2 hari telah berlalu, dan ini hari ketiga Aira bekerja di Hotel Krsystal.
Aira hari ini mendapatkan jam kerja tambahan atau lembur. Aira sekarang di tugaskan untuk memberesihkan dan membereskan salah satu kamar yang begitu terlihat lebih mewah dan juga berbeda dari kamar-kamar lain.
"Aira, kamu beresihkan kamar ini ya. Pastikan seluruh ruangan ini harus bersih dan juga rapi, karena ini kamar khusus pemilik Hotel," ucap orang yang mendampingi Aira.
"Baik, Bu," balas Aira, lalu orang itu pun keluar dari kamar itu meninggalkan Aira yang akan bekerja.
"Hmm... pantesan aja kamar nya beda dari kamar-kamar lain, ternyata punya pemilik Hotel nya," ucap Aira sembari memulai bekerja.
Di tempat lain, seorang pria terburu-buru meninggalkan teman-teman nya karena ia merasakan sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya. Ya, pria itu adalah Daren Anderson, dia sedang berkumpul bersama kedua teman dekat nya di salah satu Bar. Namun setelah meneguk minuman yang telah di pesan nya, tiba-tiba saja Daren merasakan ada yang aneh dengan diri nya.
"Ren, mau kemana buru-buru banget ?" tanya teman Daren.
"Saya pulang duluan," jawab Daren yang langsung keluar dari Bar dengan berjalan sedikit sempyongan karena ia meneguk banyak minuman beralkohol.
"Pasti tuh obat per*ngs*ng udah bekerja," ujar teman Daren kepada teman nya sembari tertawa.
"Ya bagus lah, biar si Daren bersemangat, abis nya dia udah nikah bertahun-tahun belum punya anak, kayak nya Daren emang kurang bersemangat main nya," balas pria yang satu nya sembari terkekeh.
"Iya, pasti dia udah gak kuat buat minta tuh sama istri nya," timpal pria yang satu nya.
"Tapi kasian juga dia. Keliatan banget udah gak bisa nahan."
"Ya gapapa, biar dia semangat. Istri nya juga pasti seneng. Lagian kita udah lama gak jahilin dia," balas pria itu kepada pria yang satu nya.
Daren kini sedang melajukan mobil nya menuju ke Hotel milik nya, karena jarak dari Bar ke Hotel tidak sejauh jarak dari Bar ke Rumah nya. Dan Daren juga tidak kuat untuk menyetir lama, karena ia sudah merasakan pusing di kepala nya akibat mabuk berat.
Di rumah, istri Daren yaitu Erina, ia sedang menunggu kepulangan suami nya.
"Mas Daren kemana ya. Katanya jam 5 pulang, tapi sekarang udah jam 6 masih belum pulang juga. Mana ponsel nya gak aktif lagi," ucap Erina yang sudah berkali-kali mencoba menghubungi suami nya, namun ponsel Daren tidak dapat di hubungi, karena tidak aktif.
Erina keluar dari kamar nya, dan ia melihat sang mertua sedang menonton televisi di ruangan utama.
"Sayang, kamu kenapa gelisah gitu?" tanya Ibu Daren yang bernama Lena.
"Mas Daren belum pulang, Ma. Katanya jam 5 pulang, tapi sekarang masih belum datang juga. Mana ponsel nya gak aktif lagi," jelas Erina kepada mertua nya.
"Mungkin Daren masih banyak kerjaan, sayang. Kamu gak usah terlalu khawatir gitu."
"Tapi perasaan aku sekarang gak enak, Ma," terang Erina.
***
Saat Aira sedang merapihkan seprai yang telah di ganti, ia terkejut karena melihat sang pemilik Hotel telah memasuki kamar nya.
Daren menutup pintu Hotel itu, dan ia juga langsung mengunci nya.
Daren yang tadi nya tidak melihat ada orang di sana, kini ia melihat seorang gadis cantik yang ternyata sedang melihat gugup ke arah nya.
"Pak Daren ma-maaf, saya belum sempet selesai beresin ruangan nya," ucap Aira dengan gugup dan juga tertunduk.
"Tapi kalau Bapak udah ngantuk berat, tunggu sebentar. Ini cuman tiggal rapihin pinggir nya," sambung lagi Aira, dan dengan cepat ia melanjutkan merapihkan seprai nya. Sedangkan Daren terus melihat ke arah nya tanpa mengeluarkan sepatah kata.
"Sudah Pak, silahkan," ucap Aira yang kini akan keluar dari kamar itu, namun tiba-tiba saja Daren mencekal tangan nya.
"Pak, saya mau keluar. Tolong lepasin!" ucap Aira tegas dan juga sudah terlihat ketakutan, karena wajah Daren terlihat penuh minat kepada nya.
Sstt...
Daren menempelkan telunjuk nya di bibir Aira, dan Aira semakin ketakutan dengan perlakuan atasan nya.
"Bapak jangan_" Belum sempat Aira meneruskan ucapan nya kini Daren menarik paksa dirinya menuju ranjang.
"Lepasin!" teriak Aira, namun Daren langsung menghempaskan tubuh nya ke atas ranjang.
Tanpa berlama-lama, Daren yang sudah tak kuat lagi untuk menahan nafsu nya, kini langsung saja lelaki itu bersiap untuk memulai bermain bersama Aira.
Aira berteriak meminta tolong, namun percuma saja, karena kamar itu kedap suara.
Aira berusaha melawan, namun tenaga nya tak sebanding dengan tenaga Daren.
Kini Aira tak bisa apa-apa lagi selain menangis ketika Daren memainkan permainan nya.
"Sayang, kenapa kamu nangis?" tanya Daren ketika ia telah menumpahkan semua h*sr*t nya. Dan sekarang ia telah berbaring di sebelah Aira.
Daren yang setengah sadar langsung saja tertidur memeluk Aira yang masih terisak.
Rasanya Aira ingin segera pergi dari sana dan ia muak berdekatan dengan lelaki yang telah merenggut kesucian nya, namun Aira bingung harus pulang mengenakan apa, karena pakaian yang tadi di kenakan nya, sekarang sudah tidak dapat di kenakan karena telah di robek oleh Daren.
Aira menggeser tubuh nya, dan sedikit menjauh dari Daren, lalu ia menutupi tubuh nya dengan selimut.
Saat menarik selimut, Aira melihat ada bercak merah di seprai itu, seketika ia semakin merasa sakit dan juga hancur dengan apa yang telah terjadi kepadanya.
Aira terus terisak, hingga akhir nya ia tertidur bersama sisa-sisa air mata yang membasahi pipi nya.
***
Di pagi hari nya Daren terbangun dari tidur lelap nya, dan ia terkejut melihat gadis yang di sebelah nya masih tertidur pulas dengan menghadap ke arah nya.
"Apa semalem saya ngelakuin itu sama dia," ucap Daren, ketika ia mengingat dengan kejadian malam tadi.
Kini Aira terbangun dari tidur nya dan ia melihat Daren yang juga sedang melihat ke arah nya.
Ketika melihat wajah Daren, ia langsung berbalik badan membelakangi lelaki yang telah menodai nya itu.
"Apa semalam saya melakukan itu bersama kamu?" tanya Daren.
"Saya mau pergi dari sini," balas Aira yang tidak menjawab pertanyaan Daren.
"Saya bertanya, apakah saya semalam berbuat itu dengan kamu?" tanya nya lagi dengan sedikit tajam.
"Saya tidak perlu memberikan jawaban apapun, karena Bapak sendiri pasti sudah tau jawaban nya apa," balas Aira yang masih membelakangi Daren.
Kini Daren mengusap wajah nya secara kasar, ia merasa bodoh dan juga merasa sial karena telah melakukan itu dengan karyawan nya.
"Saya mau kamu menjaga rahasia ini. Saya juga minta agar kamu pergi jauh dari sini dan resign dari Hotel saya. Sebutkan nominal yang kamu butuhkan, dan anggap semalam tidak terjadi apa-apa," ucap Daren yang membuat Aira kembali meneteskan air mata nya.
"Maaf, saya tidak membutuhkan uang yang di berikan secara cuma-cuma. Saya akan menjaga rahasia ini, tapi saya tidak akan berhenti untuk bekerja di sini," balas Aira yang memang tidak ingin berhenti bekerja di Hotel Krystal, karena ia sangat butuh dengan pekerjaan nya ini untuk biaya hidup keluarga nya di kampung. Dan ia tidak ingin menerima uang yang akan di berikan Daren. Karena Aira berpikir, jika ia menerima uang nya sama saja Aira menjual diri nya.
"Oke, kalau itu yang kamu mau, saya pegang ucapan kamu," ucap Daren yang memang tidak ingin memperpanjang semua ini, dan kini pria itu merapihkan penampilan nya untuk membawakan baju kerja baru untuk Aira, karena ia melihat baju Aira kemarin sudah tak layak pakai.
Daren telah keluar dari kamar nya, dan tak berselang lama, kini ia telah kembali memasuki kamar dan telah membawa baju untuk Aira.
"Ini seragam baru kamu," ucap Daren yang menyimpan baju itu di ranjang, lalu ia kembali berjalan keluar kamar, meninggalkan Aira yang masih di kamar nya.
Aira bangun dari tidur nya dan ia membungkus tubuh nya dengan selimut, lalu berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.
Di sisi lain di Hotel itu, kini Sarah sedang menanyakan Aira ke orang-orang yang juga kemarin mendapatkan lembur.
Sarah terlah bertanya ke beberapa orang, namun ternyata tidak ada yang melihat Aira.
Sepulang kerja, sarah langsung tidur, sehingga ia tidak tahu kalau semalam Aira tidak pulang ke Kosan nya.
Saat sarah berjalan di lorong kamar Hotel, ia kini melihat Aira keluar dari kamar yang dirinya juga tau kalau kamar itu adalah kamar sang pemilik Hotel.
"Ra," panggil Sarah, yang membuat Aira terkejut.
"Hai, Rah," balas Aira dengan menampilkan senyuman manis nya.
"Kamu semalem tidur dimana? Pas tadi subuh aku bangun, kamu udah gak ada. Kamu gak balik ke Kosan, ya?" tanya Sarah memborong pertanyaan kepada sahabat nya.
"Iya, aku gak pulang. Aku emh... aku di ajak nginep di Kosan temen baru aku yang juga kemarin lembur," jelas Aira dengan berbohong.
"Hmm gitu. Yaudah, ayo kita kerja. Kamu udah ngeberesin kamar Pak Daren, ya?" tanya Sarah.
"I-i-iya," balas Aira dengan gugup.
"Aira , Sarah, kalian ngapain berdiri di situ. Ayo cepetan mulai kerja," ucap seorang wanita yang bertanggung jawab di bagian houskeeping.
"Baik, Bu," jawab kedua nya, lalu mereka pun berlalu dari depan kamar sang pemilik Hotel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments