" Terima kasih untuk satu penghargaan yang tidak mudah saya capai tapi dengan mimpi dan kegigihan akhirnya saya bisa mencapainya dan dinobatkan sebagai CEO perempuan paling berpengaruh di Indonesia. " kata Ana setelah menerima piala penghargaan . tepuk tangan dari semua tamu yang datang kembali menggema di seluruh ruangan . Ana juga tidak lupa memberikan senyum terbaiknya kepada semua orang yang ada di hadapannya.
Setelah mendapat penghargaan sebagai CEO perempuan paling berpengaruh membuat Ana menjadi naik satu tingkat dari para pesaing beratnya . meskipun Ana tidak pernah menganggap mereka saingan berat karena merasa dirinya satu level diatas mereka.
" Selamat ya Bu , Ibu memang pantas mendapatkan Ini semua " ucap Anis menyambut Ana yang sudah berada di sampingnya.
" iya . kalau masih ada yang meragukannya akan saya sobek mulutnya saat itu juga " kata Ana kepada Anis.
Anis tidak bisa berkata apa apa lagi selain menelan ludahnya saking terkejut dengan perkataan bosnya.
" Anis gelang saya dimana.? " tanya Ana kepada Anis
" gelang apa maksud ibu.? "
" Saya sangat yakin tadi saya menggunakan gelang di tangan saya, tapi kenapa sekarang tidak ada " jawab Ana sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang kosong .
" apa mungkin jatuh di koridor tadi bu.? " tanya Ana.
" Cari sekarang sebelum orang lain menemukannya " kata Ana tegas.
" Baik bu " ucap Anis lalu pergi meninggalkan Ana
sudah sepuluh menit Ana mengunggu Anis yang sedang mencari gelangnya dengan cemas , bukan karena harganya yang mahal tapi gelang itu adalah gelang peninggalan dari almarhum neneknya.
" bagaimana .? " tanya Ana ketika Anis kembali ke hadapannya.
" Tidak ada bu ! " jawab anis.
" Saya yakin laki laki sombong itu yang menemukannya " ucap ana dengan Wajah kesal.
" Ibu yakin.? " tanya Anis.
" seratus persen yakin, karena tidak ada orang lagi selain dia di sana " kata Ana.
" bagaimanapun caranya saya harus menemukan gelang itu " kata Ana
Ternyata kebahagiaan Ana harus dibayar dengan kekesalan karena kehilangan gelang peninggalan neneknya . ditambah laki laki sombong itu tidak berniat mengembalikan gelang kepadanya.
" Pak Antarkan saya ke Alama ini " kata Ana kepada supirnya sambil menunjukkan Alamat yang ada di Hpnya.
" baik non " ucap Diman.
" kita kemana bu.? tanya Anis pemasaran.
" ke studio tempat penyanyi kampung itu latihan " kata Ana
" Untuk.... ? "
Ana menatap tajam Anis yang banyak bertanya dan membuatnya pusing
" Masih bertanya kamu. Saya harus mengambil gelang milik saya " kata Ana dengan nada tegas
Anis tidak berani menjawab lagi perkataan bos nya. meskipun dalam hatinya ragu kalau Baskara si penyanyi itu yang menemukan gelang bosnya. karena bisa saja orang lain yang menemukannya.
Baskara terkejut ketika tiba tiba pintu studionya di buka dan Ana berdiri di hadapannya dengan memasang wajah sombong.
" siapa Bas .? " tanya Tia mengejarnya .
" kamu kenal perempuan itu.? " tanya teman temannya yang lain "
" Dia salah satu tamu undangan di tempat kita tadi " kata Baskara sambil berdiri dan berjalan mendekati Ana.
" kembalikan gelang saya . " kata Ana sambil mengangkat tangannya ke hadapan Baskara.
Baskara Heran kenapa Ana bisa tahu kalau gelangnya ada pada dia , padahal di belum mengatakannya kepada siapapun
" katanya CEO kaya dan paling berpengaruh di Indonesia tapi gelang butut saja masih di cari ! " kata Baskara sambil menunjukan gelang ke hadapan Ana.
Plak tanpa pikir panjang Ana menampar pipi Baskara di hadapan teman teman Baskara.
" Jaga Ucapan kamu. saya memang bisa membeli gelang yang seratus kali lebih mahal dari itu . tapi saya tidak akan bisa membeli sejarah dari gelang itu " kata Ana yang semakin emosi karena perkataan Baskara.
Baskara yang merasakan perih di piki kirinya akibat tamparan Ana mencoba untuk tidak terpancing untuk membalas perbuatan Ana.
" yang tidak Anda tahu tadi saya berniat mengembalikan gelang ini tapi anda sedang menerima pujian dari seluruh tamu yang datang . Saya tidak ingin mengganggu waktu Anda. " kata Baskara sambil meraih tangan kanan Ana dan meletakan gelang di telapak tangannya .
" Saya tidak percaya apa yang kamu katakan , mana mungkin ada pencuri ngaku " kata ana dengan tatapan sinis nya .
" Jaga ucapan kamu perempuan gila " ucap Tia sambil berjalan ke arah Baskara karena tidak terima Baskara diperlakukan buruk.
" berhenti sebelum saya patahkan kedua kakimu " kata Ana sambil melotot dan menunjuk ke Ara Tia.
Seketika Tia menghentikan langkahnya mendengar ancaman dari Ana.
" Lebih baik sekarang kamu pergi sebelum kesabaran saya habis " ucap Baskara .
" Tentu saja saya akan pergi , saya juga tidak cocok berada di tempat jelek dan kotor seperti ini " Jawab Ana dengan kesombongannya .
" Baguslah , karena tempat ini akan semakin kotor dengan keberadaan Anda di sini " ucap Baskara.
mendengar perkataan Baskara Ana berniat untuk menampar Baskara satu kali lagi .
" silahkan tampar lagi dan pergi dari sini " kata Baskara sambil menunjukan pipinya ke hadapan Ana.
Melihat respon dari Baskara , Ana tidak jadi melanjutkan niatnya untuk menampar Baskara lagi.
Ana pergi tanpa mengatakan apapun meninggalkan Baskara dan teman temannya setelah mendapatkan kembali gelang yang dicarinya.
" Bas kamu tidak apa apa kan.? " tanya Tia dan teman temannya.
" Aman " jawab baskara.
" kamu kenal perempuan gila itu dimana sih Bas.?" tanya teman temannya lagi
" aku gak kenal dia , tapi aku pernah menolongnya dari dari gangguan preman jalanan" kata Baskara.
" Harusnya kan di baik sama kamu Bas , " kata Tia.
" sayangnya dia bukan buka perempuan seperti itu . Sudahlah jangan bicarakan dia lagi. " jawab Baskara lagi.
Baskara lebih memilih untuk tidak mengingat Ana dengan segala kelakuannya . Dia tidak ingin merusak moodnya hanya karena seorang perempuan yang tidak dia kenal. Yang terpenting untuknya urusannya sudah selesai dan tidak ingin berurusan lagi dengannya.
Ana yang sudah berada di mobil kembali menggunakan gelang peninggalan dari neneknya sambil memeluk tangannya.
" kenapa ibu bisa yakin kalau gelang itu ada di Baskara bu? tanya Anis yang keheranan karena ternyata benar dugaan bosnya kalau gelang miliknya ada di Baskara.
" Feeling saya tidak pernah meleset " jawab Ana ketus.
Anis hanya mengangguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan Bosnya. Karena memang pada kenyataanya memang benar Feeling bosnya selama ini tidak pernah salah .
" Pak Dimana Saya turun di dipan ya " kata Anis kepada pak Diman.
" Baik Bu " jawan diman singkat.
Setelah Anis turun ,pak Diman langsung melajukan mobilnya menembus jalanan kota jakarta untuk menuju ke rumah Bosnya.
" Pak Diman bawa semua barang barang saya da suruh bi Wati membereskannya besok saja .
Bilang sama Bi wati kalau malam ini saya sedang tidak ingin di ganggu. " kata Ana kepada supirnya.
" Baik bu akan saya sampaikan " kata Pak Diman sebelum bosnya turun dari mobil.
...----------------...
Note:
Terima kasih untuk pembaca setia novel ' Anastasya perempuan Gila '
jangan lupa Like , komen dam Vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Susanti Wahyuningsih
penasaran selanjutnya,,,, 😙
2023-11-11
1