Niatnya,Afiqah hanya ingin membereskan kamar Kenan saja,tapi saat ia masuk kedalam kamar itu ia melihat kamar itu hampir penuh dengan fhoto seorang perempuan dan Afiqah tidak pernah mengenal perempuan itu sebelumnya,Afiqah juga menemukan buku catatan milik Kenan yang penuh dengan kisah antara dirinya dan Mayra,tanpa Afiqah sadari dia sudah membaca buku itu sampai beberapa lembar tanpa persetujuan dari pemiliknya.
" Kamu ngapain dikamar aku?," tanya Kenan sembari menarik tangan Afiqah dengan sarkas.
" Maaf mas,maaf,aku cuma mau membersihkannya saja,mas sakit mas," ringis Afiqah saat Kenan mencengkeram tangannya.
" Sudah ku bilang jangan pernah masuk ke kamar aku kan?," ucap Kenan begitu marah bahkan kemarahannya begitu jelas terlihat oleh tatapan matanya yang tajam.
" Maaf mas,maaf,tolong lepaskan tangan aku mas." ringis Afiqah dan segera dihempaskan kasar oleh Kenan.
" Sekali lagi kamu masuk kamar aku,aku gak akan segan-segan memb unuh mu!,ingat itu!," ancam Kenan,kemudian masuk kedalam kamarnya.
" Sebenarnya ada apa dikamarnya?." tanya Afiqah bingung sembari mengelus pergelangan tangannya yang sudah merah bekas cengkraman Kenan.
**
" Maaf soal tadi,aku emosi," ucap Kenan sembari meraih tangan Afiqah dan memperhatikan pergelangan tangan Afiqah.
" Aku juga minta maaf atas sikap aku tadi,maaf aku udah masuk kamar mas tanpa ijin." ucap Afiqah membiarkan Kenan memeriksa tangannya.
" Gak ada yang luka kan?," tanya Kenan dan dijawab gelengan kepala oleh Afiqah.
" Mayra siapa mas?," tanya Afiqah hati-hati.
" Bukan urusan mu!," ucap Kenan kembali ketus dan segera menepiskan tangan Afiqah.
" Mas sangat mencintainya ya?," tanya Afiqah lagi.
" Sudah ku bilang itu bukan urusan mu,urus saja urusan mu! dan jangan ikut campur soal hidupku!,"ucap Kenan ketus.
" Apa liat-liat?,nguping aja!!," kesal Kenan saat melihat Buk Asri dan Mbak Ayu di balik pintu.
" Sabar ya non," ucap Buk Asri menyemangati yang disenyumi oleh Afiqah.
Malam harinya,Kenan menuruni anak tangga sembari main hp miliknya." Buk As, Afiqah sudah tidur ya?," tanya Kenan pada Buk Asri yang masih menyetrika di ruang tengah.
" Saya kurang tahu mas,dari tadi siang non Fiqah gak keluar kamarnya," jawab Buk Asri dan segera diangguki oleh Kenan.Ia pun pergi menghampiri kamar Afiqah dan mengetuk pintu kamar itu.
" Fiqah...kamu udah tidur?," tanya Kenan.
" Masuk aja mas,gak dikunci," ucap Afiqah dari dalam kamar.Kenan pun membuka pintu kamar itu dan segera masuk.
" Kata buk Asri kamu gak keluar kamar dari tadi siang,kenapa?," tanya Kenan nampak khawatir melihat wajah Afiqah yang terlihat pucat.Perlahan ia pun menghampiri Afiqah.
" Peduli apa mas tentang itu," jawab Afiqah kemudian tersenyum.
" Afiqah...," lirih Kenan.
" Em,mas yang bilang kan kita hanya orang asing,mas juga gak perlu tahu apa yang terjadi pada aku,aku juga gak akan peduli sama mas," ucap Afiqah,lagi ia mengulas senyum dibibirnya.
" Oh.Ya udah,kalau kamu ngerti," jawab Kenan dan ingin segera pergi tapi dicekal oleh Afiqah,Afiqah meraih tangan Kenan dan menaruh tangan Kenan dikeningnya.
" Apa soal ini kamu juga gak akan peduli?,"tanya Afiqah,sembari menatap wajah suaminya sekilas.
" Kamu demam?," tanya Kenan yang diangguki oleh Afiqah.
" Kita ke dokter?," lanjut Kenan dan segera dapat gelengan kepala dari Afiqah.
" Aku cuma butuh mas sebentar," ucap Afiqah yang membuat Kenan mengernyit bingung.
" Bolehkah aku pinjam waktumu mas?,"tanya Afiqah kembali kini nampak sedih,Kenan pun akhirnya menganggukinya.Kemudian Afiqah meminta agar Kenan berbaring di ranjangnya dan setelahnya ia tidur dipangkuan suaminya sembari menangis tersedu sedu sampai membuat Kenan bingung.
" Fiqah kamu baik baik saja?,"tanya Kenan pelan.
" Em,aku hanya kangen sama mama,biasanya mama akan mengelus elus kepalaku sampai aku tertidur.Em sungguh indah masa kecilku," ucapnya disela tangisnya.
Kenan pun melakukan sesuai ucapan Afiqah,ia mengelus rambut Afiqah dengan lembut sampai Afiqah tertidur.Akhirnya ia sendiri ikut tertidur.
Seorang gadis cantik nampak tersenyum senang mengelus pipi Kenan,gadis itu nampak bersih dan bercahaya sehingga menyilaukan mata Kenan.
" Ra jangan pergi!," teriak Kenan sembari duduk dari tidurnya.Afiqah yang mendengar teriakan itu,segera menghampiri suaminya.
" Mas gak papa?," tanya Afiqah nampak khawatir.
" Gak."singkat Kenan sembari mengusap wajahnya sendiri.
" Jam berapa?," tanya Kenan lagi.
" Jam tujuh mas,udah pagi." jawab Afiqah.
Kenan menghela nafasnya panjang,kemudian mengusap wajahnya sendiri,setelahnya,ia juga memijit pelipis nya yang terasa berdenyut.
" Yakin mas gak papa?," tanya Afiqah sembari melangkah semakin dekat ke arah Kenan,Kenan pun menggelengkan kepalanya.Melihat Kenan yang terlihat menahan sakit,Afiqah pun membantu Kenan memijit kepalanya.
" Makasih,"singkat Kenan sembari meraih tangan sang istri dari keningnya,setelahnya,ia pun segera bangkit dari tidurnya dan keluar dari kamar itu.
***
Begitu Kenan masuk kedalam kamarnya,ia segera mengambil obat-obatan dari laci,bahkan ia segera menelan obat itu meski tanpa ada air minum.Kenan melemparkan tubuhnya ke atas ranjangnya,ia masih saja memijiti pelipisnya yang masih terasa berdenyut.
Tok tok
" Mas,baik-baik saja?," tanya Afiqah dari balik pintu.
Kenan tak menghiraukannya,kepalanya sudah serasa mau pecah saja,semakin Kenan diam,semakin bertambah pula rasa khawatirnya Afiqah.Afiqah bingung harus berbuat apa,sedang untuk masuk kedalam,Afiqah tak berani,ia terlalu takut dengan ancaman Kenan waktu itu.
Meski ragu,Afiqah akhirnya meninggalkan kamar Kenan,ia menuruni anak tangga dengan perasaan yang masih khawatir pada Kenan sang suami.
***
" Siang Fiqah...," sapa Kenan saat baru saja menuruni anak tangga dan hal itu tentu saja membuat Afiqah dan kedua pembantunya terlihat bingung dengan wajah ceria Kenan siang ini.
" Mas baik-baik saja?," tanya Afiqah memastikan keadaan Kenan.
" Ya." singkat Kenan sembari tersenyum.Ia mencomot cemilan diatas meja,sembari mengunyah.
" Aku mau ke rumah Gabby,ikut?," tanya Kenan,yang lagi membuat Afiqah bingung.Sangking bingung nya Afiqah dengan tingkah suaminya yang lain dari biasanya,membuat ia menempelkan punggung tangannya di kening sang suami.
" Aku baik-baik saja Fiqah," ucap Kenan sembari menurunkan tangan sang istri.
" Ikut gak?," tanya Kenan kembali seraya mengambil kunci motornya dari atas meja.
"Em,Fiqah gak bisa mas, Fiqah masih ada kerjaan," jawab Fiqah seadanya.Kemudian ia mencium telapak tangan sang suami dan menyalimnya.
**
" Nape lu senyum-senyum gak jelas,kesambet,?"tanya Selya saat melihat Afiqah yang baru saja turun dari mobil taxi.
" Enak aja,gue lagi senang tahu,Mas Kenan nyapa gue siang ini,"ucap Afiqah sumringah.
" Cih, disapa doang kok senang," rungut Selya singkat.
" Yee lu sih gak tahu,sikap Mas Kenan itu ketus-ketus gimana gitu,tahu, jadi kalau dia senyum aja,udah bikin gue melayang." ucap Afiqah kembali tersenyum.
" Ti-ati, entar sakit sendiri loh," peringat Selya.
" Doain lah biar Mas Kenan sayang sama aku,udah yuk,Kak Rendy kayaknya udah nunggu." ucap Afiqah,kemudian merangkul lengan bestienya.
Mereka pun akhirnya tiba di cafe, benar saja Rendy sudah menunggu mereka disana.
" Gua ke toilet dulu ya,lu duluan aja." ucap Selya pada Afiqah.
" Ish kebiasaan bangat sih lu," rungut Afiqah kesal.Sementara Selya ke toilet,Afiqah pun menghampiri Rendy seorang diri.
Afiqah pun segera bersalaman dengan Rendy dan pada saat yang sama Kenan melihat hal itu dari kejauhan.
" Afiqah...," lirih Kenan membathin sembari terus memperhatikan Afiqah dan Rendy dari jauh.
" Gua ke toilet bentar," ucap Kenan,saat melihat Afiqah juga pergi dari mejanya.
" Afiqah,"ucap Kenan sembari meraih tangan sang istri.
" Mas Kenan,mas kok ada disini?," tanya Afiqah heran.
" Afiqah?," lirih Rendy menatap Afiqah dari jauh,tanpa basa basi lagi,ia pun segera menghampiri keduanya dan...
Bugh
Sebuah bogeman mentah berhasil mendarat dipipi Kenan.
" Kak,kak,apaan sih,dia suami Fiqah!." ucap Afiqah melerai melepaskan tangan Rendy dari wajah Kenan.
" Mas gak papa?," tanya Afiqah sembari mengelus pipi Kenan.
" Suami?," tanya Rendy tak percaya dan hal itu di angguki oleh Fiqah.
" Ada apa nih rame-rame?," tanya Selya yang baru saja muncul.
***
"Kamu kok gak bilang kalau kamu sudah nikah?," tanya Rendy lagi tak percaya.
" Maaf kak, waktunya mepet soalnya,jadi Fiqah gak sempet ngundang Kak Ren."sesal Afiqah menundukkan kepalanya.
Rendy menghela nafasnya panjang,ia tak habis pikir saja Afiqah bisa melupakannya disaat hari terpentingnya.
"Maaf ya kak,dan kalau misalnya status Fiqah jadi masalah.Fiqah bisa mundur kok,gak papa.Mungkin belum rejekinya kali."lanjut Afiqah yang justru membuat Kenan mengernyit heran.
" Tunggu dulu,kalian ini sebenarnya bisnis apa sih?." ucap Kenan kesal sembari mengelus pipinya yang masih perih.
"Bisnis novel mas,nanti aku jelaskan." ucap Afiqah seadanya yang membuat Kenan menatapnya nanar.Kemudian Kenan berdiri dari duduknya dan ia juga menarik tangan Afiqah.
" Ayok pulang," ucap Kenan singkat dan Afiqah pun segera mengiyakan nya.
" Aku gak pernah nyuruh kamu buat kerja Fiq,"ucap Kenan kesal sembari melepaskan tangan Afiqah darinya.
" Aku cuma iseng mas,buat hoby doang,dan itu udah aku lakuin sebelum nikah sama kamu." jawab Afiqah sejujurnya.
" Jalan sama cowok?,aku mulai meragukan kamu Fiqah," ucap Kenan nampak kesal,kemudian ia pun menaiki motornya.
" Naik," suruhnya pada Afiqah.Meski ragu,Afiqah pun akhirnya menuruti ucapan suaminya.Selama perjalanan mereka hanya diam saja tanpa ada yang mau membuka suara.
**
Setiba di rumah,Kenan menarik tangan Afiqah ke kamarnya.
" Mas,sakit mas," ringis Afiqah kesakitan saat cengkraman Kenan semakin kuat.Namun ringisan itu tak dihiraukan oleh Kenan sama sekali,yang ada dihati nya hanya kesal pada Afiqah atas kejadian tadi.
Kenan segera mengunci pintu kamarnya saat mereka sudah sampai dikamar.
" Buka bajumu!,"
" Hah?,"
Tentu saja Afiqah terkejut bukan main,ada apa dengan Kenan sampai tiba-tiba menjadi orang yang seperti kesetanan.
" Kamu ingin aku lembut,atau aku kasar?," tanya Kenan,masih membelakangi Afiqah, ia belum menatap Afiqah sedikitpun dari tadi karena kemarahannya.
Afiqah menunduk,ia bingung harus menurut atau tidak."Mas,aku minta maaf..."
" Aku perlu pembuktian Fiqah!." potong Kenan sembari membalikkan badannya dan menatap nanar pada Afiqah.
" Awas saja kalau kamu gak vir gin,aku pulangkan kamu sama orang tua kamu!,"ancam Kenan masih menatapi wajah Afiqah yang terus menunduk.
" Aku gak seburuk itu mas."lirih Afiqah membela diri.
" Makanya,buktikan!."ucap Kenan kesal.Afiqah terdiam,ia terus saja menunduk,perlahan jari-jarinya pun mulai melepaskan hijabnya di depan Kenan.Kemudian ia perlahan melepaskan kancing bajunya satu persatu.
"Hentikan!.Apa kamu juga melakukan hal yang sama pada laki laki lain?,murahan!." rutuk Kenan menuding Afiqah berbuat hal tak senonoh diluaran sana.
" Benar,yang terlihat baik belum tentu baik luar dalam." ucap Kenan kini mencengkeram kedua lengan Afiqah.
" Mas ngomong apa mas,aku bukan perempuan seperti itu." ucap Afiqah lirih seraya menatap Kenan berharap Kenan akan percaya.
" Keluar!,baguskan baju kamu,keluar dari kamar aku!." ucap Kenan sembari menjauh dari Afiqah yang masih duduk di ranjangnya.
***
Afiqah menghapus jejak bulir air matanya. " Kenapa Mas Kenan selalu mengambil keputusan sebelum dia tahu yang sebenarnya?," tanya Afiqah lirih dalam hatinya.
" Non...makan malam sudah siap non." ucap Buk Asri sembari mengetok pintu kamarnya.
" Maaf buk,aku gak selera," jawab Afiqah singkat dari dalam kamarnya.
" Kenapa kamu lihatin aku seperti itu?." tanya Kenan saat ia menangkap tatapan Ayu yang tertuju padanya.
" Gak papa mas." ucap Mbak Ayu segera,sebelum ada kesalah fahaman.
" Non Fiqah gak mau mas," ucap Buk Asri saat baru saja muncul di meja makan.Seketika,Kenan menghentikan acara makannya.
" Kenapa?," tanya Kenan kemudian.
" Saya kurang tahu mas,non Fiqah hanya bilang gak selera mas." ucap Buk Asri yang kemudian membuat Kenan menghela nafasnya panjang.Kemudian ia pun berdiri dari duduknya dan meneguk air sebelum pergi dari meja makan.
Ia pun menghampiri kamar Afiqah,ia baru saja ingin mengetuk pintu kamar Afiqah tapi hatinya tiba tiba ragu dan alhasil ia mengurungkan niatnya itu.Ia pun menaiki anak tangga menuju kamarnya,begitu tiba di kamarnya,ia pun langsung merebahkan tubuhnya di ranjangnya.
" Maaf,aku gak bermaksud kasar sama kamu." lirihnya pelan.
***
Tak seperti biasanya,kali ini Afiqah hanya diam saja tanpa menyambut kedatangan suaminya Kenan, tentu hal itu terasa bagi Kenan,sehingga membuatnya bingung,tapi tak ayal ia menutupi semua kebingungan nya dalam-dalam.
Diam-diam Kenan memperhatikan Afiqah,yang lain dari biasanya, Afiqah yang biasa ceria hari ini malah kusut tanpa senyuman.Akhirnya Kenan pun menggemgam tangan mungil istrinya yang otomatis membuat Afiqah menatapnya.
" Kamu masih marah?," tanya Kenan dan segera dapat gelengan kepala dari Afiqah.
" Aku gak papa." jawab Afiqah sembari melepaskan gemgaman tangan Kenan.
Bersambung
Tinggalkan jejak kalian yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments