Kini mereka berdua sampai disebuah mansion luas dan megah, tak terlalu berbeda dengan mansion milik Jeanne yang berada di italia.
"Mari masuk. Oh iya kalian belum tahu nama mama ya? ".
Jeanne dan Jesslyn pun mengangguk. Wanita tersebut pun tersenyum. "Baik sebelumnya mama minta maaf dulu kalau tadi mama tiba tiba bawa kalian kesini tanpa perkenalan dulu. Jadi nama mama Aeyza, mama adalah mama kandung dari pria yang akan dijodohkan dengan kamu Jeanne " Jelas Nyonya Aeyza.
Deg!
"WHAT? Ini aku langsung nikah gitu? " Ucap Jeanne dalam hati.
Nyonya Aeyza tersenyum melihat calon menantunya itu yang tengah berfikir. "Tidak Jeanne kau tidak akan langsung kami nikahkan. Masa iya baru sampai di indonesia sudah langsung menikah ".
Jesslyn terkekeh melihat Jeanne yang tersenyum malu. "Sudah sudah mari masuk, masa mau di luar terus " Ajak Nyonya Aeyza.
Mereka bertiga pun masuk, dan di saat mereka masuk tiba tiba para maid berkumpul di hadapan mereka.
"Tolong antar kedua putri ku ini ke kamarnya " Ucap Nyonya Aeyza yang diangguki mereka.
"Kalian bisa berbahasa indonesia? " Tanya Nyonya Aeyza.
Jeanne dan Jesslyn pun serempak mengangguk. "Bisa mi " Jawab mereka dengan menggunakan bahasa indonesia.
Nyonya Aeyza pun tersenyum. "Baiklah kalau begitu, kalian istirahatlah dulu sana, nanti mami bangunkan kalau sudah waktunya makan " Ucap Nyonya Aeyza yang diangguki keduanya.
Sore pun tiba, kini Jeanne tengah siap siap mandi. Sedari tadi ia tertidur dengan lelap, hingga tak mengingat waktu.
Baru saja ia keluar dari kamar mandi, tiba tiba pintu kamar terbuka dan Nyonya Aeyza masuk dan datang menghampirinya.
"Selamat sore Jeanne, dari tadi kamu tidur ya? Kalau sudah siap siap kamu turun ke bawah. Al katanya mau ngajak kamu jalan jalan " Ucap Nyonya Aeyza.
Jeanne membulatkan matanya sembari meneguk salivanya. "Al? " Tanyanya.
Nyonya Aeyza tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya sayang Al calon suami kamu. Mungkin kamu belum di kasih tahu ya namanya. Namanya Alkairo Gerrard Anzalion ".
Deg!
Seketika mata Jeanne semakin membulat. "Mak- "
Belum sempat Jeanne menyelesaikan perkataannya, Nyonya Aeyza malah langsung memotongnya. "Udah sana siap siap, biar nanti kalian akrab " Ucapnya yang mau tidak mau harus di lakukan oleh Jeanne.
Setelah beberapa menit bersiap siap, kini Jeanne pun sudah siap, sejujurnya ia sangat takut bertemu dengan calon yang akan menjadi suaminya, apalagi ini kali pertamanya.
Jesslyn yang jenuh melihat Jeanne gelisah dan mondar mandir pun langsung menarik tangannya. "Kau lama sekali, lihat lah calon suamimu sudah menunggu " Ucap Jesslyn.
Jeanne menggigit bawah bibirnya kala Jesslyn berkata calon suaminya. "Apa menurutmu aku sudah cantik? " Tanyanya.
Jesslyn membalikkan badannya dan memperhatikan penampilan Jeanne. "Ofc kau selalu cantik ".
Jeanne tersenyum tipis, karena saat ini mau di puji apapun ia tidak akan bisa tenang.
"Sana pergilah, dia ada di depan " Ucap Jesslyn.
Jeanne menoleh pada Jesslyn. "Apa kau tidak akan ikut? ".
Jesslyn menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini waktu untuk kalian berdua, maka hanya kalian berdua saja yang pergi " Jelasnya.
Seorang pemuda dengan pakaian serba warna hitam mendekat kearah mereka. "Udah siap? " Tanya pemuda itu.
Jeanne yang mendengar suara berat pun mendongkak. "D-dia? Alkairo? ".
"Ya. Nama gue Alkairo " Jawabnya.
Jeanne dan Jesslyn saling tatap detik selanjutnya Jesslyn tersenyum dan mengangguk. "Pergilah, aku pergi ke kamar dulu. Selamat bersenang senang " Pamit Jesslyn lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Jeanne yang bingung harus bagaimana pun memilih diam. "Sial kenapa harus canggung sih? Tapi ini memang pertama kalinya aku melihatnya, dia memang tampan tapi lebih tampan lagi Nio " Gumamnya dalam hati.
Karena melihat Jeanne diam saja seperti membeku, pada akhirnya dengan terpaksa Alkairo menarik tangannya lalu mengajaknya pergi yang membuat jantung Jeanne semakin berdebar.
"Kita akan kemana? " Tanya Jeanne.
Karena tak kunjung di jawab, pada akhirnya ia menepuk bahu pemuda itu. "Apa kau tidak bisa bicara? ".
"Kita akan pergi mengelilingi kota jakarta " Jawabnya dengan dingin.
Seketika mata Jeanne melotot, pasalnya ia mengenakan dress selutut karena ia pikir akan menggunakan kendaraan roda empat, dan ternyata malah menggunakan motor sport.
"Bagaimana bisa aku menaiki motor seperti ini? ".
Alkairo menoleh kepada Jeanne yang tengah kebingungan. "Lo gak pernah naik motor ini di italia? ".
"Tidak. Aku pernah, tapi apa kau tidak lihat jika aku mengenakan dress? " Tanya Jeanne dengan kesal.
Alkairo memperhatikan penampilan gadis yang berada di depannya. "Baik kalo gitu kita pake mobil " Ajaknya yang membuat senyum manis di bibir Jeanne terbit.
Pada akhirnya mereka pun pergi dengan menggunakan mobil Lamborghini.
"Setidaknya jika dia kaku dan irit bicara, sedikitnya dia peka dan perhatian juga " Ucap Jeanne dalam hati.
Beberapa menit berlalu dan kini mereka ternyata hanya berputar bulak balik mengelilingi kota jakarta. Karena bosan Jeanne menoleh pada Alkairo yang tengah fokus menyetir membuat Jeanne mencebbikkan bibirnya.
"Kenapa? " Tanya Alkairo.
"Tidak apa apa " Jawab Jeanne yang diangguki Alkairo.
Satu jam sudah berlalu dan malam pun semakin gelap, meraka akhirnya pulang. Nyonya Aeyza yang melihat raut wajah masam dari menantunya pun datang menghampiri mereka berdua.
"Kenapa? Bagaimana asik tidak? " Tanya Nyonya Aeyza.
"Kami ha- ".
Belum sempat menyelesaikan perkataannya Alkairo malah langsung memotongnya. "Kita pergi makan lalu di lanjut ke mall sebentar dan jalan jalan mengelilingi kota. Aku capek mih aku ke kamar dulu " Jelas Alkairo dengan singkat dan padat lalu pergi begitu saja.
Nyonya Aeyza yang melihat kelakuan putranya itu pun hanya bisa geleng geleng kepala. "Maaf ya Al memang begitu anaknya " Ucap Nyonya Aeyza pada Jeanne.
Jeanne pun tersenyum kemudian mengangguk. "Tidak apa mih, kalau begitu Jeanne pergi kekamar dulu " Sahut Jeanne.
"Baik kalau begitu selamat beristirahat " Jawab Nyonya Aeyza.
Setelah pamit Jeanne pun langsung pergi kekamarnya, di tengah tengah jalannya ia tak berhenti betceloteh. "Laki laki kurang ajar! Aku fikir dia peka dan perhatian, namun ternyata aku salah besar, dia sama seperti batu yang tidak bisa bicara jika di paksa ".
"Eh tapi batu memang tidak bisa bicara ".
"Ah sudah lah, hari ini begitu cepat rasanya. Aku sangat lelah ".
Setelah sampai di depan kamar Jeanne pun langsung dan mengunci pintunya. Tanpa di sadari sedari tadi Alkairo yang tengah berada di luar pintu kamarnya melihat tingkah lucu Jeanne yang membuatnya tersenyum.
"Lucu " Gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments