2. Lepasin Aku Om

"Tolong Bu! Lepasin Shera Bu! Shera Takut!" raung gadis berusia 14 tahun itu. Ia meronta begitu hebatnya, berusaha melepaskan diri dari sergapan ibu kandung dan ayah tirinya.

"Pegang yang kuat perempuan BODOH!" Apa kau mau aku menganiaya kedua anakmu itu lagi? Hah!" bentak Jonie pada isterinya.

Mina terpaksa patuh sambil menangis. Sebagai ibu, ia merasa sangat berdosa karena tidak dapat melindungi darah dagingnya sendiri dari nafsu biadab suami keduanya.

"Jangan ikat Shera Bu, Tolong jangan ikat Shera! Shera takut!" tangis gadis belia itu semakin nyaring, ia memohon dengan air mata berlinang. Tubuhnya gemetar hebat, membayangkan hal buruk yang akan menimpanya lagi.

"Sekarang kau pergi dari sini! Aku akan bersenang-senang dulu." usir Jonie mendorong kasar tubuh Mina, setelah isterinya itu berhasil membantu dirinya mengikat kaki dan tangan Shera pada ke-empat sudut dipan kayu yang beralaskan kasur kapuk, hingga posisi tubuh gadis belia itu membentuk huruf X bila dilihat dari tampak atas.

"Tapi Mas. Bukankah kau telah berjanji setelah hari itu tidak akan melakukan ini lagi pada Shera?" Mina menangis tersedu, hatinya begitu hancur mendengar lolongan memilukan putri sulungnya yang menangis ketakutan, sama seperti kejadian beberapa minggu yang lalu.

"Janji? Lupakan! Aku tidak berkewajiban menepati janji pada perempuan bodoh sepertimu! Pergi!" usir Jonie. Pria itu kembali mendorong tubuh Mina dengan kasar, hingga tubuh kurus itu terjerembab menghantam dinding kamar.

"Akh!" Mina meringis kesakitan, ia mengusap dahinya yang terasa nyeri karena terbentur pada dinding kamar, ada cairan berbau amis keluar dari sana.

"Ibu!!!" Tio dan Noya berlari memeluk ibunya, kedua balita itu ikut menangis ketakutan melihat cairan merah merembes dari dahi ibunya.

"Mas Jonie." Mina merayap dan kembali beringsut mendekati suaminya, sementara kedua balita itu ikut merangkak dibelakang sang ibu.

"Aku mohon jangan lakukan itu pada Shera lagi. Aku mohon Mas," Mina bergelayut dikaki Jonie, laki-laki itu kembali mendorong sambil menendangnya kasar.

"Pergi sana! Bawa dua bocah yang merepotkan ini dari sini!" Jonie menenteng Tio dan Noya pada kerah baju bagian belakang keduanya dan membawanya keluar dari kamar dengan kasar.

"Sakit Ayah! Leher Tio sakit!" anak laki-laki berusia 4 tahun itu menjerit kesakitan sambil menahan kerah baju bagian depannya yang seakan mencekik leher kecilnya akibat tentengan sang ayah.

Sedangkan Noya, gadis kecil berusia 3 tahun itu hanya bisa menangis ketakutan sambil memegangi leher bajunya, sambil terbatuk-batuk dengan napas megap-megap.

"Jangan sakiti mereka Mas! Mereka masih kecil! Mereka itu darah dagingmu Mas!" Mina mengejar suaminya, berusaha merebut kedua balitanya sambil terus menangis.

"Bawa mereka! Jangan ganggu aku!" Jonie melempar kedua balita itu bak boneka tak bernyawa kearah Mina, dengan cekatan perempuan itu menangkap kedua balitanya supaya tidak jatuh bebas menggelinding kelantai.

BRUAK!!!

Mina terkaget, begitu juga dua balitanya yang terus menangis dengan suara nyaring. Ketiganya menatap pintu kamar yang telah dibanting paksa oleh Jonie.

"Om! Shera mohon, jangan lakukan itu pada Shera lagi! Shera nggak mau! Shera takut!" gadis itu masih meraung-raung ketakutan diatas kasur kapuk, menghiba dengan tubuh yang gemetar melihat Jonie mulai menanggalkan pakaiannya sendiri satu persatu.

Dengan tubuh bu gilnya, Jonie mendekat sambil memainkan gunting ditangannya. Seringai laki-laki itu sangat menyeramkan pada pemandangan Shera yang semakin ketakutan.

"Shera mohon Om! Jangan sakiti Shera lagi," gadis itu terus menghiba pilu dengan airmatanya yang menganak sungai. Ia berusaha melepaskan kain pengikat pergelangaan kaki dan tangannya, namun tidak membuahkan hasil karena ikatannya terlalu kuat.

"Tidak Sayang, Om tidak akan menyakitimu," laki-laki gempal itu semakin mendekat, menciptakan rasa takut yang teramat sangat pada Shera yang makin gemetar.

"Om bahkan akan membawamu terbang ke awan-awan, menikmati nikmatnya surga dunia ini, kek-kek-kek-kek-kek," tawanya.

Besi penggunting di tangan Jonie mulai melakukan tugasnya, menggunting pakaian tidur bagian atas Shera, tidak perduli pada tangis gadis itu yang memohon belas kasihannya.

Mata laki-laki itu membelalak lebar penuh binar, memandangi dua daging kenyal montok yang begitu memukau walau ukurannya belum terlalu besar.

Melihatnya saja, sudah membuat kejantanannya mengacung tegak dibawah sana. Pria itu menjilat bibirnya sendiri, merasakan hasrat yang perlahan membuat kewarasannya menghilang.

"Om jangan, Om," Shera terus menangis saat gunting besi itu kembali menggunting pakaian bagian bawahnya.

Jonie menelan salivanya dengan mata makin membelalak, memandang penuh hasrat pada pemandangan dihadapannya.

Bibir tebal dan hitam milik Laki-laki itu segera menyambar bibir mungil Shera. Merasa jijik, dengan sekuat tenaga Shera menggigitnya.

"Awhh! Owh sial!" Joni memegang bibirnya yang berdarah akibat gigitan Shera.

PLAK! PLAK!

Dengan marah Jonie menampar pipi kiri dan kanan Shera hingga meninggalkan jejak lebam dan sudut bibir gadis itu sedikit pecah dan mengeluarkan cairan merah.

"Kau akan membayar perbuatanmu padaku gadis kecil!"

"Om, jangan Om. Jangan lakukan ini," suara gadis itu semakin serak. Jonie tidak perduli, ia mulai menghujamkan miliknya yang mengacung tanpa ampun.

"Akh! Sakiiiiiiiiiit! Sakiiiiiiiiit!" Shera meraung histeris, dan menggelinjang hebat. Rasa sakit yang luar biasa itu membuatnya meronta, berusaha melepaskan diri walau ia tahu itu tidaklah mungkin.

Di luar kamar, Mina menangis pilu sambil memeluk dua buah hatinya. Suara teriakan kesakitan Shera didalam kamar membuat dua balita itu ikut menangis ketakutan.

"Shera, sayang. Maafkan Ibu yang tidak bisa melindungimu. Kalau saja Ayahmu masih hidup, kau tidak akan mengalami nasib buruk seperti ini, Nak," Mina terus meratap, merasa hidup ini terlalu berat dan takdir ini terlalu kejam pada dirinya dan anak-anaknya.

Lima tahun yang lalu, Asnan, ayah Shera, meninggal karena sakit, saat Shera berusia 10 tahun.

Jonie, seorang security perusahaan minyak, datang dengan segala kebaikannya sehingga membuat Mina membuka hati dan bersedia menikah hingga dikarunia dua buah hati, Tio dan Noya.

...🍓🍓🍓...

"Shera, cepat bangun!" Mina membangunkan putrinya, tangannya dengan cekatan membuka kain pengikat tangan dan kaki putrinya. Sejak semalam gadis itu sebenarnya tidak tidur, ia hanya memejamkan matanya saja, menahan rasa sakit pada bagian inti dan seluruh tubuhnya yang lain.

Shera memandang sendu pada ibunya, sorot matanya yang sembab, telah kehilangan sinarnya, ia merasa hidupnya sudah tidak ada artinya lagi.

"Cepat bangkit Shera, sebelum laki-laki bajingan itu bangun." Mina menarik paksa tangan putrinya dengan maksud membantunya bangun.

Shera berusaha bangkit dengan susah payah.

"Cepat! Pakai ini." Mina membantu Shera mengenakan pakaian yang dibawanya untuk menutupi tubuh polos putrinya.

"Shera, kamu harus pergi dari sini. Ibu tidak bisa melindungimu dari kebejatan ayah tirimu, Nak." Mina menarik tangan putrinya menuju pintu belakang rumahnya.

"Tapi Bu--"

"Kau harus pergi dari rumah ini sekarang juga Shera, Ibu tidak mau kau disakiti pria bejat itu lagi. Ini tas mu Nak," Mina memberikan tas jinjing berisi beberapa pakaian putrinya itu yang telah ia persiapkan sebelumnya.

"Jangan pikirkan ibu dan adik-adikmu. Pergilah kerumah tante Yani. Cepat Shera! Jangan pernah kembali lagi kemari, apapun yang terjadi, karena ayah tirimu bisa berlaku bejat lagi padamu." Mina mendorong paksa punggung Shera, anak gadis itu terpaksa mengikuti arahan ibunya.

Mina melepaskan kepergian Shera dengan perasaannya yang sedih dan hancur. Air matanya terus berderai. Suaminya pasti marah bila melihat putrinya menghilang dari rumah, tapi ia tidak perdulikan itu lagi, semuanya sudah cukup.

Shera berjalan dengan langkah tertatihnya, rasa nyeri itu semakin menusuk didaerah inti tubuhnya. Ia mendengar suara keributan dibelakang sana, dirumah orang tuanya yang baru ia tinggalkan, tapi ia terus saja berjalan, berusaha tidak perduli.

DOR! DOR! DOR! DOR!

Langkah Shera terhenti, ia segera berbalik ketika mendengar suara menggelegar 4 tembakan.

"Ibu, Tio, Nora," Shera membekap mulutnya sendiri, ia spontan berlari hingga beberapa langkah menuju rumah yang ia tinggalkan karena khawatir pada ibu dan kedua adiknya.

Sejurus kemudian, ia menghentikan dirinya sendiri, begitu mengingat pesan terakhir ibunya bahwa ia tidak boleh kembali lagi kerumah itu. Bagaimana bila suara tembakan itu sudah menghabiskan nyawa ketiga orang yang sangat ia sayangi itu? Ayah tirinya itu pasti akan menghabisi dirinya juga.

Dengan segenap tenaga yang masih bersisa, Shera kembali berbalik arah, berusaha berlari sambil menyeret tas jinjingnya dan menjauhi rumah dimana ia pernah dilahirkan.

...🍓🍓🍓...

 Bruk! Praank!

"Shera! Kamu kenapa, Nak?" Yani terkejut, saat anak temannya itu jatuh didepan rumahnya tidak sadarkan diri setelah tubuh lemah itu menghantam pot bunga hingga pecah berantakan.

Di pagi buta itu, Yani baru saja membuka pintu dan bersiap berangkat kerumah majikannya, untuk menunaikan tugasnya bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

Tenth_Soldier

Tenth_Soldier

harrasment!!!

2024-11-11

4

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Predator kah, ini?

2023-12-23

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Pingin ku ikat juga ini lakik/Panic/

2023-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Aku, Shera
2 2. Lepasin Aku Om
3 3. Ke Rumah Shera
4 4. Sekolah? Atau Menjadi Sampah.
5 5. Jangan Ge-er!
6 6. Mual Dan Muntah
7 7. Aku Hamil
8 8. Keguguran
9 9. Berkerjalah Padaku
10 10. Pria Dewasa Berseragam SMP
11 11. Pekerjaan Baru
12 12. Bukan Budak
13 13. Panti Asuhan
14 14. Di Balikpapan
15 15. Berselancar Di Tengah Lautan
16 16. Menjaga Kamu Seperti Pria Dewasa
17 17. Aku Pegang Janji-mu
18 18. Dua Berandalan Kecil
19 19. Kecupan Maura
20 20. Rencana ke Jerman
21 21. Shera, Dia Wanitaku
22 22. Satu Kartu Keluarga Yang Sama
23 23. Hadiah Ulang Tahun.
24 24. Terulang Lagi
25 25. Ikatan Batin Fhilip-Shera
26 26. Bertamu
27 27. Pernyataan Andrew
28 28. Cinta Tidak Merampas Apalagi Merusak
29 29. Ide Arsoni
30 30. Throne, Wealth, and Love
31 31. Di Rumah Sakit Jiwa
32 32. Ketahuan
33 33. Rencana Pernikahan
34 34. Tragedi
35 35. Di Kamar Hotel
36 36. Berita Duka
37 37. Keras Kepala
38 38. Menjahit Mulut Yang Suka Berbicara Asal.
39 39. Shamuel Sebagai Pengganti
40 40. Dia Bukan Pria Satu-Satunya
41 41. Tiba-Tiba Muncul
42 42. Mencemaskan-mu
43 43. Cemburu
44 44. Marry Me
45 45. Terhalang Restu
46 46. Keputusan Besar
47 47. Berpamitan
48 48. Shamuel Atau Cek
49 49. Amarah Fhilip
50 50. Menyesal?
51 51. Fhilip Sadar
52 52. Marah
53 53. Mencintai Dengan Cara Yang Berbeda
54 54. Di Klinik
55 55. Kebahagiaan Maria vs Kesedihan Miere
56 56. Menginap
57 57. Cemas & Panik Melanda
58 58. Melahirkan
59 59. Andreas Danson
60 60. Kostum Bayi
61 61. Menggigit Karena Jijik
62 62. Kepedulian Maria
63 63. Mendapatkan Kabar Calon Menantu
64 64. Kesepakatan Dengan Pria Kecil
65 65. Masih Menunggu Restu
66 66. Panggil aku, Sayang
67 67. Kembali
68 68. Tamu
69 69. Permohonan Bernard
70 70. ART-mu Itu Genit
71 71. Aku Cemburu
72 72. Kakak Paling Baik
73 73. Masih Sebatas Harapan
74 74. Di Klinik
75 75. Bayi Nakal
76 76. Aku Bukan Monster
77 77. Pengakuan Miere
78 78. Pasti Gara-Gara Kamu
79 79. Apa Karena Shamuel?
80 80. Ingin Hidup 1000 Tahun Lagi
81 81. Obrolan Berat
82 82. Saya Tidak Bisa
83 83. I'm Really Late
84 84. Bertemu Ibu
85 85. Geram Yang Mereda
86 86. Misi Khusus
87 87. Sang Mentor Bocil
88 88. Pemberkatan Nikah
89 89. Om Pacar
90 90. The End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Aku, Shera
2
2. Lepasin Aku Om
3
3. Ke Rumah Shera
4
4. Sekolah? Atau Menjadi Sampah.
5
5. Jangan Ge-er!
6
6. Mual Dan Muntah
7
7. Aku Hamil
8
8. Keguguran
9
9. Berkerjalah Padaku
10
10. Pria Dewasa Berseragam SMP
11
11. Pekerjaan Baru
12
12. Bukan Budak
13
13. Panti Asuhan
14
14. Di Balikpapan
15
15. Berselancar Di Tengah Lautan
16
16. Menjaga Kamu Seperti Pria Dewasa
17
17. Aku Pegang Janji-mu
18
18. Dua Berandalan Kecil
19
19. Kecupan Maura
20
20. Rencana ke Jerman
21
21. Shera, Dia Wanitaku
22
22. Satu Kartu Keluarga Yang Sama
23
23. Hadiah Ulang Tahun.
24
24. Terulang Lagi
25
25. Ikatan Batin Fhilip-Shera
26
26. Bertamu
27
27. Pernyataan Andrew
28
28. Cinta Tidak Merampas Apalagi Merusak
29
29. Ide Arsoni
30
30. Throne, Wealth, and Love
31
31. Di Rumah Sakit Jiwa
32
32. Ketahuan
33
33. Rencana Pernikahan
34
34. Tragedi
35
35. Di Kamar Hotel
36
36. Berita Duka
37
37. Keras Kepala
38
38. Menjahit Mulut Yang Suka Berbicara Asal.
39
39. Shamuel Sebagai Pengganti
40
40. Dia Bukan Pria Satu-Satunya
41
41. Tiba-Tiba Muncul
42
42. Mencemaskan-mu
43
43. Cemburu
44
44. Marry Me
45
45. Terhalang Restu
46
46. Keputusan Besar
47
47. Berpamitan
48
48. Shamuel Atau Cek
49
49. Amarah Fhilip
50
50. Menyesal?
51
51. Fhilip Sadar
52
52. Marah
53
53. Mencintai Dengan Cara Yang Berbeda
54
54. Di Klinik
55
55. Kebahagiaan Maria vs Kesedihan Miere
56
56. Menginap
57
57. Cemas & Panik Melanda
58
58. Melahirkan
59
59. Andreas Danson
60
60. Kostum Bayi
61
61. Menggigit Karena Jijik
62
62. Kepedulian Maria
63
63. Mendapatkan Kabar Calon Menantu
64
64. Kesepakatan Dengan Pria Kecil
65
65. Masih Menunggu Restu
66
66. Panggil aku, Sayang
67
67. Kembali
68
68. Tamu
69
69. Permohonan Bernard
70
70. ART-mu Itu Genit
71
71. Aku Cemburu
72
72. Kakak Paling Baik
73
73. Masih Sebatas Harapan
74
74. Di Klinik
75
75. Bayi Nakal
76
76. Aku Bukan Monster
77
77. Pengakuan Miere
78
78. Pasti Gara-Gara Kamu
79
79. Apa Karena Shamuel?
80
80. Ingin Hidup 1000 Tahun Lagi
81
81. Obrolan Berat
82
82. Saya Tidak Bisa
83
83. I'm Really Late
84
84. Bertemu Ibu
85
85. Geram Yang Mereda
86
86. Misi Khusus
87
87. Sang Mentor Bocil
88
88. Pemberkatan Nikah
89
89. Om Pacar
90
90. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!