Putraku

“Kita udah masuk ke lorong Asri 1terus kemana Lan”. Tanya Jian, Mereka kini tengah menelusuri rute perjalanan kerumahnya Dilan.

“Eem.. Dibilang sama kak Rangga si... Sekitar sini ngak jauh lagi kok, katanyaa~~ rumahnya Dilan warna putih keabu-abuan”. Jawab Mulan yang tak henti menatap layar handphone tentang chat Rangga menunjukkan rute ke rumah Dilan.

“Bentar-bentar guys”. Ucap Bagas yang membuat temannya berhenti.

“Lan, lo bilang... Kita ngak jauh lagi dan... Rumah Dilan yang warnanya putih keabu-abuan kan”. Tanya Bagas.

“Yap”.

“Anjiiiiir, napa lo ngak bilang dari tadi hah! ”. Seru Bagas yang membuat mereka bingung.

“Napa lu”. Sahut Mulan.

“Yang rumahnya itu! Sono udah kelewat dari belakang! Kita malah makin maju setan! ”. Gerutuh Bagas dengan matanya yang melotot.

“Ha! Kelewat ya, laaa ilaaha illallaaah! ”. *Mulan.

“Duh, balik yok cepeeeet”. Seru Jessica sembari berlari balik arah dan diikuti dengan temannya yang lain. Bagas hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka.

Akhirnya mereka tiba ditempat tujuan, dimana terlihat rumah yang lumayan besar dengan warna putih keabu-abuan. Halamannya juga begitu asri dan bikin adeem.

“Yang ini ya”. Tanya Dito.

“Sepertinya, siapa yang mau ketuk pintu”. Tanya Sara.

“Kalean aja lah”. Sahut Bagas sambil melipat kedua tangannya.

“Tu suruh anak buah lo, mentang-mentang cewe mentang-mentang cewe, gimana si”. Gerutu Jessica.

“Dah~ Dah~ stop-stop. Kita datang kesini dengan niat mau sapa Dilan, mau nanyak gimana kabarnya bukan malah bertengkar gini”. Kata Mulan.

“Ya, ini ni, mentang-mentang kita preman malah kita... ”. *Bagas.

“Weh! Lo diem”. *Jessica.

“Daaaah, udah. Soal ketuk pintu aja susah, nih aku ketuk aja”. *Mulan.

“Nah, gitu dong Lan”.

“Beruntung berteman dengan kalian -_-”.

𝘛𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬

“Assalamu'alaikum... ”.

𝘊𝘦𝘬 𝘭𝘦𝘬

“Waalaikumsalam, wah... Kalian... Temannya Dilan, haha, ada apa sore-sore gini”. Ibunda Dilan langsung membuka pintu dengan disambar perasaan senang melihat kedatangan teman dari anaknya itu.

“Eee... Sore Tante, Tan... Dilan ada dirumah ngak”. Tanya Bagas langsung.

“Wah, maaf ya nak, Dilan udah keluar dari tadi, sampai sekarang belum pulang, memang kebiasaannya gitu sekarang”. Jawab ibunya Dilan.

“Oo, emang pergi kemana tante? ”. Tanya Sara.

“Tante pun kurang tahu, gimana kalau masuk dulu”. Sanjung ibu Dilan.

“Hehehe, ngak apa-apa Tan, lagipula ini udah sore, kami izin pulang dulu ya tante, Terima kasih atas infonya. Pamit Mulan dengan khas senyumnya.

“Hahaha, iya, berkunjunglah kesini bila ada waktuu”. Seru Ibunya Dilan senang yang dibalas sorakan kompak dari para remaja ini. Hati Ibunya Dilan kembali lega dan senang, apalagi melihat para temannya yang setia bersamanya, tapi... Apakah rasa itu akan kembali sama setelah semua sisi Dilan kan berubah?

"Ada apa dengan Dilan ya, kalau biasa mau pergi kemanapun dia ajak kita kan, padahal kalo menuju rumahnya Mulan dia tahu dan sering kunjungi Cafe kamu, tapi ini ngak". Kata Dito.

"Jangan mikirin yang ngak-ngak, sesama teman ngak boleh kek gitu". Sahut Sara.

...●○●○●○●○...

Malam harinya, tepat pada pukul 23.20, Mulan sedang menyelidiki sesuatu di sebuah buku kini dengan permata biru gelap yang menghiasinya, Ia masih belum tidur. Mulan sedang menyelidiki kalimat yang tertulis 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢…. 𝘒𝘦𝘵𝘶𝘳𝘶𝘯𝘢𝘯... Dan akhirnya, tulisan berikutnya menjadi rabun dan tidak terlihat.

“Kegelapan... Cahaya... Dan keturunan ya... Duh gimana ini. Apa hubungannya... Hem... Aku telah membacanya berulang kali tapi... Tidak ada satupun petunjuk.... Duuh”. Kata Mulan yang mulai pusing.

Lalu, Mulan kembali curiga dengan diri Angga tentang tiap siklus keluar yang berhubungan antara diri Angga, sosok Dagreos dan keluarga dan….

“Jika Dagreos, menginginkan jiwa Angga dan... Menghabisi seluruh keturunan mata batin biru. Hemm... Yang jadi pertanyaan, Angga yang Indigo... Keturunan dari mana, sedangkan seluruh keluarganya tidak ada yang ada”. Gumam Mulan.

...●○●○●○●○...

Angga membuka matanya, Ia menjadi syok saat melihat disekitarnya semua gelap, bahkan, Ia tak melihat satupun keluarganya, Ia hanya sendiri ditempat itu dan, anehnya mata yang awalnya buta, Ia dapat melihat bagaimana situasi disekelilingnya.

“Dimana ini… tidakkah aku buta? ”. Tanya Angga.

𝘋𝘳𝘢𝘱 𝘥𝘳𝘢𝘱 𝘥𝘳𝘢𝘱

Suara langkah kaki, dari seorang pria yang menuju kearah Angga yang kini terduduk. Angga syok dengan keberadaan pria itu, namun, tak dapat melihat dengan jelas hal karna gelap, bahkan wajahnya.

Angga mundur, tapi tidak bisa, bahkan untuk mau bangun juga tidak. Ia tak dapat bergerak bergerak dan sesosok pria itu pun berhenti dihadapannya dengan jarak sekitar 2 meter hingga, membuat Angga harus menelan ludahnya, Ia merasa hawa yang tak enak mulai terjadi.

Pria itu berdiri diam dan tak berapa lama kemudian, muncullah bayangan hitam yang tak lain berupa wujud seperti Angga dengan menatap Angga dengan tajam... Dan mereka berdua pun tersenyum seram. Angga syok bukan kepalan, dua sosok itu pun mendekatkan wajah mereka dihadapan Angga hingga membuat keringat, nafas dan detak jantung dirinya mulai bekerja. Makhluk itu menatap Angga dengan tajam dan senyum seram daan... Berkata...

“𝘗𝘶𝘵𝘳𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘦𝘩𝘦”.

“Hah! ”.

𝘋𝘦𝘨...

Angga bangun dari mimpi anehnya, dengan tubuh yang tersentak karna kaget akan mimpinya tadi. Angga terduduk dengan keadaan gemetar dan berkeringat hebat sampai-sampai Gidran terbangun melihat putranya itu.

“Uhuk uhuk! ”. Nafas Angga menjadi sesak hingga membuat dirinya terbatuk-terbatuk yang membuat dada dan tenggorokannya menjadi tertusuk karna tak dapat bernafas.

Gidran langsung bergegas mengambil masker oksigen yang telah disediakan dan segera menghidupkannya.

“Astaghfirullah... Ini-ini... Pakai dulu”. Kata Gidran setengah mati merasakan panik. Beliau mencabut Konsetrator oksigen yang terpasang di hidung pitranya dan dengan cepat memasangnya dengan masker oksigen tersebut. Angga dengan cepat menghirup gas-gas yang keluar dengan sedikit terbatuk-terbatuk.

“Yaampun Angga, ada apa nak”. Ucap Gidran panik sambil mengelus lembut punggung putranya. Sedangkan Angga tak dapat membuka suaranya yang masih menghirup oksigen yang keluar dari masker itu kuat-kuat.

“𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶, 𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘩𝘭𝘶𝘬 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮 𝘪𝘵𝘶”. Tanya Angga dalam hati. Yang sudah tentu dengan ucapan putraku yang tadinya diucapkan oleh sosok pria tadi, telah melibatkan antara putranya dengan sang ayah. Tapi, dari segi bentuk dan suara, sudah tentu bukan Gidran, namun siapa?

...●○●○●○●○...

Terpopuler

Comments

ziyas

ziyas

misi thor,cuma mau menyampaikan sedikit kritik. dibeberapa kalimat kayaknya entah itu salah tulis atau gimana, kalimat tersebut kayak gak cocok atau kurang serasi sama kalimat berikutnya gitu lah. jadi mohon diperiksa lagi dan semangat buat karyanya thor

2024-02-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!