Setelah kemenangan Ana melawan Adiwijaya Grup tentunya semakin membuktikan Perusahaanya High Company menjadi salah satu perusahaan yang wajib diperhitungkan oleh perusahaan lain.
Keuntungan lainnya yang perusahaan Ana terima setelah kemenangannya adalah datangnya beberapa investor besar untuk kerja sama dengan High Company perusahaan Milik Ana. tentu saja kesempatan ini tidak akan pernah Ana lewatkan begitu saja. Ana yakin kalau dia bisa menandatangani kontrak dengan semua investor besar ini akan semakin mempermudah jalannya untuk mencapai tujuan menjadi perusahan Nomor satu di Jakarta.
Membayangkannya saja Ana sudah sangat senang apalagi kalau bisa mewujudkannya dengan cepat.
Tok tok tok suara ketukan pintu ruang kerja Ana menyadarkannya dari lamunannya.
" Masuk " Ucap Ana .
" Selamat Siang Bu " ucap Anis menyapa bosnya setelah membuka pintu.
" iya. Silahkan duduk Nis " kata Ana dengan gaya Bosnya.
" Maaf Bu saya hanya ingin menyampaikan kabar kurang menyenangkan " ucap Anis yang tiba tiba di sambut tatapan yang tajam daru Ana.
" Apa maksud kamu ? katakan secepatnya Jangan membuat saya menunggu ! " jawab Ana dengan tegas.
" Tadi pagi saya menemukan kotak ini di depan kantor bu " Kata Anis sambil menunjukan kotak hitam berukuran tigapuluh centi.
Tanpa merasa takut sedikitpun Ana langsung membuka kotak hitam yang ada di hadapannya .
Ana mengerutkan dahi sambil menutup hidungnya setelah melihat isi dalam kotak itu dua bangkai tikus yang di bungku dengan kain putih.
Anis tidak bisa menahan mual lalu menjauhkan dirinya dari meja kerja Ana.
" siapa yang sudah berani mengirimkan bangkai tikus ini bu.? " tanya Anis.
" tidak perlu kamu tahu. silahkan kembali ke tempat kerja . Biar saya yang mengurus ini semua " kata Ana yang mulai menunjukan ekspresi kemarahannya.
" Baik Bu " jawab Anis langsung pergi meninggalkan bosnya tanpa pikir panjang. Daripada dia jadi sasaran kemarahan bosnya.
Langkah Ana terus maju dengan membawa kotak hitam di tangannya tanpa memperdulikan sekuriti yang mencoba untuk menahannya .
..." Maaf Bu . Pak Budi menyuruh saya untuk tidak membiarkan ibu masuk ke kantornya " kata sekuriti Adiwijaya Grup. Ana menghentikan langkahnya dan menatap tajam Sekuriti yang mencoba menahannya ....
" tidak ada yang bisa melarang saya untuk datang kemanapun yang saya mau . Jadi jangan coba coba untuk kurang ajar kepada saya. kamu hanya seorang sekuriti. Lebih baik kamu diam kalau kamu masih sayang dengan nyawa kamu. " kata Ana Dengan tatapan yang cukup mengintimidasi .
Sekuriti Adiwijaya Grup pun tidak bisa berbuat apa apa lagi selain membiarkan Ana masuk ke Kantor tempatnya bekerja.
Ana melanjutkan langkahnya melewati semua karyawan Adiwijaya Grup tanpa memperdulikan semua mata yang menatap kepadanya.
Brug dengan kasar Ana membuka pintu ruang kerja Pak Budi yang membuat si empunya perusahaan terkejut dengan suara benturan pintu ruang kerjanya.
Dengan tatapan yang merendahkan lawannya Ana berjalan mendekati pak Budi yang sedang menatapnya dengan tajam tapi tidak membuatnya takut sama sekali.
" Dimana kesopanan anda ? masuk kekantor saya tanpa izin .! " kata Pak Budi yang mulai marah dengan kedatangan Ana.
" Saya tidak akan pernah mau bersikap sopan dengan seorang pecundang seperti kamu " jawab Ana dengan senyuman piciknya.
" keluar kamu dari kantor saya ! " Usir pak budi kepada Ana dengan sedikit menaikan nada bicaranya
" tentu saya akan keluar secepatnya dari tempat panas ini . tapi setelah saya mengembalikan ini " ucap Ana sambil melemparkan kotak hitam ke arah meja pak Budi. Sontak pak budi menutup mulut dan hidungnya ketika mencium bau bangkai dari arah kotak tersebut.
" Dengarkan baik baik perkataan saya bapak tua. Saya sama sekali tidak akan takut dengan teror yang menyedihkan seperti ini. saya juga tidak akan mundur satu senti pun hanya karena gertakan bodoh yang kamu lakukan " ucap Ana menunjukan kesombongannya di hadapan pak Budi.
" Perempuan Gila Kurang Ajar " kata pak Budi dengan menggebrak meja dengan kedua tangannya.
" kalau sudah tahu saya Gila kenapa masih berani mencari masalah " kata Ana dengan tatapan yang merendahkan lawan bicaranya.
" dasar perempuan berjiwa iblis. Lihat saja pembalasan selanjutnya " Ancam pak Budi kepada Ana.
Ana melangkah lebih dekat lagi ke meja pak Budi meletakkan kedua tangannya di atas meja untuk menopang tubuhnya.
" Silahkan akan saya tunggu . Saya juga sudah tidak sabar untuk menghancurkan Adiwijaya Grup " kata Ana setengah berbisik tepat di hadapan wajah pak Budi. Ana langsung pergi meninggalkan kantor Adiwijaya Grup dengan Langkah dan tatapan keangkuhan yang dimilikinya.
Setelah kepergian Ana pak Budi langsung memanggil asistennya untuk membawakannya obat penenang.
Sore harinya seperti biasa Ana pulang ke rumah dengan mengendarai mobil pribadinya. dari kaca spion mobilnya Ana bisa melihat kalau ada empat motor yang dari tadi mengikuti mobilnya. Meskipun sadar kalau dia sedang di ikuti tapi Ana berusaha untuk tidak panik dan terus melajukan mobilnya. Sampai tiba tidan dua dari empat motor yang mengikutinya menyalip mobilnya dan berhenti tiba tiba saat tepat berada di depannya. Yang membuat Ana harus mengerem mobilnya secara tiba tiba.
Ana berpikir sementara waktu sebelum akhirnya keluar dari mobil untuk berhadapan dengan Empat orang yang yang menghentikan mobilnya
" Kurang kerjaan sekali kalian . Singkirkan motor jelek kalian saya mau lewat " kata Ana
" Berani juga perempuan ****** ini " kata salah satu dari mereka .
"Minggir kalau kalian masih ingin hidup " kata Ana .
Mereka hanya tertawa mendengar ancaman dari Ana . langkah mereka mulai mendekat kepada Ana membuat Ana terjebak tidak bisa kemana mana .
Ketika keadaan mulai terpojok Ana sudah siap siap untuk mengambil senjata yang ada di balik bajunya tapi tiba tiba ada ada satu motor yang datang dengan cepat dan menendang ke empat laki laki itu membuat mereka terjungkal ke jalan satu per satu.
Laki laki itu terus menghajar mereka tanpa ampun dan membuat mereka kabur kocar kacir.
" Terima kasih " Ucap ana kepada laki laki yang baru saja menolong nya . Ana sempat terpesona beberapa saat dengan wajah tampannya ketika laki laki itu membuka Helem di Hadapan Ana.
Badan tinggi tegap , wajah tampan lengkap dengan brewok tipisnya seperti Reval Hadi .
" Sekali lagi terima kasih , Saya Anastasya pemilih dari..."
" Sama sama . Saya Baskara " kata laki laki itu memotong ucapan Ana .
tanpa membalas uluran tangan Ana, Baskara pergi meninggalkan Ana yang kesal karena merasa di acuhkan oleh Baskara .
Tapi Ana tidak bisa melakukan apa apa karena Baskara sudah pergi jauh dari mobilnya.
Dengan rasa kekesalannya Ana kembali ke mobilnya dan melanjutkan perjalanannya.
Diperjalanan Ana masih merasa Heran kenapa Laki laki itu seperti tidak tertarik melihatnya. Padahal selama ini hampir semua laki laki yang pernah berhadapan dengannya pasti akan bertekuk lutut dengan kecantikan yang Ana Miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Susanti Wahyuningsih
lanjuut,,,, 😙
2023-11-10
1