Klein tiba-tiba terbangun di kamarnya sendiri dan mendengar alarmnya berbunyi.
Ketika dia melihat jam, dia terkejut, jam itu menunjukkan pukul 8:13 pagi.
"Hah? Apa yang terjadi?" Dia berkata sambil bertanya pada dirinya sendiri yang sedang kebingungan.
"Apakah itu semua hanya mimpi?" Dia berkata sambil bertanya pada dirinya sendiri lagi.
Dia melihat seluruh tubuhnya yang tidak terlihat terluka sama sekali. Dia merasa seperti ini adalah hal yang sama seperti sebelumnya. Bahkan jam menunjukkan waktu yang persis sama seperti saat dia bangun sebelumnya. Seharusnya kejadian yang sekarang ia alami ini sudah dirinya lewati.
Dia seharusnya sudah mati sekarang karena ditembak oleh pria botak di rumah sakit 'sohc'. Tapi sekarang dia duduk di tempat tidurnya tanpa terluka.
Dia berasumsi bahwa kejadian saat dia ditembak itu adalah mimpi belaka. Karena jika itu terjadi kemarin, mustahil dia bisa bertahan hidup dan tidak terlihat terluka sama sekali di seluruh tubuhnya. Karena sangat jelas bahwa dia dihujani puluhan peluru di seluruh tubuhnya.
Namun klein bingung, mengapa mimpi itu terasa begitu nyata baginya?
Dia memeriksa kalender untuk memastikan hari apa ini. Kalender itu dengan jelas menunjukkan 14 Juli 2025. Dia terkejut karena hari ini adalah hari yang sama persis seperti dalam mimpinya. Dia akhirnya menganggapnya sebagai sesuatu yang orang sebut sebagai deja vu.
Seperti dalam mimpinya, dia merasa lapar saat bangun.
Dia juga ingin sarapan, tapi dia ingin sedikit terlambat untuk turun.
Dia menunggu selama 5 menit dan akhirnya memutuskan untuk turun.
Seperti yang dia duga, ayahnya sudah turun duluan sekarang. Tidak seperti dalam mimpinya.
Sebelumnya, dia turun duluan dan ayahnya datang dari belakang dan mengejutkannya. Kali ini tidak seperti itu, seperti yang ia kira, dirinya bisa mengubah aliran cerita yang telah terjadi di mimpinya.
Kali ini dia tidak lagi takut dimarahi ayahnya. Karena dia sudah mengalaminya dalam mimpinya. Bahkan dalam mimpinya itu terasa sangat nyata baginya.
Dia mengulangi percakapannya dengan ayahnya seperti dalam mimpinya dan akhirnya mendapatkan izin untuk naik motor lagi. Semua percakapan itu persis sama seperti dalam mimpinya.
Dia juga mengikuti rutinitasnya seperti dalam mimpinya. Membeli buku dan beberapa game baru.
Sejam sebelum kecelakaan yang terjadi dalam mimpinya. Dia merenungkan sesuatu dengan serius.
Selama ini semua yang terjadi dalam mimpinya terjadi sampai sekarang. Dia memikirkan nasib gadis bernama 'maria' yang ada dalam mimpinya. Dalam mimpinya dia mati dengan mengerikan karena ditembak oleh pria botak.
Jika sekarang semua terjadi persis seperti dalam mimpi. Lalu jika dia mengikuti alirannya dan menabraknya sekarang, itu hanya akan mengulangi kejadian itu. Dia juga tidak ingin mati di dunia nyata.
Akhirnya dia memutuskan untuk tidak mengikuti alur mimpinya. Semua orang termasuk Klein sudah pasti melakukannya jika orang itu tidak gila.
Sekarang 7 menit kemudian pukul 1 siang. Dia sekarang berada di pinggir jalan dekat tempat dia seharusnya menabrak seorang gadis dengan motornya. Dia ingin memastikan lebih tepat lagi apakah mimpinya itu akurat atau tidak. Itulah mengapa dia datang ke sini dan menunggu.
Dia sedang minum kopi hitam di sebuah kafe di dekatnya sendirian. Tidak lama setelah dia menunggu di sana, akhirnya gadis yang dia tunggu-tunggu datang berlari menyeberang jalan. Sebenarnya masih tersisa 5 menit lagi untuk gadis itu muncul. Tampaknya mimpinya itu tidak sepenuhnya akurat 100 persen. Meskipun begitu, dia tidak terlalu memikirkannya.
Dia memiliki rambut merah gelap dengan gaya twintails, dan memakai dua pita putih di rambutnya. Dia memiliki gaya berpakaian yang trendi dan menyenangkan, dengan kaus hoodie hitam. Gadis itu adalah gadis yang klein tabrak dalam mimpinya. Namanya Maria Oriana, klein memanggilnya sebagai Maria pada saat itu.
Setelah melihat gadis itu muncul, dia menggigil karena mimpinya yang sangat akurat. Dia sekarang merasa seperti melihat takdirnya sendiri. Dia bahkan bisa mengubah takdirnya sendiri dan takdir orang lain. Kali ini dia tidak menabrak Maria dan membiarkannya terus berlari ke suatu tempat dengan wajah yang terlihat panik.
Tapi perhatian klein tidak berhenti pada gadis itu. Beberapa detik setelah gadis itu muncul, ada 2 pria tak dikenal yang rupanya mengikuti gadis itu. Mereka juga berlari seolah-olah mereka mengejar gadis itu dari belakang.
Klein yang menyadari itu langsung segera meninggalkan kopi hitamnya dan menuju ke tempat parkir. Dia kembali menaiki motornya dan mencoba mengejar gadis itu secepat mungkin.
Setelah klein berhasil mengejar gadis yang sedang berlari, kini ia sudah berada di samping gadis itu.
"Hei, cepat naik ke sini!" kata klein sambil menawarkan tempat duduk di belakangnya untuk gadis itu.
"Hah, siapa kamu?" tanya gadis itu sambil curiga pada klein dan mulai meningkatkan kecepatan larinya.
"Tenang, aku tidak di pihak mereka. Percayalah, 'maria'!" teriaknya pada gadis itu.
Tiba-tiba gadis itu berhenti berlari dan berdiri diam di tengah jalan sambil menatapnya dengan wajah bingung.
"Apa yang kamu lakukan, bodoh," katanya sambil menarik gadis itu ke kursi penumpang di motornya.
Ia dan gadis itu melaju kencang menjauh dari orang-orang yang mengejarnya. Setelah beberapa saat, akhirnya kedua orang yang mengejarnya hilang.
"hadeh, apa yang kamu lakukan berdiam diri di sana tadi? Kamu cari mati?" ucap klein pada gadis itu.
"Dari mana kamu tahu nama itu?" tanya gadis itu tiba-tiba.
"Hah? Maksud kamu?" tanya klein yang bingung dengan pertanyaan gadis itu.
"Jangan pura-pura bodoh denganku, siapa yang memberi tahu kamu nama itu!" bentaknya pada klein sambil mencekik lehernya dengan kedua tangan.
"Arrgggghhh ...," klein kesulitan bernapas karena dicekik dan akhirnya kehilangan fokus dalam mengemudi.
"Brak ...," Akhirnya motornya menabrak sebuah toko cukur rambut lokal dan mereka berdua terlempar dari motornya.
Semua orang di sana sibuk menyaksikan kecelakaan itu dan mulai berkerumun.
"Apa yang kamu lakukan, bodoh!?" Klein berteriak padanya.
"Aku yang bertanya duluan! Siapa yang memberi tahu kamu nama itu?" jawabnya sambil berteriak.
"Bukankah kamu sendiri yang memberitahu aku nama kamu?" jawab Klein padanya.
Karena sebuah insiden yang tak terduga, klein membuat kesalahan kali ini. Dia seharusnya tidak menjawab bahwa gadis itulah yang memberitahunya. Karena pada dasarnya dia tahu nama gadis itu dari mimpinya, bukan dari gadis itu secara langsung.
"Aku tidak bisa mempercayaimu, selamat tinggal ...," katanya sambil menjauh dari klein.
Saat itu juga ia melihat salah satu orang yang mengejarnya datang dan menyatu dengan kerumunan. Dia mengacungkan pistol ke suatu arah, terlihat jelas orang itu menjadikan gadis itu sebagai sasarannya.
klein spontan tanpa berpikir sama sekali berlari dan mendorong gadis itu menjauh dari sana. Sesuai dengan dugaannya, ia tertembak di kepala dan jatuh ke aspal beton di sana.
Ia merasakan betapa dinginnya beton yang menempel di pipinya saat ini. Ia juga merasakan benda kecil masuk ke otaknya dan menghancurkannya. Darah keluar perlahan dari luka tembak di kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Dadi Bismarck
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
2023-11-04
3