"Dik.. ini perintah dari ibu wali kelas.. jadi kami ga bisa berbuat apa-apa.. lagian kenapa sih nolak? Ketua OSIS nya guanteng tenan loh.. vibesnya korea.." Ujar bendahara itu. Mendengar itu, Kania bergidik. Iya terdengar risih mendengar itu.
"Katanya sekolah ini elit.. tapi kok milih ketua OSIS sulit?" Gumam Kania.
****************
Semua cewek di sekolah favorit pada terpana melihat ketampanan Erik sangat ketua OSIS. Mereka semua mengkhayal ingin menjadi pacar Erik.
Ketika Erik lewat di setiap lorong sekolah, Erik menjadi pusat perhatian para cewek. Mereka sangat terpesona dengan ketampanan Erik. Bahkan dari mereka ada yang hampir jantungan melihatnya. Termasuk Pinky dan gengnya. Disaat yang lain terpesona dengan seorang pangeran tampan, berbeda dengan Kania.
Kania sama sekali tidak tertarik dengan Erik. Bagi Kania, Erik biasa saja. Kania heran kenapa bisa Erik menjadi seorang pangeran di sekolah. Padahal wajahnya cuma gitu-gitu aja.
Erik tiba-tiba saja berdiri di depan Kania. Sehingga membuat Kania kaget. Erik tiba-tiba tersenyum kepada Kania. Membuat Kania merasa heran.
"Ngapain lu senyum-senyum?" Erik pun tetap tersenyum hingga membuat Kania bete.
"Memangnya lu ga tertarik dengan ketampanan gue?" Kania ingin muntah di depan Erik mendengar kata-kata itu.
"Aku? Tertarik sama kamu? Hehe.. Biasa aja kali.." Sungutnya sambil melipat lengan di depan dada.
"Dasar cewek aneh.. semua cewek yang ada disini pada jantungan, mau pingsan.. ketika melihat Aku.. apalagi Aku kasih senyum, pasti sudah klepek-klepek.. Lah kenapa kamu tidak? Oh, iya lupa .. kamu kan Cedut ya? Mana mungkin kamu mau tertarik sama saya.. tapi, baguslah.. itu artinya kamu sadar diri.. Cewek jelek dan gendut seperti kamu mana ada yang mau.. hahaha.." Ejek Erik.
"Bodoh amat ga ada yang mau.. lagian niat saya disini sekolah, cari ilmu.. Bye!" Ujar Kania sambil berlalu meninggalkan Erik. Erik hanya menggelengkan kepala.
"Itu Cedut benar-benar ya.. bikin Aku kesel.. awas aja lu.. bakal gue kasih pelajaran.." Gerutu Erik.
**************
Erik berniat untuk ngerjain Kania. Erik ingin membuat Kania menurut pada perintahnya.
"Awas aja lu Kania.. akan Aku balas kamu.. Nanti kan, ada perkumpulan OSIS, Aku pasti akan kerjain kamu. Hahaha.." Ucapnya.
.
.
Saatnya untuk para siswa yang bertugas sebagai OSIS berkumpul, termasuk Kania. Mereka berkumpul untuk membahas suatu acara di sekolah.
Erik dengan mudahnya berniat ingin ngerjain Kania. Dan dengan gampangnya iya perintah Kania. Sayangnya Kania bukanlah cewek yang gampang di suruh-suruh. Kania menolak perintah dari Erik.
"Berani kamu membantah perintah ku?" Kania hanya mengangkat sebelah ujung bibirnya. dan berkata
"Perintah? Saya akan mematuhi perintah kamu jika itu benar. Tapi, di luar aturan OSIS.. oh.. jangan harap bakal nurut sama kamu." Jawab Kania. Erik mendengus kesal. Kania susah sekali ditaklukan.
****************
Erik memikirkan bagaimana caranya untuk membuat Kania takluk padanya dan mematuhi semua perintahnya. Karena Kania bukanlah cewek sembarangan. Berantem saja Erik kalah.
"Woi.. kenapa bro?" Seorang teman Erik tiba-tiba mengagetkan Erik.
"Enggak apa-apa.. cuma memikirkan Kania saja.." Ujarnya.
"Mikirin Kania? Kamu suka sama Kania? cewek gendut itu? Emangnya ga ada cewek lain bro? Hahaha.." Teman Erik tertawa terpingkal-pingkal.
"Ngaco lu.. siapa juga yang suka sama cewek jelek dan gendut seperti dia? Amit-amit.." Erik bergidik.
"Lah terus kenapa kamu mikirin itu cedut?"
"Aku ingin dia takluk sama perintah ku. Aku ingin jadikan Kania sebagai pembantu gratisan. Tapi, kamu tau sendiri kalau Kania itu pemberani.. Aku aja kalah.."
"Kalau soal itu gampang bro.. kamu kan OSIS.. kalau dia membantah perintah kamu, laporkan saja sama wali kelasnya.. nanti Kania akan kena marah sama wali kelas.."
"Ok..Aku paham!"
****************
Erik melaporkan perbuatan Kania kepada wali kelas. Bahwa Kania selalu membantah perintah OSIS. Ibu wali kelas memanggil Kania lagi.
Kania yang merasa tidak ada apa-apa menjadi heran. Kenapa iya dipanggil oleh wali kelas lagi. Setalah sampai di ruang wali kelas, Kania pun dipersilahkan duduk di kursi yang terletak di depan wali kelas.
"Ada apa Bu? Kenapa ibu memanggil saya lagi?" Tanya Kania.
"Kania.. apa benar kamu melanggar perintah dari Erik disaat rapat OSIS?" Tanya ibu wali kelas. Kania mengangguk iya mengakuinya.
"Kania.. kamu itu bagaimana sih? Itu adalah ketua OSIS. Kalau kamu membantah, sama saja dengan kamu melanggar!" Kania melongo dengan apa yang diucapkan oleh wali kelas.
"Apa bu? Melanggar? Lah kalau ketua OSIS nya memerintahkan diluar aturan OSIS, masak iya sih bu.. saya harus menurutinya.." Protes Kania.
"Kania.. kamu jangan protes. Ini sudah menjadi aturan.." Ucap Ibu wali kelas. Kania hanya diam dan tidak menjawab.
"Mulai sekarang, kamu harus tunduk sama ketua OSIS." Kania melongo. Baru kali ini ada sekolah dengan peraturan aneh.
"Tunduk sama ketua OSIS? Ga salah bu?"
"Kania.. kalau kamu tidak mau.. ibu laporkan kamu kepada papa kamu. Ini papa kamu yang minta." Kania semakin melongo dibuatnya. Jadi ini adalah rencana papanya. Pantesan sangat aneh. Untuk kali ini, terpaksa Kania harus menuruti semua itu.
Erik tersenyum licik. iya merasa menang dengan semua ini. Mereka pun kembali ke ruangan kelas masing-masing.
"Heh.. cewek gendut, tunggu dulu!" Kania menghentikan langkahnya dan berbalik arah.
"Ada apa lagi?"
"Mau kemana kamu? Itu ruang OSIS kotor, sekarang kamu bersihkan itu ruangan OSIS." Perintahnya. Kania melotot dengan perintah itu.
"Aku bersihkan ruang OSIS sendirian? Ga salah Erik? Bukannya ruang OSIS itu dibersihkan secara gotong royong?" Protes Kania.
" Mau membantah, hah? Atau saya laporkan lagi?" Ancamnya. Kania mendengus kesal. Terpaksa iya harus menuruti kemauan Erik.
.
.
Jam mata pelajaran ke tiga telah dimulai. Terpaksa Kania tidak mengikutinya karena harus membersihkan ruang OSIS terlebih dahulu. Erik tertawa puas karena bisa ngerjain Kania.
"Kalau begini caranya Aku tidak dapat mengikuti mata pelajaran setelah istirahat dong.." Kania pun menemukan ide agar cepat selesai. Kania membersihkan ruangan OSIS dengan sembarangan.
"Ah.. akhirnya selesai juga.." Kania pun meletakkan sapu di tempatnya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Kania cepat-cepat untuk menuju ruang kelas. Karena iya takut ketinggalan pelajaran. Kania berlari secepat mungkin. Ruang kelas Kania yang terletak begitu jauh.
.
.
Sesampainya di sana.. ternyata benar pelajaran sudah dimulai. Dan Kania pun segera masuk kelas dan menghadap guru.
"Darimana saja kamu?" Wajah guru mata pelajaran tampak serius.
"Saya.. dari ruang OSIS pak.." Jawabnya.
"Ruang OSIS, ruang OSIS. Sekarang ga ada kumpul OSIS.. alasan aja kamu!"
"Saya disuruh membersihkan ruang OSIS pak.."
"Ga usah jawab! Kalau saya marahi kamu.. ga usah menjawab.. saya tau kamu cuma alasan!" Sungut guru itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Kasrumi Mimi
kok kayak masa kecil saya ya, di bully kalau lapor ke orang tua malah di marahin sendiri 😭😭😭
2023-11-28
1
Rita Riau
guru macam apa itu,,,
Erik kamu bakal bucin sama Kania
2023-11-28
1