menggapai cintamu....
Seorang pria tampan dengan garis rahang yang nampak terlihat tegas, alis yang hitam dan tebal, tatapan mata setajam elang dan bibir yang sedikit tebal nampak berdiri di sisi jendela sembari menatap jauh kedepan menembus kegelapan malam.
Kedua tangannya nampak bersilang di depan dada.
sesekali ia nampak menghembuskan nafasnya dengan berat...
Apa yang harus ia lakukan, benarkah semua sudah terlambat ?!
Lalu....apa yang harus ia lakukan kini ?!
Beribu pertanyaan terus berputar putar di kepalanya.
Haruskan ia benar benar menyerah pada perasaan yang telah ia pendam hampir 13 tahun lamanya....
Sebuah nama yang selalu ia gaungkan dalam setiap doanya, akankah ia tiada pernah akan memilikinya...
Pria itu adalah Ali...Ali Sulaiman Akbar
Seorang pria pemilik beberapa toserba yang juga tersebar di beberapa wilayah di kota tempat ia tinggal.
Ali baru saja menerima telepon dari sahabat karibnya Mumtas Abdullah Rushady. Sebuah kabar yang membuat tubuhnya seakan lemas tak bertulang.
Flass on
Smart phone Ali berdering dengan nyaring
" ali....telephon untuk mu.." ibu Sarah sedikit berteriak memanggil putra semata wayangnya yang sedang asyik bermain basket di halaman samping rumahnya.
Segera pria tampan itu berlari kearah ibunya.
" terimakasih ibu..." katanya menerima smart phone setelah sebelumnya mencium pipi sang ibu.
Bu Sarah tersenyum lembut kemudian nampak berlalu meniggalkan putranya itu.
Ali " hai...assalamualaikum "
Mumtaz " walaikumsalam....brow...kau sibuk ?! "
Ali " tidak juga..ada apa ?!
Mumtaz " datang ke rumah hari sabtu...kau bisa?! kita makan besar di rumah...kau bisa makan enak di rumah ku "
Ali " ya ya....aku memang hanya bisa makan enak dirumahmu...."
Mumtaz " ha ha ha...jangan tersinggung begitu, sejak kapan kamu jadi seperti cewek pms gitu. Kau suka masakan ibuku kan...."
Ali " ya kau benar...jadi kau akan ada acara begitu ?! "
Ali sedikit mengerutkan keningnya sebelum melanjutkan kata katanya.
Ali " kau cuti ?! Ada apa ?! apa kau naik jabatan...?! "
Mumtaz " ha ha ha......amin...doakan saja , tapi ini bukan itu...mbak Zarima akan menikah minggu depan..."
Jedarrrrr.......
kata kata Mumtaz cukup mampu membuat tubuh kekar dan atletis pria tampan itu seketika lemas dan limbung luruh ke lantai,
Ali seketika terduduk di lantai dengan lemas, tulang tulang di tubuhnya seketika terasa patah hingga tak mampu untuk sekedar menopang beban tubuhnya. ia tak lagi mendengar apa yang di katakan Mumtaz padanya. Pandangannya kosong menatap lurus kedepan.
Ya....Tuhan sakit sekali rasanya, desisnya.
Ali memang diam diam menaruh hati dan memendam rasa cinta kepada Zarima Arwha Ryshady kakak sahabatnya itu sudah sejak lama.
Berawal dari dirinya dan kawan kawannya yang sering datang berkunjung kerumah Mumtaz kemudian menjadikan secara tidak langsung rumah sahabatnya itu sebagai basecamp untuk berkumpul di akhir pekan.
Hari itu Ali dan Mumtaz mendapat tugas kelompok dari sekolah.
Zarima yang sebelum sebelumnya tak pernah berinteraksi dengan teman teman adiknya nampak berdiri di belakang sofa yang di duduki Mumtaz dan Ali.
Zarima sedikit menekuk tubuhnya untuk menunjukkan cara menggunakan sebuah aplikasi di smart phone Mumtaz untuk mengerjakan tugas kelompoknya.
Diam diam Ali yang duduk di sisi Mumtaz, bukannya memperhatikan arahan kakak sahabatnya itu. Ia justru menatap penuh kekaguman pada sosok gadis yang usianya terpaut lebih tua darinya dua tahun itu.
Matanya yang bulat dan indah, bulu matanya lentik...kulit wajahnya yang nampak bersih dan terawat.
Entahlah....terkadang Ali juga bingung dengan yang ia rasakan, kenapa di usianya yang masih 12 tahun itu ia sudah begitu mengagumi sosok gadis itu.
Dan sejak hari itu ia selalu membanding bandingkan cewek cewek yang mencoba mendekatinya dengan sosok kakak sahabatnya itu.
Ah... mbak Zarima jauh lebih sopan saat berpakaian....
Ah....mbak Zarima lebih sopan hijabnya dan lain sebagainya....
Pasalnya bagi Ali, sosok Zarima Arwha Rushady adalah sosok wanita sempurna.
Zarima yang tak pernah berdandan mencolok namun tetap terlihat cantik dan kalem, selalu memakai pakaian syar'i berikut dengan hijab yang selalu menjuntai menutupi dadanya meski ia masih di usia belasan tahun.
Masih teringat dengan benar di benak Ali ketika untuk pertama kalinya ia berjalan hanya berdua dengan Zarima.
Setelah lulus smp Ali memutuskan untuk nyantri.....hari itu hari sabtu kedua di bulan Maret, ia mendapat izin libur dari pesantren. Kesempatan itu tak ia sia siakan untuk datang mengunjungi rumah Mumtaz.
Tak dapat ia pungkiri, nyantri tidaklah sama dengan seperti sekolah umum biasa.
Ia hanya mendapat waktu pulang setiap akhir tengah semester. Atau tepatnya tiga bulan sekali.
Seperti biasa Ikhsan dan Ardhan juga Mumtaz telah menunggunya di rumah Mumtaz
Ali sedikit celingak celinguk berharap bisa melihat sosok gadis yang namanya selalu ia langitkan dalam setiap doanya....
Ini sudah hampir enam bulan dirinya tak melihat Zarima.
" mumtaz...jemput kakakmu, ini gerimis...tadi dia tidak membawa payung..." pinta Ibu Alina kepada Mumtaz.
" iya bu sebentar ...nanggung ini, sebentar lagi selesai.." jawab Mumtaz yang memang sedang mengerjakan tugasnya.
" biar saya saja bu, biar Mumtaz menyelesaikan tugasnya... " Ali menawarkan diri
" e....gak papa kah Ali ?! " tanya Bu Alina sedikit merasa tidak enak.
" Tidak apa apa bu...hanya membawakan payung saja kan untuk mbak Zarima ?! "
" ah iya....gerimis ini kasian, ngajinya agak jauh soalnya, nanti bajunya basah...takut masuk angin, nggak mungkin juga nanti dia mau mandi malam malam begini" kata bu Alina lagi.
" gak papa bu biar saya antarkan, mana payungnya bu ?!" pinta Ali lagi dengan sangat sopan dan senyum hangat tersungging di bibirnya.
Bu Alina memang lebih condong menyukai Ali di banding teman teman Mumtaz yang lain.
Bagi bu Alina Ali sangatlah sopan, apalagi saat ia mondok....semakin sukalah bu Alina pada sosok Ali karena Ali terlihat lebih religius dan sangat sopan.
" andai aku Mumtaz punya adik Ali....." kata bu Alina tanpa melanjutkan kata katanya membuat Ali mengerutkan keningnya mencoba meraba raba maksud dari kata kata ibu sahabatnya itu.
Akhirnya bu Alina menyerahkan payung kepada Ali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Suko Edi
mampir Thor..
2024-02-19
0