Es Balok.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

...HAPPY READING......

.

.

"Ya Tuhan, kenapa aku harus mengkhianati cinta kami berdua? Sungguh aku tidak tega menyakiti Zelio. Namun, bukan niat hatiku menyakitinya." hampir seharian Sisilia hanya menghabiskan waktu didalam kamar hotelnya.

Segala niatnya yang mau pergi jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama sahabatnya sudah hilang. Tak ada niat untuk melakukan hal apapun lagi. Selain urusannya dan Reyvano bisa selesai.

"Zelio... maafkan aku!" ucapnya lagi meneteskan air mata. Hubungan yang sudah terjalin selama kurang lebih tiga tahun, harus ia akhiri karena kesalahan satu malam tanpa disengaja.

"Semoga Lio mau memaafkan aku, setelah urusan ku dan es balok selesai, maka kami bisa bersama lagi." sampai matanya terpejam, Sisil masih terus memikirkan kekasihnya.

Sementara itu, di ibukota Y. Tepatnya di kediaman Devan Atmaja. Adelia sangat bahagia setelah mendapat kabar dari ibunya, bahwa putra sulungnya mau menikah.

"Bu, ibu kenapa terlihat bahagia sekali?" tanya Zelio yang baru saja pulang dari kampus. Hari ini kebetulan sekali pemuda tersebut tidak ada jam pelajaran, karena dia memang sudah membuat skripsi. Begitu pula dengan Sisilia.

"Sayang, putra ibu sudah pulang." Zizi berdiri dari sofa dan memberikan pelukan hangat untuk anak keduanya.

"Iya, karena di kampus tidak ada kegiatan. Oya, ibu belum bercerita hal apa yang membuat wajah ibuku berseri-seri seperti ini apakah ada kabar bahagia?" tanya Zelio juga ikut tersenyum. melihat wanita yang sangat dicintai bahagia, membuat hatinya juga merasakan hal yang sama.

"Kakak mu, Nak. Kakak mu mau menikah dalam waktu dekat ini,"

"Siapa yang bilang padamu, sayang?" seru Devan yang baru saja masuk dan tidak sengaja mendengar perkataan istrinya.

"Yang memberitahuku ibu, tapi katanya kita harus berpura-pura tidak tahu dan jangan katakan hal apapun pada Rey." sekarang Zizi bergantian menerima pelukan dari suaminya. Laki-laki dulu yang dia anggap seperti kakak sendiri.

"Syukurlah jika memang benar. Aku takut kakak salah memilih jodoh, apalagi dia memiliki begitu banyak pesaing bisnis." kata Devan yang selalu mencemaskan putranya.

Walaupun dia tahu bahwa ayahnya dan Felix selalu menjaga Reyvano dengan sangat baik. Akan tetapi sebagai seorang ayah tentu saja Devan merasa khawatir.

"Semoga calon menantu kita seperti Sisil. Tidak hanya cantik, tapi juga gadis baik-baik." sahut Zizi duduk berbincang bersama suami dan anaknya.

"Ya, aku juga setuju jika gadis itu seperti Sisil. Dia juga keturunan keluarga baik-baik. Tidak salah Zelio memilihnya sebagai kekasih." Devan menepuk pelan pundak Zelio.

"Kamu dan Sisilia jadi kan mau melangsungkan pernikahan setelah lulus kuliah?" tanyanya karena kedua pasangan muda-mudi itu pernah mengutarakan niat mereka.

"Tentu saja jadi, Yah. Sisil juga ingin kami segeralah menikah. Begitu pula kedua orang tuanya." jawab Zelio tersenyum.

Agh! Hanya menyebut nama Sisilia saja hatinya sudah berbunga-bunga. Mereka sama-sama dari keluarga konglomerat. Memiliki kehidupan yang mapan. Hubungan keduanya sudah direstui, jadi bagaimana mungkin Zelio tidak merasa bahagia.

"Berdo'a saja agar Kakak mu benar-benar menikah. Soalnya Ibu ingin Rey yang menikah lebih dulu, bukan dirimu." ucap Zizi karena diantara kedua putranya, Reyvano paling menderita.

"Ya, Bu. Zelio juga tidak mau melangkahi kakak. Biarkan dia yang menikah duluan." imbuh pemuda itu tersenyum karena dia memang berharap jika sang kakak yang menikah duluan.

Walaupun dibesarkan secara terpisah. Namun, hubungan keduanya sangat baik. Karena mereka berdua sama-sama dibesarkan oleh wanita-wanita hebat.

"Kakak kapan berpacaran nya? Aku menjadi penasaran gadis seperti apa yang sudah membuat kakak ku jatuh cinta."

Gumam Zelio yang tidak tahu bahwa gadis yang akan menikah dengan kakaknya adalah kekasih yang dia cintai.

"Zelio, kamu jangan menelepon kakak mu ya, soalnya kata nenek ini adalah rahasia." Zizi kembali memperingati anaknya.

"Ibu tidak perlu khawatir. Zelio akan menjaga rahasianya. Lagian jika kakak sampai batal menikah, lalu bagaimana Zelio dan Sisil bisa menikah." jawab pemuda itu berdiri dari duduknya.

"Ayah, Ibu. Zelio mau istirahat dulu ya," pamitnya dengan sopan.

"Iya, istirahat lah!" jawab Zizi tersenyum. Lalu setelah putranya pergi dia dan Devan masuk ke kamar mereka. Berbeda dengan Rey di ibukota X. Saat ini dia menunggu Sisilia di depan hotel Atmaja group milik keluarganya.

"Om, kenapa dia lama sekali?" tanya Rey sudah kesal menunggu sejak sepuluh menit yang lalu.

"Bersabarlah, Tuan. Nona Sisil baru bangun tidur. Mungkin dia harus mandi dulu dan berdandan untuk bertemu dengan keluarga calon suaminya." jawab Axel yang bertugas menelepon Sisilia. Karena jika Reyvano sendiri mana mau menghubungi gadis itu. Tidak salah jika Sisil menyebutnya es balok.

"Huh!" lagi-lagi Rey menghela nafas dalam-dalam. Dia tidak pernah menunggu sebelumnya dan ini adalah untuk yang pertama kali.

"Seperti seorang ratu saja. Kenapa hanya bersiap-siap lama sekali?"

Gumam Rey sambil berbalas pesan bersama Zelio adiknya. Orang yang akan terluka bila mengetahui jika calon kakak iparnya adalah kekasihnya sendiri.

Hampir dua puluh lima menit menunggu, akhirnya Sisil masuk kedalam mobil Reyvano. Karena sudah tahu jika pemuda itu menunggu di depan lobby hotel.

"Maaf, aku---"

"Om, cepat jalankan kendaraannya. Kita bukan lagi menikmati suasana di dalam mobil." kata Reyvano memotong ucapan Sisil.

"Nona, apakah Anda sudah siap?" tahu jika tuan mudanya lagi marah. Axel menanyai Sisil dan mulai menjalankan kendaraan mewah tersebut. Dia adalah orang yang paling mengerti suasana hati Reyvano.

"Percuma saja Anda bertanya. Tetap saja siap atau tidak aku harus menyiapkan diri." jawab Sisil membuang arah pandangan matanya keluar dari mobil.

Sedangkan Reyvano tidak ambil pusing dengan perkataan calon istrinya. Bagi pemuda itu yang penting semua berjalan lancar. Tidak perduli harus mengeluarkan uang banyak. Asalkan nama baik keluarga Atmaja bisa terjaga.

"Kita sudah sampai, Nona. Silahkan turun dan gandeng lah tangan Tuan Rey. Seperti mana pasangan kekasih yang saling mencintai dan ingat, Anda harus bisa memainkan perannya sebaik mungkin. Jangan sampai nyonya dan tuan besar curiga." Axel memberikan peringatan pada Sisil.

"Aneh tapi nyata! Kenapa bukan Anda saja yang menikah dengan ku. Daripada aku harus menikah bersama..." Sisilia tidak melanjutkan ucapannya setelah Rey menatapnya tajam.

"Silahkan turun, Tuan Muda!" Axel yang sudah turun dari mobil membuka pintu untuk Reyvano.

"Terima kasih, Om. Oya, katakan padanya, nanti saat masuk jangan lupa untuk mencium tangan nenek dan kakek." jawab Rey seraya menyuruh Sisilia berlaku sopan.

"Nona, nanti---"

"Aku sudah tahu! Tolong katakan pada majikan Anda, jika dia tidak bisa bicara. Belilah buku kecil dan pulpen." sindir Sisil karena kesal Rey sangat irit bicara.

Sedangkan yang disindir hanya cuek. Seakan-akan tidak mendengarnya.

"Ayo, masuk! Kenapa kau ini lelet sekali." Rey langsung menarik tangan calon istrinya masuk kedalam rumah yang bergaya Eropa. Walaupun rumah tersebut sudah tua, tetap saja terlihat sangat mewah.

...BERSAMBUNG......

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Cerita nya keren thor...
5 like + /Rose/sebagai hadiah perkenalan dariku.
semangat ya.

2024-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!