Klein menunduk dan berbisik dengan suara serak. "Sakit..."
"Apa? Ngomong lebih keras!" ayahnya berteriak.
"Sakit!" Klein mengulangi dengan sedikit lebih keras.
Ayahnya menghela napas dan menatapnya dengan sinis. "Sakit lagi, sakit lagi, berapa kali kamu pakai alasan itu nak! Sekolah kamu dibayarin sama bapak, tapi sekolah nggak pernah jelas! Mau jadi apa kamu kalau besar nanti nak? Pengangguran? Ya Tuhan, bapak kerja keras demi keluarga kita, tapi pulang-pulang lihat kamu bolos sekolah. Coba bayangin jadi bapak. Nggak stres apa kayak gini, hampir tiap minggu kamu selalu bolos dengan alasan sakit sama bapak!" ayahnya mengomeli tanpa henti.
Klein yang mendengar omelan ayahnya merasa muak dengan ayahnya. Tapi dia tidak bisa membantah ayahnya, karena dia tahu dia salah.
Tapi kali ini Klein tidak menyesali kesalahannya. Karena Klein tidak peduli dengan dirinya sendiri. Klein hanya merasa bersalah jika dia melakukan sesuatu yang berdampak pada orang lain. Tapi kalau dia sendiri yang terkena dampaknya, dia merasa tidak masalah.
Klein hanya menjawab semua omelan ayahnya dengan mengangguk-angguk saja. Setelah beberapa menit berlalu, ayahnya berhenti mengomel dan mulai menelepon guru Klein untuk memberi izin.
Ayahnya berbohong kepada guru Klein dan bilang bahwa Klein sakit dan tidak bisa pergi ke sekolah.
Guru Klein membahas tentang jumlah izin sakit Klein, tentu saja semua guru akan curiga dengan siswa seperti Klein. Alasannya, ayah Klein menelepon setidaknya sekali seminggu dan bilang bahwa anaknya sakit.
Catatan klein semasa smp bahkan 20%nya adalah sakit,izin,dan alpha.
Tapi guru Klein masih mencoba percaya kepada ayah Klein karena ingin menghormati ayahnya klein sebagai orang tua.
Setelah ayah Klein menutup telepon setelah pamit kepada guru Klein. Ayah Klein bilang bahwa dia tidak mau mengizinkan Klein izin sakit lagi di masa depan. ayahnya tahu bahwa klein berbohong padanya setiap saat.
Ayah Klein mulai mengambil tindakan tegas terhadap anaknya agar dia tidak bolos sekolah lagi. Sayangnya, Klein tidak peduli sama sekali.
Setelah ayah Klein tenang, Klein minta izin untuk keluar sebentar untuk menghirup udara segar dengan menggunakan motornya sendiri. Ayah Klein sepertinya percaya kepada Klein untuk mengendarai motornya sendiri. Klein diizinkan untuk jalan-jalan dengan motornya.
"Silakan saja, tapi jangan balapan ya. Kalau ketahuan balapan, bapak sita motormu. Ingat ya!" kata ayah Klein.
Klein mengangguk-angguk menunjukkan bahwa dia mengerti. Padahal sebelum dibilang, Klein tidak tertarik dengan balapan. Klein merasa balapan itu hanya buang-buang waktu.
Klein lalu mengendarai motornya keliling kota dan kadang-kadang mampir ke toko buku dan mencari beberapa novel yang menarik baginya. Dia juga pergi ke toko game dan membeli sebuah game yang ingin dia mainkan bersama teman-temannya nanti.
Setelah puas dengan semua itu, Klein pulang ke rumah di sore hari tepat jam 1 siang.
Klein mengendarai motornya sambil bernyanyi karena senang dengan belanjaan yang dia dapatkan. Karena itu, Klein juga tidak fokus mengemudi dan tidak sadar bahwa dia telah menambah kecepatan motornya.
Klein yang ceroboh saat itu tidak menyadari bahwa ada seorang gadis di depannya yang ingin menyeberang jalan. Gadis itu juga terburu-buru lari ke suatu tempat dan tidak memperhatikan Klein mengendarai motornya dengan sangat cepat.
Akhirnya, Klein menabrak gadis itu dengan motornya karena kelalaian dan kecerobohan yang dia lakukan sendiri.
Gadis yang ditabrak Klein terpental jauh dari tempat kejadian dan harus menderita luka-luka parah di kakinya dan perutnya.
Dia panik dan tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya diam saja dan menatap gadis yang dia tabrak.
Gadis yang dia tabrak tergeletak tak sadarkan diri di tengah jalan dengan luka-luka di seluruh tubuhnya.
Beberapa orang yang tahu tentang kejadian itu datang untuk membimbing ambulans untuk menolong gadis yang dia tabrak.
Beberapa dari mereka juga memegang tubuhnya erat-erat agar dia tidak bisa kabur dari sana.
Mereka berbicara padanya secara bersamaan dan membuatnya tidak bisa mendengar kata-kata mereka dengan jelas. Meskipun sangat ramai di sana, dia merasa seperti dunia ini hanya ada dia dan gadis yang tertabrak.
Klein mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan menekan nomor ibunya. Dia berharap ibunya akan menjawab panggilannya. Tapi yang terdengar hanya suara mesin penjawab.
"Halo, ini ibu Klein. Maaf, saya sedang tidak bisa menjawab telepon sekarang. Tolong tinggalkan pesan setelah bunyi beep. Terima kasih."
Beep.
Klein merasa putus asa. Dia tidak tahu harus bilang apa kepada ibunya. Dia tidak tahu bagaimana cara meminta maaf atau menjelaskan apa yang terjadi. Dia hanya bisa mengucapkan separuh kata.
"Ma..."
Lalu dia menutup ponselnya dengan cepat. Dia merasa tidak sanggup menghadapi kenyataan. Dia merasa ingin lari dari semua ini.
Tapi dia tidak bisa lari. Dia masih terjebak di rumah sakit bersama dua orang yang mengawasinya. Mereka melihatnya dengan tatapan dingin dan sinis.
"Kamu nggak bisa kabur dari tanggung jawabmu, nak. Kamu harus ganti rugi atas apa yang kamu lakukan pada gadis itu. Kamu berani-berani saja menabraknya dengan motormu yang nggak punya surat-surat. Kamu pikir kamu siapa?" salah satu dari mereka berkata dengan nada menghina.
Klein merasa tersentak mendengar kata-kata itu.Dia merasa semakin takut dan bersalah.
Dia ingin meminta maaf kepada gadis itu dan keluarganya. Tapi dia tidak tahu apakah mereka akan mau mendengarnya atau memaafkannya.
Dia juga ingin tahu bagaimana keadaan gadis itu sekarang. Apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Apakah dia masih sadar atau sudah koma? Apakah dia akan sembuh atau cacat seumur hidup?
Dia ingin tahu semua itu, tapi dia tidak berani bertanya kepada siapa pun.
Dia hanya bisa diam dan menunggu nasibnya.
Sementara itu, di ruang perawatan, dokter sedang melakukan operasi darurat pada gadis yang ditabrak Klein. Gadis itu mengalami pendarahan internal dan patah tulang di beberapa bagian tubuhnya.
Dokter berusaha keras untuk menyelamatkan nyawanya, tapi dia juga tidak yakin apakah gadis itu akan selamat atau tidak.
Dokter merasa sedih dan marah melihat keadaan gadis itu.
Dokter juga merasa kasihan pada Klein, yang pasti akan mendapat masalah besar karena perbuatannya.
Dokter berharap ada keajaiban yang bisa menyembuhkan gadis itu dan menghapus kesalahan Klein.
Tapi dokter juga tahu bahwa keajaiban itu hanyalah harapan kosong.
Dokter hanya bisa berdoa dan bekerja sebaik mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
contd
bagus cok, Napa baru ketemu novel ini. /Sob/ mungkin karena novel baru yah, jadi jarang orang tau.
2023-12-08
0
Leonard
Sudah jatuh cinta!
2023-11-02
3