Bab 4

Anin segera pergi dari pria itu. Anin menunggu Rika di parkiran saja. Sekitar 30 menit menunggu akhirnya yang sedari tadi ia tunggu sudah datang.

"Maaf ya lama nin." ucap Rika

"Nggak papa kok. Yaudah pulang yuk.!"

Keduanya segera melajukan kendaraan menuju rumah Anin. Tak ada obrolan diantara keduanya, hingga tak terasa mereka sudah tiba di halaman rumah Anin. Rika tidak singgah ia langsung pulang katanya.

Dengan langkah gontai Anin melangkah masuk ke dalam rumah, ia ke dapur dulu. Ia membuka kulkas dan meneguk air dingin untuk melegakan tenggorokannya yang terasa kering.

Suasana rumah tampak sepi, Anin tidak melihat mamanya juga. Akhirnya Anin ke kamar mamanya dulu.

Tap! Tap! Tap!

Krettt...

"Loh kosong? Mama kemana ya?"

Anin kembali menutup pintu kamar mamanya dan segera ke kamarnya. Saat dikamar ia segera mengeluarkan ponselnya ternyata ada satu notifikasi pesan dari mamanya.

Mamaku Tersayang❤️

"Anin, mama ada urusan kerjaan. Sepertinya mama pulang agak malam ya. Mama ada simpan uang di kamar kamu , tadi mama simpan di tempat biasa."

"Pantesan sepi." Gumam Anin dan menuju meja belajarnya. Ia seperti tengah mencari sesuatu.

Yapp!!

"Ahh dapat..!! Makan apa ya?" Gumam Anin pada dirinya.

Anin segera membersihkan dirinya dan kembali rebahan sejenak di tempat tidur miliknya.

"Tiduran bentar ah..nanti saja deh baru nyari makan."

******

Sekitar pukul 7 malam, Anin sudah siap untuk keluar. Mamanya belum juga pulang. Biarlah nanti Anin membelikan makanan kesukaaan mamanya saja.

Anin segera mengeluarkan motornya dari garasi, Anin cukup lama menghidupkan motornya karena sudah beberapa hari ini ia tidak memakai motornya.

Anin menikmati suasana malam ini, angin sepoi-sepoi menyapu wajah Anin. Beberapa menit berlalu kini Anin sudah tiba di salah satu pedagang nasi goreng, disebelahnya ada penjual sate, dan di seberang sana ada penjual martabak.

"Aku makan apa ya malam ini? Emmm sate aja deh. Terus martabak buat mama." ucap Anin dan segera mendekat ke penjual sate dan memesannya.

Sambil menunggu pesanan satenya matang, Anin mencoba untuk menyebrang, niatnya ingin sekaligus memesan martabak. Entah kenapa Anin yang tidak melihat kondisi jalanan langsung menyebrang tanpa ia sadar dari kejauhan ada mobil yang sedang melaju kencang.

Brughhhh!!!!

Anin merasakan dorongan keras membuat badannya sedikit sakit, ia segera bangun dan ia menyadari ia sudah dikelilingi oleh masyarakat sekitar. Tak jauh dari posisi Anin ia melihat seorang laki-laki terkapar di jalan. Anin mencoba untuk bangun dan mendekat ke arah pria itu.

"Mbak ini kenapa ya?" Tanya Anin pada salah satu warga yang ikut berkerumun.

"Ini mbak, masnya ini yang tadi nolongin mbak."

Tanpa menjawab lagi, Anin segera mendekat ke arah pria baik hati yang sudah menolongnya. Saat hendak mendekat, pria itu ternyata sudah sadar, entah bagaimana pria itu bisa pingsan.

"Mas nggak papa?" tanya Anin pada pria itu.

Pria itu segera menoleh ke arah suara, seketika tiba-tiba keduanya....

Degh!!!

"Kak Gilang?" Ucap Anin. Entah kenapa tiba-tiba Anin mengucap Spontan nama pria itu.

"Mmm kak, maafin saya. Gara-gara saya kak Gilang jadi seperti ini."

"Iya tidak apa." ucapnya lagi dan segera mencoba berdiri. Anin yang melihat gerakan Gilang yang mencoba untuk berdiri seketika ia ingin membantu.

"Tak perlu, saya bisa sendiri." ucapnya dingin.

Saat Gilang akan pergi dari sana, ia berbalik ke arah Anin yang masih diam mematung.

"Lain kali kalau nyebrang liat jalanan dulu." ucapnya dan berlalu meninggalkan Anin.

Anin segera menepi dan mendekat ke arah penjual martabak, ia tetap memesan martabak untuk mamanya, tak butuh waktu lama, pesanan martabaknya sudah selesai, dan ia kembali menyebrang ke arah penjual sate. Saat semua pesanannya sudah lengkap ia segera menuju ke motornya dan melaju ke arah rumahnya.

Disepanjang perjalanan Anin tengah sibuk dengan pikirannya. Ia pun bingung kenapa? Tapi ia merasa ada yang membuatnya selalu terpikirkan.

Tak terasa Anin sudah tiba di rumah, dan ternyata kendaraan mamanya sudah terparkir di halaman rumahnya.

Tap! Tap! Tap!

Anin langsung masuk dan segera menuju dapur, dan ternyata mamanya ada disana.

"Loh sayang habis darimana?" Tanya mamanya

"Ini ma Anin habis dari beli martabak sama sate." ucap Anin dan memberikan bungkusan makanan pada mamanya.

Anin segera mengambil piring dan juga sendok. Dan kembali ke mamanya dan menyalin makanan tadi.

"Mama mau sate ?" tanya Anin

"Anin aja, mama minta martabaknya boleh? Mama tiba-tiba pengen makan martabak."

"Ehh mama nggak perlu minta segala. Ini memang Anin belikan khusus untuk mama."

"Anin dan mamanya kini sedang menikmati makanan di meja makan. Meski sebenarnya perasaan Anin tidak tenang, tapi ia harus bersikap baik-baik saja di hadapan mamanya.

Setelah selesai, Anin kembali ke kamarnya. Ia membersihkan badannya dan mengganti baju tidur.

Kini Anin tengah melamun sambil menatap langit langit atap rumahnya.

"Dia begitu baik, dia menolongku tadi." gumam Anin.

*****

Sementara di tempat lain.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!