Bab - 05

Setengah berlari aku memasuki area pabrik setelah turun dari ojek online. Tak sempat memergoki siapa tamu yang datang di kontrakan Mbak Naura, sedikit menyesal aku memburu waktu gara-gara ulah Mas Firman.

"Kamu telat lima belas menit." Suara tegas nan galak menyambutku, membuat tubuh ini seketika terhenti dan menoleh.

"M-maaf, Pak!" aku menunduk, meskipun dia adalah Mas Firman. Mulai hari ini, aku putuskan untuk menjaga jarak darinya.

"Untuk? Kamu yang terlambat atau kamu yang mau bermain-main denganku, Hanin?" tanya Mas Firman dengan tangan bersedekap.

Aku mundur satu langkah saat tubuh tegapnya mendekat. Rasa takut kian mendera kala melihat tatapan matanya seperti menahan gejolak emosi.

"Maaf, sebenarnya hari ini saya mau izin, Pak!"

"Izin? Apa karena Harsa?"

Glek...

Kenapa tebakan Mas Firman benar sekali? Apa karena kemarin ia melihatku masuk ke dalam mobil milik Mas Harsa?

Mas Firman melihat jam di pergelangan tangannya, detik berikutnya menarik tangan ini ke arah parkiran.

"Mas, aku eh saya harus kerja!" sentakku kala ia sedikit memaksaku menurut.

"Kita perlu bicara Hanin. Sudah sejauh ini, pantang bagimu mundur! Kamu sudah masuk terlalu jauh ke dalam hidupku dan kamu harus tanggung jawab," tegasnya.

"Tanggung jawab apa? Aku rasa Mas salah paham..."

"Kau masih bilang salah paham setelah berhasil membuat aku dan istriku bercerai." Mas Firman tersenyum, bibirnya menyeringai lebar menakutkan.

"Masuk Hanin, aku punya pertunjukan buatmu!"

Aku hanya bisa menurut, masuk ke dalam mobil milik Mas Firman. Diri ini ingin sekali menebak apa yang ada di pikiran laki-laki itu, sayangnya aku benar-benar tak bisa menebak jalan pikiran Mas Firman. Apa iya dia telah bercerai dengan istri pelakornya itu?

"Hubunganku dengan Marsya tak sedekat itu! Kita memang menikah, tapi itu hanya di atas kertas. Dan kamu tahu kenapa Hanin? Karena istri pertamaku berselingkuh," aku Mas Firman membuatku seketika mengepalkan tangan karena geram.

Selingkuh? Mana mungkin...

Aku sangat mengenal Mbak Naura, selama ini dia cukup frustasi setelah bercerai dengan Mas Firman. Bisa-bisanya laki sebelahku ini memutar balikkan fakta.

"Istri pertama Mas Firman? Jadi Mbak Marsya?" aku seolah pura-pura tak tahu, dan aktingku ini patut sekali diacungi jempol karena berhasil membuat Mas Firman percaya bahwa aku memang sepolos itu.

"Marsya istri kedua, seperti kataku tadi. Kita menikah karena kesepakatan. Mungkin terdengar gila, tapi meski kami menikah aku membebaskannya bersama laki-laki lain."

"Mbak Marsya cuma pelampiasan?" aku mengerjap, sedikit bingung dengan kenyataan ini.

"Benar, istri pertamaku selingkuh dengan sepupuku. Alasan kenapa aku tak suka kamu dekat dengan Harsa," aku Mas Firman membuatku seketika membelalak lebar. Apa hubungannya dengan Mas Harsa?

"Maksud Mas Firman apa?"

"Jauhi Harsa, Nin. Dia adalah selingkuhan mantan istriku. Kamu mungkin tak mengenal siapa mantan istriku, tapi Harsa? Tolong, cari laki-laki lain." Nadanya kali ini seperti memohon dan itu membuatku tertegun beberapa detik.

"Apa Mas Firman bisa kasih aku bukti?" tantangku yang sebenarnya syok.

Lebih-lebih kenyataan soal Mas Harsa? Apa itu benar? Apa Mas Harsa dan Mbak Naura ada hubungan?

Kepalaku mendadak pusing sekali.

Mas Firman melajukan mobilnya, entah tujuan mana ia akan membawaku. Namun, saat mobilnya berhenti di ujung gang kontrakan Mbak Naura, dadaku semakin bergemuruh hebat, ketakutan-ketakutan mulai menelusup dalam dada.

"Kita turun," ujar Mas Firman, ia menyodorkan jaket hodie dan kaca mata hitam untukku.

Aku pun menurut, mungkin ini cara dia membuktikan kebenaran padaku. Tanpa tanya aku memakainya dan Mas Firman melakukan hal yang sama.

Turun dari mobil, kami berjalan menuju tempat persembunyian yang sepertinya mas Firman sendiri sudah sering melakukannya mengingat dia menarikku agar bersembunyi di balik pohon pisang yang rimbun samping kontrakan Mbak Naura. Dan betapa dadaku seperti dihantam ribuan batu, kala melihat sendiri Mas Harsa keluar dari kontrakan Mbak Naura dengan tangan Mbak Naura bergelayut manja di lengannya. Bahkan Mas Harsa dengan bangga mengusapi kepaa Mbak Naura sebelum akhirnya mendaratkan kecupan singkat disana. Mas Harsa bahkan tak pernah menyentuhku seperti itu, ia selalu terlihat polos.

Ah sial, aku ingin berteriak dan memberontak tapi Mas Firman memegangi tubuhku bahkan telapak tangannya membekap bibirku agar tak bersuara.

"Kamu lihat kan Hanin? laki-laki itu tak sebaik apa yang ada di pikiranmu. Dan wanita tadi, dia adalah mantan istriku," bisiknya lirih.

Tak tahukah Mas Firman kenyataan ini terlalu sakit untukku? Tak tahukah dia kalau saat ini aku semakin kalut pada hatiku sendiri. Begitu rapi Mas Harsa bermain api sampai menggunakan mobil berbeda untuk bertemu Mbak Naura.

Aku merosot, tangisku pecah meski hanya isakan kecil.

"Hanin? Are you oke?"

"Bawa aku pergi, Mas! Cepat bawa aku pergi kemanapun asal bukan pulang."

Terpopuler

Comments

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

nasib Hanin kurang beruntung 🙈

2024-08-13

0

𝕊𝔸𝕋𝕣𝕚𝕠ᴷ

𝕊𝔸𝕋𝕣𝕚𝕠ᴷ

ah,아니 근데
ikan terbang beneran.../Speechless//Speechless/
mbulet lingkaran cerita ini...

2024-03-21

0

👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜

👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜

astaga Harsa aku kirain kamu itu laki yang bener ternyata kamu lah yang bikin rumah tangga firman hancur

2024-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!