Bab 5: Mengambil Hati Melalui Lidah

Scarlett membuka matanya di pagi hari. Pemandangan pertama yang ia lihat saat terbangun adalah wajah Ethan yang tengah tertidur. Ia bagaikan masih bermimpi bisa tidur

seranjang dengan lelaki berwajah tampan bak pangeran.

Semalam, lelaki itu sempat kesal kepadanya karena tragedy di kamar mandi. Ethan menyebut

Scarlett sebagai wanita tercabul di dunia. Padahal, menurut Scarlett hal itu wajar-wajar saja, mengagumi ketampanan dan keindahan tubuh suaminya sendiri. Tapi, jika dipikir-pikir lagi, hal itu memang membuatnya malu-malu kucing.

Melihat wajah tenang itu membuatnya ingin mencium. Ia ingin didekap oleh tubuh yang

terlihat hangat dan kuat itu. Scarlett menepuk kedua pipinya. Ia ingin menyadarkan dirinya sendiri atas pikirannya yang tidak-tidak.

“Sepertinya ini masih terlalu pagi untuk membangunkannya. Bagaimana kalau aku membuatkan sarapan untuk orang di rumah hari ini?” tanyanya pada diri sendiri.

Scarlett segera turun dari atas ranjang. Semangatnya seolah muncul saat mendapatkan ide untuk membuat hubungan baik dengan suami dan keluarga barunya. Ia tahu keluarga Ethan belum sepenuhnya bisa menerima kehadirannya di sana.

Pelayan tampak sudah mulai sibuk di dapur saat ia datang. Mereka kaget melihat kehadiran Scarlett di sana.

“Nyonya, apa yang Anda lakukan sepagi ini di sini?” tanya seorang wanita paruh baya berseragam pelayan. Namanya Bibi Cessa, kepala pelayan di rumah besar itu.

“Aku ingin membantu menyiapkan sarapan pagi ini,” jawab Scarlett dengan raut wajah yang ceria.

Tiga pelayan muda di belakang berbisik-bisik seakan merasa aneh dengan tingkah nyonya baru yang kemarin resmi menikah dengan Tuan Ethan. Tidak pernah ada sejarahnya nyonya rumah maupun anggota keluarga yang lain mengotori tangan melakukan pekerjaan rumah sekalipun itu memasak.

“Maaf, Nyonya. Lebih baik Anda kembali ke kamar. Ini sudah menjadi tugas kami untuk

menyiapkan makanan. Setelah semuanya siap, saya akan memanggil Anda kembali ke sini,” kata Bibi Cessa dengan nada yang sangat ramah.

Scarlett mengulaskan senyum. Ia merasa baru saja mengalami penolakan. Namun, bukan

Scarlett jika langsung menyerah. Wanita itu menyincingkan lengan bajunya lalu ikut turun ke dapur memegang pisau. Kelakuannya membuat para pelayan panik dan mencoba menghentikan.

“Nyonya, tolong jangan lakukan! Saya khawatir Tuan Ethan akan marah jika Anda seperti ini,” tegur Bibi Cessa.

Scarlett tak menggubris. Ia memotongi sayuran yang dilihatnya dengan pisau. Seakan di dalam otaknya sudah tergambar menu yang akan dibuat. Memang, untuk urusan memasak, Scarlett bisa diandalkan. Sejak SMP ia sudah bisa mandiri bahkan membantu mengurus adiknya karena sang ibu sakit-sakitan.

“Kalian tenang saja, aku akan baik-baik saja. Lanjutkan pekerjaan kalian!” pinta Scarlett. Ia memamerkan kepiawaiannya memegang pisau dan mengiris bahan-bahan masakan dengan cepat dan rapi. Para pelayan sampai tertegun melihat kelihaiannya.

Scarlett memberikan beberapa tips memasak kepada para pelayan. Ia mencontohkan bagaimana cara mengolah bahan makanan agar rasanya tetap enak dan konsisten. Para pelayan

yang seharusnya memasak justru hanya sekedar membantu Scarlett memasak. Menu sarapan

pagi ini dieksekusi dengan sangat baik olehnya. Bahkan pelayan yang turut membantu diberikan jatah tersendiri dari hasil masakannya. Berkat masakan, ia berhasil mengambil hati para pelayan.

“Nyonya, apa kami boleh memanggil Tuan Ethan untuk sarapan sekarang?” tanya Bibi Cessa.

Scarlett berpikir sejenak. Ia sampai lupa dengan suami yang ditinggalkan saat ia pergi ke dapur. “Em, tidak usah. Biar aku saja yang memanggilnya!” katanya. Sebagai orang baru, ia ingin menjadi orang yang cukup berguna di rumah itu.

Ia melepaskan apron yang sejak tadi dipakaiannya, lalu berjalan menuju kamarnya. Tampak Ethan sudah bangun. Lelaki itu tengah duduk di atas ranjang sembari membaca koran.

“Kamu dari mana?” tanyanya dengan ekspresi yang masih tetap saja datar.

Scarlett berjalan mendekat dengan senyuman riang di wajahnya. “Aku baru saja selesai memasak. Ayo, kita sarapan!” ucapnya bersemangat.

Ia membantu Ethan turun perlahan dari ranjang untuk duduk di atas kursi rodanya.

“Memasak? Tidak salah kamu yang memasak? Bisa-bisa semua orang di rumah ini keracunan

gara-gara masakanmu,” kata Ethan yang tidak percaya dengan ucapan istrinya.

Scarlett tak peduli dengan pendapat Ethan. Ia berpura-pura tak mendengar dan memilih mendorong kursi roda Ethan, membawa suaminya keluar kamar untuk sarapan.

“Selamat pagi semuanya,” sapa Scarlett sembari mengulaskan senyuman.

“Pagi,” jawab Charles singkat. Ia hanya sekilas memperhatikan pasangan pengantin baru

itu datang lalu kembali fokus pada cangkir kopinya.

“Selamat pagi, Ethan,” sapa Suliya.

“Pagi, Kak,” sapa Aiden mengikuti.

Di ruang tamu sudah berkumpul Charles, Suliya, dan Aiden. Mereka bisa menyapa Ethan dengan casual, sementara Scarlett seperti makhluk tak kasat mata yang tak dianggap. Lagi-lagi Scarlett cuek, ia membantu Ethan memposisikan diri di ruang makan.

“Ethan, apa hari ini kamu akan pergi bekerja?” tanya Charles.

“Tentu saja, Pa. Aku sudah beberapa hari tidak masuk ke kantor,” jawab Ethan.

“Kalau masih mengambil libur juga boleh, kamu kan masih pengantin baru,” ujar Charles.

“Hahaha ….” Tanpa sengaja Suliya kelepasan tertawa keras sampai tidak bisa dikendalikan

hingga membuat semua mata tertuju padanya. “Hem! Maafkan aku,” ucapnya seraya menutup mulutnya sendiri. Ia berusaha untuk mengembalikan ekspresinya semula.

“Kenapa kamu tertawa, apa ada hal yang lucu?” tanya Charles.

“Ah, tidak, Sayang. Aku hanya berpikir kalau Ethan pasti sudah muak sehari saja di rumah. Lebih baik ia di kantor mengurusi pekerjaan dari pada melihat makhluk yang menyebalkan seharian.” Suliya berkata sambil mengarahkan tatapannya kepada Scarlett.

Sebenarnya Scarlett sudah mulai terpancing emosi dengan ucapan ibu mertua. Seandainya sopan santun tidak diperlukan, ia pasti sudah maju untuk menjambak mulutnya yang tidak punya tata krama.

“Kenapa aura di rumah ini langsung berubah suram seperti sekarang. Rasanya keluarga ini

sudah kehilangan wibawa dan kehormatan. Sebenarnya apa yang kakek pikirkan sampai bisa membawa sampah masuk ke rumah ini. Bukankah kita tidak bisa mengenalkannya kepada para rekan bisnis?”

Ucapan Suliya semakin terdengar keterlaluan. Wanita itu tetap berusaha menunjukkan rasa tidak suka pada Scarlett. Raut wajah Ethan berubah geram. Ia bahkan hampir buka suara, namun tangan Scarlett tiba-tiba menyentuhnya. Wanita itu menggelengkan kepala seolah memberi isyarat agar Ethan tidak perlu meladeninya.

Pelayan datang menghidangkan aneka makanan dari arah dapur menuju ke meja makan. Aroma sedap masakan sudah tercium dari jarak beberapa meter sebelum terhidang. Bahkan tampilannya yang indah dan memanjakan mata serasa mereka hendak sarapan di sebuah hotel Bintang lima.

“Oh, cantik sekali makanan-makanan ini. Dari aromanya sudah terasa enak. Setidaknya bisa

memperbaiki mood-ku yang berantakan karena sampah,” gumam Suliya. Ia terlihat senang memandang hidangan di hadapannya.

Semua orang juga terlihat antusias untuk mencicipi makanan yang terlihat enak itu. Scarlett dengan penuh perhatian mengambilkan makanan untuk Ethan.

“Terima kasih,” ucap Ethan.

Meski lelaki itu tetap berekspresi datar, tapi Scarlett sudah senang mendengar ucapan

terima kasihnya. Ia terus memperhatikan ekspresi yang ditunjukkan sang suami saat menyantap makanannya. Jelas terlihat lelaki itu seperti heran dengan rasa masakan yang berbeda dari biasanya. Namun, Ethan tetap melahap makanan itu dengan tenang. Scarlett mengulaskan senyum melihat Ethan menyukai masakannya. Ia lantas menikmati makanan di piringnya sendiri.

“Bibi, tumben masakan hari ini enak sekali,” ucap Aiden yang penasaran dengan menu

sarapan mereka.

“Mama sependapat denganmu, Sayang. Ini bukan rasa masakan yang biasa Bibi buatkan untuk kita. Sangat enak sekali, kalau bisa setiap hari menunya seperti ini. Dari penampilannya, aromanya, dan rasanya sangat sempurna!” Suliya sangat menikmati sarapannya.

“Apakah Tuan Charles juga menyukainya?” Tanya Bibi Cessa.

Charles menganggukkan kepala. “Benar, ini enak,” jawabnya singkat. Ia memang tak terlalu suka bicara apalagi ketika makan.

“Lalu, bagaimana dengan Tuan Ethan sendiri tentang masakan ini?” pertanyaan Bibi Cessa

kali ii ditujukan kepada Ethan.

“Enak,” jawab Ethan.

Scarlett tersenyum-senyum sendiri mendengar jawaban mereka. Ia seakan puas telah menghabiskan dua jam waktunya di dapur untuk mendengar pujian itu.

“Sebenarnya sarapan kali ini Nyonya Scarlett yang membuatnya, kami hanya membantunya.”

Ucapan Bibi Cessa mengagetkan mereka. Semuanya menatap Scarlett dengan keheranan

seakan tidak percaya jika wanita itu bisa memasak makanan seenak itu. Ethan juga

tidak menyangka jika ucapan istrinya saat di kamar ternyata serius, bukan hanya candaan belaka.

“Nyonya Scarlett bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan semua ini. Nyonya sangat pandai memasak,” puji Bibi Cessa.

Raut wajah Suliya terlihat kesal mendengar pujian yang diberikan kepada Scarlett.

“Ah, terima kasih atas pujiannya. Saya senang sekali bisa memasakkan sesuatu yang enak untuk keluarga ini. Apalagi ibu mertua kelihatannya sangat suka dengan masakan saya, mungkin setiap pagi saya akan rajin memasak untuk seluruh keluarga,” ucap Scarlett sembari senyum-senyum meledek. Ia sangat puas bisa

melihat wanita bermulut kasar itu mati kutu.

Ethan ikut tersenyum kecil, tidak menyangka istrinya bisa membuat kesal ibu tirinya.

Suliya semakin geram melihat Scarlett seolah di atas awan karena semua orang memuji masakannya. “Sepertinya aku sudah kenyang. Sayang, aku mau ke kamar duluan,” pamit Suliya seraya beranjak dari tempat duduknya. Ia merasa sangat malu sudah memuji masakan dari menantu yang ingin sekali dihinanya.

Terpopuler

Comments

SaRW

SaRW

scarlet, kalau perlu tambahan personel memberi pelajaran lampir suliya, readers siap ...😊

2023-11-02

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!