Menjebak Mbak Sayur

"Sebutkan nomer telpon dan alamat lengkap rumah lu!" titah Ramos.

Sungguh, semua ini di luar dari prediksi Adel. Gadis itu mengira jika Ramos akan langsung to the point mengatakan apa yang harus dilakukan sebagai pengganti kerusakan mobilnya. Namun, ternyata tidak. Ramos malah memberikan teka-teki hingga membuat Adel merasa terkejut.

"Ha-hahh? Bu-buat apa nomor telpon dan alamat rumah? Ja-jangan bilang ka-kau Debt Collector?" tanya Adel, spontan.

Ramos yang tidak terima atas perkataan Adel membuat tangan refleks menyentil dahinya tanpa perasaan, sehingga terdengar suara seperti kelereng yang beradu.

"Awshh ... Sakit, bo*doh!" pekik Adel menatap tajam.

"Gak peduli! Cepat berikan atau urusan berakhir di kantor polisi?"

Ramos menatap lekat wajah gadis tersebut sambil tangannya merogoh saku celana untuk mengeluarkan ponsel. Kemudian, dia membuka kontak untuk mencatat setiap ucapan yang akan dikatakan oleh Adel.

Kalo aja si Entog gak ngambek, udah gua bejek-bejek si muka pan*tat panci, sumpah! Kenapa sih, Tuhan menciptakan makluk seperti dia. Apa gak sebaiknya tuh, orang dimusnahi aja dari muka bumi ini? Dengan begitu gue yakin semua orang yang tidak suka sama si tremos akan merasa merdeka!

Begitulah isi hati Adel saat kesal. Tidak ada cara lain, dia harus tetap menuruti semua itu demi terbebas dari tuntutan yang kelak akan membuatnya berpisah dengan sang ibu.

Setelah mendapatkan semua itu, Ramos segera pergi menuju bengkel khusus untuk memperbaiki kerusakan yang ada pada mobil kesayangannya. Tidak sedikit pun dia merasa kasihan melihat keadaan motor tua yang sudah hancur. Dengan seenaknya pria tersebut meninggalkan Adel yang sedang meratapi nasib si Entog.

"Aduh, Tog, Tog. Kenapa sih, lu pake acara ngambek segala. Jadi begini 'kan, hasilnya. Udah tuh, laki gak punya hati, lu juga samanya. Bisanya ngambek mulu, tahu gini kemarin gua tuker tambah sama gerobak lulahh!"

Bukannya menangisi si Entog, Adel malah memarahinya habis-habisan. Anehnya si Entog seakan-akan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh majikannya dan langsung membunyikan klakson.

Trett ... Trett ...

Adel spontan sedikit memundurkan tubuhnya akibat terkejut, "Sumpah, motor almarhum Bapak keramat banget, cok. Masa iya, si Entog bisa jawab gue? Nj*irr, hebat juga lu, Tog. Salut sih, gue. Ya, walaupun lu tua, udah turun mesin, suara klakson mendem kaya ken*tut di air, tapi percayalah, Tog. Lu itu tetap cinta pertama gua, suer, deh. Gak bohong!"

Hueekk ... Adel muntah di dalam hati ketika mengetahui sikapnya yang sedikit berlebihan pada motor tuanya.

Entog tidak menjawab, tetapi malah meneteskan air mata melalui bensin, "Nj*ir, lu orang apa kendaraan sih, Tog. Sumpah baper banget lu, baru dibilang begitu udah cengeng. Dasar tua-tua keladi, makin tua makin jadi!"

Adel terkejut bukan main, sungguh ini pertama kali dia bisa menyaksikan betapa rapuhnya si Entog. Bukannya meratapi nasib motor yang rusak, tetapi dia malah sibuk sendiri mencari sesuatu.

Dengan tergesa-gesa Adel mencoba untuk menadangi bensin si Entog menggunakan alat seadanya. Setelah semua terisi di dalam botol, wajah Adel sedikit berseri. Setidaknya jika Entog tidak dapat digunakan, tetapi bensin masih laku untuk dijual.

Itulah Adel, segala sesuatu dapat dijadikan penghasilan. Dia bukan tipe wanita yang lemah untuk menangisi apa yang sudah terjadi. Dengan bantuan orang tidak di kenal, mbak sayur membawa si Entog menggunakan mobil pick up untuk pulang ke rumah.

Bukannya menerima sambutan sapu terbang dari sang ibu, Adel malah mendapat pelukan hangat penuh kasih sayang. Ibunya lebih peduli akan nasib sang anak daripada si Entog, hingga suasana inilah yang selalu membuat mbak sayur itu kuat untuk menghadapi setiap ujian lantaran didukung penuh oleh sang ibu.

...💜💜💜...

1 minggu berlalu, Adel dan ibunya hanya mengandalkan jualan sayur di rumah dari pagi sampai siang. Selebihnya dari jam 7 sampai jam setengah 11 malam mereka berjualan nasi kuning, nasi uduk, dan gorengan. Semua itu mereka lakukan bermodalkan uang sisa tabungan demi mencari tambahan untuk membeli motor.

Tak ada kata nyerah untuk kedua wanita kuat dan tangguh itu. Mereka terus melawan semua rintangan yang menghadang selagi kesuksesan berada di tangan sendiri. Namun, kemarin Adel mendapatkan sebuah panggilan melalui ponsel yang tidak lain dari Ramos.

Sedikit aneh, tetapi Adel tidak mampu membantah asalkan semua itu tidak menjerumuskannya ke dalam jurang atau kejahatan. Pertama kali Adel mencoba menaiki mobil Ramos membuat dia merasa mual.

Di tengah jalan Adel meminta Ramos meminggirkan mobil. Baru juga mobil berhenti, dia yang tidak biasa menaiki mobil mewah langsung membuka pintu dan memuntahkan semua isi perutnya.

"Menjijikkan!" Satu kata itu keluar dari mulut Ramos sambil memalingkan wajah supaya tidak melihatnya. Selesai mengeluarkan semua itu, Adel membersihkan mulut menggunakan tisu yang ada di mobil.

"Bersihkan sisa racun perutmu yang mengotori mobil gue!" titah Ramos dengan kesal, membuat Adel mencibirkan mulut dan segera membersihkan sedikit sisa muntahan yang terkena badan mobil.

"Kalo gini caranya gue balik pulang!" Baru Adel ingin turun dari mobil, Ramos menahan tangan dan menariknya untuk tetap masuk ke dalam serta menutup pintu juga menguncinya.

"Diam diam di situ atau gue akan---"

"Terah lu, gue udah pasrah! Sumpah, rasanya gue pengen ma*ti mencium aroma stella di mana-mana. Gue kira naik mobil mewah enak, ternyata lebih enakan angkot. Walaupun, banyak polusi apalah itu yang penting gue nyaman!"

Baru kali ini ada orang yang berani mencibir Ramos selain adiknya sendiri. Sungguh, menarik. Namun, saat ini Ramos hanya mampu bersabar menghadapi wanita kaleng rombeng seperti Adel.

Dengan segala pertikaian, akhirnya semua stella atau pengharum ruangan dibuang oleh Adel. Untuk membuat nyaman mbak sayur, Ramos membuka atas mobil hingga membuatnya merasa terkejut.

"Dasar gadis katro!" ucap Ramos dengan suara kecil dan kembali menjalankan mobilnya.

Sementara Adel tertawa menikmati udara segar sambil merentangkan tangan. Teriakan suara itu membuat telinga Ramos tidak nyaman, tetapi dia tetap terdiam dan tersenyum miring.

Apa pun caranya gue harus bisa menaklukkan semuanya! Tidak ada yang tidak mungkin, selagi uang berbicara!

Seperti itulah suara batin Ramos saat ini. Sampah akhirnya mereka sampai di sebuah butik ternama. Mereka turun dari mobil membuat Adel terpana dengan semua busana yang ada di dalam toko.

Gadis penjual sayur itu langsung curiga atas perlakuan Ramos kepadanya. Namun, bukan Ramos namanya apabila dia tidak mampu membungkam mulut Adel. Dengan pasrah Adel mengikuti semua arahan pria menyebalkan di dalam hidupnya.

Kurang lebih sekitar 2 jam, akhirnya Adel keluar dari tempat persembunyian dan menemui Ramos yang sedang fokus memainkan ponselnya.

"Maaf, Tuan Ramos. Apakah ini sudah cukup? Atau, masih ada yang kurang?" tanya pelayan butik sambil tersenyum.

Mendengar perkataan pelayan tersebut, Ramos mema*tikan ponsel dan menaruhnya di dalam saku jas. Selepas itu kedua mata langsung menatap ke arah kaki Adel yang tenggelam di dalam gaun cantik.

Seperti itulah penampilan Adel sekarang yang sudah disulap oleh bebrapa pelayan butik sesuai keinginan Ramos. Perlahan mata pria itu mulai naik memperhatikan bentuk tubuh Adel yang sangat bagus. Sungguh, dia tidak percaya apa yang dilihatnya saat ini.

Kedua mata Ramos tercengang menatap indahnya makluk Tuhan yang sangat cantik ini. Dibalik kesederhanaan Adel, ternyata tersimpan sebuah aset berharga yang sangat mahal. Sehingga hanya baru dialah yang dapat melihat semua itu secara gratis.

"Ckk, sebenarnya lu mau bawa gue ke mana sih, kenapa ribet amat pake beginian segala. Sumpah, gua gak nyaman, cok. Mana bajunya kurang bahan lagi, emang gak ada baju yang ketutup gitu?" tanya Adel sedari tadi melekuk-lekukkan tubuhnya akibat tidak nyaman dengan gaun tersebut.

Ramos yang hampir terpanah akan kecantikan Adel, langsung berdiri tepat di depannya dan menjawab, "Ada!"

"Mana?" tanya Adel kembali. Wajah mereka menatap satu sama lain dengan jarak satu langkah.

"Baju jubah, mau?" sahut Ramos, cuek. Entah mengapa jantungnya mulai berdetak tidak karuan ketika mata itu terus menatapnya.

"Boleh, itu malah jauh lebih bagus. Jubah warna hitam dengan menutup kepalanya, sekalian bawakan sebuah sabit besar biar gue bisa langsung cabut nyawa lu detik ini juga!"

Jawaban Adel kali ini mampu membuat semua orang menelan air liurnya secara kasar. Hanya Adel satu-satunya orang yang berani mengatakan semua itu tanpa rasa takut. Sementara Ramos sendiri terkejut akan tingkah konyol dari gadis penjual sayur ini.

Tanpa menjawab apa pun, Ramos langsung menggandeng tangan Adel dan pergi meninggalkan butik. Gadis tersebut kesulitan berjalan karena gaunnya yang panjang dan sepatu heels dengan diameter kurang lebih 5 sentimeter.

Ramos mengemudikan mobil dan membiarkannya mengoceh tanpa henti. Sesampainya di sebuah gedung, pria itu turun dan membuka pintu untuk Adel. Sehabis mbak sayur keluar dari mobil dengan wajah kesal, tiba-tiba tubuh Ramos menahan tubuh mbak sayur hingg menyandar di samping mobil dalam keadaan pintu sudah tertutup.

"Catat baik-baik yang gue ucapkan ini! Mulai hari ini hutang lu 200 juta gue lunasin dan gue akan kirim motor ke rumah sebagai gantinya. Tapi, dengan syarat. Apa pun yang akan gue katakan nanti lu hanya cukup menjawab, ya. Ngerti?"

"Lo-loh, ke-kenapa be-begitu?" tanya Adel, gugup.

"Terserah, lu mau atau tidak! Semua keputusan ada di tangan lu. Jika lu mau, gandeng tangan gue. Jika tidak, balik sono, kita ketemu di kantor polisi!"

Ancaman Ramos membuat Adel bingung. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Setelah beberapa detik tidak ada jawaban, Ramos berbalik dan berjalan selangkah demi selangkah. Hingga akhirnya apa yang sudah diprediksi olehnya tepat pada sasaran.

Adel menggandeng tangan Ramos sesuai keinginannya. Tidak lupa dia meminta gadis itu untuk selalu tersebut dan bersikap angun pada semua tamu yang hadir.

Banyak pasang mata yang terkejut melihat pemandangan di depan mereka yang mana Ramos dan Adel berjalan di atas karpet merah yang sangat panjang layaknya seorang pangeran dan putri kerajaan.

Adel tidak menyangka gedung mewah dan megah itu ternyata sedang merayakan hari ulang tahun Ramos yang ke 30 tahun. Mereka berjalan perlahan mendekati sebuah meja panjang yang terdapat kue ulang tahun berukuran sedang.

Semua orang tercengang melihat Adel berdiri tepat di samping Ramos. Pertanyaan demi pertanyaan langsung terlontar membuat keluarganya meminta kepastian kepada sang anak siapa wanita yang sudah dibawanya ini.

"Haahh, baiklah. Saya akan menjawab semua pertanyaan kalian mengenai wanita yang ada di samping saya ini!" ucap Ramos dengan sedikit menghelaan napas panjang.

Suasana yang tadinya ramai akan musik, kini menjadi sangat sunyi. Semua mata tertuju pada Ramos dan Adel. Tidak hanya mereka yang merasa jantungan, gadis itu sendiri pun ikut senam jantung menunggu jawaban darinya.

"Bertepatan di hari kelahiran saya yang ke-30. Dia Adelia Kusuma adalah kekasih saya. Hanya dia wanita paling beruntung di antara kalian semua yang mampu bersanding dengan saya. Di hari ini juga saya tidak hanya memperkenalkan Adel sebagai kekasih, tetapi saya akan menjadikan Adel sebagai tunangan saya!"

Degh!

Tidak ada satu kata pun terlontar dari siapa pun. Termasuk Adel dan keluarga Ramos. Semuanya hanya terdiam dalam keadaan syok. Namun, setelah beberapa detik suasana kembali ramai akibat seorang MC mengalihkan para tamu undangan untuk ikut merayakan kebahagiaan mereka.

Mulut Adel terasa kaku dan tidak dapat berbicara seperti biasanya. Ditambah melihat Ramos menarik tangan perlahan mengarahkan gadis penjual sayur itu untuk berada di depan meja supaya semua orang mampu melihat adegan tersebut.

Ramos berlutut di hadapan Adel, mengeluarkan kotak kecil yang berisikan cincin berlian asli dengan harga yang sangat fantastis. Tangan pria tersebut mulai memasangkan cincin tepat dijari manis mbak sayur.

"Apakah kamu ingin menjadi tunanganku, Sweety?" tanya Ramos dengan hati yang gugup. Semoga Adel tidak merusak semua yang sudah dia rencanakan ini.

Si*alan ini orang, bisa-bisanya dia jebak gue. Tahu gini, gua gak mau damai, mendingan gua dipenjara bisa makan enak, tidur nyenyak, gak mikirin beban pula. Wohh, asem! Liat aja lu, gue akan hancurin semua rencana ini dengan mengatakan TIDAK biar lu malu di depan semua. Hahah!

Begitulah suara jahat hati Adel yang merasa dikhianati oleh pria menyebalkan ini. Dengan tekad yang kuat, Adel menjawab semua itu secara lantang.

"Ya, aku mau!"

E,ehh ... Bangke! Kenapa lu malah bilang mau, cok! Wahh, asem ini mulut, sumpah gak konsisten banget nj*irr! Niat mau bales dendam malah gua yang ikutin alur tuh, pan*tat panci. Mam*pus dah, lu, Del! Punya mulut gini amat, gak punya mulut serem, woo ... Kambinglah!"

Semua bertepuk tangan dibalik penderitaan Adel. Hatinya begitu panas melihat kebahagiaan di wajah semua orang, apalagi Ramos. Pria iru menundukkan wajahnya sekilas, tersenyum miring setelah misinya berjalan lancar dan berdiri memeluk Adel.

Thanks, hutang lu lunas. Sekarang waktunya lu ikutin semua arahan gua atau gua bisa dengan mudahnya mengeluarkan lu dari kampus!

Tubuh Adel menegang setelah mendengar bisikan Ramos yang tidak main-main dengan ancamannya. Selagi uang berbicara semua pun akan tunduk. Ibaratkan lu punya uang, lu punya kuasa!

Anehnya, kenapa cincin tersebut ukurannya benar-benar pas di jari Adel? Bukannya Ramos tidak pernah mengetahui ukuran lingkaran jari gadis itu? Entahlah, ini sebuah kebetulan atau tidak dia sendiri pun terkejut. Dikira ukuran cincin kebesaran untuknya, tetapi tidak. Seakan-akan Tuhan seperti merestui hubungan mereka.

Dibalik kebahagiaan mereka semua, terdapat seseorang yang menatap tajam dengan mata sudah memerah penuh amarah. Kedua tangan mencekam kuat menandakan bahwa dia tidak menyukai semua kebahagiaan ini.

Apa yang udah lu rebut dari gua, akan gua ambil kembali. Lihat saja nanti, tunggu tanggal main gue!

...*...

...*...

...*...

...💜>Bersambung<💜...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

wadduhh siape tuuh

2024-06-30

0

Adelia Rahma

Adelia Rahma

wah siapa tuh yg sakit hati dn ingin ngerebut apa yg di miliki Ramos

2023-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Mbak Sayur Mencari Masalah
2 Presdir Killer
3 Menjebak Mbak Sayur
4 Buaya Pedofil Penipu
5 Bocil OMES
6 Primadona
7 Daging terbang
8 Kecerobohan Adel
9 Mengambil First Kiss
10 Gaya Kodok Kejepit Odong-Odong
11 Membatalkan Perjanjian
12 Mendapatkan Motor Baru
13 Zurra Mengetahui Siapa Adel
14 Di Keluarin Di Luar
15 Perbedaan Ramos dan Bima
16 Dua Kekasih
17 Penyamaran Ketahuan
18 Jauhi Anakku!
19 Membela Hak
20 Mengakhiri Perjanjian Atau Hubungan
21 Membatalkan Perjodohan
22 Kemarahan Keluarga Zurra
23 Membela Harga Diri
24 Menolong Berujung Kena Getahnya
25 Gara-gara Tremos
26 Telurku, Beb, Telurku!
27 Burung Puyuh VS Burung Unta
28 Sumpah Serapah Adel
29 Mencari Adel
30 Terungkapnya Kebenaran
31 Selesai Sampai Di Sini
32 Merebutkan Adel
33 KDRT VS KDSK
34 Lu Pilih Gue Atau Bima?
35 Perjanjian
36 Preman VS Aranbi Prameswari
37 Meminta Pertolongan
38 Sisi Lain Dari Ramos
39 Benar Atau Omong Kosong?
40 Menghipnotis
41 Bonita Serabi
42 Kisah Nadira
43 Bertemu Bude
44 Tidak Setuju!
45 Adik Kecil Berubah Dewasa
46 Meminta Hadiah Pelangkahan
47 Penyesalan Ramos
48 Kebingungan Adel
49 Dilema Cinta
50 Bayangan Adel
51 Boom!
52 Penyesalan Berulang Kali
53 Menggantikan Bi Odah
54 Menjual Istri
55 Menyatakan Cinta
56 Takut Kehilangan
57 Kejahatan Zurra
58 Menyatakan Perasaan
59 Keadaan Ramos
60 Luluh Tapi Gengsi
61 Merestui Hubungan
62 Kebahagiaan Adel
63 Dasar Gengsi!
64 Hubungan Palsu Menjadi Spesial
65 Keikhlasan Hati
66 Si Paling Penakut
67 Selesai Sidang Skripsi
68 Malam Minggu
69 Ajimumpung
70 Mimpiin Tuyul
71 Tangan Nakal
72 Perubahan Lena Telah Membaik
73 Menjaga Rahasia Semalam
74 Membuka Gips
75 Adik Bima
76 Kabar Mengejutkan
77 Jawaban Legend Ara
78 Meminta Bukti
79 Pembuktian Cinta
80 Dilema Cinta Bima
81 Melupakan Perjanjian
82 Terlambat Jemput
83 Cemburu?
84 PERKEKOR
85 Malih Sayangku
86 Panggilan Romantis Versi Bima
87 Terkena Hipnotis
88 Menghadiri Kelulusan Adel & Bima
89 Undangan Pernikahan
90 Menghadiri Pernikahan
91 Janji Suci Ramos & Adel
92 Ya, Ya, Terserah, Deh
93 Janji Suci Bima & Ara
94 Trauma
95 Kamar Pengantin
96 Memberi Hukuman
97 Bayi Besar
98 Ide Jahil Ara
99 Menjaga Kartu AS
100 Kejadian Tadi Pagi
101 Memanfaatkan Kepolosan Ara
102 Memancing Adel Masuk Perangkap
103 Ramos Mencetak Gol
104 Gaun Pemberian Mama
105 Gagahnya Bima
106 Keromantisan Jordy & Lena
107 Penderitaan Ramos
108 Mabuk Serabi
109 Masuk Angin
110 Hasil Pemeriksaan Adel
111 Menjadi Orang Tua
112 Positif
113 Doberman
114 Ayam Dan Ikan Goreng
115 Resmi Mengadopsi Doberman
116 Reyno & Reyna
117 Anayra Priscilla Andreas
118 Homeschooling Fatma Adijaya Kusuma
119 Siapa Yang Sudah Berani Menghamilimu?
120 TAMAT
121 Buku Terbaru Kuda Poni
122 Buku terbaru Kuda Poni
123 Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
124 KERINDUAN AUTHOR
125 NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Mbak Sayur Mencari Masalah
2
Presdir Killer
3
Menjebak Mbak Sayur
4
Buaya Pedofil Penipu
5
Bocil OMES
6
Primadona
7
Daging terbang
8
Kecerobohan Adel
9
Mengambil First Kiss
10
Gaya Kodok Kejepit Odong-Odong
11
Membatalkan Perjanjian
12
Mendapatkan Motor Baru
13
Zurra Mengetahui Siapa Adel
14
Di Keluarin Di Luar
15
Perbedaan Ramos dan Bima
16
Dua Kekasih
17
Penyamaran Ketahuan
18
Jauhi Anakku!
19
Membela Hak
20
Mengakhiri Perjanjian Atau Hubungan
21
Membatalkan Perjodohan
22
Kemarahan Keluarga Zurra
23
Membela Harga Diri
24
Menolong Berujung Kena Getahnya
25
Gara-gara Tremos
26
Telurku, Beb, Telurku!
27
Burung Puyuh VS Burung Unta
28
Sumpah Serapah Adel
29
Mencari Adel
30
Terungkapnya Kebenaran
31
Selesai Sampai Di Sini
32
Merebutkan Adel
33
KDRT VS KDSK
34
Lu Pilih Gue Atau Bima?
35
Perjanjian
36
Preman VS Aranbi Prameswari
37
Meminta Pertolongan
38
Sisi Lain Dari Ramos
39
Benar Atau Omong Kosong?
40
Menghipnotis
41
Bonita Serabi
42
Kisah Nadira
43
Bertemu Bude
44
Tidak Setuju!
45
Adik Kecil Berubah Dewasa
46
Meminta Hadiah Pelangkahan
47
Penyesalan Ramos
48
Kebingungan Adel
49
Dilema Cinta
50
Bayangan Adel
51
Boom!
52
Penyesalan Berulang Kali
53
Menggantikan Bi Odah
54
Menjual Istri
55
Menyatakan Cinta
56
Takut Kehilangan
57
Kejahatan Zurra
58
Menyatakan Perasaan
59
Keadaan Ramos
60
Luluh Tapi Gengsi
61
Merestui Hubungan
62
Kebahagiaan Adel
63
Dasar Gengsi!
64
Hubungan Palsu Menjadi Spesial
65
Keikhlasan Hati
66
Si Paling Penakut
67
Selesai Sidang Skripsi
68
Malam Minggu
69
Ajimumpung
70
Mimpiin Tuyul
71
Tangan Nakal
72
Perubahan Lena Telah Membaik
73
Menjaga Rahasia Semalam
74
Membuka Gips
75
Adik Bima
76
Kabar Mengejutkan
77
Jawaban Legend Ara
78
Meminta Bukti
79
Pembuktian Cinta
80
Dilema Cinta Bima
81
Melupakan Perjanjian
82
Terlambat Jemput
83
Cemburu?
84
PERKEKOR
85
Malih Sayangku
86
Panggilan Romantis Versi Bima
87
Terkena Hipnotis
88
Menghadiri Kelulusan Adel & Bima
89
Undangan Pernikahan
90
Menghadiri Pernikahan
91
Janji Suci Ramos & Adel
92
Ya, Ya, Terserah, Deh
93
Janji Suci Bima & Ara
94
Trauma
95
Kamar Pengantin
96
Memberi Hukuman
97
Bayi Besar
98
Ide Jahil Ara
99
Menjaga Kartu AS
100
Kejadian Tadi Pagi
101
Memanfaatkan Kepolosan Ara
102
Memancing Adel Masuk Perangkap
103
Ramos Mencetak Gol
104
Gaun Pemberian Mama
105
Gagahnya Bima
106
Keromantisan Jordy & Lena
107
Penderitaan Ramos
108
Mabuk Serabi
109
Masuk Angin
110
Hasil Pemeriksaan Adel
111
Menjadi Orang Tua
112
Positif
113
Doberman
114
Ayam Dan Ikan Goreng
115
Resmi Mengadopsi Doberman
116
Reyno & Reyna
117
Anayra Priscilla Andreas
118
Homeschooling Fatma Adijaya Kusuma
119
Siapa Yang Sudah Berani Menghamilimu?
120
TAMAT
121
Buku Terbaru Kuda Poni
122
Buku terbaru Kuda Poni
123
Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
124
KERINDUAN AUTHOR
125
NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!