Florencia sudah berlinang air mata saat menyadari dirinya terjebak dalam sebuah lift. Lututnya seakan rapuh hingga akhirnya tubuhnya pun luruh dan bersimpuh ke lantai lift. Dia adalah wanita manja meskipun tinggal sendiri di Amerika.
Kepanikan dan ketakutan saat ini sedang melanda Florencia. Dia tidak tahu apakah dirinya akan selamat dari musibah ini. Yang pernah ia tonton di film bioskop, sangat menyeramkan jika terjebak dalam lift apalagi kalau sampai lift itu akhirnya terjatuh, dan ia tidak ingin itu sampai menimpanya.
"Ya Allah, tolong aku, Aku tidak mau mati dulu ..." Sambil terus menangis, Florencia berdoa meminta pertolongan agar ia tidak meregang nyawa dengan cara seperti ini. Dia masih muda, ia pun tidak ingin mati di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu. Masih banyak hal yang ingin ia lakukan dan belum ia dapatkan semasa hidupnya.
Daniel baru selesai melapor jika lift yang ia pakai menggalami kemacetan kepada petugas yang ada di gedung apartemen itu. Dia menoleh ke arah Florencia yang terduduk di bawah. Daniel lalu mendekat ke arah Florencia dan duduk di samping wanita cantik yang sedang ketakutan. Dia tadi sempat mendengar saat Florencia berbicara dalam bahasa Indonesia, bahasa asal negara Mamanya.
"Kamu dari Indonesia?" tanya Daniel kemudian. Dibanding dengan Florencia yang kalut, Daniel terlihat lebih tenang. Karena ia tahu, jika mengalami kondisi seperti saat ini harus bisa mengontrol emosi.
Florencia seketika menoleh ke arah Daniel saat mendengar Daniel berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
"Apa kita akan mati di sini?" tanya Florencia cemas.
"Tentu saja tidak. Tuhan tidak akan membiarkan wanita muda secantik kamu mati dengan cara seperti ini." Daniel berkelakar mencoba menghibur Florencia yang ketakutan.
"Aku sudah menebak kalau kamu berdarah Asia, tapi aku tidak menduga jika kamu dari Indonesia." Melihat fisik Florencia, Daniel dapat menduga jika Florencia bukan berasal dari benua Amerika atau Eropa, dia justru menduga jika Florencia berasal dari Asia Timur karena memilik wajah oriental.
Tiba-tiba terdengar suara dan pintu lift terbuka. Namun posisi lift saat ini berada di tengah-tengah lantai tiga dan lantai empat. Dua orang petugas saat ini berada di lantai empat karena lift sudah setengah lebih melewati lantai tiga.
"Are you okay?" Salah seorang petugas bertanya dengan mengarahkan senter ke dalam lift.
"Yeah, we're still alive." Daniel bangkit dari duduk dan mengulurkan tangannya membantu Florencia untuk berdiri.
"We'll try to help you. Hold my hand." Salah seorang petugas mengulurkan tangannya, mencoba mengeluarkan Florencia dan Daniel.
"Kamu naiklah dulu, aku akan membantu mengangkatmu." Tanpa menunggu persetujuan dari Florencia, Daniel mengangkat tubuh Florencia dengan memeluk pinggang wanita cantik itu dan mendorong Florencia agak naik lebih dahulu.
Florencia terkesiap dengan tindakan Daniel, namun ia tak bisa menolak karena yang ada dipikirannya saat ini adalah bisa keluar dari lift itu secepatnya.
"Hold my hand, Miss." Petugas itu membantu Florencia hingga keluar dari lift yang terjebak macet di antara dua lantai.
"Thank you, Sir." Setelah berhasil keluar dari lift, dengan tubuh masih bergetar, Florencia berjalan menuju kamarnya. Dia bahkan tidak sempat mengucapkan terima kasih pada Daniel yang ikut membantunya keluar dari lift. Dia pun tak memperdulikan apakah Daniel juga bisa keluar dari lift atau tidak.
Florencia ingin secepatnya masuk ke apartemen tempat tinggalnya dan menenangkan diri di sana. Dia segera menuju arah kulkas untuk mengambil air minum dan duduk di kursi meja makan.
"Terima kasih, Ya Allah ... aku masih dikasih selamat ..." Florencia merasa beruntung bisa lepas dari musibah yang menakutkan tadi.
Teettt
Suara bel pintu apartemen berbunyi membuat Florencia beranjak ke bagian depan apartemennya untuk mengetahui siapa yang datang dan menekan bel apatemennya. Florencia mengintip dari lubang pintu untuk mengetahui siapa tamunya. Dia melihat pria yang berada satu lift dengannya tadi yang saat ini berada di hadapan pintu apartemennya. Keningnya mengerut, seingatnya ia tidak menyebut nomer unit apartemennya, hanya menyebut lantainya saja, tapi bagaimana pria itu bisa mengetahui tempat tinggalnya.
"Kok dia tahu aku di sini?" Florencia bertanya-tanya, namun, ia tetap membuka pintu apartemennya.
"Hai, kita ketemu lagi." Daniel menyeringai sambil mengusap tengkuknya.
"Ada apa?" tanya Florencia.
"Ada apa? Kamu menghilang begitu saja, bahkan tidak mengucapkan terima kasih karena aku telah membantumu keluar dari lift tadi," Daniel tak percaya, bahkan Florencia langsung meninggalkannya tanpa menunggunya keluar dari lift tanpa mengucapkan terima kasih. Dan kini Florencian bertanya 'Ada apa'.
"Oh, maaf ... terima kasih tadi sudah membantuku." Menyadari jika ia memang lupa mengucapkan terima kasih, Florencia pun menyampaikan permintaan maaf dan menghaturkan terima kasih.
"Permintaan maafmu aku terima," jawab Daniel, "Apa kamu tidak ingin mempersilahkan aku masuk? Memberiku minum karena aku harus menunggu lift itu diperbaiki atau aku akan kehausan jika harus menaiki anak tangga sampai lantai tujuh belas." Daniel mendramatisir seolah-olah ia ingin menaiki anak tangga hingga lantai yang ia tuju.
"Oh, tunggu sebentar." Tak menyuruh Daniel masuk ke apartemennya, Florencia justru meninggalkan Daniel.
Daniel menautkan kedua alisnya melihat Florencia kembali masuk dan menyuruhnya tetap berdiri di pintu, hingga tak lama kemudian Florencia kembali dengan membawa sebotol air mineral dingin di tangannya.
"Ini ..." Florencia menyodorkan air mineral itu pada Daniel.
Tidak langsung menerima, Daniel hanya menatap air mineral di tangan Florencia lalu berganti menatap wanita cantik di hadapannya itu.
"Kamu hanya membalas pertolonganku dengan sebotol air mineral?" sindir Daniel. karena Florencia tetap tak mempersilahkan dia masuk ke dalam apartemen.
Kali ini Florencia yang mengerutkan kening dan memperhatikan wajah Daniel dengan lekat. Ia seperti menangkap sesuatu atas ucapan Daniel tadi, dan ia pun mulai memahami apa tujuan Daniel menemuinya.
"Oke, oke, aku paham, tunggu sebentar ..." Florencia kembali masuk ke dalam dan meninggalkan Daniel yang makin terheran dengan sikap Florencia.
"Mau apa lagi wanita itu?" Daniel memutar bula matanya, sebab maksudnya tak ditangkap baik oleh Florencia. Bahkan Florencia meninggalkannya lagi dengan pintu apartemen terbuka. Bagaimana jika dirinya berniat jahat dan melakukan perampokan di apartemen Florencia sementara ia menduga tidak ada penghuni lain di sana.
Tak lebih dua menit menunggu, Florencia sudah kembali dengan membawa sepuluh lembar uang benilai seratus dolar lalu menyodorkannya peda Daniel.
"Anggap ini sebagai timbal balik karena kamu menolongku tadi." Florencia menduga jika tujuan Daniel menemuinya karena pria itu menginginkan imbalan darinya.
Daniel memperhatikan uang yang diberikan Florencia bergantian dengan menatap wanita itu sambil tersenyum mengejek.
"Apa kamu pikir aku semiskin itu hingga kamu memberikan uang itu kepadaku? Kau tahu, ternyata nyawamu hanya seharga seribu US dollar?" sindir Daniel menanggapi sikap Florencia yang memberinya imbalan uang.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
gia nasgia
Flo benar"nggak peka
2024-12-07
0
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
dasar Flo minta digetok ini
2024-02-16
1
👸 Naf 👸
🩷💜🩷💜🩷💜🩷💜
2023-11-26
1