Takdir Membawaku Menjadi Istri Kedua CEO Arogan
Di pagi ini suka duka di rasakan oleh Aira dan Ibu nya, karena di hari ini Aira akan pergi ke kota untuk melamar kerja, dan menyusul tetangga sekaligus sahabat nya yang sudah lebih dulu bekerja di sana.
"Nak, kamu hat-hati, ya. Jaga diri baik-baik di sana. Jangan lupa sholat dan Jangan yang aneh-aneh di sana," petuah sang Ibu kepada anak pertama nya.
Aira adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pertama Aira duduk di bangku kelas 3 SMP dan Adik kedua Aira masih duduk di bangku kelas 4 SD.
"Iya, Bu. Doain Aira selalu, ya," balas Aira yang langsung memeluk Ibu nya.
Aira telah menjadi tulang punggung keluarga sejak Ayah nya meninggal 1 tahun yang lalu karena penyakit yang di derita nya.
Aira awal nya hanya bekerja menjadi tukang jahit di sebuah Konveski yang berada tidak jauh dari rumah nya. Namun Aira sekarang memutuskan untuk bekerja di kota dan akan mencoba melamar di sebuah Hotel, karena Konveksi tempat diri nya bekerja sekarang sudah di tutup karena mengalami kebangkrutan.
"Iya Nak, pasti selalu ibu do'ain," balas Ibu Aira yang bernama Sari.
"Titip salam aku buat Risa dan Yoga."
"Iya Nak," balas Sari kepada Aira.
Tin... Tin...
Bunyi klakson angkutan umum terdengar di depan rumah Aira yang memang dekat dengan jalan.
"Yaudah, aku pamit ya, Bu," ucap Aira dengan berkaca-kaca dan kembali memeluk tubuh Ibu nya.
"Iya, Nak. Kamu jangan lupa kabari Ibu ya," balas Sari sembari mengusap lembut punggung Aira.
Kini Ibu dan Anak itu melerai pelukan nya lalu Aira bersalaman kepada Ibu nya.
"Asalamualaikum," ucap Aira yang kini pergi dari teras rumah, lalu berjalan menuju mobil yang telah menunggu nya.
"Waalaikum salam," balas Sari. Dan kini setetes ari mata pun mendarat di pipi nya ketika ia Aira telah memasuki mobil itu.
"Gara-gara Ibu, kamu jadi tulang punggung keluarga. Maafin Ibu, Nak," lirih Sari, lalu ia pun masuk ke dalam rumah nya.
Saat di perjalanan, Aira melihat ke arah jendela dan ia melihat hamparan sawah-sawah hijau di sana sembari melamun dan bersender ke kursi mobil.
Ada sedih yang Aira rasakan ketika ia harus berjauhan dengan keluarga nya, namun ada bahagia juga ketika ia mengingat akan melamar kerja di sebuah hotel ternama dan berharap bisa di terima di sana.
***
Setelah 6 jam menempuh perjalanan, kini mobil berhenti di sebuah Masjid. Dan Aira yang tertidur di bangunkan oleh penumpang di sebelah nya. Karena ini sudah waktu nya Sholat Dzuhur.
Aira membuka mata nya, dan ketika melihat ke sekeliling nya ternyata semua penumpang sudah turun dari mobil.
Aira turun dari mobil lalu ia memasuki Masjid untuk melaksanakan Sholat.
Setelah sopir dan semua penumpang telah melaksanakan Sholat nya. Kini semua kembali memasuki mobil. Begitupun Aira, ia duduk di kursi yang tadi.
"Permisi, boleh saya duduk di sini?" tanya seorang pria tampan yang baru saja naik ke mobil itu.
"Maaf, tapi kursi nya tadi udah ada yang nempatin," balas Aira dengan ramah.
"Enggak kok Neng, Ibu yang tadi udah turun di sini," timpal salah satu penumpang yang berada di belakang Aira.
"Hm... yaudah silahkan," balas Aira akhir nya kepada lelaki itu.
Lelaki itu duduk di samping Aira, lalu sopir pun kembali melajukan mobil nya.
"Ekhem..." Dehem lelaki itu kepada Aira yang sedang melihat jalan yang sudah ramai dan banyak mobil-mobil besar berlalu lalang karena sekarang mobil yang di tumpangi Aira dan yang lain sedang melaju di jalanan kota.
"Maaf, kalau boleh saya tau tujuan kamu kemana?" sambung lagi lelaki itu dengan bertanya.
"Saya mau ke jalan Asri. Ke Kosan temen saya," balas Aira.
"Hmm. Pasti kamu kerja di Hotel Krystal, ya?" tebak lelaki itu.
"Baru mau ngelamar, tapi kok kamu bisa tau?" tanya Aira heran.
"Ya karena kebanyakan yang ngekos di sana emang yang kerja di Hotel itu," terang lelaki itu.
"Oh ya, nama kamu siapa?" tanya nya lagi.
"Saya Aira," balas Aira.
"Kenalin, saya Miko," ucap lelaki itu sembari mengulurkan tangan nya ke arah Aira.
Aira melihat tangan pria itu, lalu ia pun membalas dengan menjabat tangan nya. "Iya." Dengan cepat Aira melepaskan nya.
Kini mobil telah berhenti di Terminal, dan semua penumpang pun turun dari mobil itu.
"Boleh saya antar kamu," tawar Miko yang sejak turun dari mobil berjalan mengikuti Aira.
Tidak berselang lama sebuah mobil hitam mewah memasuki Terminal itu dan berhenti tepat di hadapan Miko dan juga Aira.
"Mas Miko," ucap seorang lelaki paru baya yang mengemudi mobil itu setelah membuka kaca mobil nya.
"Iya, bentar dulu Pak," ucap Miko kepada sopir itu.
"Ayo saya antar kamu. Sebentar lagi mau hujan, kalau kamu nyari tukang ojek pasti bakal kelamaan," ucap Miko kepada Aira.
Aira masih enggan untuk ikut bersama Miko, dan ia bingung harus menjawab apa, karena ia sebenar nya takut jika ikut dengan Miko. Apalagi Aira belum kenal dekat dengan lelaki yang menawari nya untuk di antar itu.
"Tenang aja, saya bukan orang jahat kok," sambung lagi Miko yang seperti nya tau kegundahan hati Aira.
"Emhh... Bukan seperti itu, tapi saya cuman tidak mau merepotkan," timpal Aira yang merasa menjadi tidak enak kepada lelaki itu.
"Enggak sama sekali," balas lelaki itu.
"Hmm... yaudah," pungkas Aira, lalu ia pun mengikuti lelaki itu untuk masuk ke dalam mobil nya.
"Mas Miko, maaf saya jemput nya gak langsung ke kampung, dan maaf juga mobil nya di pake saya buat nganterin istri saya dulu," terang sopir itu sembari mengemudi mobil nya. Dan memang sang sopir tidak bisa menjemput Miko ke kampung karena mobil nya di pakai dulu oleh nya mengantar istri nya yang sedang menjalani pengobatan. Dan Miko tidak mempermasalahkan itu.
"Iya gapapa, Pak," balas Miko kepada sang sopir yang sudah bertahun-tahun menjadi sopir pribadi nya.
Miko berada di dekat Masjid tadi, karena ia kemarin menjenguk sahabat nya yang berada di kampung yang sama dengan Aira, dan ia dari kampung memakai jasa tukang ojek sampai ke masjid itu. Tukang ojek itu hanya bisa mengantar kesana, karena surat-surat sepeda motor nya tidak lengkap. Sehingga Miko memilih menggunakan angkutan umum karena jika harus menunggu sopir nya Miko berpikir itu akan lebih lama lagi.
Setelah hampir 20 menit menempuh perjalanan, kini mobil itu tiba di depan sebuah Kosan yang di tuju Aira.
"Ini kan Kosan nya?" tanya Miko.
"Kayak nya iya," balas Aira.
"Coba kamu telepon dulu temen kamu nya. Suruh dia kesini buat nyamperin kamu," titah Miko.
Aira kini mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas, lalu ia langsung menelepon sahabat nya itu.
"Hallo, Ra," seru seseorang dari sebrang sana ketika telah menjawab telepon masuk dari Aira.
"Rah, aku udah nyampe depan Kosan. Kamu tolong kesini, aku kan gak tau kamar Kosan kamu yang mana," ujar Aira kepada sahabat nya yang bernama Sarah.
"Oh iya, Ra. Yaudah tunggu ya, aku sekarang kesana," balas Sarah yang langsung mematikan telepon nya.
Kini Sarah telah keluar dari kamar Kos, dan Aira bisa melihat sosok sahabat nya yang sedang berjalan menuju mobil yang sedang di tumpangi nya.
"Itu temen saya udah datang. Makasih udah nganterin saya. Saya permisi," ucap Aira yang kini membuka pintu mobil Miko.
"Iya sama-sama. Apakah saya boleh minta_"
Belum sempat lelaki itu meneruskan ucapan nya, kini Aira telah keluar dan langsung berpelukan dengan sahabat nya.
"Aira, aku kangen banget sama kamu," ucap Sarah sembari memeluk tubuh Aira.
"Iya, aku juga Rah," balas Aira.
"Itu siapa?" tanya Sarah yang kini melerai pelukan nya.
"Saya permisi Aira," ucap Miko.
"Iya, sekali lagi terima kasih," balas Aira, lalu Miko pun membalas dengan menganggukan kepala nya, sembari tersenyum manis.
"Nama nya Miko. Aku kenal tadi di Bus," jawab Aira kepada Sarah.
"Ganteng banget. Yaudah ayo masuk, kamu harus istirahat yang banyak. Kan besok kamu langsung ngelamar kerja," pungkas Sarah, lalu mereka pun berjalan untuk segera memasuki Kosan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments