BAGIAN 03

...SELAMAT MEMBACA...

"Apa kalian sudah tahu?"

"Pasti tentang Yang Mulia dengan selir baru, kan?"

"Ya. Mereka tidur bersama dan selir itu masih berada disana sepanjang malam!"

Kehebohan sudah melingkup Istana Sol sejak pagi hari. Seorang pelayan tanpa sengaja masu ke kamar Rowan untuk melakukan pekerjaan seperti biasa, tapi matanya justru menangkap Rowan tidur sambil mendekap Ziria, keduanya begitu lelap.

"Apakah kalian akan terus bergosip?"

Ah!

Para pelayan terkejut saat wanita setengah baya muncul sambil memegang tongkat kecil. Itu adalah Ersla, kepala dayang di Istana Sol dan dialah yang mengatur seluruh dayang dan pelayan di kediaman ini berbeda dengan Odian, pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala pelayan. Odian bertugas mengelola keperluan rumah tangga dalam istana, merangkap banyak tugas termasuk mendisiplinkan pekerja di istana.

Sementara itu, Paviliun et Luna sudah dibersihkan dan ditempati oleh Ziria. Kamar mewah dan lapang tempatnya berada tidak memicu sedikitpun rasa senang.

"Seharusnya Anda tersenyum lebar menempati Et Luna."

Ziria yang duduk di hadapan meja rias menatap pantulan cermin dari Donna yang fokus menata rambutnya.

"Apa kamu akan senang saat menjadi diriku?"

Donna tersentak, pergerakannya tampak berhenti saat tak sengaja menangkap sorot mata tersinggung dari wanita itu.

"Permaisuri bahkan tidak diperbolehkan memasuki Et Luna, seolah ini sudah dipersiapkan untuk Anda." Donna kembali melirik ke arah cermin.

"Aku tidak peduli hal itu."

Ziria lantas berdiri setelah Donna menyelesaikan pekerjaannya. Dalam balutan gaun sederhana yang membentuk lekuk tubuh idealnya, Ziria tampak begitu anggun dan menawan, lengkap dengan sorot mata tegas dan penuh intimidasi.

Tidak heran jika Yang Mulia tergila-gila padanya.

Donna tahu bahwa wanita yang berdiri di depannya adalah penyihir tingkat tinggi, seseorang yang mungkin akan disebut penyihir agung di Kerajaan Vetezia, tapi saat ini wanita itu hanyalah sebuah cangkang kosong, tidak ada keahlian hebat apapun kecuali kecantikan dan kepribadian yang membuat majikannya tergila-gila.

"Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan tentangku, tapi ..."

Napas Donna tercekat saat Ziria meletakkan tiga jari di titik vital pada lehernya. " ... itu pasti bukan hal yang buruk."

Ziria tersenyum tipis sambil menjauh sementara kedua tangan Donna secara tak sadar telah bersiap mencabut pedang yang tersampir di pinggang. Jelas bahwa Ziria mengeluarkan energi membunuh, bukan candaan tapi kenapa tiba-tiba? Donna bergidik.

"Sekarang kamu bisa keluar. Aku mau sendirian saja di kamar," perintah Ziria.

Donna tidak banyak bicara lagi dan segera pergi dari sana namun sebelum itu ia memastikan bahwa semua jendela dan pintu telah terkunci sedangkan di dalam sana, senyum Ziria terulas amat lebar.

"Lengah sekali."

Dalam genggaman tangan kirinya terdapat batu Mana hexagonal sebesar ibu jari wanita dewasa. Sejak Donna masuk untuk melayaninya, Ziria merasakan Mana terpisah menguar dari wanita itu, bukan Mana dari dalam tubuh, tapi dari benda lain namun siapa sangka itu adalah batu Mana yang cukup bagus.

"Sepertinya dia tidak menyadari bahwa ini ada di saku roknya atau dia sengaja? Yah, aku tidak peduli karena ini sangat menguntungkan bagiku."

Ziria bersenandung kecil lalu mulai memposisikan diri duduk bersila tegap di atas karpet, menimang batu tersebut di kedua tangan yang bertumpu lalu memejamkan mata untuk menyerap Mana dari batu tersebut.

Kekh!

Persendian Ziria mengencang. Batu kecil itu menyimpan Mana tidak biasa dan langsung bergerak tak tentu dalam aliran tubuhnya. Ziria berusaha fokus, mengontrol fungsi tubuh dan mencari pusat Mana yang berpusat pada tengah perutnya. Perlahan penglihatan alam bawah sadar Ziria terbuka, sebuah inti mana berbentuk kelereng biru yang diselimuti retakan tertangkap oleh indera keenamnya. Penuh kehati-hatian Ziria lantas menyerap Mana secara perlahan untuk mengisi celah pada tiap retakan pada inti Mana namun tubuhnya belum terlalu kuat untuk menerima semua itu hingga terjadi efek samping cukup fatal.

Huph! Ah!

Batu mana terlepas dari tangannya bersama tubuh nyaris terantuk saat memuntahkan darah. Keringat sebesar biji jagung bermunculan di tubuhnya, menandakan bahwa energinya amat terkuras padahal ia yakin baru menyerap mana selama lima menit.

Sial! padahal sedikit lagi! Aku harus menyerapnya lebih lama!"

Dalam kesadaran yang kian menipis, ujung jemari Ziria berusaha meraih batu yang masih menyisakan sedikit Mana tersebut namun saat sedikit lagi mendapatkannya, batu tersebut hancur di bawah sepatu hitam mengilap milik seseorang.

Ziria menengadah untuk menatap siapa pelakunya namun kesadaran yang semakin meredup membuat pandangannya buram.

"Wanita ini!"

Rowan baru saja datang untuk menjemput Ziria sarapan bersama, tapi saat masuk, ia malah mendapati pemandangan yang membuat emosinya tersulut.

"Apa yang kamu lakukan?!"

Rowan mencengkeram kuat rahang Ziria, tidak peduli bahwa rintihan mulai terdengar samar dari mulut wanita tersebut.

"Sialan! Aku sudah bersikap baik sejauh ini, tapi kamu masih berniat kabur dariku?!"

Ah!

Ziria meringis saat Rowan menyeret paksa tubuhnya ke atas ranjang. Di saat kesadarannya melemah, ia melihat pria itu menanggalkan kemeja dan berada di atas tubuhnya dengan kedua tangan berada di sisi kepalanya.

"Jangan berani menyentuhk—"

Bibir kering Ziria yang berusaha melontarkan penolakan segera lembab oleh sapuan kasar dan panas dari Lidah Rowan. Tanpa permisi dan lembut, pria berkulit tan dengan tubuh kekar penuh luka tersebut mendesak Ziria untuk merespon setiap sentuhannya. Namun yang bisa Ziria lakukan hanyalah mencengkeram sekuat tenaga lengan besar Rowan agar berhenti menyentuhnya lebih dari itu.

...***...

Ah!

Ziria terkejut, sepasang matanya terbelalak setelah sadar sepenuhnya namun ketika matanya bergerak untuk melihat kondisi sekitar, kamarnya tidak memiliki penerangan sama sekali lalu pintu balkon terbuka lebar.

Balkon tidak kosong. Rowan berdiri menggunakan piyama tidur hitam dengan V kneck panjang yang mengekspos dada bidang serta otot perut dan di tangan kanan Rowan terdapat piala berisi wine, ia terlihat mengusir rasa dongkol dengan menikmati udara dingin di malam hari sedangkan Ziria yang mengingat semuanya setelah menyerap Mana dari batu tersebut tampak panik dan hendak menghampiri Rowan, memaki pria itu karena telah menyentuhnya saat tidak berdaya namun, saat bergerak terdengar bunyi rantai yang cukup bising.

Apa-apaan ini?! 

Ziria melotot saat menyadari kedua tangan dan kakinya dirantai sedangkan Rowan yang menangkap suara itu langsung meninggalkan balkon dan menghampiri Ziria yang telah duduk di atas ranjang dalam kondisi tubuh telanjang yang hanya tertutup selimut. Walau hanya dibantu cahaya minim dari bulan yang memancar dari arah balkon, Rowan bisa melihat jejak-jejak yang ia tinggalkan di tubuh wanita itu.

"Jika tidak sedikit lebih cepat, mungkin aku sudah kehilanganmu." Mata biru Rowan tampak berkilau saat menghalangi cahaya bulan di balik punggungnya sedangkan Ziria menelan ludah dengan sulit.

"Baji*ngan gila! Kamu sudah menyentuhku seutuhnya, tapi masih menyinggung masalah itu?!" Ziria mengepalkan tangan, membiarkan buku-buku jarinya memucat.

"Aku tidak tahu sampai dimana kamu sudah memulihkan inti Mana, tapi aku yakin itu belum pulih seutuhnya jadi kamu tidak akan bisa kabur karena rantai itu memiliki sihir pengekang yang kuat."

Ziria mengeritkan gigi disusul alis yang menukik curam melihat rantai tersemat pada kaki dan tangannya tampak mengilap saat terkena sedikit cahaya bulan. Ziria benar-benar ingin menghancurkan rantai itu tapi Rowan-lah yang paling bermasalah.

"Aku membencimu!" Ziria meraung.

Trang!

Rowan melempar asal piala berisi setengah wine bersamaan tangan kiri yang menekan kuat bahu Ziria hingga wanita itu terbaring kembali di kasur. Rowan menatap Ziria yang berada di bawahnya dan wanita itu sungguh memandangnya penuh kebencian.

"Sayangnya aku sangat menginginkanmu," balas Rowan.

...BERSAMBUNG ......

Terpopuler

Comments

Anramu

Anramu

suka bner sama cewe yg tampilannya tangguh😭💗

2023-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!