bab 4 menatapnya

Hari yang membuat Ali cemas dan khawatir bahkan tak bisa tidur akhirnya datang juga.

Hari ini hari yang di katakan oleh Mumtaz kepadanya.

Sejak pagi Ali telah bersiap, pukul tujuh ia sudah nampak keluar dari rumah dan mengendarai mobilnya keluar garasi rumah orang tuanya setelah berpamitan kepada ibunya karena ayahnya yang seorang pegawai negri sipil kabupaten telah berangkat pagi pagi sekali.

Tak butuh waktu lama Ali telah memasuki pelataran rumah Mumtaz sahabatnya yang sangat luas,karena rumah Ali dan Mumtaz hanya terpisah satu desa saja sementara kedua desa mereka masih dalam satu kecamatan yang sama.

pelataran rumah Mumtaz yang sangat luas nampak terlihat penuh dengan mobil mobil yang berjajar rapi.

Tenda yang nampak megah dan besar juga telah terpasang lengkap dengan dekornya yang indah.

Ali terus melajukan mobilnya masuk ke pelataran teras rumah, karena memang hanya itu yang kosong. Selain itu ia juga memang diarahkan kesana oleh orang yang mungkin memang sengaja mengatur kendaraan yang datang.

" mas Ali ya.." sapa orang yang tadi meminta Ali untuk terus masuk pelataran teras setelah mengetuk kaca jendela mobil Ali dan Ali menurunkan kaca jendelanya itu.

" masyaAllah pak Dirman...pangling saya, maaf ya...." jawab Ali ketika ia mulai paham siapa orang yang menyapanya.

Pria paruh baya itu tersenyum.

" nggk papa mas...tadi saya udah di peseni sama mas Mumtaz, mas Ali suruh langsung masuk saja mas..." sambung pak Dirma.

" iya iya pak Dirman...terimakasih ya pak..."

" iya mas Ali...kalau gitu saya lanjut lagi ya, monggo...."

" iya iya pak....monggo monggo..." jawab Ali begitu ramah dan sopan.

sepeninggal pak Dirman Ali tak langsung keluar dari mobilnya, ia beberapa kali mengerjap ngerjapkan matanya sembari beruasaha menenangkan hati dan perasaannya yang perih dan sakit tak terlukiskan.

Beberapa menit kemudian, pria tampan berkulit coklat cerah khas warna kulit orang jawa itu nampak keluar juga dari mobilnya.

ia berdiri di sisi mobilnya, entah kenapa tiba tiba ia mendongakkan kepalanya keatas.

Jantungnya semakim berdegup kencang ketika melihat ada seseorang yang berdiri di sana. Sejenak keduanya saling menatap...

Ali memberanikan diri menatap dengan dalam sosok wanita yang berdiri di atas balkon sana.

Namun kemudian seseorang yang berdiri di atas balkon sana yang tak lain adalah Zarima segera masuk kedalam.

Untuk kesekian kalinya Ali menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya dengan berat.

ia perlahan melangkah ke arah pintu rumah, keadaan rumah Mumtaz tak begitu ramai mungkin hanya para saudara saudara saja yang di sana karena jelas keriuhan dan kerempongan acara telah di siapkan tempat sendiri, yakni di depan sana...

" assalamualaikum....." Ali mengucap salam begitu menginjak pintu rumah

" waalaikumsalam...hai brow..alhamdulillah pengusaha muda ini ada waktu juga untuk datang.." sapa Mumtaz yang di jawab Ali dengan mencebikkan bibirya.

Mumtaz kemudian segera melangkah mendekat kearah Ali.

Keduanya bersalaman ala ala mereka.

" masyaAllah Ali...kamu datang juga, ya Allah lama ya kamu sudah nggak pernah main kesini..." sapa bu Alina yang turut mendekat begitu melihat kehadiran sahabat putranya itu.

Sudah lama memang Ali tak pernah bertandang lagi kerumah Mumtaz karena ia sibuk merintis usahanya.

" beda lagi buk...sekarang dia ini orang sibuk, pengusaha dia buk...." sambut Mumtaz sembari merangkul pundak sahabatnya itu.

" jangan dengerin buk..ngawur dia " jawab Ali sembari mencium dengan takzim punggung tangan wanita paruh baya yang berhijab lebar itu.

Bu Alina tersenyum lebar.

" ya gak papa dong...di aminin aja...ya sudah sana masuk kalau mau makan, makan aja ya Ali..." kata bu Alina

" iya buk...nanti saya nyari sendiri " jawab Ali.

" ayo brow...diatas Ardhan sama Ikhsan udah nungguin kamu dari tadi.. " ajak Mumtaz pada Ali.

" bapak kemana Taz...kok gak kelihatan dari tadi ?! " tanya Ali lagi pada Mumtaz sambil mengikuti Mumtaz

" ada di belakang....namuin teman temannya " jawab Mumtaz dengan terus menggeret tangan Ali.

Ali menurut, ia mengikuti langkah Mumtaz. Namun baru ia sampai di ruang tengah ia melihat Zarima tengah berbincang dengan seorang pria yang nampak seumuran dengannya dan terlihat sangat akrab.

Ali tak bisa untuk abai begitu saja, hatinya kembali terasa terhimpit batu besar.

Pria itu terlihat cukup tampan di mata Ali, keduanya juga terlihat akrab.

" siapa dia Taz...calon kakak iparmu kah..." tanya Ali kemudian tak dapat mengendalikan ingin tahunya.

Mumtaz memukul pelan bahu sahabatnya itu..

" ngawur....bukan, itu kakak sepupuku...udah ayo.." jawab Mumtaz dengan terus melangkah. Sementara Ali juga terus melangkah mengikuti Mumtaz. Namun matanya terus melihat kearah Zarima.

" kalau boleh tahu dapat orang mana kakakmu, kerja di mana calonnya..?! " Ali semakin ingin tahu.

" orang mana ya.. Lupa aku, tapi yang jelas anaknya teman bapak dan ibu pengajian, terus orangnya kerja di pelayaran kapal mewah gitu loh..." jelas Mumtaz dan Ali melipat bibirnya rapat rapat mendengar penjelasan sahabatnya itu.

Episodes
1 bab 1 mencintaimu
2 bab 2 jantungan
3 bab 3 tersayat
4 bab 4 menatapnya
5 bab 5 pernikahan
6 bab 6 melanjutkan
7 bab 7 bicara
8 bab 8 " dia akan menjadi istri saya...
9 bab 9 sah....
10 bab 10 suami istri
11 bab 11 kerumah mertua
12 bab 12 merasa sedih...
13 bab 13 pertengkaran
14 bab 14 menunggu suami....
15 bab 15 menungguku....??
16 bab 16 bolehkah ...
17 bab 17 seutuhnya....
18 bab 18 lagi.....
19 bab 19 awal pertemuan
20 bab 20 Farida...
21 bab 21 perih....
22 bab 22
23 bab 23 semakin berubah
24 bab 24 aku akan menikahinya....
25 bab 25 biarkan aku mencari jalan surgaku sendiri...
26 bab 26 semakin kecewa
27 bab 27 sedingin batu karang
28 bab 28 semakin sakit
29 bab 29 memutuskan
30 bab 30 kehilangan...
31 bab 31 kepergian
32 bab 32 meminta perceraian.
33 bab 33 sesal
34 bab 34 sangat menyesal
35 bab 35 tak patah arang
36 bab 36 resah
37 bab 37 Zarima....
38 bab 38 pengiriman.
39 bab 39 bertemu..tapi nelangsa
40 bab 40 Ali dan Zarima
41 bab 41 mengikuti
42 bab 42 tentang Zarima
43 bab 43 kembali mengklaim
44 bab 44 sendiri sendiri
45 bab 45 bertemu kembali
46 bab 46 kembali
47 bab 47 modus
48 bab 48 kembali bermunajat
49 bab 49 lepaskan aku...
50 bab 50 jodoh yang tertunda
51 bab 51 " menyambung silatuhrahmi...
52 bab 52 merasa khawatir
53 bab 53 membuat bubur
54 bab 54 Ali yang manja...
55 bab 55 diam
56 bab 56 memutuskan
57 bab 57 hanya kamu....cukup hanya kamu
58 bab 58 " lagi.....
59 bab 59 ayah Ali
60 bab 60 wanita serakah
61 bab 61 i love you...
62 bab 62 hati yang sakit....
63 bab 63 apakah kau milikku..
64 bab 64 kembali memiliki
65 bab 65 kembali
66 bab 66 rival
67 bab 67 pulang kerumah
68 bab 68 tak tahan
69 bab 69 ini semua atas namamu
70 bab 70 cemburu
71 bab 71 gelisah
72 bab 72 semakin gelisah
73 bab 73 menolak
74 bab 64 ada apa dengan Farida
75 bab 75 maaf
76 bab 76 perih
77 bab 77 hamil
78 bab 88 pulang
79 bab 79 berdamai
80 bab 80 mengajak menikah
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 mencintaimu
2
bab 2 jantungan
3
bab 3 tersayat
4
bab 4 menatapnya
5
bab 5 pernikahan
6
bab 6 melanjutkan
7
bab 7 bicara
8
bab 8 " dia akan menjadi istri saya...
9
bab 9 sah....
10
bab 10 suami istri
11
bab 11 kerumah mertua
12
bab 12 merasa sedih...
13
bab 13 pertengkaran
14
bab 14 menunggu suami....
15
bab 15 menungguku....??
16
bab 16 bolehkah ...
17
bab 17 seutuhnya....
18
bab 18 lagi.....
19
bab 19 awal pertemuan
20
bab 20 Farida...
21
bab 21 perih....
22
bab 22
23
bab 23 semakin berubah
24
bab 24 aku akan menikahinya....
25
bab 25 biarkan aku mencari jalan surgaku sendiri...
26
bab 26 semakin kecewa
27
bab 27 sedingin batu karang
28
bab 28 semakin sakit
29
bab 29 memutuskan
30
bab 30 kehilangan...
31
bab 31 kepergian
32
bab 32 meminta perceraian.
33
bab 33 sesal
34
bab 34 sangat menyesal
35
bab 35 tak patah arang
36
bab 36 resah
37
bab 37 Zarima....
38
bab 38 pengiriman.
39
bab 39 bertemu..tapi nelangsa
40
bab 40 Ali dan Zarima
41
bab 41 mengikuti
42
bab 42 tentang Zarima
43
bab 43 kembali mengklaim
44
bab 44 sendiri sendiri
45
bab 45 bertemu kembali
46
bab 46 kembali
47
bab 47 modus
48
bab 48 kembali bermunajat
49
bab 49 lepaskan aku...
50
bab 50 jodoh yang tertunda
51
bab 51 " menyambung silatuhrahmi...
52
bab 52 merasa khawatir
53
bab 53 membuat bubur
54
bab 54 Ali yang manja...
55
bab 55 diam
56
bab 56 memutuskan
57
bab 57 hanya kamu....cukup hanya kamu
58
bab 58 " lagi.....
59
bab 59 ayah Ali
60
bab 60 wanita serakah
61
bab 61 i love you...
62
bab 62 hati yang sakit....
63
bab 63 apakah kau milikku..
64
bab 64 kembali memiliki
65
bab 65 kembali
66
bab 66 rival
67
bab 67 pulang kerumah
68
bab 68 tak tahan
69
bab 69 ini semua atas namamu
70
bab 70 cemburu
71
bab 71 gelisah
72
bab 72 semakin gelisah
73
bab 73 menolak
74
bab 64 ada apa dengan Farida
75
bab 75 maaf
76
bab 76 perih
77
bab 77 hamil
78
bab 88 pulang
79
bab 79 berdamai
80
bab 80 mengajak menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!