat
45 Episode 45 Kebahagiaan Brian
46 Episode 46 Ingin Memperbaiki Hubungan
47 Episode 47 Membongkar kejahatan Mahesa
48 Episode 48 Buket Lily Dari Juan
49 Episode 49 Percakapan 2 Pria
50 Episode 50 Erica yang Acuh
51 Episode 51 Pulang Dari Rumah Sakit
52 Episode 52 Apartemen Impian
53 Episode 53 Kembali Ke Kediaman Malik Rivendra
54 Episode 54 Hari yang Indah
55 Episode 55 Kecurigaan Juan
56 Episode 56 Memastikan Siapa Wanita itu
57 Episode 57 Menunggu Kepulangan Bara
58 Episode 58 Berkemas
59 Episode 59 Sandwich Tuna
60 Episode 60 Mabuk
61 Episode 61 Kemeja Putih
62 Episode 62 Malam yang Indah
63 Episode 63 Pagi yang Indah
64 Bab 64 Ciuman di Pagi Hari
65 Bab 65 Terlambat
66 Episode 66 Ruang Meeting
67 episode 67 Pertemuan Shakira dan Rendy
68 Episode 68 Brian di Perusahaan Malik Rivendra
69 MSs Episode 69 Pengakuan Juan
70 Episode 70 Sikap yang Mulai Terang-terangan
71 Episode 71 UGD
72 Episode 72
73 Episode 73
74 episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79 Malam yang Panjang
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82 Kebenaran Mulai Terkuak
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85 Insiden di Loby
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 episode 89
90 Episode 90
91 episode 91
92 Episode 92
93 episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 episode 100
101 Episode 101
102 Episode102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 episode 122
123 Episode 123
124 episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episod 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 MSS Bab 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode154
155 Episode 154
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Bab 1 Awal Kehancuran
2
Bab 2 Melepas
3
Bab 3 Buket Mawar
4
Bab 4 Pertemuan yang tak diinginkan
5
Bab 5 Tatapan Cinta
6
Bab 6 Aku ingin Mencintaimu
7
Bab 7 Beri aku kesempatan
8
Bab 8 hilangnya Brian
9
Episode 9 Mencari Brian
10
episode 10 Hari ke 2 pencarian Brian
11
episode 11 Pertemuan di Kantor Polisi
12
Episode 12 Pelukan yang dirindukan
13
Bab 13 Luka 10 tahun
14
MSS Bab 14 Pertengkaran Singkat
15
Episode 15 Ciuman di Apartemen
16
episode 16 penyesalan
17
episode 17 Mencoba menodai
18
Bab 18 mengganti pakaian
19
Bab 19 tidak ingin berhutang budi
20
Episode 20 Masih ibunya Brian
21
Bab 21 Datang di Waktu Yang Tepat
22
Bab 22 Ciuman itu
23
Bab 23 Penjelasan
24
episode 24 Pengakuan Juan
25
episode 25 Bos Killer
26
episode 26 Juan
27
Bab 27 Perlakuan Spesial
28
Episode 28 Makan Siang Bersama
29
Episode 29 Brian
30
episode 30 Pernyataan Juan
31
Bab 31 Sentuhan Cinta Bara
32
Episode 32 Pengakuan Juan
33
episode 33 Satu Gelas Coklat Panas
34
Episode 34 Pengakuan Bara
35
Episode 35 Pertengkaran Erica dan Bara
36
Episode 36 Di Antara 2 Pria
37
Bab 37 Erica Terpojok
38
Episode 38 Perintah yang Sulit
39
episode 39 Perintah yang Berat
40
Episode 40 Pertemuan Mahesa dan 2 Rivendra
41
Episode 41 Erica kecelakan
42
episode 42 Starla pingsan
43
Episode 43 Sadar
44
episode 44 Erica yang di Rawat
45
Episode 45 Kebahagiaan Brian
46
Episode 46 Ingin Memperbaiki Hubungan
47
Episode 47 Membongkar kejahatan Mahesa
48
Episode 48 Buket Lily Dari Juan
49
Episode 49 Percakapan 2 Pria
50
Episode 50 Erica yang Acuh
51
Episode 51 Pulang Dari Rumah Sakit
52
Episode 52 Apartemen Impian
53
Episode 53 Kembali Ke Kediaman Malik Rivendra
54
Episode 54 Hari yang Indah
55
Episode 55 Kecurigaan Juan
56
Episode 56 Memastikan Siapa Wanita itu
57
Episode 57 Menunggu Kepulangan Bara
58
Episode 58 Berkemas
59
Episode 59 Sandwich Tuna
60
Episode 60 Mabuk
61
Episode 61 Kemeja Putih
62
Episode 62 Malam yang Indah
63
Episode 63 Pagi yang Indah
64
Bab 64 Ciuman di Pagi Hari
65
Bab 65 Terlambat
66
Episode 66 Ruang Meeting
67
episode 67 Pertemuan Shakira dan Rendy
68
Episode 68 Brian di Perusahaan Malik Rivendra
69
MSs Episode 69 Pengakuan Juan
70
Episode 70 Sikap yang Mulai Terang-terangan
71
Episode 71 UGD
72
Episode 72
73
Episode 73
74
episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79 Malam yang Panjang
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82 Kebenaran Mulai Terkuak
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85 Insiden di Loby
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
episode 89
90
Episode 90
91
episode 91
92
Episode 92
93
episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
episode 100
101
Episode 101
102
Episode102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
episode 122
123
Episode 123
124
episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episod 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
MSS Bab 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode154
155
Episode 154
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!