klein Terus mencoba menghubungi ibunya sampai dirinya berhasil terhubung dengan ibunya.
Setelah Klein menceritakan kepada ibunya tentang detail kejadian yang menimpanya, ibunya tidak menanyakan tentang keadaan gadis yang menjadi korbannya, tetapi ia lebih mengutamakan menanyakan kondisi Klein terlebih dahulu. Hal itu membuatnya senang, tetapi di dalam hatinya, ia merasa bahwa apa yang dilakukan ibunya adalah sebuah kesalahan.
Ibu Klein terlalu memanjakan anaknya, tetapi perhatian berlebihan yang diberikannya sekarang malah menyakiti hati nurani klein yang merasa bersalah kepada gadis yang ditabraknya. Karena perhatian ibunya, ia mulai memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan yang telah dibuatnya. Namun, ia membenci dirinya sendiri karena mulai memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan yang telah dibuatnya.
Berbeda dengan ibunya yang lembut dan penyayang, ayahnya adalah orang yang keras dan tegas terhadapnya.
Ayahnya klein mendengar percakapan ibunya yang panik dengan kondisi klein saat ini. Ayah Klein mendekat dan mengambil ponsel istrinya agar bisa berbicara dengan klein di telepon.
Ketika ia akan menjelaskan kepada ayahnya tentang insiden ini, ia harus mengambil napas dalam-dalam terlebih dahulu untuk mengurangi ketakutan kepada ayahnya walaupun hanya membantu sedikit saja.
Setelah ayahnya mengetahui kronologi kecelakaan tersebut, sikap yang ditunjukkan sangat berbeda jauh dengan ibunya. Ia memarahinya dan menyebutnya sebagai orang yang ceroboh dan bodoh. Seperti yang Klein duga, ayahnya juga mengatakan bahwa ia akan menyita motornya.
Setelah ayahnya menutup telepon, ayahnya dan ibunya tiba di rumah sakit tempat gadis itu dirawat dalam waktu 40 menit.
setelah mereka tiba, ayahnya langsung memarahinya lagi di depan semua orang di sana. Ia bahkan mendapat tamparan sangat keras sekali di hadapan semua orang.
Tetapi sekarang ia tidak merasa malu atau dendam karena apa yang dilakukan ayahnya itu. Ia malah berterima kasih kepada ayahnya karena telah memarahinya di depan semua orang di sana.
Ia senang karena rasa bersalahnya kepada gadis itu bertambah, dan juga apa yang dilakukan ayahnya terasa lebih seperti hukuman baginya.
Terima kasih..., ayah pikir Klein sambil tersenyum sedikit karena bahagia.
malam telah tiba, dan Klein masih sendirian di rumah sakit menunggu di depan ruangan tempat gadis itu dirawat.
Ibunya pulang dan membuat makanan untuk diantarkan kepadanya sebagai makan malam. Sementara itu, ayahnya yang telah selesai membayar biaya kamar rumah sakit siang tadi, ia langsung kembali bekerja di kantornya karena ada panggilan dari atasan.
tentu saja klein bahagia mendengar kabar itu, dengan begini ia tidak akan menghabiskan malamnya bersama ocehan ayahnya.
Ia sebenarnya diperbolehkan masuk ke ruangan gadis itu untuk menemaninya. Tetapi ia berubah pikiran, karena ia merasa tidak pantas berada di dalam sana.
Ia bertanya-tanya karena malam telah lama tiba, tetapi tidak ada satu pun keluarga atau kerabat gadis itu yang datang menjenguknya. Sambil memikirkan hal itu, ada 2 orang pria berjas hitam yang berbisik-bisik sambil berjalan di lorong.
Salah satu dari mereka melihat klein dan menarik temannya mendekat kepadanya.
"Ah, maaf dek... boleh saya bertanya sesuatu?" Kata salah satu dari mereka yang memakai kacamata hitam dengan kepala botak.
"Eehhh... boleh saja, apa yang ingin anda tanyakan?" Jawab Klein kepada mereka.
"Hmm... apakah kamu melihat seorang pasien gadis tadi?" Kata Pak Botak.
Teman-temannya yang memiliki rambut panjang dengan kacamata yang persis sama seperti Pak Botak juga menjelaskan kepadanya. "Dia memiliki rambut merah gelap dengan gaya twintails, dan memakai dua pita putih. Dia memiliki gaya berpakaian yang trendi dan menyenangkan, dengan kaus hoodie hitam"
Setelah mereka menjelaskan kepada dirinya, klein langsung menyadari bahwa gadis yang mereka mereka maksud adalah gadis yang baru saja ditabrak olehnya tadi siang.
Meskipun klein tahu tentang gadis itu, ia tidak ingin menyebarkan informasi keberadaan gadis itu kepada orang yang mencurigakan seperti mereka. Dua orang tua seperti mereka yang mencari seorang gadis kecil di malam hari seperti ini sudah sangat mencurigakan bagi klein.
"Hmm," klein menggumam pura-pura berpikir. "Maaf, saya rasa saya tidak melihat orang yang anda maksud. Kalau boleh tahu, kenapa anda mencari gadis itu?" Tanya klein.
"...," mereka diam sambil saling menatap.
"Kalau hanya satu orang, seharusnya tidak masalah, kan?" Tanya Pak Botak kepada Pak Rambut Panjang.
"Seharusnya tidak masalah...," jawab Pak Rambut Panjang.
"Nak, bisakah anda menjaga rahasia?" Pak Botak berbisik kepadanya.
"Ya, tentu saja, pak," jawabnya dengan tegas.
"Jadi sore tadi kami mendapat telepon dari bos kami yang merupakan ayah dari gadis yang kami cari sekarang ini. Dia bilang putrinya mengalami kecelakaan dan dirawat di sini," Pak Botak menjelaskan kepadanya.
Dia mengerti alasan mereka, tapi Klein tidak bisa mempercayai mereka begitu saja.
"Oh, begitu, baiklah, saya minta nomor telepon Anda saja. Nanti kalau saya melihat gadis itu, saya akan menghubungi Anda segera," kata Klein berbohong.
Dua pria itu membungkuk dan berpamitan padanya lalu melanjutkan berkeliling. Meskipun dia merasa kasihan pada dua paman itu, dia tidak bisa mempercayai mereka begitu saja.
Tidak lama setelah itu, ada teriakan dari seorang wanita dari kamar gadis itu. Tidak ada orang lain di lorong kamar itu selain dia. Itu membuat dia harus bertindak dan mencari tahu apa yang terjadi.
Klein masuk ke kamar tempat gadis itu dirawat. Begitu dia masuk, dia melihat gadis itu menangis di tempat tidur pasien tempat dia berbaring. Gadis itu sekarang sudah memakai baju yang biasa dipakai pasien rumah sakit pada umumnya.
"Ahhrrggh... kakiku!" Teriak seorang gadis yang ada di sana, menangis
Gadis itu sangat frustrasi dan sedih melihat kakinya yang tidak bisa berjalan sekarang.
Dia mencoba bangun dari tempat tidurnya dan mencoba berdiri sambil menahan rasa sakit di perutnya yang terluka. Tapi dia jatuh karena kakinya dalam kondisi parah.
Segera wajahnya berbalik ke arahnya, lalu dia menghapus air mata di wajahnya. Seolah-olah dia tidak mau orang lain tahu bahwa dia telah menangis.
Dia mencoba berdiri lagi dan ingin kembali ke tempat tidurnya.
klein mendekatinya dan memberikan bahunya sebagai bantuan. klein membantunya berbaring kembali di tempat tidurnya.
"Um...," ucap dirinya dengan ragu-ragu.
"Hmm? Ada apa?" Klein bertanya padanya balik.
"Terima kasih," kata gadis itu dengan senyum tulus.
Klein tersenyum mendengarnya. Klein akhirnya juga ikut duduk di salah satu tempat tidur kosong di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Sadako
Sungguh hebat
2023-11-04
3