Tidak Ada Pilihan.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

...HAPPY READING......

.

.

Pukul sembilan lewat lima belas menit. Reyvano diikuti oleh Axel, baru saja tiba di salah satu restoran yang tidak jauh dari hotel Atmaja group. Seharusnya mereka janjian bertemu dengan Sisilia jam sembilan pas. Namun, karena Rey ada urusan lain, jadi dia kesampingkan masalah pernikahannya.

"Oh, astaga! Apakah kau tahu ini jam berapa? Kalian berdua sudah membuang waktu ku secara percuma. Apakah kalian tidak tahu, jika satu detik saja sangat berharga bagiku," cecar Sisil menaruh ponselnya ke atas meja dengan kasar.

"Om!" ucap Rey pada Axel. Begitu tiba di sana kedua pria itu langsung duduk di hadapan Sisil.

"Ini, Nona tulis saja nomor rekeningnya biar kami transfer uang ganti ruginya selama lima belas menit." Axel langsung menyodorkan iPad ke hadapan gadis tersebut. Meskipun Rey tidak berkata apa-apa selain om. Namun, Exel sudah bisa menebak keinginan tuan mudanya.

"Apa?" seru Sisil belum paham.

"Anda masukkan nomor rekening dan akan Saya transfer sekarang juga sebagai denda karena kami datang terlambat," masih Axel yang menjawabnya.

"Kau pikir aku gadis murahan?" tiba-tiba langsung menggebrak meja. Untungnya mereka berada di dalam ruangan VIP.

"Om, langsung saja berikan surat perjanjian yang harus dia tanda tangani." titah Rey melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ini Nona, kami tidak memiliki banyak waktu. Silahkan baca dan tanda tangani. Besok sore Anda akan dibawa ke rumah orang tua, Tuan Muda," Axel menarik iPad yang selalu dia bawa kemana-mana dan menyerahkan selembar kertas sebagai surat perjanjian.

"Itu surat perjanjian jika kalian resmi berpisah sampai waktu yang belum bisa dipastikan. Maka tuan muda akan memberikan beberapa puluh persen saham perusahaan. Sebagai ganti rugi karena Anda sudah bersedia menikah dengannya."

"Oh, jadi ini maksudnya perjanjian ganti rugi bahwa aku akan dibayar selama pernikahan kami?"

"Ya, betul sekali! Jadi cepatlah ditandatangani."

"Tapi aku tidak butuh uang kalian karena kekasihku memiliki segalanya. Aku hanya ingin kebebasan," Sisil yang binggung kembali protes sebisanya.

"Jika kau tidak mau itu adalah pilihanmu. Namun, Untuk membatalkan pernikahan kita sangat tidak mungkin, karena aku juga sudah memberitahukan pada keluargaku bahwa akan menikah dalam waktu dekat ini." sekarang Rey yang menjawab.

"Suruh siapa kau mengatakan pada keluarga mu. Aku---"

"Kau tidak ada pilihan, Nona Sisilia. Jadi untuk menyelamatkan nama baik keluargaku, kita harus menikah secepatnya. Aku tidak akan mengekang mu selama pernikahan masih terjalin. Akan tetapi satu-satunya yang aku larang adalah kau tidak boleh berpacaran, karena sama saja kau mengancam reputasiku." Rey kembali menekan Sisil.

"Katanya tidak akan mengekang diriku, tapi kenapa aku dilarang berpacaran? Sedangkan kau tahu bahwa saat ini aku sudah memiliki kekasih. Ini benar-benar gila, kalian berdua membuatku gila."

"Nona Sisil, Anda kan tahu sendiri bahwa masalah ini akan menjadi besar, apabila Anda menolak pernikahan ini. Coba Anda pikirkan baik-baik. Bagaimana bila kekasih Anda mengetahui jika gadis yang dicintainya tidur bersama seorang laki-laki di kamar hotel. Apakah Anda yakin jika dia mau menerima Anda dengan ikhlas? Atau malah sebaliknya?" Exel mengeluarkan ponselnya dan menunjukan sesuatu pada Sisil.

"Itu adalah foto-foto kalian tadi malam saat diwawancarai oleh wartawan. Jika pernikahan ini tidak terjadi maka sudah pasti ada salah satu dari mereka menyebarkan berita kalian berdua. Namun, jika Anda menerimanya, Tuan Rey bisa mencegah berita ini karena sesuai bukti bahwa kalian berdua benar-benar akan menikah." jelas Axel panjang kali lebar sehingga langsung membuat Sisilia tutorial beberapa saat.

"Tapi jika Anda menikah, lalu berpisah lagi. Maka masih ada harapan untuk kembali bersama kekasih Anda. Kalian bisa menikah di ibukota Y, tanpa ada yang tahu status asli Anda yang pernah menikah bersama tuan muda kami. Saya berjanji akan membersihkan nama Anda dari catatan sipil pernikahan." pria yang berumur empat puluh tiga tahun itu kembali meyakinkan Sisil.

Dulu, ketika mengasuh Reyvano kecil, Axel masih berumur delapan belas tahun. Lalu karena Tuan Dion ingin dia menjadi pendamping cucu sulungnya. Jadilah Axel kuliah di jurusan manajemen. Agar ada yang membimbing Rey saat terjun ke dunia bisnis dan hal itu benar-benar terwujud.

"Benar juga, jika aku menerima pernikahan ini, maka kejadian tadi malam bisa aku sembunyikan dari Zelio. Namun, Jika Aku menolaknya sudah pasti cepat atau lambat berita tersebut akan tiba di kota Y. Aku akan kehilangan Lio dan juga mendapatkan aib pada keluargaku. Akan tetapi jika aku menerimanya, maka aku hanya akan berpisah dengan Lio sementara waktu. Setelahnya aku bisa memulai kehidupan yang baru tanpa diketahui oleh siapapun. Zelio sangat mencintaiku, jadi apabila aku mengajaknya putus dengan mencari alasan yang tepat semuanya akan tetap aman terkendali."

Gumam Sisilia di dalam hatinya. Memang betul apa yang dikatakan oleh Axel, diibaratkan posisinya saat ini depan jurang dan belakang juga jurang. Akan tetapi Sisil harus mengambil keputusan untuk memilih jurang mana yang akan dia pilih.

"Huh!" gadis itu menghembuskan nafas kasar pertanda bahwa dirinya benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. "Baiklah, aku akan menerima pernikahan ini dan menyanggupi semua syaratnya. Akan tetapi tolong beri aku waktu untuk menyelesaikan hubunganku dan Lio. Supaya dia tidak curiga dengan keputusanku untuk mengakhiri hubungan kami." akhirnya Sisil mengambil keputusan yang amat berat di sepanjang hidupnya.

"Tidak masalah! Kau selesaikan saja hubungan kalian. Setelah itu baru keluargaku menemui orang tua mu di ibukota Y." sekarang barulah Rey kembali berbicara.

"Oya, satu lagi! Rencananya kapan kau mau kembali ke kota Y? Agar sebelum pulang kau berkunjung ke rumah ku. Nenekku sudah siapa menunggu kedatangan mu." ujar pemuda itu lagi, karena dia tidak tega bila harus memaksa agar besok sore Sisil ke rumahnya.

"Kapanpun kau boleh membawaku menemui keluargamu. Setelah itu baru aku pulang ke ibukota Y. Aku juga perlu berbicara pada kedua orang tuaku dalam keadaan tenang, agar mereka tidak curiga."

"Nanti sore, aku akan menjemputmu di depan hotel Atmaja. Sekitar jam lima karena sekalian aku pulang dari perusahaan." setelah berbicara seperti itu Rey langsung berdiri dari tempat duduknya begitu pula dengan Axel. Mereka berdua seakan memiliki ikatan batin. Sampai-sampai setiap pergerakan tubuh pun hampir sama.

"Oke, aku akan menunggumu." jawab gadis itu juga ikut berdiri. Tidak ada makanan yang mereka pesan, kecuali satu gelas minuman milik Sisil.

Tidak ada yang dibicarakan lagi. Rey berjalan meninggalkan ruangan tersebut lebih dulu. Sedangkan Sisil hanya berdiri di tempatnya.

"Dia itu laki-laki yang dilahirkan oleh manusia, atau robot sih? Kenapa yang berbicara selalu orang tua itu?"

Sisil berbicara pada dirinya sendiri. Sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel Atmaja.

...BERSAMBUNG......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!