Melarikan diri - 2

Sudah satu jam Rose berjalan tanpa arah. Peluhnya sudah bercucuran sejak tadi. Kakinya mulai kehilangan tenaga untuk terus berjalan. Hingga akhirnya ia memilih untuk mengistirahatkan diri di bawah pohon besar di pinggir jalan utama.

"Rose! Kau kah itu?!", seru seseorang tak jauh darinya.

***

"Bagaimana ini ayah? Sudah satu jam lebih Rose pergi dan belum kembali. Apalagi Tuan Rogh akan menikahinya besok!", seru Mirabel sengaja mengangkat topik ini untuk memancing ayah tirinya yang sejak tadi diam dengan wajah yang tegang.

"Mirabel, bagaimana bisa di saat-saat seperti ini kau malah membicarakan masalah pernikahan Rose dengan Tuan Rogh besok?! Saat ini yang terpenting adalah Rose kembali ke rumah dengan selamat. Baru kita bisa menentukan apa yang harus kita lakukan selanjutnya", ibu anak itu mulai memainkan peran mereka. Dengan ekspresi menjijikan, wajah khawatir yang dibuat-buat supaya terkesan mereka begitu mempedulikan Rose saat ini. Nyatanya tetap saja, urusan mereka dengan Tuan Rogh adalah yang utama. Hal itu yang sebenarnya menjadi bagian paling penting dalam ucapan Nyonya Mira.

brrakk

Tuan Benneth menggebrak meja dengan sekuat tenaga. Beruntung meja itu terbuat dari kayu berkualitas, sehingga dengan kekuatan Tuan Benneth tadi, meja itu tak mengalami cedera sedikitpun. Malahan tangan Tuan Benneth yang nampak memerah pada bagian telapakannya.

"Apa kalian bisa diam?!", Tuan Benneth menggeram penuh amarah. Bagaimana bisa tidak mengetahui apapun tentang putrinya sendiri. Bagaimana bisa ia tenggelam dalam pekerjaannya sehingga tak pernah memberikan satu perhatian khusus pun kepada putri kandungnya sendiri. Apa yang ia lihat tadi, sudah cukup mengoyak jiwanya sebagai orang tua kandung satu-satunya yang Rose miliki. Penampilan Mirabel yang nampak sempurna ditambah lagi dengan polesan make up di wajahnya, sungguh kontras dengan penampilan Rose yang terkesan lebih seperti pelayan atau bahkan budak di rumah ini. Dan yang paling parah adalah kenyataan bahwa putrinya sendiri harus menjadi bahan pelunasan hutang dari istrinya yang baru ini. Sungguh kali ini, Tuan Benneth tak mampu untuk berkata-kata.

"Jadi kau masih membahas tentang hal ini?!", Tuan Benneth bangkit dari duduknya. Menatap Nyonya Mira maupun Mirabel dengan kilatan amarah.

"Kenapa tidak kau gunakan saja putrimu untuk membayarkan hutang-hutangmu yang bahkan aku sendiri tidak pernah tau untuk apa saja uang itu digunakan?! Gunakan putrimu! Jangan coba-coba menyentuh putriku!", aura Tuan Benneth yang sedang dipenuhi amarah begitu mendominasi. Apalagi di saat dirinya berada begitu dekat, kedua wanita itu meringkuk ketakutan seakan ditekan oleh sesuatu yang menyeramkan.

Jiwa keibuan Nyonya Mira bergejolak, ia tak mungkin membiarkan putrinya masuk ke dalam lubang buaya tua itu. Sekuat tenaga ia mengumpulkan keberaniannya untuk menatap balik Tuan Benneth.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!", ucap Nyonya Mira dengan lantang.

"Lalu jangan pula kau sentuh putriku! Atau jika tidak, pintu rumah ini selalu terbuka untuk kalian berdua!", mata nyalangnya membuat Mirabel seketika menitihkan air mata. Bukan karena akan kehilangan sosok ayah, tapi lebih kepada akan bagaimana nanti jika dirinya tidak tinggal di rumah ini lagi. Rumah ini tidak begitu mewah, namun masih tetap layak untuknya menyombongkan diri dengan teman-teman yang lainnya. Nasibnya yang ia pikirkan, bukan tentang bagaimana ia akan jauh dari ayah tirinya.

"Ayah! Aku kecewa pada ayah!", ia menjungkirbalikkan kenyataan tentang perasaannya dengan memasang wajah penuh luka. Lalu ia berlari menuju kamarnya.

"Lihat! Kau telah menyakiti putriku!", lagi Nyonya Mira berucap dengan marah lalu segera menyusul Mirabel. Sebenarnya ia juga tidak tau peran apa yang sedang dimainkan putrinya saat ini. Namun hanya ini yang ia bisa lakukan, mengikuti alur untuk mempermainkan perasaan pria yang kini menjadi suaminya.

"Aakkhh!", Tuan Benneth berteriak marah. Ia kesal dengan keadaan yang membuatnya terhimpit. Ia harus memilih untuk membela Mirabel, anak tirinya yang sudah ia sayangi. Atau menjaga Rose yang sudah tentu darah dagingnya sendiri. Keduanya mempunyai posisi yang kuat di dalam hatinya kini.

Sedangkan di kamarnya, Mirabel menggeram marah sambil mengacak-acak seluruh ranjangnya. Melemparkan bantal dan gulingnya ke segala arah. Lalu tak lama ibunya menyusul, Nyonya Mira sedikit mengulas senyumnya sambil memandangi putrinya itu.

"Anak pintar! Kurasa ayahmu itu sedang berpikir keras!", puji Nyonya Mira seraya membelai pucuk kepala Mirabel.

Tapi anaknya ini benar-benar tidak bisa menerima jika nanti ia harus menggantikan Rose untuk menikah dengan Tuan Rogh, si buaya tua. Dengan wajah kesalnya, Mirabel memperkerjakan otaknya dengan begitu keras.

"Ponsel, ma! Ponsel!", serunya dengan tangan menengadah siap menerima ponsel dari ibunya.

"Bukan ponselku! Tapi ponsel Mama!", ia melempar ponselnya ke samping. Lalu tangannya menengadah lagi.

"Tapi untuk apa?", tanya Nyonya Mira penasaran dengan rencana putrinya.

"Nanti Mama akan tau!", Mirabel sedang sibuk menscroll layar ponsel ibunya mencari kontak yang ia cari.

"Hallo! Selamat malam Tuan Rogh!", ucap Mirabel dengan begitu ramah setelah sambungan teleponnya terhubung. Jelas hal itu langsung membuat mata Nyonya Mira melebar, bertanya-tanya apa yang sebenarnya akan dilakukan anak ini.

"Kau putrinya Mira?", tanya pria di seberang saluran.

"Iya Tuan, saya Mirabel! Ada hal penting yang harus saya katakan kepada Tuan!", ucapnya serius.

"Katakan, ada apa?", sahut cepat pria itu.

"Rose Tuan, dia melarikan diri sejak satu jam yang lalu. Kami sudah mencarinya kemana-mana tapi belum menemukannya juga. Tuan tentu tidak mau kehilangan calon istri secantik Rose, bukan?!", Mirabel memberi kabar mengejutkan sekaligus memberi penawaran yang amat menggiurkan. Bagaimana pun juga, istrinya yang sekarang sudah mulai menua, tak ada yang segar seperti Rose.

"Tentu saja, aku akan segera mencari calon istriku! Tapi,, kalian juga harus tetap mencarinya. Karena jika sampai aku tidak mendapatkannya, jangan harap hutang-hutang ibumu akan aku anggap selesai!", lalu Tuan Rogh segera menutup teleponnya.

"Selesai!", Mirabel melebarkan senyumnya ke arah ibunya.

"Anakku memang benar-benar cerdas!", Nyonya Mira yang sudah duduk di sampingnya lalu memeluknya dari samping sambil tersenyum bangga.

***

"Ini!", seorang pria muda menyodorkan sebuah botol minuman kepada Rose.

"Terima kasih!", meski sempat meragu namun Rose tetap menerimanya. Karena bagaimanapun juga dia benar-benar kelelahan saat ini.

"Apa yang terjadi? Maukah kau menceritakannya kepadaku?", tanya Eric hati-hati berusaha tak memaksa. Tapi ia benar-benar penasaran bagaimana wanita yang ia sukai bisa berakhir menyedihkan seperti ini. Kedua pipinya yang sedikit bengkak jelas menandakan bahwa itu adalah bekas tamparan yang tidak pelan.

"Aku tidak apa-apa!", Rose memaksakan senyumnya. Ia tak ingin berbagi kisah tragisnya ataupun kehidupan sehari-harinya yang menyedihkan kepada orang lain. Baginya itu hanya aib keluarga yang harus ia simpan dan jaga sendiri.

"Baiklah! Jika kau ingin bercerita aku siap mendengarkan kapan saja!", Eric menghela nafas pelan karena tetap saja tak bisa menjangkau hati wanita yang sudah ia sukai sejak remaja dulu. Ia tahu bahwa Rose merupakan wanita yang ceria pada dasarnya, begitu yang ia kenal selama masa sekolah dulu. Tapi ia juga tau banyak luka dan kesedihan yang ia pendam, yang tutupi dengan senyumannya. Namun selama bertahun-tahun ini, Rose tetap tidak mau membagi apa pun yang ia rasakan kepada orang lain.

"Terima kasih, Eric!", Rose tau pria yang ada di hadapannya ini memanglah orang baik. Maka dari itu, ia selalu nyaman untuk berada dekat dengan pria itu. Rose juga tau bahwa sebenarnya Eric menyukai dirinya, hanya saja ia tak bisa membalas apa yang Eric rasakan terhadap dirinya. Ia tak memungkiri bahwa ia juga terpesona oleh ketampanan pria itu yang ditambah dengan sikapnya yang baik dan santun. Tapi bagi Rose memendam perasaannya sendiri adalah hal yang biasa ia lakukan. Terlebih lagi setelah ia tau bahwa saudara tirinya, Mirabel menyukai Eric dengan terang-terangan. Ia tak ingin menambahkan banyak konflik lagi di antara dirinya dan keluarganya yang sudah kacau ini.

Tiba-tiba lampu sorot mengarah kepada dirinya maupun Eric yang berada di sebelahnya. Ia maupun Eric melindungi matanya yang terasa silau dengan telapak tangan. Lampu sorot itu makin lama makin mendekat, makin menyilaukan. Suara pintu mobil dibuka dan ditutup kembali membuat Rose sedikit merenggangkan jemarinya untuk mengintip sosok siluet yang berjalan mendekatinya.

Lampu yang menyorot ke arahnya pun mati. Remangnya malam akhirnya membuat Rose maupun Eric menurunkan tangan mereka. Dan betapa Rose ingin segera melarikan diri begitu ia melihat sosok yang sedang mengeluarkan seringai lebar berdiri tepat di hadapannya. Lalu disusul dua wanita setengah berlari di belakangnya. Tuan Rogh menatap dirinya dengan penuh kuasa, sedangkan Nyonya Mira dan juga Mirabel saling melemparkan senyum kemenangan.

Terpopuler

Comments

Ernadina 86

Ernadina 86

ayah yg B*go

2022-11-21

0

Gia Gigin

Gia Gigin

Dasar dua siluman ular 😠

2021-04-21

0

0316 Toiyibah,S,Pd.

0316 Toiyibah,S,Pd.

lariiii Rose

2021-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Istri kelima
3 Melarikan diri - 1
4 Melarikan diri - 2
5 Kenyataan pahit
6 Melarikan diri - 3
7 Pelukan hangat
8 Tentang Ben
9 Pertemuan kembali
10 Merasakan hal yang sama
11 Provokasi tiba-tiba
12 Setangkai lili putih
13 Rencana kembali
14 Jangan harap!!! (Ben)
15 Wajah yang memerah
16 Polos dan anggun
17 Bermandikan cahaya
18 Seseorang dari keluarga Peterson
19 Adik ipar
20 Kucing kecil yang menjijikan
21 Bibir mungil merah muda
22 Tatapan lapar
23 Pria misterius
24 Tomat
25 Bertemu bos
26 Terulang lagi
27 Seperti dulu
28 Bertindak impulsif
29 Kucing kecil kelaparan
30 Pikiran liar
31 Mau membalas?
32 Kelilipan batu karang
33 Wanita hina dan kotor
34 Dragon Night
35 Wanitaku
36 Kau memang tampan
37 Wanita murahan
38 Menjalin jemari
39 Ijinkan aku membersihkannya
40 Hasutan setan
41 Kau adalah milikku
42 Pria milikku
43 Mencari Ben
44 Tidak sepenuhnya jujur
45 Tentang keluarga Peterson
46 Masa lalu Victor
47 Masa lalu Victor - 2
48 Masa lalu Victor - 3
49 Butuh vitamin
50 Bukan mimpi
51 Pikiran Baz carut marut
52 Kapan kau pulang
53 Strawberry cheese cake
54 Kenyataan yang sebenarnya
55 Penyesalan dan kesedihan
56 Berbicara dengan bulan
57 Mabuk semalaman
58 Hasil tes
59 Pintar menggombal
60 Membantu dengan Totalitas
61 Teman
62 Kucing kecil
63 Bolehkah aku mengantarmu?
64 Bau-bau kecemburuan
65 Keterlaluan
66 Aku benar-benar harus pergi darimu
67 Perkara kelelawar
68 Seperti pencuri
69 Jangan lepaskan tanganku
70 Apakah kau mencintaiku?
71 Aku mencintaimu!
72 Dua buah tas belanja
73 Meredam api
74 Menepati Janji
75 Sampai di bandara
76 Jangan terlalu pelit
77 Tertimpa tangga
78 Memiliki seorang putra
79 Mengingat kembali
80 Hadiah
81 Penasaran
82 Kebahagiaan Rose
83 Tersiksa sepanjang malam
84 Masalah baru
85 Kecoa besar
86 Roti lapis
87 Masa lalu versi Victor
88 Masa lalu versi Victor - 2
89 Dari istimewa menjadi sempurna
90 Menjemput seseorang
91 Hukuman untuk wajah jelek
92 Masa lalu versi Bella
93 Masa lalu versi Bella - 2
94 Masa lalu versi Bella - 3
95 Masa lalu versi Bella - 4
96 Kedatangan anggota keluarga baru
97 Berkas penting
98 Tidak disambut
99 Kau,,, tu-li!
100 Sebenarnya dia lupa
101 Mengusir suara desir angin
102 Biar saja menjadi makanan anjing sekalian!
103 Efek buruk dari sifat buruk
104 Dimana kita akan tidur nanti
105 Lakukan secepatnya
106 Harapan Victor
107 Kesalahpahaman sudah selesai
108 Kegelisahan Rose
109 Sebuah permainan
110 Target baru
111 Memperbaiki mood
112 Sebuah ide cemerlang
113 Ditinggalkan seorang diri
114 Orang-orang jahat
115 Gosip yang beredar
116 Orang aneh dan gila
117 Pertemuan yang tidak disangka
118 Bebas
119 Lebih berperikemanusiaan
120 Menyalahkan diri sendiri
121 Akhirnya bertemu
122 Terbiasa menindas Relly
123 Melangkah mundur
124 Ditolak (TAMAT) SEASON 1
125 Sudah rilis ya season keduanya!!!!
126 Novel baru aku ya manteman
127 Revisi season kedua
128 Sekuel novel "Wanita Pertama Presdir"
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Prolog
2
Istri kelima
3
Melarikan diri - 1
4
Melarikan diri - 2
5
Kenyataan pahit
6
Melarikan diri - 3
7
Pelukan hangat
8
Tentang Ben
9
Pertemuan kembali
10
Merasakan hal yang sama
11
Provokasi tiba-tiba
12
Setangkai lili putih
13
Rencana kembali
14
Jangan harap!!! (Ben)
15
Wajah yang memerah
16
Polos dan anggun
17
Bermandikan cahaya
18
Seseorang dari keluarga Peterson
19
Adik ipar
20
Kucing kecil yang menjijikan
21
Bibir mungil merah muda
22
Tatapan lapar
23
Pria misterius
24
Tomat
25
Bertemu bos
26
Terulang lagi
27
Seperti dulu
28
Bertindak impulsif
29
Kucing kecil kelaparan
30
Pikiran liar
31
Mau membalas?
32
Kelilipan batu karang
33
Wanita hina dan kotor
34
Dragon Night
35
Wanitaku
36
Kau memang tampan
37
Wanita murahan
38
Menjalin jemari
39
Ijinkan aku membersihkannya
40
Hasutan setan
41
Kau adalah milikku
42
Pria milikku
43
Mencari Ben
44
Tidak sepenuhnya jujur
45
Tentang keluarga Peterson
46
Masa lalu Victor
47
Masa lalu Victor - 2
48
Masa lalu Victor - 3
49
Butuh vitamin
50
Bukan mimpi
51
Pikiran Baz carut marut
52
Kapan kau pulang
53
Strawberry cheese cake
54
Kenyataan yang sebenarnya
55
Penyesalan dan kesedihan
56
Berbicara dengan bulan
57
Mabuk semalaman
58
Hasil tes
59
Pintar menggombal
60
Membantu dengan Totalitas
61
Teman
62
Kucing kecil
63
Bolehkah aku mengantarmu?
64
Bau-bau kecemburuan
65
Keterlaluan
66
Aku benar-benar harus pergi darimu
67
Perkara kelelawar
68
Seperti pencuri
69
Jangan lepaskan tanganku
70
Apakah kau mencintaiku?
71
Aku mencintaimu!
72
Dua buah tas belanja
73
Meredam api
74
Menepati Janji
75
Sampai di bandara
76
Jangan terlalu pelit
77
Tertimpa tangga
78
Memiliki seorang putra
79
Mengingat kembali
80
Hadiah
81
Penasaran
82
Kebahagiaan Rose
83
Tersiksa sepanjang malam
84
Masalah baru
85
Kecoa besar
86
Roti lapis
87
Masa lalu versi Victor
88
Masa lalu versi Victor - 2
89
Dari istimewa menjadi sempurna
90
Menjemput seseorang
91
Hukuman untuk wajah jelek
92
Masa lalu versi Bella
93
Masa lalu versi Bella - 2
94
Masa lalu versi Bella - 3
95
Masa lalu versi Bella - 4
96
Kedatangan anggota keluarga baru
97
Berkas penting
98
Tidak disambut
99
Kau,,, tu-li!
100
Sebenarnya dia lupa
101
Mengusir suara desir angin
102
Biar saja menjadi makanan anjing sekalian!
103
Efek buruk dari sifat buruk
104
Dimana kita akan tidur nanti
105
Lakukan secepatnya
106
Harapan Victor
107
Kesalahpahaman sudah selesai
108
Kegelisahan Rose
109
Sebuah permainan
110
Target baru
111
Memperbaiki mood
112
Sebuah ide cemerlang
113
Ditinggalkan seorang diri
114
Orang-orang jahat
115
Gosip yang beredar
116
Orang aneh dan gila
117
Pertemuan yang tidak disangka
118
Bebas
119
Lebih berperikemanusiaan
120
Menyalahkan diri sendiri
121
Akhirnya bertemu
122
Terbiasa menindas Relly
123
Melangkah mundur
124
Ditolak (TAMAT) SEASON 1
125
Sudah rilis ya season keduanya!!!!
126
Novel baru aku ya manteman
127
Revisi season kedua
128
Sekuel novel "Wanita Pertama Presdir"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!