3. Ke Rumah Shera

Fhilip melirik deretan parkiran sepeda, tidak dilihatnya sepeda biru butut milik Shera selama dua hari ini, apa teman semejanya yang sombong itu tidak turun lagi tanpa kabar, batinnya.

Banyak pasang mata mengikuti langkah remaja tampan itu. Ada yang sudah jatuh hati padanya, ada pula yang iri melihat dirinya yang nyaris sempurna, kaya, pintar, dan juga paling ganteng sendiri di sekolah itu.

Zaman itu, tidak banyak siswa SMP seperti dirinya berangkat ke sekolah dengan mobil, kecuali anak pengusaha dan para anak pejabat di kota itu, lebih banyak menggunakan sepeda kayuh atau diantar dengan sepeda motor oleh ayah atau ibunya.

"Hai Fhilip!" Roni siswa jangkung, tapi tidak sejangkung Fhilip, datang mendekat, saat Fhilip meletakan tas ranselnya di atas meja.

"Hai," balas Fhilip seadanya, sambil mengeluarkan buku dan peralatan tulis menulisnya untuk jam pelajaran pertama hari ini.

"Bagi contekan PR Matematika dong, kau biasanya selalu mengerjakannya 'kan?" Fhilip memutar bola matanya, ini bukan pertama kalinya Roni melakukannya.

Mungkin ini yang dimaksud Shera dengan 'benalu' saat pertama kali ia memilih duduk disebelah gadis itu, rata-rata siswa-siswi dikelas ini suka minta contekan, seperti Roni ini contohnya.

"Kamu nggak ngerjain PR lagi?" tekan Fhilip.

"Aku sibuk. Ayolah, jangan pelit seperti Shera, gadis judes itu," paksa Roni sembari mengatai teman sekelas mereka itu.

"Sibuk? Bukannya tugas utama kita belajar. Jadi apa yang kau sibukkan?" sela Fhilip tak percaya.

"Nggak usah banyak tanya. Mentang-mentang duduk dekat Shera, kau ketularan sifat cerewet dan pelitnya Shera. Buruan! Mana PR-nya? Kau tahu, guru yang paling rajin turun dan nggak pernah absen, ya guru Matematika, nyebelin!" Roni masih memaksa dengan gayanya yang seenaknya.

"Nih PR-nya. Ingat, ini terakhir kalinya. Besok-besok jangan harap aku memberikannya lagi. Bukan karena pelit, tapi aku tidak ingin kau bergantung dan menjadi siswa pemalas," Fhilip menyodorkan buku Matematikanya, Roni gegas menyambar lalu mulai menyalinnya dibuku tulis miliknya.

Tring! Tring! Tring!

Bel berbunyi nyaring, seluruh siswa berlarian melakukan baris-berbaris didepan kelas, termasuk Fhilip dan Roni yang ikut keluar kelas.

"Kau lihat, seperti kataku tadi, dibelakangmu sudah ada ibu Karunia, beliau memang tak pernah absen, bener-bener nyebelin tau," sungut Roni berbisik pelan pada Fhilip. Karena keduanya paling jangkung, maka mereka mengambil barisan paling belakang.

Setelah acara baris-berbaris disertai doa selesai didepan pintu kelas, para siswa-siswi SMP itu masuk dengan tertib kedalam kelasnya masing-masing.

"Kumpulkan PR kalian masing-masing! Dan persiapkan diri kalian, hari ini kita ulangan harian!" gema ibu Karunia dengan suara lantangnya.

"Oh, ya ampun. Aku belum selesai menyalin PR-mu Fhilip," gerutu Roni, tapi remaja laki-laki itu mau tak mau tetap mengumpulkan buku PR-nya juga bila tak ingin disemprot oleh sang ibu guru yang terkenal kiler itu.

"Sudah semua?" Ibu Karunia mengedarkan pandangannya keseluruh kelas, mungkin saja ada muridnya yang belum mengumpulkan tugas PR-nya. Setelah dilihatnya tidak ada yang mengacungkan tangan, dihitungnya jumlah buku sesuai jumlah siswa kelasnya.

"Satu, dua, tiga,... Tiga puluh sembilan. Kurang satu. Ayo jujur, siapa yang tidak mengumpulkan tugas PR-nya?" lantang ibu Karunia lagi, kembali mengedarkan pandangannya keseluruh kelas.

"Roni! Kenapa kau duduk disana? Ayo, kembali kekursimu!" perintah ibu Karunia.

"I-iya Bu," Roni gegas bangkit lalu berpindah ke kursinya kembali.

"Shera--, ada yang tahu kemana dia?" tanya ibu Karunia heran. Setahunya, Shera adalah salah satu murid yang paling rajin turun sekolah, tapi kenapa hari ini murid kebanggaannya itu absen tanpa keterangan.

Tidak ada jawaban. Di kelas itu, Shera memang tidak memiliki teman akrab karena sikapnya yang menjaga jarak dengan semua murid.

"Baiklah! Kita mulai ulangannya sekarang." putus ibu Karunia. Ia mengambil spidol, lalu mulai menulis soal dipapan tulis.

"Hari ini Ibu akan memanggil kalian satu persatu maju kedepan untuk mengambil nilai sesuai jawaban kalian."

Ucapan sang guru Matematika spontan memberi kesan horor seisi kelas, degup jantung para murid seketika memacu kencang.

"Roni, maju! Kerjakan soal di papan tulis!" perintah ibu Karunia. Roni yang dipanggil namanya seketika menggigil kaget.

"Roni! Apa telingamu tuli?" sentak ibu Karunia dengan sorot mata tajamnya, ketika Roni masih memaku bokongnya ditempat duduk.

"I-iya, Bu. S-saya dengar," Roni terpaksa berdiri melangkah dengan kaki gemetar. Seisi kelas yang biasanya suka mentertawai murid yang berlaku demikian tidak ada yang berani tertawa, karena mereka sudah tahu apa konsekuensi yang bakal mereka terima bila berani mengolok teman-temannya yang lain disaat mata pelajaran Matematika.

"M-maaf, Bu. S-saya tidak bisa mengerjakannya." jujur Roni, namun ia berusaha tegar menahan rasa malunya.

"Berdiri didekat pintu!" titah ibu Karunia, menunjuk dengan penggaris kayu panjang yang biasa ia gunakan saat mengajar.

"Diwan!" panggil ibu Karunia selanjutnya.

Diwan maju dengan tenang, memegang spidol dan menempelkan mata spidolnya dipapan tulis namun tidak kunjung menulis jawabannya.

"Lama sekali Diwan!" sentak ibu Karunia. Seketika lutut remaja laki-laki itu gemetaran didepan kelas mendengarnya. "Kalau tak bisa menjawab berdiri disebelah Roni!"

Diwan bergeser, mendekati Roni berdiri, tentu saja remaja laki-laki itu malu karena tidak mampu menjawab soal yang ada.

Sebagian besar murid menunduk takut, ketika ibu Karunia kembali mengedarkan pandangannya.

"Kalau Shera tidak hadir, ya begini ini. Tidak ada yang bisa mengisi jawaban soal!" ucap ibu Karunia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Fhilip! Maju!" titah bu Karunia, saat matanya bersirobok dengan remaja laki-laki itu.

Tanpa menunggu namanya dipanggil dua kali, Fhilip gegas berdiri dan maju menuju ke papan tulis. Dengan tenang ia mulai menuliskan jawaban penyelesaiannya. Ibu karunia memperhatikan dengan seksama, begitu pula para murid lainnya.

Penyelesaian:

Pertama hitung terlebih dahulu (AB +C)

Maka, Det (AB + C) \=

(3.14) - (8.6) \= 42 - 48 \= -6.

"Bagus Fhilip! Jawabanmu benar!" puji sang guru Matematika senang.

...🍓🍓🍓...

Fhilip turun dari mobilnya diikuti oleh pak Jonggon sopir yang selalu setia mengantar jemputnya kemanapun ia pergi. Remaja itu menatap police line berwarna kuning, mengitari rumah kayu dihadapannya, yang ia tahu itu adalah rumah tinggal Shera.

"Pak, permisi. Numpang tanya," pak Jonggon menghadang seorang warga pejalan kaki yang kebetulan melintas didekat mereka.

"Iya Pak, ada apa?" warga itu balik bertanya.

"Perkenalkan, nama saya pak Jonggon. Dan ini anak majikan saya, tuan muda Fhilip."

Warga itu memperhatikan kedua orang asing yang ada dihadapannya, terutama Fhilip yang memiliki wajah Indo.

"Sudah dua hari ini temannya tuan muda Fhilip yang bermama Shera tidak masuk sekolah, dan kami tahu ini adalah rumahnya," tunjuk pak Jonggon pada rumah yang di police line didepan mereka.

"Kalau boleh tau apa yang terjadi sampai ada pita kuning seperti ini Pak?" lanjut pak Jonggo mewakili Fhilip.

"Oh, den Fhilip ini temannya nak Shera ya? Mereka mengalami musibah. Ayah tiri nak Shera ditembak mati oleh ibu nak Shera Pak. Untuk lebih jelasnya, silahkan ke rumah pak ketua RT di ujung jalan sana sebelum tikungan yang bercat biru laut." terang sang warga itu.

"Baik, terima kasih Pak. Kalau begitu kami pamit dulu."

"Sama-sama Pak, den Fhilip." warga itu ikut berlalu.

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Bgus bu!

2023-12-28

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

jangan kasih fhlip

2023-12-28

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Teringat cowok ganteng waktu masih sd

2023-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 1. Aku, Shera
2 2. Lepasin Aku Om
3 3. Ke Rumah Shera
4 4. Sekolah? Atau Menjadi Sampah.
5 5. Jangan Ge-er!
6 6. Mual Dan Muntah
7 7. Aku Hamil
8 8. Keguguran
9 9. Berkerjalah Padaku
10 10. Pria Dewasa Berseragam SMP
11 11. Pekerjaan Baru
12 12. Bukan Budak
13 13. Panti Asuhan
14 14. Di Balikpapan
15 15. Berselancar Di Tengah Lautan
16 16. Menjaga Kamu Seperti Pria Dewasa
17 17. Aku Pegang Janji-mu
18 18. Dua Berandalan Kecil
19 19. Kecupan Maura
20 20. Rencana ke Jerman
21 21. Shera, Dia Wanitaku
22 22. Satu Kartu Keluarga Yang Sama
23 23. Hadiah Ulang Tahun.
24 24. Terulang Lagi
25 25. Ikatan Batin Fhilip-Shera
26 26. Bertamu
27 27. Pernyataan Andrew
28 28. Cinta Tidak Merampas Apalagi Merusak
29 29. Ide Arsoni
30 30. Throne, Wealth, and Love
31 31. Di Rumah Sakit Jiwa
32 32. Ketahuan
33 33. Rencana Pernikahan
34 34. Tragedi
35 35. Di Kamar Hotel
36 36. Berita Duka
37 37. Keras Kepala
38 38. Menjahit Mulut Yang Suka Berbicara Asal.
39 39. Shamuel Sebagai Pengganti
40 40. Dia Bukan Pria Satu-Satunya
41 41. Tiba-Tiba Muncul
42 42. Mencemaskan-mu
43 43. Cemburu
44 44. Marry Me
45 45. Terhalang Restu
46 46. Keputusan Besar
47 47. Berpamitan
48 48. Shamuel Atau Cek
49 49. Amarah Fhilip
50 50. Menyesal?
51 51. Fhilip Sadar
52 52. Marah
53 53. Mencintai Dengan Cara Yang Berbeda
54 54. Di Klinik
55 55. Kebahagiaan Maria vs Kesedihan Miere
56 56. Menginap
57 57. Cemas & Panik Melanda
58 58. Melahirkan
59 59. Andreas Danson
60 60. Kostum Bayi
61 61. Menggigit Karena Jijik
62 62. Kepedulian Maria
63 63. Mendapatkan Kabar Calon Menantu
64 64. Kesepakatan Dengan Pria Kecil
65 65. Masih Menunggu Restu
66 66. Panggil aku, Sayang
67 67. Kembali
68 68. Tamu
69 69. Permohonan Bernard
70 70. ART-mu Itu Genit
71 71. Aku Cemburu
72 72. Kakak Paling Baik
73 73. Masih Sebatas Harapan
74 74. Di Klinik
75 75. Bayi Nakal
76 76. Aku Bukan Monster
77 77. Pengakuan Miere
78 78. Pasti Gara-Gara Kamu
79 79. Apa Karena Shamuel?
80 80. Ingin Hidup 1000 Tahun Lagi
81 81. Obrolan Berat
82 82. Saya Tidak Bisa
83 83. I'm Really Late
84 84. Bertemu Ibu
85 85. Geram Yang Mereda
86 86. Misi Khusus
87 87. Sang Mentor Bocil
88 88. Pemberkatan Nikah
89 89. Om Pacar
90 90. The End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Aku, Shera
2
2. Lepasin Aku Om
3
3. Ke Rumah Shera
4
4. Sekolah? Atau Menjadi Sampah.
5
5. Jangan Ge-er!
6
6. Mual Dan Muntah
7
7. Aku Hamil
8
8. Keguguran
9
9. Berkerjalah Padaku
10
10. Pria Dewasa Berseragam SMP
11
11. Pekerjaan Baru
12
12. Bukan Budak
13
13. Panti Asuhan
14
14. Di Balikpapan
15
15. Berselancar Di Tengah Lautan
16
16. Menjaga Kamu Seperti Pria Dewasa
17
17. Aku Pegang Janji-mu
18
18. Dua Berandalan Kecil
19
19. Kecupan Maura
20
20. Rencana ke Jerman
21
21. Shera, Dia Wanitaku
22
22. Satu Kartu Keluarga Yang Sama
23
23. Hadiah Ulang Tahun.
24
24. Terulang Lagi
25
25. Ikatan Batin Fhilip-Shera
26
26. Bertamu
27
27. Pernyataan Andrew
28
28. Cinta Tidak Merampas Apalagi Merusak
29
29. Ide Arsoni
30
30. Throne, Wealth, and Love
31
31. Di Rumah Sakit Jiwa
32
32. Ketahuan
33
33. Rencana Pernikahan
34
34. Tragedi
35
35. Di Kamar Hotel
36
36. Berita Duka
37
37. Keras Kepala
38
38. Menjahit Mulut Yang Suka Berbicara Asal.
39
39. Shamuel Sebagai Pengganti
40
40. Dia Bukan Pria Satu-Satunya
41
41. Tiba-Tiba Muncul
42
42. Mencemaskan-mu
43
43. Cemburu
44
44. Marry Me
45
45. Terhalang Restu
46
46. Keputusan Besar
47
47. Berpamitan
48
48. Shamuel Atau Cek
49
49. Amarah Fhilip
50
50. Menyesal?
51
51. Fhilip Sadar
52
52. Marah
53
53. Mencintai Dengan Cara Yang Berbeda
54
54. Di Klinik
55
55. Kebahagiaan Maria vs Kesedihan Miere
56
56. Menginap
57
57. Cemas & Panik Melanda
58
58. Melahirkan
59
59. Andreas Danson
60
60. Kostum Bayi
61
61. Menggigit Karena Jijik
62
62. Kepedulian Maria
63
63. Mendapatkan Kabar Calon Menantu
64
64. Kesepakatan Dengan Pria Kecil
65
65. Masih Menunggu Restu
66
66. Panggil aku, Sayang
67
67. Kembali
68
68. Tamu
69
69. Permohonan Bernard
70
70. ART-mu Itu Genit
71
71. Aku Cemburu
72
72. Kakak Paling Baik
73
73. Masih Sebatas Harapan
74
74. Di Klinik
75
75. Bayi Nakal
76
76. Aku Bukan Monster
77
77. Pengakuan Miere
78
78. Pasti Gara-Gara Kamu
79
79. Apa Karena Shamuel?
80
80. Ingin Hidup 1000 Tahun Lagi
81
81. Obrolan Berat
82
82. Saya Tidak Bisa
83
83. I'm Really Late
84
84. Bertemu Ibu
85
85. Geram Yang Mereda
86
86. Misi Khusus
87
87. Sang Mentor Bocil
88
88. Pemberkatan Nikah
89
89. Om Pacar
90
90. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!