Beberapa hari berlalu, kini keadaan Raka sudah semakin membaik. Ia sebenarnya ingin segera pulang untuk menemui putrinya, namun karena kondisinya yang tidak memungkinkan membuat Raka harus benar-benar istirahat total.
"Sepertinya, aku sudah merasa lebih baik. Aku harus segera pergi," ujar Raka membuka pembicaraan saat sedang makan malam bersama.
"Tapi mas, kamu belum benar-benar pulih," timpal Laras.
"Iya nak, benar apa yang dikatakan Laras. sebaiknya tunggu satu sampai dua hari lagi agar kesehatanmu benar-benar pulih," tukas Bu Ayu.
Mendengar perkataan Bu Ayu memang ada benarnya juga. Sampai saat ini Raka memang masih suka merasa pusing. Mungkin satu atau dua hari lagi akan membuatnya merasa sehat kembali.
Di tempat lain ada seseorang yang selalu merasa iri pada Laras. Sudah lama dia selalu membenci dan tidak suka terhadap Laras. Dia lah Ayumi, anak kepala desa yang tidak pernah suka akan Laras.
Betapa tidak, Laras memang terlihat jauh lebih cantik darinya sehingga banyak pria yang lebih menyukai Laras. Berita tentang keadaan Raka pun terdengar sampai ketelinga Ayumi.
Ayumi segera memikirkan cara untuk menjatuhkan Laras. Ia mencoba memanfaatkan kedatangan Raka untuk melakukan niatnya.
"Aku harus melakukan sesuatu," gumam batin Ayumi. Ayumi memang sengaja melewati rumah Laras untuk mengetahui berita tentang apa yang didengarnya. Dan benar saja, ia mendapati seorang pria yang sangat tampan berada di rumahnya.
Beberapa hari pun berlalu. Kini kondisi Raka semakin membaik. Luka disekitar tubuhnya pun sudah menghilang sedikit demi sedikit. Selama beberapa hari merawat Raka membuat Larasati merasakan hal yang berbeda.
Entah apa yang dia rasakan, namun saat berada di dekat Raka membuat dada Larasati berdetak begitu cepat. Ada perasaan nyaman saat berada disampingnya.
"Sebenarnya perasaan apa ini? Apa yang sedang aku rasakan?" gumam batin Larasati saat ia sedang menghidangkan makanan di atas meja.
Ibunya yang sejak tadi memperhatikan anaknya melihat ada sesuatu yang berbeda pada anaknya. Ibunya merasa jika Larasati kini terlihat lebih sumringah. Matanya berbinar saat melihat Raka.
"Ini silahkan dimakan Raka," tawar Laras sambil menghidangkan sepiring nasi lengkap dengan pauknya.
"Terima kasih Laras," ujar Raka.
"Sama-sama," timpal Laras dengan wajah yang tersipu.
Di atas meja makan mereka bertiga menyantap sarapan pagi mereka. Namun beberapa saat kemudian tiba-tiba Bu Ayu menerima sebuah telpon yang menyatakan jika ia harus mengobati pasiennya yang jaraknya cukup jauh.
Pada awalnya Bu Ayu menolak untuk pergi karena merasa khawatir karena harus meninggalkan anaknya. Akan tetapi karena Raka yang berjanji akan menjaga putrinya selama ia pergi akhirnya Bu Ayu pergi juga.
Keesokan harinya Bu Ayu sudah bersiap untuk pergi. Meski dirasa berat tapi akhirnya ia pergi juga. Bu Ayu memang orang yang baik, ia tidak bisa menolak jika mengenai membantu orang lain.
"Ibu pergi dulu nak, kamu hati-hati dirumah ya," ujar Bu Ayu sesaat sebelum ia pergi.
"Baik bu," tukas Laras sambil mencium tangan kanan ibunya.
"Ibu tenang saja, aku akan menjaganya," timpal Raka sambil tersenyum.
Mendengar perkataan Raka membuat Bu Ayu semakin tenang. Sementara itu dari kejauhan tampak seseorang sedang memperhatikan rumah Laras. Entah sejak kapan dia memperhatikan keadaan rumah Laras.
"Sepertinya rencanaku berhasil, akhirnya Bu Ayu pergi dari rumah," gumam batin Ayumi.
Seperti yang ia harapkan, kini ia tinggal melakukan langkah selanjutnya. Setelah kepergian Bu Ayu, Ayumi memang sudah merencanakan sesuatu.
"Aku bereskan tempat makan dulu mas, apa mas mau dibuatkan kopi?" tawar Laras sesaat sebelum pergi ke dapur.
"Boleh juga, sepertinya kopi susu enak juga," ucap Raka sambil tersenyum.
"Baik mas, aku buatkan dulu," pamit Laras sambil bergegas menuju dapur.
Dengan cekatan Laras segera mengambil kopi susu yang sudah menjadi satu dalam satu sachet. Setelah airnya mendidih, ia segera menuangkan air panas ke dalam gelas.
Tak berapa lama, kopi yang ia buat selesai juga dan segera membawanya ke teras. Raka yang sejak tadi sudah menunggu pun merasa senang karena kopi pesanannya akhirnya datang juga.
"Ini mas, silahkan," ujar Laras sambil meletakan segelas kopi diatas meja sebelah Raka, tak lupa ia juga membawakan beberapan toples kue dan juga cemilan sebagai teman ngopi Raka.
"Wah, terima kasih banyak Laras. Selama ini kamu sudah begitu baik. Sekali lagi terima kasih, maaf karena selama ini aku selalu merepotkan," ucap Raka yang merasa tidak enak sebab selama ini ia merasa seperti tamu yang begitu istimewa.
"Sama-sama mas. Ah tidak repot, ini sudah kewajibanku memuliakan tamu."
Tak membuang waktu, Raka segera menyeruput kopi yang masih panas itu.
"Mmhh,, aromanya wangi sekali. Kamu memang pandai Laras, apapun yang kamu buat pasti enak," tambahnya.
"Ah kamu bisa saja mas," ujar Laras yang merasa tersipu karena Raka terus saja memujinya.
Namun tiba-tiba saja Raka terdiam. Dia teringat akan anak dan istrinya karena sudah beberapa hari tidak bertemu.
"Apa kabar nak, maafkan papah. Papah tidak bisa menghadiri acara ulang tahunmu," gumam batin Raka.
Laras yang sejak tadi memperhatikan Raka pun merasa bingung karena Raka tiba-tiba terdiam.
"Ada apa mas?" tanya Laras sambil memegang bahu Raka.
"Ti, tidak. Aku tidak apa-apa," jawab Raka spontan.
"Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan mas?" selidik Laras.
"Ah tidak, aku tidak memikirkan apa-apa," jawab Raka mengelak.
"Maafkan aku Laras, aku tidak mungkin menceritakan tentang statusku," gumam batin Raka.
Entah mengapa rasanya berat sekali bagi Raka untuk mengatakan yang sebenarnya. Raka ingin jujur tapi rasanya tidak mungkin. Beberapa berada di rumah Laras membuat Raka merasakan hal yang sama dengan Laras.
Ada perasaan berbeda, ada perasaan yang aneh yang ia rasakan. Tidak berapa lama Laras segera masuk ke dalam rumah.Laras tidak begitu memikirkan tentang Raka dan segera melanjutkan pekerjaannya di dapur.
Setelah kopinya habis, Raka segera membereskan gelas dan membawanya ke dapur. Namun baru beberapa langkah tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu.
Tok... Tok.. Tok...
Dengan cekatan Raka segera bergegas membukakan pintu.
"Siapa ya?" tanya Raka sambil menaikan halisnya.
"Lihat apa yang sedang mereka lakukan!" tunjuk Ayumi yang datang-datang langsung memfitnah mereka berdua. Ayumi datang dengan membawa beberapa warga.
"Siapa mas?" ucap Laras yang baru saja datang dari dapur.
"Apa yang sedang kalian lakukan berdua didalam rumah hah? Apa?" pekik Ayumi.
"Apa maksud kamu Ayumi, aku tidak mengerti. Aku sedang melakukan pekerjaan didapur," jawab Laras yang merasa bingung dengan kedatangan Ayumi yang tiba-tiba menuduhnya.
Beberapa warga yang ikut pun ikut-ikutan menghakimi Laras dan Raka. Mereka mengikuti apa yang sudah direncanakan Ayumi sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments