Aku membereskan semua barang yang aku bawa. Memasukkan baju kedalam lemari dan menyusun semua peralatan yang selalu aku gunakan di depan meja rias.
Tidak ada dua meja rias di kamar ini, hanya ada satu saja. Terpaksa, aku harus berbagi meja rias juga dengan mas Adya.
Sebagian aku susun barang-barangku, sedangkan sebagaiannya lagi tersusun barang milik mas Adya.
"Jika kamu tidak ingin berbagi meja rias dengan ku. Letakkan saja barang-barang milikku kedalam lemari," kata Adya saat ia melihat aku menyusun bedak dan barang lainnya.
"Tidak perlu mas, meja rias ini cukup untuk barang kita berdua. Tidak perlu memindahkan barang kamu kedalam lemari kok."
"Kamu yakin?"
"Iya," ucapku singkat.
"Oh iya, sebaiknya, kamu istirahat dulu Kaila. Aku yakin, kamu pasti capek setelah seharian kita mengadakan resepsi."
"Aku mau mandi saja mas, kemudian mau turun melihat mama."
"Ya sudah, terserah kamu saja."
Aku memilih mandi dari pada istirahat. Karna memang, nangung juga kalau istirahat sekarang. Waktu istirahat akan sangat sedikit juga, karna hari sudah sangat sore, sebentar lagi juga akan masuk waktu magrib.
Aku membuka lemari yang telah aku susun semua barang yang aku bawa dari rumah mama.
Aku sudah mencari di semua barang yang aku bawa. Ternyata, apa yang aku cari tidak ada juga di dalam lemari ini.
"Apa yang kamu cari Kaila?" kata mas Adya saat melihat aku sangat bingung.
"Aku mencari handukku mas. Seingat aku, aku telah membawanya bersama baju dan barangku yang lainnya."
"Mungkin kamu lupa Kaila," kata mas Adya sambil bangun dari baringnya, menuju kearah lemari miliknya.
"Pakai saja handuk ini dahulu," kata mas Adya sambil memberikan satu handuk padaku.
"Jangan cemas, aku belum penah memakai handuk itu. Kamu tahukan, kalau aku juga belum lama pulang kerumah ini," ucap mas Adya saat melihat aku mengerut dahiku.
Selesai aku mandi dan ganti baju di kamar mandi. Aku melihat mas Adya sudah terlelap di atas ranjang. Aku terus mengabaikan mas Adya yang sedang terlelap itu. Aku lebih memilih meninggalkan kamar, menuju lantai bawah, untuk bertemu mama mertuaku.
"Mama," ucapku dengan lembut sambil menghampiri mama mertuaku.
"Eh, Kaila. Ayo duduk sini nak!" kata mama sambil tersenyum.
Aku membalas senyum mama mertuaku dengan hangat. Aku menghampirinya, lalu duduk di samping mama.
"Apa kamu mau teh, Kaila?" kata mama dengan sangat ramah dan hangat.
"Tidak ma, aku tidak mau minum kok."
"Oh iya, mama lupa kalau kamu tidak minum teh."
Seperti biasa, mama akan berkata seperti itu saat aku datang kerumah ini sebelumnya. Perkataan mama membuat aku ingat akan seseorang yang telah menghilang.
"Maafkan mama," ucap mama dengan suara lirih dan bernada sedih.
"Minta maaf untuk apa ma?"
"Untuk Bram yang telah membuat aku sedih Kaila."
Aku tahu, mama sedang menyimpan seribu kesedihan di hatinya saat ini. Ia telag berharap banyak pada Bram waktu itu. Tapi apa yang Bram lakukan, ia malah membuat hati mamanya kecewa sehingga sang mama sedih.
Walaupun mama tersenyum, aku tahu kalau mama sangat sedih sekarang. Ia hanya berusaha menutupi rasa sedihnya dengan senyum yang selalu ia tunjukkan.
Hal itu sangat jelas terbukti, saat aku datang, mama sedang melamun sendirian. Tidak seperti saat aku datang dengan Bram. Mama begitu ceria waktu menyambut kedatangan aku.
"Kaila, maafkan kami juga ya, yang telah menukar Bram dengan anak tertua kami."
"Mama tidak tahu harus bilang apa lagi pada kamu dan keluarga kamu nak, jika tidak ada Adya, mungkin mama juga tidak berani keluar lagi dari rumah ini," kata mama mulai menjatuhkan buliran bening dari matanya.
"Mama, tidak perlu bersedih. Apa yang terjadi pada aku dan Bram. Mungkin sudah diatur oleh yang maha kuasa. Mama jangan sedih ya," kataku mencoba menghibur mama mertuaku.
Aku menghibur orang lain, padahal saat ini, hatiku juga sangat amat sedih dan terlalu sakit untuk menerima semua kenyataan pahit ini.
"Iya, mama yakin kalau kamu memang tidak berjodoh dengan Bram. Tapi kamu berjodoh dengan Adya."
"Asal kamu tahu, Adya lebih baik dari adiknya. Walaupun mereka sama-sama anak yang terlahir dari rahim mama. Tapi Adya adalah anak kebanggaan mama dan papa, Kaila. Bukan mama ingin menjelekkan Bram, karna ia telah membuat mama kecewa. Tapi apa yang mama katakan saat ini, itu adalah kebenaran dalam keluarga mama," ucap mama panjang lebar sambil menghapus air matanya.
Sekarang aku tahu alasan, kenapa Adya dan mamanya lebih dekat. Dan kenapa mama juga sangat manja dengan Adya. Ternyata, alasannya adalah, Adya anak kebanggaan mereka di rumah ini.
Saat aku kenal dengan keluarga ini, aku tidak tahu tentang keberadaan kakak dari Bram. Yang aku tahu, Bram adalah anak kesayangan keluarga ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Alanna Th
thor, aq baca utk k 2 x nya. ntah yg prtm tgl brp. nanti kl ktemu, aq ksh tahu. stiap noeltoon yg aq baca aq catat tgl n ringkasn critanya 👍😘😍💖💕
2022-03-17
2
Eka Susanti
aku gak pernah bosan membaca novel ini,dari akun satunya sampai 3 akun sekaligus aku suka baca novel ini,
2021-09-08
1
Maysaroh Suherman
dari pada nginget2 yg udah ninggalin mending buka hati buat yg ada udah jelas baik nya
2021-07-21
9