chapter 4. akhir dari seorang pembohong

Klein merasa senang mendengar itu, tapi hatinya merasa tidak nyaman. Dia merasa ini adalah saat yang tepat karena hanya ada mereka berdua. Dia memutuskan untuk berbicara dengannya.

Pandangan klein beralih ke kaki gadis itu yang terluka parah dan dibalut. Begitu juga dengan tubuhnya yang lain, perban putih berserakan di tubuhnya yang kurus.

"Um, aku risih kalau kamu melihat tubuhku seperti itu!" Dia protes pada klein.

"Ah, maaf aku hanya melihat lukanya," klein menjelaskan padanya.

"Oh, begitu, oh ya aku belum tahu namamu! Namamu siapa?" Gadis itu bertanya pada klein.

"Namaku? Namaku Klein, Klein Lewinston. Sekarang, bolehkah aku tahu namamu, nona?" Klein menjawab gadis itu.

"Klein ya ... nama yang keren ya!" Dia berkata dengan senyum lebar. "Oh ya, namaku Maria Oriana ... panggil saja aku Maria"

"Maria ya, nama yang cantik ..., senang bertemu denganmu, Maria," dia berkata pada Maria.

Dengan senyum manisnya dia berkata, "Ya, senang bertemu denganmu juga," Maria berkata pada klein sambil mengayunkan tangannya kepadanya untuk mengajaknya berjabat tangan.

Klein ragu untuk berjabat tangan. Sebenarnya dia belum pernah ngobrol dengan wanita mana pun selain sahabat-sahabat dekatnya. Dia takut tangannya akan gemetar nanti, atau bahkan tanpa sengaja mengepal tangan Maria dengan keras.

Tapi melihat Maria menawarkan jabat tangan duluan. Klein takut suasana menjadi canggung karena dia tidak menyambut jabat tangannya. Akhirnya dia memutuskan untuk menerima jabat tangan Maria sambil menutup mata dan tersenyum seperti orang bodoh.

Maria yang melihat senyum kaku klein langsung sedikit tertawa. Walaupun sudah ia tahan, namun melihat senyum klein yang kaku itu membuat maria tidak bisa menahan tawanya.

hal ini tidak bisa dihindari, karena klein tidak pernah tersenyum lagi sejak dirinya di umur 5 tahun.

Apa lagi yang bisa kulakukan, itu satu-satunya cara yang bisa kulakukan. Pikir klein.

Untungnya jabat tangan berjalan lancar selama beberapa detik.

Klein merasa bodoh berpikir keras hanya karena hal sepele seperti ini. Tapi bagaimana lagi, ini memang dirinya yang sebenarnya. Seorang pengecut yang suka berbohong.

Setelah sesi jabat tangan yang hanya berlangsung selama 3 detik selesai. mereka kehabisan topik dan mereka berdua terjebak dalam malam yang sunyi.

mereka berdua merasa canggung satu sama lain. Tapi suasana canggung itu tidak berlangsung lama.

"U-um Klein, apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu ada di kamarku?" Maria berkata pada klein.

Di dalam hati klein, ia bersyukur bahwa Maria bukan orang yang pendiam seperti dirinya. Karena kalau dia seperti dirinya, tidak akan ada lagi topik pembicaraan seperti ini lagi.

"Aku? Aku ada di ruang tunggu di sana," dia menunjuk ke ruang tunggu di depan kamar. "Aku datang ke kamarmu karena kamu berteriak tadi. Karena aku khawatir, aku memutuskan untuk melihat ke dalam dan bertemu denganmu," klein menjelaskan pada Maria.

"Oh, begitu, lalu aku harus berterima kasih padamu ya?" Dia berkata sambil tersenyum padanya.

Kata-kata itu sebenarnya membuat klein bahagia. Tapi di sisi lain, hatinya terasa terluka oleh kata-kata manis itu. Dia ingin minta maaf padanya sekarang juga, karena dari awal dialah yang membuatnya seperti ini.

Tapi sebelum klein selesai mengumpulkan tekadnya untuk minta maaf. Maria berbicara lagi padanya, "Terima kasih Klein, meskipun aku orang asing bagimu, kamu tetap mengulurkan tanganmu untukku."

Kata-kata itu benar-benar menusuk hati nurani klein. Karena sebenarnya dia bukan tipe orang yang akan menolong orang lain yang tidak dia kenal. Dia mendekatinya saat itu karena dia merasa bersalah padanya. Tidak ada sedikit pun perasaan seperti ingin menolong dengan tulus di hatinya.

"Klein adalah orang yang baik ya? Andai saja semua orang di dunia seperti kamu," dia melanjutkan memujinya dengan kata-kata manisnya.

Kalau manusia di seluruh dunia menjadi seperti dia. Klein sangat yakin dengan segenap hatinya bahwa dunia akan hancur dengan sendirinya di tangan umat manusia itu sendiri.

Klein sadar akan sifat dan kebiasaan buruknya sebagai manusia.

Dia adalah orang yang malas yang penuh percaya diri pada dirinya sendiri. Dia bahkan sering menganggap pendapat orang lain itu salah. Bukan berarti pendapatnya selalu benar, tapi dia sering menipu dirinya sendiri dengan berpikir bahwa pendapatnya selalu benar. Dia bisa dikatakan sebagai perwujudan dari manusia yang sangat keras kepala.

"Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan di rumah sakit ini? Apakah kamu menunggu keluargamu yang sakit?" Maria bertanya pada klein.

"...," klein terdiam sambil memikirkan apa yang harus dia katakan padanya sekarang. Dia tidak tega menghancurkan ekspektasi Maria Yang begitu besar padanya dengan mengaku bahwa dialah yang menabraknya. Dia mencari alasan lain yang terlihat masuk akal.

"Aku sedang menjaga adik perempuanku yang sakit, kebetulan kamarnya sama dengan kamarmu sekarang," klein berbohong pada Maria.

Maria percaya pada kebohongannya dan tersenyum. Ini adalah jalan yang terbaik bagi klein, ia tidak ingin terlihat buruk di depannya.

Maria menoleh ke sana-sini dengan rasa penasaran seolah-olah dia sedang mencari sesuatu di kamar itu.

klein menyadari itu dan bertanya padanya, "Maria, apa yang kamu cari?"

"Oh, aku sudah mencari ponselku yang hilang. Kamu tahu di mana ponselku? Aku butuh ponselku ...," dia berkata pada klein.

gadis itu sebelumnya juga sedang mencari ponselnya tadi, sampai-sampai dia mencoba berdiri dengan kakinya yang terluka.

"Kayaknya ada di resepsionis tadi," klein berkata.

"Kok kamu tahu ponselku ada di sana?" Maria merasa curiga padanya.

"Kamu dibawa oleh ambulans yang sangat ribut tadi. Semua orang melihat proses kamu dibawa ke ruang perawatan, termasuk aku," klein menjawab pada Maria.

Untungnya bagi Maria, alasan klein masuk akal dan bisa dipercaya. klein menghela napas lega karena itu.

"Kamu mau aku ambilkan ponselmu?" Klein bertanya pada Maria.

"Iya, tolong dong!" jawab gadis itu.

Klein akhirnya meninggalkan ruang perawatan Maria dan berjalan ke tempat resepsionis berada.

Di tengah perjalanan, klein bertemu dengan dua paman berjas hitam sebelumnya. Mereka berdua berjalan dan tidak menyadari keberadaan klein di sana.

Melihat mereka berdua lagi membuat klein sadar bahwa dia belum menanyakan tentang dua paman itu pada Maria. Dia seharusnya menanyakan Maria tentang dua paman itu sebelum dia pergi mengambil ponselnya.

Tapi klein merasa tidak ada masalah dengan hal itu, akhirnya dia melanjutkan perjalanannya untuk mengambil ponsel Maria di resepsionis.

Setelah berhasil meyakinkan orang yang bekerja di resepsionis. Akhirnya klein berhasil kembali dengan ponsel Maria di tangannya.

Tapi tiba-tiba ketika klein berada di depan pintu kamar Maria. Ada suara tembakan yang sangat keras dari dalam kamarnya. "bang, bang ... bang ..."

3 suara tembakan terdengar di telinga klein saat itu.

Klein penasaran dan berlari ke arah kamar Maria. Pintu kamarnya terbuka lebar, ketika dia melihat ke dalam dia terkejut.

Dua paman berjas hitam yang sebelumnya sekarang sedang mengangkat tubuh Maria yang tergeletak. Klein juga melihat luka tembak di kepala Maria dan bercak darah di lantai.

Pak Rambut Panjang sedang mengangkat tubuh Maria saat itu. Sementara Pak Gundul berdiri sambil memegang pistol berjenis desert eagle di tangannya.

Klein yang berdiri di depan pintu yang terbuka langsung tertangkap dan akhirnya Pak Gundul juga menembaknya beberapa kali.

"seharusnya Kamu nggak usah lari ke arah sini, nak," Pak Gundul berkata pada Klein yang sudah terjatuh di lantai dengan darahnya yang telah mengalir di lantai.

Sakit ... sakit ... sakit ... argghh ... Apakah aku akan mati di sini? Klein berpikir.

Klein sebenarnya tidak terlalu peduli dengan kematian yang menantinya. Tapi entah kenapa, dia merasa tidak bertanggung jawab meninggalkan masalah ini begitu saja. bahkan Dia menyesal belum sempat minta maaf pada Maria atas dosanya padanya.

Tapi karena rasa sakit yang tak tertahankan. Dia memutuskan untuk menutup mata dan menyerah. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan lagi saat ini.

Kesadarannya hilang dan organ-organ tubuhnya berhenti bekerja. Dia sangat yakin bahwa dia sudah mati dan merasakan kehampaan di sekitarnya.

Terpopuler

Comments

bobi

bobi

lah kok mati, kukira bakal jadi permulaan kisah cinta /Frown/

2023-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 chapter 1. rumah dan orang tua
2 chapter 2. insiden tak terduga
3 chapter 3. terkadang hukuman bukanlah hal yang buruk
4 chapter 4. akhir dari seorang pembohong
5 chapter 5. pahlawan dan orang bodoh adalah orang yang sama
6 chapter 6. tidak melakukan apapun juga sebuah pilihan
7 chapter 7. si pengecut sang pengubah takdir
8 chapter 8. menjemput adik
9 chapter 9. kakak dan adik
10 chapter 10. hari pertama di sekolah
11 chapter 11. Reuni kecil teman lama
12 chapter 12. sedikit dorongan
13 chapter 13. akhir dari cerita untuk awalan yang baru
14 chapter 14. awalan dari takdir yang berubah
15 chapter 15. kembaran yang membingungkan
16 chapter 16. mencoba meminta bantuan
17 chapter 17. Sally dan rahasianya
18 chapter 18. bakat yang hebat memiliki konsekuensi yang berat (backstory sally)
19 chapter 19. Misi dan target (backstory pov Theodore)
20 chapter 20. kondisi tanpa harapan
21 chapter 21. aku dimana?
22 chapter 22. awal dari petualangan baru (END ARC I : perjuangan merubah takdir)
23 extra chapter. Sejarah dunia yang disembunyikan
24 chapter 23. hal yang ditinggalkan I
25 chapter 24. hal yang ditinggalkan II
26 chapter 25. hal yang ditinggalkan III
27 chapter 26. teman perjalanan baru dan sebuah kesialan
28 chapter 27. lingkaran sihir
29 chapter 28. wanita berjubah misterius
30 chapter 29. ingatan masa lalu yang membingungkan
31 chapter 30. tamparan kecil untuk si pengecut
32 chapter 31. terlahirnya Klein lewinston yang baru I (backstory Klein lewinston)
33 chapter 32. terlahirnya Klein lewinston yang baru II
34 chapter 33. terlahirnya Klein lewinston yang baru III
35 chapter 34. terlahirnya Klein lewinston yang baru IV
36 chapter 35. terlahirnya Klein lewinston yang baru V (ending backstory)
37 chapter 36. jiwa seorang gamer + wibu
38 chapter 37. pertengkaran kecil dan juga perkenalan diri
39 chapter 38. permainan kata-kata
40 chapter 39. cerita penggabungan dua dunia
41 chapter 40. secercah harapan
42 chapter 41. tekad yang sudah ditetapkan
43 chapter 42. perjalanan berbagi ingatan
44 chapter 43. terkadang menjadi bodoh adalah sebuah solusi
45 chapter 44. langkah pertama
46 chapter 45. teka-teki misteri yang belum pasti
47 chapter 46. pemikir handal yang tidak percaya diri
48 chapter 47. konsep ketidakmutlakan pada ingatan
Episodes

Updated 48 Episodes

1
chapter 1. rumah dan orang tua
2
chapter 2. insiden tak terduga
3
chapter 3. terkadang hukuman bukanlah hal yang buruk
4
chapter 4. akhir dari seorang pembohong
5
chapter 5. pahlawan dan orang bodoh adalah orang yang sama
6
chapter 6. tidak melakukan apapun juga sebuah pilihan
7
chapter 7. si pengecut sang pengubah takdir
8
chapter 8. menjemput adik
9
chapter 9. kakak dan adik
10
chapter 10. hari pertama di sekolah
11
chapter 11. Reuni kecil teman lama
12
chapter 12. sedikit dorongan
13
chapter 13. akhir dari cerita untuk awalan yang baru
14
chapter 14. awalan dari takdir yang berubah
15
chapter 15. kembaran yang membingungkan
16
chapter 16. mencoba meminta bantuan
17
chapter 17. Sally dan rahasianya
18
chapter 18. bakat yang hebat memiliki konsekuensi yang berat (backstory sally)
19
chapter 19. Misi dan target (backstory pov Theodore)
20
chapter 20. kondisi tanpa harapan
21
chapter 21. aku dimana?
22
chapter 22. awal dari petualangan baru (END ARC I : perjuangan merubah takdir)
23
extra chapter. Sejarah dunia yang disembunyikan
24
chapter 23. hal yang ditinggalkan I
25
chapter 24. hal yang ditinggalkan II
26
chapter 25. hal yang ditinggalkan III
27
chapter 26. teman perjalanan baru dan sebuah kesialan
28
chapter 27. lingkaran sihir
29
chapter 28. wanita berjubah misterius
30
chapter 29. ingatan masa lalu yang membingungkan
31
chapter 30. tamparan kecil untuk si pengecut
32
chapter 31. terlahirnya Klein lewinston yang baru I (backstory Klein lewinston)
33
chapter 32. terlahirnya Klein lewinston yang baru II
34
chapter 33. terlahirnya Klein lewinston yang baru III
35
chapter 34. terlahirnya Klein lewinston yang baru IV
36
chapter 35. terlahirnya Klein lewinston yang baru V (ending backstory)
37
chapter 36. jiwa seorang gamer + wibu
38
chapter 37. pertengkaran kecil dan juga perkenalan diri
39
chapter 38. permainan kata-kata
40
chapter 39. cerita penggabungan dua dunia
41
chapter 40. secercah harapan
42
chapter 41. tekad yang sudah ditetapkan
43
chapter 42. perjalanan berbagi ingatan
44
chapter 43. terkadang menjadi bodoh adalah sebuah solusi
45
chapter 44. langkah pertama
46
chapter 45. teka-teki misteri yang belum pasti
47
chapter 46. pemikir handal yang tidak percaya diri
48
chapter 47. konsep ketidakmutlakan pada ingatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!