Setiap hari Arsyila selalu menyempatkan dirinya untuk pergi ke danau tempat dimana ia dan Rasya bertemu. Arsyila juga selalu membawa totebag yang berisi Hoodie milik Rasya.
Arsyila berharap bisa kembali bertemu dengan Rasya dan mengembalikan Hoodie milik Rasya, namun sudah beberapa bulan pertemuan nya itu , Arsyila tidak bertemu lagi dengan Rasya.
" Syila..kamu di panggil Bu Wuri , langsung ke kantor aja katanya "
" Emangnya ada apa Rin ? "
" Gak tau juga "
" Ya udah kalau gitu aku ke sana dulu, oh ya titip ini ya , jangan sampai hilang "
Arsyila menaruh totebag yang berisi Hoodie milik Rasya di atas meja Rina teman sekelasnya.
" Ya ampun Syila..taruh aja di bawah , ngapain taruh di atas meja aku "
" Biar kamu fokus ngejagain , ini punya orang loh Rin, ntar kalau hilang gimana ? "
" Kalau takut hilang kenapa gak di simpan di rumah aja sih, di bawa terus kemana-kemana , palingan juga yang punya ini sudah gak peduli lagi, Kalau aku jadi kamu udah ku jual ni Hoodie "
Arsyila menatap tajam Rina karena Rina kembali berbicara ingin menjual Hoodie milik Rasya.
Arsyila tidak hanya membawa totebag yang berisi Hoodie itu saat ia pergi ke danau, namun Arsyila membawa nya kemana pun ia pergi.
Arsyila takut jika suatu saat ia bertemu dengan Rasya dan ia tidak bisa mengembalikan Hoodie itu karena tidak membawa nya.
" Awas ya kalau ngomong jual-jual terus, ini tuh punya orang Rina !! "
" Ya..ya.. sudah sana pergi,,ntar keburu masuk kelas, jangan lupa kalau balik bawain aku minuman dingin ya Syila , uang keamanan jagain ini barang kesayangan kamu "
Dengan wajah memelas sembari memeluk totebag itu, Rina meminta Arsyila membelikannya sesuatu. Arsyila pun tersenyum melihat wajah Rina yang terlihat sangat jelek.
" Iya..ya udah aku pergi dulu "
Arsyila mempercepat langkahnya dengan berlari kecil menuju ruang guru untuk menemui Bu Wuri.
" Bu Wuri "
" Oh iya Syila.. Masuk sini duduk "
Arsyila menarik kursi di depannya dan duduk tepat di depan Bu Wuri.
" Ada apa ibu panggil saya ? "
Bu Wuri tersenyum, senyum tipis yang nyaris tak pernah terlihat. Pasalnya Bu Wuri terkenal sebagai wali kelas mereka yang sangat kejam dan tak pernah tersenyum.
" Ibu cantik kalau senyum gitu Bu, apalagi senyumnya setiap hari "
Arsyila mencoba menggoda Bu Wuri, ya walaupun sebenarnya ucapannya memang benar adanya. Menurut Arsyila, wali kelas nya yang terkenal killer itu terlihat sangat cantik saat tersenyum.
" Jadi kamu mau nya ibu senyum terus setiap saat, bisa di anggap orang gila saya kalau senyum - senyum terus "
Arsyila melipat bibirnya, berusaha menahan tawa nya mendengar ucapan Bu Wuri.
" Gak usah di tahan - tahan, kalau mau ketawa, ya ketawa aja "
" Hehe...gak kok Bu , maksud Syila itu ibu harus sering-sering senyum , senyum itu kan ibadah Bu "
" Kamu nasehatin saya ? "
Bu Wuri menaikkan sedikit nada suaranya dengan menatap tajam Arsyila. Sosok killer nya kembali datang.
" Bukan Bu,, oh ya kenapa ibu panggil Arsyila ke sini ? "
Arsyila mencoba mengalihkan pembicaraan agar Bu Wuri tidak jadi marah kepadanya.
" Minggu depan sekolah kita kedatangan siswa dan siswi SMA Bunga Bangsa "
" Hah !! SMA yang terkenal itu bu ? mereka ngapain ke sekolah kita Bu ? "
" Hanya kunjungan saja, dan mereka berencana akan melakukan sparing dengan bermain basket melawan siswa - siswi di sekolah kita "
" Hanya kunjungan dan cuma main basket, gak ada manfaatnya Bu "
" Arsyila..tentu saja ada manfaatnya , mereka kan sekolah terkenal, setidaknya dengan kedatangan mereka ke sekolah kita, akan berdampak positif, sekolah kita juga akan ikut terkenal, orang-orang yang sebelumnya tidak tahu tentang sekolah kita akan tahu dan tentu mencari tahu tentang sekolah kita "
Arsyila saat ini duduk di bangku kelas 2 SMA yang bernama SMAN Bakti Jaya. Walaupun sekolah mereka tidak cukup terkenal, SMAN Bakti menampung cukup banyak murid karena tentu biaya sekolah yang murah yang menjadi sasaran bagi orang-orang yang berada di kalangan menengah dan bawah, tidak seperti SMAN Bunga Bangsa yang sangat terkenal dengan murid yang lumayan banyak pula, dengan bangunan sekolah dan infrastruktur sekolah yang memadai, tentu dengan biaya sekolah yang tak murah pula.
" Baiklah Bu..lalu apa hubungannya dengan Arsyila ? "
Bu Wuri kembali menatap Arsyila dengan tatapan tajam.
" Kamu itu ketua OSIS di sekolah ini kan Arsyila, jadi kamu bertanggung jawab untuk membuat sambutan kedatangan mereka nanti nya "
" Sambutan ?? "
" Ya sambutan !! Ada beberapa hal juga yang harus di perhatikan dan disiapkan , nanti ibu akan kasih tahu kamu apa yang harus di lakukan, yang pasti siapkan saja dirimu dan juga anggota OSIS lainnya "
Arsyila menarik nafas panjang, tentu hal ini tidak akan mudah, dan Arsyila akan sibuk dalam beberapa Minggu ini hingga Minggu depan kedatangan mereka.
" Baiklah Bu, kalau begitu Arsyila permisi "
Bu Wuri hanya menganggukkan kepalanya dan kembali bekerja untuk membuat beberapa rangkuman pekerjaan dan persiapan yang harus Arsyila lakukan untuk penyambutan para siswa dan siswi SMAN Bunga Bangsa.
" Akhirnya datang juga, lama banget sih "
Rina memindahkan totebag yang ia jaga sejak tadi dan menaruhnya di atas meja Arsyila.
" Kita bakalan sibuk Minggu ini sampai Minggu depan Rin "
" Sibuk ? emangnya ada apa ? "
" Kita bakalan kedatangan tamu "
" Pantes aja di panggil sama Bu Wuri, asik dong Syila, berarti selama itu kita gak belajar "
Arsyila beranjak kemudian mencubit lengan Rina.
" Aduh..aduh..sakit Syila.. "
" Malah senang gak belajar, gimana mau pinter kalau kamu pikirannya gitu terus , rasain nih..enak kan..geli kan.. "
Kini Arsyila kembali menggelitik perut Rina , sehingga membuat Rina tertawa.
" Sudah ah Syila..oh ya kita kedatangan tamu dari mana ? "
" Mau tau aja, atau mau tau banget ? "
" Mau tau banget dong "
" Aku lupa beliin kamu minuman, bentar ya aku beliin dulu "
" Ihh Syila..jawab dulu tamu nya dari sekolah mana ? "
" SMAN BUNGA BANGSA........"
Arsyila keluar dari kelas mereka sembari berteriak kepada Rina.
" SMAN Bunga Bangsa ? Astaga...Arsyila..tunggu aku... !! "
Rina keluar dari kelas mengejar Arsyila, Rina mengejar Arsyila untuk kembali mewawancarai nya.
" Dimana Arsyila ?? "
Bu Wuri bersama kepala sekolah dan beberapa anggota OSIS lainnya tengah berkumpul menunggu kedatangan siswa siswi dari SMAN Bunga Bangsa.
" Belum datang Bu, mungkin sebentar lagi "
Rina menjawab pertanyaan Bu Wuri yang sudah tampak khawatir karena Arsyila belum menunjukkan batang hidungnya.
" Mereka sudah datang "
" Baiklah semua bersiap, Rina kamu gantikan Arsyila dulu, pegang bunga ini "
" Baik Bu "
Para siswa dan siswi SMAN Bunga Bangsa telah tiba, mereka datang dengan mengendarai bus sekolah yang tentu tidak tampak seperti bus sekolah pada umumnya, bus itu terlihat sangat bagus dan modern.
Satu persatu siswa dan siswa dari SMAN Bunga Bangsa turun dari bus mereka.
Keriuhan terjadi saat mereka turun dari mobil sampai mereka tiba di dalam sekolah , tentu saja kebanyakan yang membuat keriuhan adalah para siswi - siswi yang terpesona melihat para siswa SMAN Bunga Bangsa yang begitu tampan.
Sebelum mereka memulai aksi mereka untuk bermain basket dan melawan siswa SMAN Bakti Jaya, mereka terlebih dahulu berkumpul di sebuah aula sederhana untuk mendengarkan beberapa ucapan sambutan.
" Arsyila belum datang ? "
Bu Wuri kembali bertanya kepada Rina dan Rina menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
" Arsyila mungkin aja sengaja gak sekolah Bu, mungkin malu pidato di depan banyak orang, dan alhasil bikin sekolah kita malu "
" Kamu bisa diam gak Dit "
Rina tak hanya diam mendengar Dita yang mulai bertingkah , Dita teman sekelas mereka yang juga salah satu anggota OSIS, namun sangat tidak menyukai Arsyila.
" Sudah..sudah..cepat hubungi Arsyila, sebentar lagi dia harus pidato untuk mewakili para siswa dan siswi "
Rina pun segera keluar untuk menunggu Arsyila di depan pintu gerbang.
" Rina......!! "
Dari kejauhan Arsyila berlari menuju ke arah Rina sembari memanggilnya.
" Ya ampun Arsyila, kamu dari mana aja "
Arsyila mencoba mengatur nafasnya, ia begitu lelah karena harus berlari agar cepat sampai ke sekolah mereka.
" Nanti aku jelasin, oh ya mereka sudah datang kan , aku harus cepat masuk kedalam "
" Iya Syila "
Arsyila dan Rina masuk ke dalam sekolah, Dita yang melihat kedatangan Arsyila terlihat sangat kesal.
" Arsyila..syukurlah kamu datang, ayo cepat ke depan, dari tadi kamu sudah di tunggu "
" Baik Bu "
Arsyila pun berjalan ke depan , para siswa SMAN Bunga Bangsa saling berbisik saat melihat Arsyila, mereka saling memuji Arsyila yang memilki wajah cantik.
Sebelum memulai pidatonya, Arsyila menarik nafas panjang terlebih dahulu, tentu saja karena Arsyila merasa sedikit gugup, walaupun sudah terbiasa berpidato di depan banyak orang, rasa gugup itu selalu hadir dalam diri Arsyila.
Saat membaca pidatonya di depan para guru dan siswa siswi SMAN Bunga Bangsa, Arsyila tidak menyadari bahwa ada salah satu orang siswa yang berdiri dari balik pintu yang sedang memperhatikan nya. Bahkan melihat Arsyila tanpa berkedip sedikitpun.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments