Di pagi hari yang cukup cerah Larasati berjalan menelusuri hutan untuk mencari sebuah tanaman yang biasa ia gunakan sebagai obat-obatan tradisional. Ibunya Bu Ayu memang sudah seperti seorang dokter yang bisa mengobati seseorang yang sedang terluka.
Di desa tempatnya tinggal, Bu Ayu memang sudah cukup terkenal, sehingga jika ada orang yang merasa tidak sehat segera pergi menuju rumahnya untuk sekedar berkonsultasi. Bahkan memeriksa keadaannya. Alhasil setiap orang yang datang menemuinya akan merasa lebih baik.
"Sepertinya daun ini sudah habis," ujar Larasati sambil mengambil daun berwarna hijau itu. Daun yang dipercaya bisa membuat luka lebih cepat kering. Ia segera memetik daun itu dengan perlahan. Sejak masih gelap Larasati sudah menyusuri hutan untuk mencari beberapa macam bunga dan dedaunan yang biasa ibunya gunakan sebagai pengobatan tradisional.
Tidak hanya daun, dia juga memetik bunga-bunga yang biasa ibunya cari. Selesai mengambil beberapa jenis bunga dan dedaunan, Larasati segera melanjutkan perjalanannya dan bergegas pulang. Namun saat melangkah beberapa meter, ia seperti melihat seseorang yang sedang tergeletak dipinggir sungai.
Dari kejauhan Larasati mencoba memicingkan matanya dan perlahan namun pasti ia melangkahkan kakinya menuju seseorang yang tergeletak itu.
"Astaga, siapa itu? Sepertinya dia terluka," ujar Larasati yang tampak kebingungan saat mendekati pria itu.
Perlahan Larasati mendekati pria itu dan mencoba memeriksa keadaannya. Pria yang tergeletak itu mengalami luka disekitar kepala dan bagian kakinya. Setelah beberapa saat diperiksa, ia merasa yakin jika laki-laki itu masih bisa tertolong.
Larasati merasa kebingungan bagaimana caranya agar dia bisa membawa laki-laki itu menuju ke rumahnya. Sedangkan jarak dari hutan menuju rumahnya memang cukup jauh. Ia memandangi sekeliling dan tidak jauh dari tempatnya berdiri Larasati melihat seperti sebuah gerobak yang biasa penduduk desa gunakan untuk mencari kayu sebagai bahan bakar.
Tanpa berfikir panjang Larasati segera menarik roda itu meski benda itu cukup berat. Dengan sekuat tenaga ia mencoba mengangkat pria itu menuju roda yang ia bawa tadi. Berat memang, namun ia berusaha sekuat tenaga demi bisa menolong orang itu.
Dengan kekuatannya Larasati mencoba menarik roda itu meski pria itu sangatlah berat. Baru beberapa meter mendorong, Larasati sudah merasa kelelahan.
"Apakah aku bisa membawa pria ini ke rumah," gumam batin Larasati dengan nafas terengah.
Setelah beberapa saat beristirahat, Larasati mencoba melanjutkan perjalanannya. Meski sangat perlahan namun ia mencoba mengerahkan seluruh kekuatannya. Tidak lama kemudian, akhirnya ia sampai di halaman rumahnya.
"Bu, ibu!" teriak Laras yang segera berlari menuju rumahnya.
Bu Ayu yang sedang berada di rumah pun merasa terkejut dengan kedatangan anaknya, karena tidak biasanya anaknya itu berteriak-teriak saat tiba dirumah. Ibunya yang sedang berada di dapur pun segera bergegas menghampiri anaknya.
"Ada apa nak?" tanya Bu Ayu saat melihat anaknya yang terlihat begitu kelelahan.
"Itu Bu, coba liat diluar!" tunjuk Laras yang masih dengan nafas terengah.
"Itu apa? coba kalau ngomong itu yang jelas," ujar ibunya yang masih merasa kebingungan.
"Sini Bu!" ajak Laras sambil sedikit menarik lengan ibunya.
Bu Ayu segera bergegas menuju luar rumah karena anaknya menarik tangan kanannya untuk menunjukan orang yang ia bawa. Laras memang sengaja menarik tangan ibunya karena ia merasa lelah harus menceritakan kejadian tadi.
"Loh itu siapa? Kenapa kamu bisa membawanya kesini?" tanya Bu Ayu yang merasa terkejut saat melihat seseorang yang tidak sadarkan diri berada di atas roda dihadapannya.
"Ini yang Laras maksud Bu. Laras menemukan orang ini tergeletak di pinggir sungai dan badannya luka-luka. Laras tidak tega melihatnya, makanya Laras segera membawanya agar ibu bisa mengobatinya," jelas Laras.
Selain memiliki paras yang cantik, ia juga merupakan gadis yang sangat baik hati. Ia tidak bisa melihat orang lain terluka, karena itulah Laras segera membawanya ke rumah agar ibunya bisa mengobatinya. Setelah melihat kondisi laki-laki itu, Bu Ayu segera membawanya ke dalam rumah dengan bantuan Laras.
Mereka berdua memapah orang itu menuju kursi panjang untuk di baringkan. Dengan segera Bu Ayu membawa peralatan yang biasa ia gunakan untuk memeriksa keadaan pasiennya. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, Bu Ayu segera membuat ramuan tradisional yang biasa ia gunakan.
"Lukanya cukup parah, beruntung kamu segera membawanya kemari nak," ujar Bu Ayu sambil bergegas menuju tempat pembuatan ramuan.
"Mungkin ini juga takdir Tuhan Bu dia masih bisa selamat," timpal Laras.
Dengan cekatan Bu Ayu segera membersihkan dan mengobati luka yang pria itu alami. Sementara Laras hanya duduk dan sesekali mengambilkan peralatan yang diperlukan ibunya. Cukup lama pria itu tidak sadarkan diri. Namun Bu Ayu masih mencoba mengobatinya sesuai kemampuannya.
Di tempat mereka tinggal, rumah sakit memang cukup jauh. Maka dari itu Bu Ayu selalu menggunakan pengobatan tradisional untuk merawat pasiennya. Setelah beberapa saat akhirnya pria itu mulai sadarkan diri.
"Kepalaku pusing sekali, apa yang sudah terjadi?" ujar pria itu dengan suara parau sambil memegang kepalanya yang dirasa pusing.
"Tunggu nak, jangan dulu bangun. Kamu sedang sakit dan seluruh tubuhmu terluka," timpal Bu Ayu yang segera membantu pria itu berbaring kembali.
Tanpa membantah pria itu membaringkan kembali tubuhnya. Dia mencoba mengingat kejadian apa yang sebenarnya sudah terjadi. Seingatnya tadi dia masih didalam mobilnya sedang menyetir. Namun setelah itu ia tidak mengingat apa-apa lagi.
"Maaf pa, tadi saya menemukan anda tergeletak di pinggir sungai," timpal Laras yang sedang berdiri di sampingnya.
"Apa? yang benar? apa yang sudah terjadi?" tanya pria itu balik.
"Saya kurang tahu pak, tapi sepertinya bapak mengalami kecelakaan karena sebelum saya menemukan bapak, saya seperti mendengar ada suara ledakan seperti suara bom meledak. Tapi sepertinya itu suara mobil yang meledak," jawab Laras.
Mendengar jawaban Laras membuat pria itu terdiam lagi. Dia merasa beruntung karena masih bisa selamat dari kecelakaan maut yang menimpanya.
"Saya ucapkan banyak terima kasih karena kalian sudah sangat baik mau menolong saya," tukas pria itu.
"Bukankah sesama manusia kita harus saling tolong menolong nak. Sudahlah jangan banyak di pikirkan, lebih baik sekarang kamu istirahat saja agar kondisimu cepat pulih," timpal Bu Ayu setelah selesai mengobati luka pria itu.
"Kalau begitu saya mau menyiapkan makan dulu Bu," pamit Laras yang segera bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makanan.
"Sekali lagi terima kasih," ucap pria itu sesaat sebelum Laras pergi. Namun tidak banyak kata-kata yang Laras ucapkan. Ia hanya tersenyum sambil segera bergegas pergi.
"Lebih baik kamu istirahat saja nak," timpal Bu Ayu sesaat sebelum pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments