Bab 2

Seminggu kemudian, kini tiba saatnya Anin dan juga Rika bersiap-siap untuk ke kampus. Jarak dari rumah Anin ke kampus sekitar satu jam. Jadi Rika sepagi-pagi mungkin sudah datang menjemput Anin di rumahnya.

Tap...

Tap....

Tap....

Terdengar langkah kaki yang membuat Rika menoleh ke sumber suara. Rika seketika menghentikan main ponselnya karena yang sedari tadi ia tunggu akhirnya datang juga.

"Maaf ya telat Rik. Lo juga sih kepagian banget ini kitanya." ucap Anin saat sudah berada di samping Rika.

"Heh, jarak dari rumah ke kampus aja itu sejam. Jadi nggak papa dong kalau kita berangkat jam segini." ucap Rika lagi seakan ia tidak mau salah.

Pertengkaran mereka terhenti saat mendengar suara mama Anin.

"Duh ini anak gadis kok pagi-pagi sudah bertengkar aja sih?" Tanya mama Anin yang muncul dari arah dapur.

"Ini nih ma si Rika, kepagian banget dia mau ke kampus. Paling mau nyari cogan lagi nih anak." ucap Anin yang masih kesal pada Rika.

Sedangkan Rika yang disebut namanya apalagi bawa-bawa kata cogan segera membekap mulut Anin.

"Rik, tangan lo bau jeruk nipis aelah." Ucap Anin tapi nyatanya ia hanya bercanda saja. Ia hanya suka melihat raut kekesalan dari bestienya itu.

"Sudah-sudah, mending kalian berdua sarapan dulu gih. Rik, makan dulu ya baru kalian berangkat."

"Iya tante makasih sebelumnya loh jadi repot deh tante pagi-pagi masak." ucap Rika dengan lembut.

Anin dan Rika kini fokus makan. Tak ada pembicaraan di antara mereka. Hampir tiga puluh menit, akhirnya kegiatan sarapan mereka sudah selesai. Kini keduanya pamit dan segera melakukan perjalanan mereka.

*****

Tak terasa, kini sejam terlewati dan keduanya sudah tiba di kampus yang mereka tuju. Anin maupun Rika terkagum dengan suasana kampus yang ada di hadapan mereka. Tak mau berlama-lama lagi, keduanya langsung menuju salah satu gedung di kampus itu.

Saat tiba di gedung tersebut keduanya semakin bingung.

"Anin, kita mau ngapain nih? Kok gue jadi oon gini ya?" Tanya Rika sambil celingak celinguk entah apa yang ia cari

"Lo itu kesini mau kuliah Rika." ucap Anin. Sebenarnya Anin mengetahui jika bestienya ini sedang mencari cogan. Dasar Rika.

"Coba tanya deh Nin, daripada kita kek patung doang disini." perintah Rika.

Tak mau berdebat terlalu lama dengan Rika, akhirnya Aninlah yang pergi mencari informasi. Karena baru pertama kali ia ke kampus ini, tanpa sadar Anin sudah melupakan Rika. Ia berjalan keliling tanpa ia sadar jika Rika ia tinggalkan di lobby.

Saat sedang mencari tiba-tiba Anin di kejutkan dengan orang yang menepuk bahunya.

"Rika.. Lo apa-apaan sih.! Lo kan tau gue nggak suka digituin. Rik..."

"Astaga maaf kak saya pikir tadi teman saya."

Ternyata Anin mengira yang menepuk bahunya itu Rika, ternyata mahasiswa di sana.

"Maaf ya dek, saya lancang tadi. Soalnya saya perhatiin kayak orang bingung. Apa ada yang bisa saya bantu.?" Tanya pria itu.

Anin diam entah kenapa ia tiba-tiba hilang fokus sampai-sampai ia tidak mendengar ucapan dari pria itu.

"Oh ya kenalin saya Kak Gilang. Nama kamu siapa?" Tanya pria itu lagi

"Hah?" Jawab Anin

"Emm maaf kak, saya permisi dulu." ucap Anin dan hendak pergi dari hadapan pria itu.

"Tunggu dulu...!!" ucap pria itu

Anin dengan berat hati menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Jika kamu bingung, saya bisa bantu." ucapnya lagi

"Ahh nggak perlu kak, teman saya sudah dapat informasi. Kalau begitu saya permisi kak." ucap Anin dan benar-benar pergi dari hadapan pria itu.

*****

Rika sedari tadi pusing mencari Anin, ia sudah mencoba menghubungi Anin tapi tidak ada jawaban. Saking lelahnya, Rika memilih menunggu Anin di kursi lobby saja. Toh pasti Anin akan lewat di area lobby.

"Anin...!!!" teriak Rika

Anin yang merasa namanya di panggil segera menkleh ke arah suara. Ternyata Rika. Ia langsung mendekat ke arah Rika dan tanpa bicara lagi, Anin menarik tangan Rika untuk segera pergi dari sana.

"Eh...apaan nih?" Tanya Rika yang bingung dengan sikap Anin

Tak ada jawaban sama sekali dari Anin, hingga keduanya sudah tiba di parkiran, Anin masih diam. Rika segera menghempaskan tangannya dari genggaman Anin.

"Lo kenapa sih Nin? Kayak habis liat hantu aja lo. Asal kamu tahu ya Anin ku tersayang, urusan kita belum selesai, malah ditarik pulang."

"Maaf ya Rik."

"Emang tadi kamu ketemu hantu ? Sampe narik-narik segala."

"Aku tadi ketemu cowok, keknya mahasiswa disini. Dia tadinya mau bantuin aku, tapi aku malah pergi."

"Ya ampun Anin, lo harusnya gercep dong, apalagi cowok nih. Lo kan masih jomblo, siapa tau aja dia jodoh lo. Ya kan? Ah pasti seru tuh judulnya Seniorku calon imamku." ucap Rika dengan gaya halunya.

Anin yang kesal dengan Rika tanpa berpikir dua kali ia memukul lengan bestienya itu.

"Ih Anin sakit tau. Ntar aku laporin kamu sama ayang aku." ucap Rika dengan nada manjanya.

"Udah deh Anin, mending sekarang kita masuk lagi. Urusan kita belum selesai. Ayo buruan." ucap Rika dan tanpa menunggu jawaban dari Anin ia kembali membalas ia menarik tangan Anin mengikuti langkahnya.

Keduanya kembali masuk ke dalam.gedung tersebut. Saat Rika sedang bertanya-tanya, Anin tanpa ia sadar pria tadi mengikutinya.

"Ternyata namanya Anin. Hmmm manis juga." ucap pria itu dan segera pergi sebelum Anin melihatnya.

*****

PoV Gilang

Namaku Gilang aku seorang mahasiswa di salah satu universitas *****. Aku mengambil jurusan **** di kampus itu. Kini sudah Tiga tahun aku kuliah. Lebih tepatnya kini tengah semester 7.

Hari ini, aku akan ke kampus. Kebetulan hari ini aku akan mengurus keperluan untuk magang dan pengurusan skripsiku. Disaat aku tengah menunggu dosen pembimbing ku tiba-tiba arah mata ini tak sengaja melihat ke arah seorang gadis. Saat ku dalami wajahnya tiba-tiba aku mengingat kekasihku dulu bernama Nina. Kekasihku Nina meninggalkan aku untuk selamanya karena penyakit yang di deritanya.

Hingga saat aku melihat gadis itu, kenapa aku mengingat kekasihku Nina? Apa dia benar-benar Ninaku? Gadis pujaan hatiku yang selama ini aku merindukannya. Apakah rasa rindu yang selama ini ku pendam akan ku labuhkan pada Nina ku?

Seketika aku tersadar...

"Astagfirullah..!!"

Ninaku sudah tenang bersama Allah. Tapi siapa gadis itu? Aku harus mengikutinya.

Dengan rasa penasaranku yang tinggi, aku mencoba mendekatinya. Tapi ternyata tak semudah itu untuk mendekatinya. Saat ku bertanya padanya, ia malah pergi. Karena masih penasaran, akhirnya aku mengikuti tanpa sepengatahuannya.

Dan ternyata ucapannya tadi benar. Ia bersama temannya. Tak peduli, yang penting bagiku adalah dia. Karena dia rasa rinduku pada Nina sedikit terobati. Kenapa wajahnya sangat persis dengan Ninaku.

Saat ku intip obrolannya dengan temannya, ternyata ia sedang mencari informasi di kampus. Karena aku tidak mau kehilangannya akhirnya aku memutuskan kembali ke fakultas dan menemui salah satu pegawai bagian penerimaan mahasiswa baru.

Setelah membujuk dengan berbagai macam cara, akhirnya keinginanku di setujui. Rasanya aku tidak sadar akan menanti hari itu tiba.

*****

Kembali pada Anin dan Rika....

Kini keduanya sudah kembali ke gedung, saat mereka tengah kebingungan sosok bapak-bapak datang menghampiri keduanya.

"Selamat pagi dek..!" ucap bapak itu dengan sopan.

"Iya pak selamat pagi juga." jawab Rika

"Kalian ini mau daftar mahasiswa baru ya?" Tanya bapak itu langsung.

Disisi lain, Rika berbisik pada Anin membuat bapak tadi bingung.

"Suuut.. Nin ada yang aneh nggak menurut lo?" Tanya Rika

"Perasaan nggak deh. Kenapa emangnya?" tanya Anin

"Duh, bestikuuu ini bapak-bapak kok bisa tau ya tujuan kita kesini? Apa jangan-jangan bapak ini cenayang ya? Hiiii ngeri banget sih.." oceh Rika

"Ish mulut lo itu mau dilakban. Namanya juga sudah profesional. Udah deh, mending diiyain aja."

"Iya pak, kita lagi nyari informasi." Jawab Anin

"Baik, mari ikut bapak ke dalam." ucapnya dan berjalan ke salah satu ruangan.

Keduanya berhenti di satu meja.

"Oh jadi kalian ya yang mau daftar?" ucap ibu-ibu itu entah siapa namanya.

"Emmm iya bu."

"Kalian bisa klik link yang ini, nanti tinggal kalian lanjutin proses pendaftarannya. Dari jadwalnya perkiraan jadwal tes tertulis dan wawancara akan diadakan sekitar tiga pekan lagi." ucapnya lagi dan hanya dibalas anggukan oleh keduanya.

Setelah urusan selesai, saat keduanya mau pamit, ibu tadi menahan tangan Anin.

"Teruntuk kamu, nanti saat isi formulirnya pilih jurusan xxxxx dan untuk kamu pilih jurusan xxxx." ucap ibu tadi.

Tanpa mencurigai sedikitpun, dan tetap berpikir positif keduanya mengiyakan dan segera pamit undur diri.

Keduanya langsung pulang kerumah, nanti saat dirumah saja keduanya baru mendaftar.

*****

Sejam perjalanan kini keduanya sudah tiba di halaman rumah Anin. Rika ikut masuk kerumah Anin. Ia mungkin akan pulang sore.

Saat tengah fokus isi formulir, tiba-tiba Rika menghentikan kegiatannya membuat Anin bingung.

"Udah selesai daftarnya? Tanya Anin.

"Belum.."

"Lah terus kok berhenti?"

"Daritadi gue mikir, kok jurusannya malah ibu-ibu tadi yang atur sih?"

"Mungkin kuota mahasiswanya tinggal itu doang kali yang belum full." Anin masih berpikiran positif.

"Masa sih?"

"Sudah nggak usah dipikirin. Yang penting sekarang kita selesaiian ini dan bersiap untuk ujian nanti."

Keduanya kembalu melanjutkan aktifitasnya. Hingga beberapa menit berlalu, proses pendaftaran mereka sudah Acc. Tinggal menanti ujian tiga pekan lagi.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!