Setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya membuat Bu Ayu merasa sedih dan kesal. Akan tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena semua sudah terjadi. Ditambah Laras tidak mengizinkan Bu Ayu untuk berbuat sesuatu.
Larasati memang sudah memprediksikan meski Bu Ayu mendatangi Ayumi tidak akan menghasilkan apa-apa. Dia tahu benar bahwa Ayumi memang wanita yang licik. Daripada terjadi apa-apa kepada ibunya lebih baik biar Laras saja yang menanggung semuanya.
"Walau bagaimanapun ibu harus mendatangi Ayumi, ibu tidak terima jika anak ibu dituduh yang macam-macam!" tegas Bu Ayu.
"Sudahlah bu, tidak perlu melakukan hal itu. Lagipula semua ini juga sudah terjadi. Aku sudah menikah dengan mas Raka," lirih Laras.
"Iya nak, tapi."
"Iya bu sudah-sudah, semua sudah terjadi. Saya berjanji akan menjaga dan menyanyangi Laras sepenuh hati," timpal Raka yang sama-sama mencoba menenangkan Bu Ayu yang tersulut emosi.
"Apa kamu benar-benar mencintai anak ibu?" tanya Bu Ayu.
"Iya bu, saya menyanyangi dan mencintai Laras. Saya akan selalu menyanyanginya dan menjaganya," tambah Raka.
Setelah mendengar perkataan Raka membuat Bu Ayu menjadi lega. Kini hatinya menjadi dingin kembali. Raka memang belum lama mengenal Laras, akan tetapi rasanya sudah lama ia mengenal Laras.
Beberapa hari berada di dekat Laras membuat hatinya tenang. Bersamaan dengan itu, Raka sekaligus meminta izin kepada Bu Ayu untuk membawa Laras ke kota. Raka ingin memperkenalkan Laras kepada ibunya.
Awalnya Bu Ayu menolak karena memang Laras tidak pernah pergi jauh darinya. Namun setelah cukup lama berfikir, akhirnya ia mengizinkan Raka untuk membawa Laras. Walau bagaimanapun kini Laras sudah sah menjadi istrinya.
Keesokan harinya..
"Bu, Laras pergi dulu ya. Insya Allah Laras akan sering-sering mengunjungi ibu," lirih Laras sembari memeluk ibunya.
"Iya nak, kamu hati-hati ya. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan," timpal Bu Ayu dengan mata yang berkaca-kaca. Air matanya hampir akan terjatuh, namun Bu Ayu cepat-cepat menyekanya agar tidak terlihat oleh Laras.
"Nak Raka, ibu titip Laras ya. Tolong jaga dan sayangi dia. Ibu tidak mau terjadi apa-apa pada anak ibu," tambah Bu Ayu setelah selesai memeluk anaknya.
"Pasti bu, ibu tenang saja," timpal Raka yang segera mencium punggung tangan ibu mertuanya.
Bu Ayu merasa sangat sedih saat tahu anaknya akan dibawa pergi oleh suaminya. Akan tetapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kini ada yang lebih berhak menentukan hidup anaknya.
Cukup lama ibu dan anak itu berpelukan. Setelah Raka menyalami ibu mertuanya, akhirnya kini mereka harus segera pergi. Meski berat tapi Raka tidak mungkin jika harus tetap berdiam diri di rumah Bu Ayu.
Jarak dari desa menuju kota memang lumayan jauh. Tapi itu semua tidak menyurutkan niat Raka untuk membawa Laras ke rumahnya. Sepanjang perjalanan membuat Raka merasa resah.
Ia memikirkan bagaimana jadinya saat mereka tiba di rumah. Dia tidak ingin berbohong jika dirinya sudah menikah lagi. Tapi dia juga tidak ingin sampai menyakiti Laras.
"Mungkin aku harus menghadapi semuanya, tapi aku harus tetap tenang," gumam batin Raka sambil membuang nafas.
"Ada apa mas?Apa ada sesuatu yang mas pikirkan?" tebak Laras yang sejak tadi memperhatikan suaminya terdiam.
"Ah tidak juga. Mas tidak sedang memikirkan apa-apa, ini hanya tentang pekerjaan saja," jawab Raka yang berusaha untuk tetap santai.
Tak terasa beberapa jam kemudian tibalah mereka di kediaman Raka. Rumah yang cukup besar menurut Laras.
"Rumahnya besar sekali. Apa pantas aku tinggal di sini," gumam batin Laras.
Meski merasa canggung dan gugup, tapi Raka mencoba untuk tetap tenang. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi saat seseorang membukakan pintu.
Ting tong...
Raka mencoba memencet bel. Dia segera masuk ke dalam halaman rumah sebab gerbangnya masih terbuka lebar. 6Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Salma datang membukakan pintu.
"Mas, kamu masih hidup?" tanya Salma sambil menautkan kedua halisnya. Untuk beberapa saat Salma tidak percaya jika suaminya masih hidup. Semenjak ulang tahun anaknya waktu lalu, Raka memang tidak pernah pulang dan ia mendapat kabar jika mobil yang dikendarai suaminya mengalami kecelakaan.
"Ya tentu, aku memang masih hidup sampai sampai saat ini. Dan perkenalkan ini istriku, Laras," tambah Raka.
Baru saja Salma akan memeluk suaminya, akan tetapi langkahnya terhenti saat suaminya mengatakan sesuatu.
"Apa jadi kamu sudah menikah lagi mas? Jadi selama ini kamu menghilang hanya untuk menikahi wanita ini!" geram Salma yang merasa tidak percaya jika suaminya sudah memiliki wanita lain. Setelah beberapa hari menghilang ternyata kini Raka sudah memiliki wanita idaman lain.
Mendengar percakapan antara Raka dan Salma membuat Laras sedih dan tidak percaya. Rasanya bagai disambar petir di siang bolong. Ia tidak pernah menyangka jika sebenarnya Raka sudah menikah.
"Apa? Jadi kamu sudah menikah mas? Kenapa kamu tidak bilang sejak awal? Kenapa kamu tega melakukan semua ini mas. Andai saja aku tahu dari awal mungkin aku tidak akan pernah mau dipaksa untuk menikah," lirih Laras dengan air mata yang mulai bercucuran.
"Maafkan aku Laras, aku tidak pernah berniat untuk membohongimu. Aku terpaksa menikahimu karena tuduhan Ayumi saat itu. Aku tidak tega melihatmu. Maka dari itu aku menyetujui permintaan mereka," jawab Raka yang merasa menyesal dengan apa yang sudah dilakukannya.
Merasa sangat kecewa dan telah dibohongi Laras segera pergi. Ia berusaha lari sekuat tenaga. Laras terus berlari tanpa arah dan tujuan. Akan tetapi Raka terus saja mengejarnya dan meraih tangannya.
"Tolong maafkan aku Laras, aku mohon. Aku memang benar-benar mencintaimu."
"Kamu bohong mas, kamu memang penipu. Aku menyesal ikut denganmu," tambahnya. Air mata Laras terjatuh tak tertahankan. Laras benar-benar terluka akan kejadian ini. Dia juga tidak pernah mengira jika semua ini akan terjadi. Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Itulah yang Laras alami. Kini ia tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya sangat tidak mungkin jika Laras harus kembali lagi ke rumahnya. Apa yang harus ia katakan jika ibunya tahu tentang hal ini.
"Tolong Laras maafkan aku. Aku tidak pernah bermaksud untuk membohongimu. Perasaanku tulus mencintaimu. Sekarang ayo kita pulang ke rumah ini sudah malam. Kamu harus segera istirahat."
Akhirnya setelah beberapa saat, Laras akhirnya ikut pulang menuju rumah Raka. Laras merasa bingung. Jika tidak ikut bersama Raka, akan kemana ia pergi. Di kota besar seperti ini Laras juga tidak memiliki sanak saudara.Setibanya dirumah Raka segera membawa Laras menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments