Di pagi ini suka duka di rasakan oleh Aira dan Ibu nya, karena di hari ini Aira akan pergi ke kota untuk melamar kerja, dan menyusul tetangga sekaligus sahabat nya yang sudah lebih dulu bekerja di sana.
"Nak, kamu hat-hati, ya. Jaga diri baik-baik di sana. Jangan lupa sholat dan Jangan yang aneh-aneh di sana," petuah sang Ibu kepada anak pertama nya.
Aira adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pertama Aira duduk di bangku kelas 3 SMP dan Adik kedua Aira masih duduk di bangku kelas 4 SD.
"Iya, Bu. Doain Aira selalu, ya," balas Aira yang langsung memeluk Ibu nya.
Aira telah menjadi tulang punggung keluarga sejak Ayah nya meninggal 1 tahun yang lalu karena penyakit yang di derita nya.
Aira awal nya hanya bekerja menjadi tukang jahit di sebuah Konveski yang berada tidak jauh dari rumah nya. Namun Aira sekarang memutuskan untuk bekerja di kota dan akan mencoba melamar di sebuah Hotel, karena Konveksi tempat diri nya bekerja sekarang sudah di tutup karena mengalami kebangkrutan.
"Iya Nak, pasti selalu ibu do'ain," balas Ibu Aira yang bernama Sari.
"Titip salam aku buat Risa dan Yoga."
"Iya Nak," balas Sari kepada Aira.
Tin... Tin...
Bunyi klakson angkutan umum terdengar di depan rumah Aira yang memang dekat dengan jalan.
"Yaudah, aku pamit ya, Bu," ucap Aira dengan berkaca-kaca dan kembali memeluk tubuh Ibu nya.
"Iya, Nak. Kamu jangan lupa kabari Ibu ya," balas Sari sembari mengusap lembut punggung Aira.
Kini Ibu dan Anak itu melerai pelukan nya lalu Aira bersalaman kepada Ibu nya.
"Asalamualaikum," ucap Aira yang kini pergi dari teras rumah, lalu berjalan menuju mobil yang telah menunggu nya.
"Waalaikum salam," balas Sari. Dan kini setetes ari mata pun mendarat di pipi nya ketika ia Aira telah memasuki mobil itu.
"Gara-gara Ibu, kamu jadi tulang punggung keluarga. Maafin Ibu, Nak," lirih Sari, lalu ia pun masuk ke dalam rumah nya.
Saat di perjalanan, Aira melihat ke arah jendela dan ia melihat hamparan sawah-sawah hijau di sana sembari melamun dan bersender ke kursi mobil.
Ada sedih yang Aira rasakan ketika ia harus berjauhan dengan keluarga nya, namun ada bahagia juga ketika ia mengingat akan melamar kerja di sebuah hotel ternama dan berharap bisa di terima di sana.
***
Setelah 6 jam menempuh perjalanan, kini mobil berhenti di sebuah Masjid. Dan Aira yang tertidur di bangunkan oleh penumpang di sebelah nya. Karena ini sudah waktu nya Sholat Dzuhur.
Aira membuka mata nya, dan ketika melihat ke sekeliling nya ternyata semua penumpang sudah turun dari mobil.
Aira turun dari mobil lalu ia memasuki Masjid untuk melaksanakan Sholat.
Setelah sopir dan semua penumpang telah melaksanakan Sholat nya. Kini semua kembali memasuki mobil. Begitupun Aira, ia duduk di kursi yang tadi.
"Permisi, boleh saya duduk di sini?" tanya seorang pria tampan yang baru saja naik ke mobil itu.
"Maaf, tapi kursi nya tadi udah ada yang nempatin," balas Aira dengan ramah.
"Enggak kok Neng, Ibu yang tadi udah turun di sini," timpal salah satu penumpang yang berada di belakang Aira.
"Hm... yaudah silahkan," balas Aira akhir nya kepada lelaki itu.
Lelaki itu duduk di samping Aira, lalu sopir pun kembali melajukan mobil nya.
"Ekhem..." Dehem lelaki itu kepada Aira yang sedang melihat jalan yang sudah ramai dan banyak mobil-mobil besar berlalu lalang karena sekarang mobil yang di tumpangi Aira dan yang lain sedang melaju di jalanan kota.
"Maaf, kalau boleh saya tau tujuan kamu kemana?" sambung lagi lelaki itu dengan bertanya.
"Saya mau ke jalan Asri. Ke Kosan temen saya," balas Aira.
"Hmm. Pasti kamu kerja di Hotel Krystal, ya?" tebak lelaki itu.
"Baru mau ngelamar, tapi kok kamu bisa tau?" tanya Aira heran.
"Ya karena kebanyakan yang ngekos di sana emang yang kerja di Hotel itu," terang lelaki itu.
"Oh ya, nama kamu siapa?" tanya nya lagi.
"Saya Aira," balas Aira.
"Kenalin, saya Miko," ucap lelaki itu sembari mengulurkan tangan nya ke arah Aira.
Aira melihat tangan pria itu, lalu ia pun membalas dengan menjabat tangan nya. "Iya." Dengan cepat Aira melepaskan nya.
Kini mobil telah berhenti di Terminal, dan semua penumpang pun turun dari mobil itu.
"Boleh saya antar kamu," tawar Miko yang sejak turun dari mobil berjalan mengikuti Aira.
Tidak berselang lama sebuah mobil hitam mewah memasuki Terminal itu dan berhenti tepat di hadapan Miko dan juga Aira.
"Mas Miko," ucap seorang lelaki paru baya yang mengemudi mobil itu setelah membuka kaca mobil nya.
"Iya, bentar dulu Pak," ucap Miko kepada sopir itu.
"Ayo saya antar kamu. Sebentar lagi mau hujan, kalau kamu nyari tukang ojek pasti bakal kelamaan," ucap Miko kepada Aira.
Aira masih enggan untuk ikut bersama Miko, dan ia bingung harus menjawab apa, karena ia sebenar nya takut jika ikut dengan Miko. Apalagi Aira belum kenal dekat dengan lelaki yang menawari nya untuk di antar itu.
"Tenang aja, saya bukan orang jahat kok," sambung lagi Miko yang seperti nya tau kegundahan hati Aira.
"Emhh... Bukan seperti itu, tapi saya cuman tidak mau merepotkan," timpal Aira yang merasa menjadi tidak enak kepada lelaki itu.
"Enggak sama sekali," balas lelaki itu.
"Hmm... yaudah," pungkas Aira, lalu ia pun mengikuti lelaki itu untuk masuk ke dalam mobil nya.
"Mas Miko, maaf saya jemput nya gak langsung ke kampung, dan maaf juga mobil nya di pake saya buat nganterin istri saya dulu," terang sopir itu sembari mengemudi mobil nya. Dan memang sang sopir tidak bisa menjemput Miko ke kampung karena mobil nya di pakai dulu oleh nya mengantar istri nya yang sedang menjalani pengobatan. Dan Miko tidak mempermasalahkan itu.
"Iya gapapa, Pak," balas Miko kepada sang sopir yang sudah bertahun-tahun menjadi sopir pribadi nya.
Miko berada di dekat Masjid tadi, karena ia kemarin menjenguk sahabat nya yang berada di kampung yang sama dengan Aira, dan ia dari kampung memakai jasa tukang ojek sampai ke masjid itu. Tukang ojek itu hanya bisa mengantar kesana, karena surat-surat sepeda motor nya tidak lengkap. Sehingga Miko memilih menggunakan angkutan umum karena jika harus menunggu sopir nya Miko berpikir itu akan lebih lama lagi.
Setelah hampir 20 menit menempuh perjalanan, kini mobil itu tiba di depan sebuah Kosan yang di tuju Aira.
"Ini kan Kosan nya?" tanya Miko.
"Kayak nya iya," balas Aira.
"Coba kamu telepon dulu temen kamu nya. Suruh dia kesini buat nyamperin kamu," titah Miko.
Aira kini mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas, lalu ia langsung menelepon sahabat nya itu.
"Hallo, Ra," seru seseorang dari sebrang sana ketika telah menjawab telepon masuk dari Aira.
"Rah, aku udah nyampe depan Kosan. Kamu tolong kesini, aku kan gak tau kamar Kosan kamu yang mana," ujar Aira kepada sahabat nya yang bernama Sarah.
"Oh iya, Ra. Yaudah tunggu ya, aku sekarang kesana," balas Sarah yang langsung mematikan telepon nya.
Kini Sarah telah keluar dari kamar Kos, dan Aira bisa melihat sosok sahabat nya yang sedang berjalan menuju mobil yang sedang di tumpangi nya.
"Itu temen saya udah datang. Makasih udah nganterin saya. Saya permisi," ucap Aira yang kini membuka pintu mobil Miko.
"Iya sama-sama. Apakah saya boleh minta_"
Belum sempat lelaki itu meneruskan ucapan nya, kini Aira telah keluar dan langsung berpelukan dengan sahabat nya.
"Aira, aku kangen banget sama kamu," ucap Sarah sembari memeluk tubuh Aira.
"Iya, aku juga Rah," balas Aira.
"Itu siapa?" tanya Sarah yang kini melerai pelukan nya.
"Saya permisi Aira," ucap Miko.
"Iya, sekali lagi terima kasih," balas Aira, lalu Miko pun membalas dengan menganggukan kepala nya, sembari tersenyum manis.
"Nama nya Miko. Aku kenal tadi di Bus," jawab Aira kepada Sarah.
"Ganteng banget. Yaudah ayo masuk, kamu harus istirahat yang banyak. Kan besok kamu langsung ngelamar kerja," pungkas Sarah, lalu mereka pun berjalan untuk segera memasuki Kosan.
Di pagi hari nya kini Aira dan Sarah telah bersiap dan sudah rapi untuk segera berangkat ke Hotel Krsystal.
Sarah mengenakan pakaian kerja nya, sedangkan Aira mengenakan Baju berwarna putih dengan bawahan rok hitam selutut.
"Ayo, kamu sudah siap kan, Ra?" tanya Sarah kepada Aira yang masih memastikan syarat-syarat yang akan di bawa untuk melamar kerja.
"Udah Rah," balas Aira sembari merapikan lembar persyaratan nya.
"Yaudah, ayo kita berangkat," pungkas Sarah.
"Bismillahirrahmanirrahim. Semoga ke terima," ucap Aira yang kini telah berada di depan kosan.
Kini taxi yang di pesan Sarah telah datang, lalu mereka pun segera menumpangi mobil itu.
Biasa nya Sarah selalu memesan ojek, namun karena sekarang ia bersama Aira, maka ia memilih untuk menumpangi mobil.
Setelah 15 menit perjalanan, kini Aira dan Sarah telah tiba di Hotel yang di tuju nya, lalu mereka turun dari mobil. Dan Aira berdecak kagum ketika melihat hotel mewah dan besar itu.
"Aku berasa mimpi banget bisa ada di sini. Biasa nya aku cuman liat di TV aja," ucap Aira.
"Yaudah ayo masuk. Kamu harus segera kasih berkas lamaran kerja nya," ucap Sarah.
Saat kedua gadis itu masuk, terlihat di lobby hotel di penuhi oleh orang yang juga memakai baju yang sama seperti Aira dan bisa di pastikan jika mereka juga akan melamar kerja.
Kini Sarah mengajak Aira untuk menyimpan berkas yang di bawa nya untuk ke ruangan HRD dan saat mereka akan memasuki mengetuk pintu ruangan itu tiba-tiba seorang wanita anita yang juga akan memasuki ruangan itu langsung meminta berkas nya dan Aira memberikan kepada wanita yang ternyata sebagai HRD itu.
"Aku jadi gak PD, Rah. Banyak banget yang ngelamar kerja nya. Udah gitu cewek- cewek yang ngelamar kerja di sini pada cantik banget," ucap Aira ketika mereka telah kembali berjalan dari ruangan HRD untuk ke lobby.
"Kamu yang semangat dong Ra. Lagian kamu juga cantik, malah cantik banget," ujar Sarah.
"Kamu bisa aja nyemangatin nya," balas Aira.
"Yaudah aku langsung kerja ya. Kalau kamu pulang duluan pesen ojek aja," ucap Sarah kepada Aira.
"Iya Rah," balas Aira lalu Sarah pun meninggalkan Aira karena ia akan segera bekerja.
***
Di malam hari nya Aira mendapatkan notifikasi email masuk ke dalam ponsel nya ,lalu ia pun membuka email itu yang ternyata menyatakan bahwa dirinya di terima kerja di hotel Krystal dan besok mulai bekerja.
"Rah, aku di terima," pekik senang Aira.
"Alhamdulillah. Berarti kita sekarang bakal bareng terus," ujar Sarah.
"Iya. Aku seneng deh bisa kerja di Hotel mewah itu. Berasa mimpi banget," ucap Aira yang masih tak percaya jika ia di terima di hotel ternama itu.
"Aku kabarin ibu dulu. Pasti ibu seneng," sambung lagi Aira yang langsung menelpon Ibu nya.
"Hallo, Assalamu'alaikum, Bu," ucap Aira ketika Sari telah menjawab telepon nya.
"Waalaikum salam, Nak," balas Sari dari seberang sana.
"Ibu aku udah di terima kerja," ucap Aira.
"Alhamdulillah. Semoga kamu betah ya, Nak. Jangan lupa jaga diri kamu baik-baik di sana," ujar Sarah.
"Iya Bu, pasti," balas Aira.
"Ya sudah kalau gitu sekarang kamu istirahat yang banyak. Kan besok kamu pasti harus cape-capean."
"Yaudah kalau gitu aku matiin telepon nya ya,Bu. Assalamu'alaikum," ucap Aira.
"Waalaikum salam," balas Sarah, lalu Aira pun mematikan telepon nya.
***
Di pagi hari nya, kini Aira dan Sarah telah berada di Hotel tempat mereka bekerja. Saat mereka telah memasuki Hotel, tidak berselang lama kerumanan yang tadi nya riuh kini menjadi hening ketika datang seorang pria tampan yang terlihat gagah dengan setelan jas nya berjalan memasuki Hotel itu bersama seorang wanita yang di gandeng nya.
Sarah dan semua nya yang berada di sana menunduk, lalu Aira langsung mengikuti nya, walaupun ia tak tahu kenapa alasan nya.
"Pagi Pak, pagi Bu," ucap sang Resepsionis dengan ramah ketika pria dan wanita itu berjalan melewati nya.
"Iya, pagi," balas wanita yang di gandeng pria itu juga dengan ramah. Sedangkan pria itu tidak memberikan respon apapun kepada sang Resepsionis.
"Mereka siapa, Rah?" tanya Aira ketika kedua orang tadi telah berlalu dari hadapam mereka.
"Itu Pak Daren, pemilik Hotel ini. Dan wanita yang di gandeng tadi istri nya. Nama nya Bu Erina." terang Sarah.
"Hmm... pantesan aja," balas Aira sembari mengangguk-nganggukan kepala nya.
"Yaudah, ayo kita mulai kerja," pungkas Sarah lalu mereka pun berjalan meninggalkan lobby.
Aira langsung di tugaskan untuk memberesihkan sebuah kamar Hotel oleh orang yang bertanggung jawab atas semua housekeeping di sana. Dan sekarang Aira pun berpisah dengan Sarah, karena mereka memberesihkan kamar yang berbeda.
Aira memasuki kamar itu dan ia berdecak kagum ketika melihat sekeliling kamar Hotel yang akan di beresihkan nya.
"Wah, gede banget kamar Hotel nya," ucap Aira sembari melihat-lihat sekililing nya.
Aira kini telah mulai bekerja, ia mulai dari menyapu lantai, lalu di lanjutkan mengganti seprai di ranjang itu. Aira terlihat begitu bersemangat di hari pertama kerja nya.
***
Di jam istirahat, Aira dan Sarah kini sedang berjalan menuju EDR. Dan tiba-tiba saja seorang pria menyerukan nama Aira yang membuat Aira dan Sarah menghentikan langkah nya dan mereka menoleh ke belakang.
"Miko," ucap Aira ketika ia menoleh ke belakang dan melihat Miko di sana.
Miko kini berjalan menghampiri Aira dan Sarah. Dan Aira merasa heran, kenapa lelaki itu bisa berada di sana.
"Aira, kamu udah di terima ya?" tanya Miko.
"Iya. Apa kamu juga kerja di sini?" tanya balik Aira.
"Enggak saya kesini cuman_" Miko tidak meneruskan ucapannya, karena tentu lelaki itu kesana hanya ingin bertemu dengan Aira.
"Cuman apa?" tanya Aira.
"Cuman mampir aja," jawab Miko akhirnya. Dan itu cukup membuat Aira dan Sarah heran.
"Yaudah kita ke EDR bareng yuk," ajak Miko.
"Maaf Pak, bukan nya yang bisa makan disana cuman karyawan Hotel ini, ya," ujar Sarah.
"Udah tenang, saya bisa makan disana kok, karena Kakak saya juga suka ngajak makan disana, dan tidak ada yang mempermasalahkan. Kebetulan Kakak saya kerja di sini juga," ujar Niko.
"Oh ya, Kaka kamu emang nya siapa?" tanya Aira.
"Kaka saya nama nya Broto. Udah, ayo kita masuk, kalian pasti udah laper," ajak Miko kepada keduanya.
Saat berada di dalam, karyawan lain melihat ke arah Aira, Sarah dan juga Miko. Mereka melihat seperti keheranan dan ada juga yang berbisik-bisik.
"Orang-orang kenapa pada ngeliatin kita ya, Ra," bisik Sarah kepada Aira.
"Iya, apa ada yang aneh ya sama kita," balas Aira juga dengan berbisik.
2 hari telah berlalu, dan ini hari ketiga Aira bekerja di Hotel Krsystal.
Aira hari ini mendapatkan jam kerja tambahan atau lembur. Aira sekarang di tugaskan untuk memberesihkan dan membereskan salah satu kamar yang begitu terlihat lebih mewah dan juga berbeda dari kamar-kamar lain.
"Aira, kamu beresihkan kamar ini ya. Pastikan seluruh ruangan ini harus bersih dan juga rapi, karena ini kamar khusus pemilik Hotel," ucap orang yang mendampingi Aira.
"Baik, Bu," balas Aira, lalu orang itu pun keluar dari kamar itu meninggalkan Aira yang akan bekerja.
"Hmm... pantesan aja kamar nya beda dari kamar-kamar lain, ternyata punya pemilik Hotel nya," ucap Aira sembari memulai bekerja.
Di tempat lain, seorang pria terburu-buru meninggalkan teman-teman nya karena ia merasakan sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya. Ya, pria itu adalah Daren Anderson, dia sedang berkumpul bersama kedua teman dekat nya di salah satu Bar. Namun setelah meneguk minuman yang telah di pesan nya, tiba-tiba saja Daren merasakan ada yang aneh dengan diri nya.
"Ren, mau kemana buru-buru banget ?" tanya teman Daren.
"Saya pulang duluan," jawab Daren yang langsung keluar dari Bar dengan berjalan sedikit sempyongan karena ia meneguk banyak minuman beralkohol.
"Pasti tuh obat per*ngs*ng udah bekerja," ujar teman Daren kepada teman nya sembari tertawa.
"Ya bagus lah, biar si Daren bersemangat, abis nya dia udah nikah bertahun-tahun belum punya anak, kayak nya Daren emang kurang bersemangat main nya," balas pria yang satu nya sembari terkekeh.
"Iya, pasti dia udah gak kuat buat minta tuh sama istri nya," timpal pria yang satu nya.
"Tapi kasian juga dia. Keliatan banget udah gak bisa nahan."
"Ya gapapa, biar dia semangat. Istri nya juga pasti seneng. Lagian kita udah lama gak jahilin dia," balas pria itu kepada pria yang satu nya.
Daren kini sedang melajukan mobil nya menuju ke Hotel milik nya, karena jarak dari Bar ke Hotel tidak sejauh jarak dari Bar ke Rumah nya. Dan Daren juga tidak kuat untuk menyetir lama, karena ia sudah merasakan pusing di kepala nya akibat mabuk berat.
Di rumah, istri Daren yaitu Erina, ia sedang menunggu kepulangan suami nya.
"Mas Daren kemana ya. Katanya jam 5 pulang, tapi sekarang udah jam 6 masih belum pulang juga. Mana ponsel nya gak aktif lagi," ucap Erina yang sudah berkali-kali mencoba menghubungi suami nya, namun ponsel Daren tidak dapat di hubungi, karena tidak aktif.
Erina keluar dari kamar nya, dan ia melihat sang mertua sedang menonton televisi di ruangan utama.
"Sayang, kamu kenapa gelisah gitu?" tanya Ibu Daren yang bernama Lena.
"Mas Daren belum pulang, Ma. Katanya jam 5 pulang, tapi sekarang masih belum datang juga. Mana ponsel nya gak aktif lagi," jelas Erina kepada mertua nya.
"Mungkin Daren masih banyak kerjaan, sayang. Kamu gak usah terlalu khawatir gitu."
"Tapi perasaan aku sekarang gak enak, Ma," terang Erina.
***
Saat Aira sedang merapihkan seprai yang telah di ganti, ia terkejut karena melihat sang pemilik Hotel telah memasuki kamar nya.
Daren menutup pintu Hotel itu, dan ia juga langsung mengunci nya.
Daren yang tadi nya tidak melihat ada orang di sana, kini ia melihat seorang gadis cantik yang ternyata sedang melihat gugup ke arah nya.
"Pak Daren ma-maaf, saya belum sempet selesai beresin ruangan nya," ucap Aira dengan gugup dan juga tertunduk.
"Tapi kalau Bapak udah ngantuk berat, tunggu sebentar. Ini cuman tiggal rapihin pinggir nya," sambung lagi Aira, dan dengan cepat ia melanjutkan merapihkan seprai nya. Sedangkan Daren terus melihat ke arah nya tanpa mengeluarkan sepatah kata.
"Sudah Pak, silahkan," ucap Aira yang kini akan keluar dari kamar itu, namun tiba-tiba saja Daren mencekal tangan nya.
"Pak, saya mau keluar. Tolong lepasin!" ucap Aira tegas dan juga sudah terlihat ketakutan, karena wajah Daren terlihat penuh minat kepada nya.
Sstt...
Daren menempelkan telunjuk nya di bibir Aira, dan Aira semakin ketakutan dengan perlakuan atasan nya.
"Bapak jangan_" Belum sempat Aira meneruskan ucapan nya kini Daren menarik paksa dirinya menuju ranjang.
"Lepasin!" teriak Aira, namun Daren langsung menghempaskan tubuh nya ke atas ranjang.
Tanpa berlama-lama, Daren yang sudah tak kuat lagi untuk menahan nafsu nya, kini langsung saja lelaki itu bersiap untuk memulai bermain bersama Aira.
Aira berteriak meminta tolong, namun percuma saja, karena kamar itu kedap suara.
Aira berusaha melawan, namun tenaga nya tak sebanding dengan tenaga Daren.
Kini Aira tak bisa apa-apa lagi selain menangis ketika Daren memainkan permainan nya.
"Sayang, kenapa kamu nangis?" tanya Daren ketika ia telah menumpahkan semua h*sr*t nya. Dan sekarang ia telah berbaring di sebelah Aira.
Daren yang setengah sadar langsung saja tertidur memeluk Aira yang masih terisak.
Rasanya Aira ingin segera pergi dari sana dan ia muak berdekatan dengan lelaki yang telah merenggut kesucian nya, namun Aira bingung harus pulang mengenakan apa, karena pakaian yang tadi di kenakan nya, sekarang sudah tidak dapat di kenakan karena telah di robek oleh Daren.
Aira menggeser tubuh nya, dan sedikit menjauh dari Daren, lalu ia menutupi tubuh nya dengan selimut.
Saat menarik selimut, Aira melihat ada bercak merah di seprai itu, seketika ia semakin merasa sakit dan juga hancur dengan apa yang telah terjadi kepadanya.
Aira terus terisak, hingga akhir nya ia tertidur bersama sisa-sisa air mata yang membasahi pipi nya.
***
Di pagi hari nya Daren terbangun dari tidur lelap nya, dan ia terkejut melihat gadis yang di sebelah nya masih tertidur pulas dengan menghadap ke arah nya.
"Apa semalem saya ngelakuin itu sama dia," ucap Daren, ketika ia mengingat dengan kejadian malam tadi.
Kini Aira terbangun dari tidur nya dan ia melihat Daren yang juga sedang melihat ke arah nya.
Ketika melihat wajah Daren, ia langsung berbalik badan membelakangi lelaki yang telah menodai nya itu.
"Apa semalam saya melakukan itu bersama kamu?" tanya Daren.
"Saya mau pergi dari sini," balas Aira yang tidak menjawab pertanyaan Daren.
"Saya bertanya, apakah saya semalam berbuat itu dengan kamu?" tanya nya lagi dengan sedikit tajam.
"Saya tidak perlu memberikan jawaban apapun, karena Bapak sendiri pasti sudah tau jawaban nya apa," balas Aira yang masih membelakangi Daren.
Kini Daren mengusap wajah nya secara kasar, ia merasa bodoh dan juga merasa sial karena telah melakukan itu dengan karyawan nya.
"Saya mau kamu menjaga rahasia ini. Saya juga minta agar kamu pergi jauh dari sini dan resign dari Hotel saya. Sebutkan nominal yang kamu butuhkan, dan anggap semalam tidak terjadi apa-apa," ucap Daren yang membuat Aira kembali meneteskan air mata nya.
"Maaf, saya tidak membutuhkan uang yang di berikan secara cuma-cuma. Saya akan menjaga rahasia ini, tapi saya tidak akan berhenti untuk bekerja di sini," balas Aira yang memang tidak ingin berhenti bekerja di Hotel Krystal, karena ia sangat butuh dengan pekerjaan nya ini untuk biaya hidup keluarga nya di kampung. Dan ia tidak ingin menerima uang yang akan di berikan Daren. Karena Aira berpikir, jika ia menerima uang nya sama saja Aira menjual diri nya.
"Oke, kalau itu yang kamu mau, saya pegang ucapan kamu," ucap Daren yang memang tidak ingin memperpanjang semua ini, dan kini pria itu merapihkan penampilan nya untuk membawakan baju kerja baru untuk Aira, karena ia melihat baju Aira kemarin sudah tak layak pakai.
Daren telah keluar dari kamar nya, dan tak berselang lama, kini ia telah kembali memasuki kamar dan telah membawa baju untuk Aira.
"Ini seragam baru kamu," ucap Daren yang menyimpan baju itu di ranjang, lalu ia kembali berjalan keluar kamar, meninggalkan Aira yang masih di kamar nya.
Aira bangun dari tidur nya dan ia membungkus tubuh nya dengan selimut, lalu berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.
Di sisi lain di Hotel itu, kini Sarah sedang menanyakan Aira ke orang-orang yang juga kemarin mendapatkan lembur.
Sarah terlah bertanya ke beberapa orang, namun ternyata tidak ada yang melihat Aira.
Sepulang kerja, sarah langsung tidur, sehingga ia tidak tahu kalau semalam Aira tidak pulang ke Kosan nya.
Saat sarah berjalan di lorong kamar Hotel, ia kini melihat Aira keluar dari kamar yang dirinya juga tau kalau kamar itu adalah kamar sang pemilik Hotel.
"Ra," panggil Sarah, yang membuat Aira terkejut.
"Hai, Rah," balas Aira dengan menampilkan senyuman manis nya.
"Kamu semalem tidur dimana? Pas tadi subuh aku bangun, kamu udah gak ada. Kamu gak balik ke Kosan, ya?" tanya Sarah memborong pertanyaan kepada sahabat nya.
"Iya, aku gak pulang. Aku emh... aku di ajak nginep di Kosan temen baru aku yang juga kemarin lembur," jelas Aira dengan berbohong.
"Hmm gitu. Yaudah, ayo kita kerja. Kamu udah ngeberesin kamar Pak Daren, ya?" tanya Sarah.
"I-i-iya," balas Aira dengan gugup.
"Aira , Sarah, kalian ngapain berdiri di situ. Ayo cepetan mulai kerja," ucap seorang wanita yang bertanggung jawab di bagian houskeeping.
"Baik, Bu," jawab kedua nya, lalu mereka pun berlalu dari depan kamar sang pemilik Hotel.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!