Bab 3

Tiga minggu Anin habiskan dengan belajar. Ia tidak ingin menyia-yiakan kesempatan ini. Seperti sekarang ini, Anin masih di kamarnya belajar. Ia bahkan jarang membuka ponselnya kecuali jika ada pesan ataupun telpon.

Kreet.....

Suara pintu berbunyi pertanda akan ada yang masuk membuat Anin menghentikan kegiatan belajarnya.

"Duh anak mama ini rajin banget sih sampai nggak keluar-keluar kamar." ucap sang mama yang sudah berada di samping Anin.

"Iya ma, soalnya jadwal ujianku lusa."

"Iya mama tahu, tapi jangan terlalu keras gini juga. Mama nggak mau kamu kenapa-napa."

"Nggak kok ma. Ini juga bentar lagi Anin udahan dulu belajarnya."

"Ya sudah jangan lupa banyak berdoa biar dimudahkan." ucap mama dan berlalu keluar dari kamar Anin.

Sesuai perkataannya tadi, Anin menyudahi belajarnya. Dan kini ia tengah bersantai di atas tempat tidurnya.

Tak butuh waktu lama, Anin tidur juga.

*****

Di sisi lain....

Rika sedari tadi mencoba menghubungi Anin tapi tidak ada respon sama sekali.

"Duh mana sih nih anak. Apa jangan-jangan di tidur? Telpon tante Hilda aja deh."

Rika segera mencari kontak mama Anin dan memencet logo memanggil pada layarnya.

"Halo assalamualaikum tante, ini Rika tan."

"Waalaikumussalam. Oh iya nak. Ada apa nak? Tumben telpon tante."

"Maaf ya tan, jadi ganggu. Ini tan dari tadi Rika coba telpon ke nomornya Anin tapi nggak di respon."

"Mungkin dia nggak denger kali. Tadi saat tante ke kamarnya dia sibuk belajar. Mending kamu kesini saja deh, sekalian kita makan malam bareng-bareng.:

"Wah serius tan? Lumayan makam gratis dan enak malam ini."

"Kamu ada-ada aja Rik. Ya sudah tante tutup ya telponnya. Tante tunggu ya."

Tutt.....

Setelah selesai menelpon Rima segera bersiap-siap dan segera meluncur menuju kediaman Anis.

Tak butuh waktu lama, kini Rika sudah ada di rumah Anin. Tadi ia sudah sempat mengecek langsung ke kamar rupanya Anin sedang tidur. Karena bosan dan bingung mau ngapain, akhirnya Rika menyusul ke dapur. Disana terlihat mama Anin masih sibuk dengan urusan perdapuran.

"Loh Anin mana Rik?" Tanya mamanya

"Masih tidur tuh di kamarnya."

"Anin seharian belajar terus ya? Apa Anin nggak capek ya?"

"Tante juga heran. Bahkan ia jarang bantuin tante juga."

"Wah ternyata cogan kemaren membawa dampak baik buat Anin." gumam Rika dan tanpa sadar Mama Anin mendengarnya.

"Cogan? Anin ketemu cogan? Tanya mamanya Anin. Ia begitu kaget dan terheran-heran. Karena selama ini yang ia tahu, Anin paling anti sama laki-laki.

"Rik kasih tau tante dong.

"Oke. jadi kemaren ada senior kayak pengen bantuin Anin. Tapi ternyata si Anin malah pergi. Malahan kita belom selesai mendaftar tapi si Anin malah buru-buru minta pulang tan. Keselkan aku jadinya tan. Jadi aku dan Anin coba masuk lagi ke dalam."

"Tapi nih ya tan, ada yang ganjal sih menurut aku."

"Kenapa memang Rik?"

"Masa nih ya tan, aku sama Anin di suruh pilih jurusan yang udah ditentuin sama ibu-ibu di situ. Aneh kan tan?"

"Aneh sih iya, tapi kamu jangan berpikir negatif. Sudah mending sekarang kamu ke kamarnya Anin gih, cek apa dia udah bangun apa belum."

"Siap Komandan."

Mama Hilda hanya menggeleng kepala melihat tingkah Rika. Ya, Rika sahabat Anin sejak SMA dan kini hubungan mereka semakin dekat seperti saudara. Mama Anin sudah menggangap Rika seperti anaknya sendiri. Apalagi Rika ia jarang mendapat perhatian dari mamanya. Kedua orang tuanya terlalu sibuk bekerja hingga melupakan Rika.

*****

Di tempat lain....

Rika mencoba membangunkan Anin yang ternyata masih tidur. Setelah sekian cara akhirnya Anin bangun juga.

"Aish.." kata itu pertama kali dikatakan oleh Anin

"Bangun Nin, lama amat sih tidurnya."

"Ngapain kesini?"

"Ya mau numpang makan lah."

"Udah mending sekarang lo mandi, terus kita makan malam bareng."

"Hemmm udah sana keluar." usir Anin

Rika langsung keluar dari kamar Anin dan kembali ke dapur.

"Rika gimana nak? Anin udah bangun?"

"Udah kok tan."

"Rik sini duduk sama tante."

"Ada apa tan? Kok roman-romannya serius bener dah."

"Kamu ini bisa aja deh. Gini Rik, mulai sekarang kamu jangan manggil dengan sebutan tante lagi ya, tapi kayak Anin manggil mama." ucap Mama Anin dengan lembut sambil mengelus kepala Rika.

Rika yang mendapat perlakuan seperti itu dari mama sahabatnya segera berhambur memeluk mama Anin. Lama pelukan itu. Mama Anin ikut memeluk gadis di sampingnya.

"Udah jangan sedih lagi ya, kan masih ada mama, masih ada Anin. Kamu jangan lupa untuk selalu mendoakan kedua orang tua kamu ya. Biar gimanapun, mereka masih peduli kan sama kamu?".

"Iya ma, tapi Rika butuh perhatian mereka tapi dimata mereka dengan uang semua masalah selesai tanpa mereka memikirkan aku maunya gimana."

"Sudah jangan sedih lagi. Nanti cantiknya hilang loh."

"Ah mama bisa aja. Makasih ya ma."

"Sama -sama sayang."

Kembali keduanya saling berpelukan hingga keduanya tidak menyadari kedatangan Anin.

"Duh romantis banget sih. Ada apa nih tiba-tiba pelukan?"

"Nggak papa kok nak. Ya sudah kalian makan gih."

"Oke ma." ucap keduanya serempak

Anin belum menyadari perubahan panggilan Rika pada mamanya. Keduanya menikmati makan malam tanpa ada pembicaraan diantara mereka. Hingga acara makan selesai, setelah membereskan bekas makan keduanya duduk di ruang keluarga.

Malam itu ketiga menghabiskan malam penuh canda tawa. Tak terasa sudah jam 10 malam, Rika harus segera pulang. Saat Rika sudah pulang, Anin segera ke kamarnya. Mamanya sedari tadi sudah masuk duluan di kamarnya.

Dikamarnya Anin tengah berpikir. Entah kenapa Anin merasa ada yang aneh tapi ia sendiri bingung apa.

Tak ingin terlalu memikirkan, Anin memutuskan untuk tidur.

*****

Hari ujian yang dinanti oleh Rika dan juga Anin tiba. Hari ini sepagi mungkin keduanya sudah siap untuk berangkat ujian. Dengan berbekal doa dari seorang Ibu keduanya melajukan kendaraan membelah jalanan yang masih sepi.

Sejam kemudian, keduanya sudah tiba di kampus. Setelah memarkirkan motor keduanya melangkah masuk menuju ruangan mereka. Ternyata ruangan ujian Anin dan Rika berbeda. Mau tak mau keduanya berpisah.

Anin berjalan menyusuri tangga demi tangga untuk bisa sampai di ruangan ujiannya. Langkahnya terhenti saat merasa ada yang menahan lengannya. Anin mencoba berbalik ternyata....

"Nina...kamu nina kan? Aku sangat merindukan kamu Nin." ucap pria itu.

"Maaf nama saya Anin bukan Nina." ucap Anin dan segera pergi dari hadapan pria itu.

"Tunggu...!!!" ucapnya lagi

"Maaf kak, saya ada ujian pagi ini. Permisi."

"Tunggu sebentar, bisa saya minta waktu kamu lima menit saja."

Tanpa menjawab Anin segera pergi, ia tidak mau berurusan dengan pria. Ya pria tadi adalah pria yang waktu itu saat Anin pertama kali ke kampus.

"Nina? Siapa Nina? Pacarnya kah?"

"Duh Anin ngapain du kepoin sih."

*****

Ujian tertulis berhasil di lalui Anin, tinggal menunggu ujian wawancara. Semoga hasilnya memuaskan dan ia bisa berkuliah.

Anin merogoh saku roknya dan mengeluarkan benda pipih yang sedari tadi tadi ia simpan di balik saku roknya. Ternyata ada pesan dari Rika.

"Nin kalau lo udah selesai ujian langsung ke kantin aja ya. Gue udah ada dikantin, udah gue pesenin juga makanan buat lo."

Setelah membaca pesan dari Rika, ia segera menuju ke kantin yang di maksud Rika.

Saat di pertengahan tangga lagi dan lagi Rika bertemu dengan pria itu lagi. Tapi kenapa kali ini sikap pria itu bersikap acuh.

Tak mau pusing, Anin mengabaikan dan kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kantin. Sampai di kantin, Anin meneliti tiap meja berharap sosok yang ia cari bisa ia temukan. Dan benar saja, Rika sudah duduk di pojokan. Anin segera mendekat. Dan duduk di kursi berhadapan dengan Rika.

"Nin, napa tuh muka?"

"Hah? Muka gue napa?"

"Lo ada masalah?"

"Emm Rik, lo inget nggak soal cowok yang kemaren itu?"

"Yang mana? Oh yang pas kita lagi nyari info pendaftaran?" tanya Rika lagi dan hanya dibalas anggukan oleh Anin.

"Kenapa sama dia? Ketemu lagi ya ?"

"Iya, tadi dia sempat nahan gue."

"Terus...terus...?"

"Tapi dia manggil gue dengan sebutan Nina, kan nama gue Anin."

"Biasanya kalau kasus seperti itu, si cowok itu punya kekasih tapi wajahnya mirip sama lo kali."

"Mana ada sih kek gitu."

"Ya biasanya gitu."

Kini isi pikiran Anin berkecamuk, memang bukan sesuatu yang penting, tapi ini bisa membuat anin risih, bisa saja ini akan membuat Anin terus di dekati laki-laki. Sedangkan Anin takut dengan yang namanya laki-laki..

*****

Kini ujian wawancara tengah berlangsung. Lagi dan lagi Rika dan Anin berpisah. Hampir tiga jam berlalu, Anin sudah melewati semua ujiannya dengan baik.

Anin segera mencari bangku kosong untuk ia duduk. Rasanya hari ini begitu capek. Anin merogoh ponselnya dan mengirimkan pesan pada Rika dan juga mamanya.

Rika

"Rik, lo udah selesai tes belum?"

Send...

Mamaku sayang❤️

"Mam, alhamdulillah ujian Anin sudah selesai. Doakan ya ma semoga hasilnya memuaskan."

Send

.....

Tinggg

Satu pesan dari Rika

"Belum nih, keknya masih lama. Maaf ya jadi nungguin gue."

"Ya nggak papa. Gue nunggu di lantai 3 ya."

"Okey beb, tengkiuuu"

******

Saat tengah sibuk membaca novel di ponselnya, seketika ada yang tiba-tiba menghampirinya dan duduk tak jauh dari Anin.

Dan ternyata pria itu lagi....

Anin mencoba mengacuhkan pria di sampingnya, ia kembali fokus menikmati bacaan novelnya.

"Gimana ujiannya?" Tanyanya tiba-tiba membuat Anin menghentikan aktifitas membacanya. Tak ada jawaban dari Anin. Anin mengemasi barang bawannya dan hendak pergi dari sana.

"Tunggu Anin, please kasih saya waktu lima menit untuk bicara sama kamu." ucapnya lagi

Anin kembali diam, tatapan matanya fokus kedepan. Tanpa menoleh sedikitpun ke arah pria di sampingnya.

"Kamu mirip sekali sama dia." ucapnya seketika.

"Maaf kak, tapi saya Anin."

"Iya maafkan saya. Sebelumnya saya minta maaf jika sejak pertemuan saya sudah membuat kamu risih."

Diam. Anin tidak meresponnya sama sekali. Hingga tiba-tiba ponsel milik Anin bergetar tanda ada yang menghubunginya.

"Halo ma."

..........

"Iya ma, ini Anin lagi nungguin Rika."

...........

"Iya ma.."

........

"Maaf kak saya permisi." ucap Anin dan langsung berlalu dari sana. Entah kenapa ia merasa aneg sejak pertemuan pertama mereka.

Jika diteliti baik-baik, pria itu memang baik hanya saja Anin risih dengan caranya.

******

Terpopuler

Comments

TheNihilist

TheNihilist

Pokoknya 10 of 10 banget deh, mantap author!

2023-11-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!