Sudah hampir dini hari, mata belum juga bisa dipejam,pikiran menerawang. Bahkan hati juga tidak tenang, terkadang teringat masa lalu membuat dada sesak. Membuat luka lama yang mulai kering, basah kembali. Orang yang baru mengenalku pasti akan takjub denganku, bahkan ada juga yang bertanya padaku apakah ayahku seorang Doktor? apakah ayahku juga seorang yang hebat? sehingga bisa melahirkan generasi seperti aku? aku cuma tersenyum kecut mendengar tanpa menjawabnya.
Bip....Bip ada pesan masuk, sudah selarut ini "Siapa yang menghubungiku malam-malam begini?", Ternyata dari Azayaka Kelopak Sakuraku. Selesai makan malam tadi aku mengirim pesan untuknya, tadi belum ada jawaban . Dan sekarang baru dibalas oleh Azayaka.
Besok akhir pekan dan entah dari keberanian dari mana aku bisa mengirim pesan mengajaknya jalan-jalan diakhir pekan ini. Aku ingin memulai akhir pekan dengan Azayaka, bahkan disetiap akhir pekan nanti ingin selalu aku habiskan dengannya.
"Kon' nichiwa anata wa nani o shite iru?" *
"Gomen, watashi wa note ita" **
"Ashita wa furawagaden ni ikimasu" ***
Ok
"Ashita wa daigaku no mae da de aimasu" ****
"Ok
Hatiku begitu girang, ingin rasanya aku meloncat-loncat diatas tempat tidur saking gembiranya. Tak sabar menunggu hari esok tiba.
Jam delapan pagi aku sudah duduk ditaman kampus, taman ini tidak begitu luas. Ada beberapa pohon plum serta Lavender yang menambah indah suasana taman.
Sudah hampir satu jam aku menunggu Azayaka ditaman ini, kulihat parkiran sepeda disamping pohon plum diujung sana, ini hari libur diakhir pekan tentu tidak ada sepeda selain sepedaku yang parkir. Sekitar tujuh menit lagi jam sembilan, aku mulai gelisah. Dimana dia? tepat dua menit sebelum jam sembilan dari jauh kulihat Azayaka memasuki areal kampus sambil melambaikan tangan kepadaku. Aku lupa mengatakan kami jumpa jam sembilan.
Di Jepang jam sembilan orang-orang baru memulai aktivitasnya, baik masuk sekolah maupun masuk kampus dan mulai jam kerja. Orang Jepang sangat disiplin soal waktu, bahkan anak-anak Jepang dari usia dini sudah diajarkan untuk menghargai oranglain, mereka terbiasa mengucapkan terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkesan padanya, walau untuk hal sepele sekalipun.
Tidak hanya diajar disiplin soal waktu dan menghargai orang lain, anak-anak Jepang dari kecil juga juga diajar soal kebersihan. Disini kebersihan juga jadi prioritas utama, boleh dikatakan negara Jepanglah salah satu negara terbersih didunia.
"Yoko" ***** katanya sambil mengangkat kedua tangannya. Kelihatan sekali Azayaka sangat bersemangat pagi ini. Tidak lupa senyum manis menggantung dibibirnya yang ranum. Gaya Azayaka sangat sporty pagi ini dengan stelan kaos olahraga, tidak lupa dia menguncir rambutnya yang hitam, ransel kecil penambah sporty dia pagi ini.
Kami langsung berangkat, bersepeda sambil menikmati pagi yang indah dimusim semi ini. Taman Yuki Jinja sebenarnya cukup jauh dari Kampus. Sekitar 10 Kilometer, bisa naik Train tapi bisa dicapai dengan naik sepeda. "Jangankan sepuluh kilo ratusan kilo aja bisa kutempuh demi kelopak sakuraku".
Perjalanan tidak terasa jauh,apalagi aku bisa dengan bebas menikmati cantiknya wajah Azayaka, banyak yang bersepeda seperti kami. Sebagian besar sepertinya pasangan kekasih, dan bahkan banyak juga pasangan keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak mereka. Di negara Jepang tidak banyak di jumpai pasangan kawin cerai, wanita Jepang adalah wanita yang setia dan sabar. Bahkan " Jepang adalah bangsa Ibu rumah tangga', memang perempuan karier makin banyak di Jepang, namun status karyawati bukanlah norma yang berlaku bagi perempuan Jepang. Jepang adalah negara modern yang kultur masyarakatnya masih bersifat patriarkis. Ciri utamanya adalah masih maraknya anggapan bahwa perempuan harus didomestifikasi. Perempuan dibebani kewajiban mengurus anak dan rumah, sementara pekerjaan luar diurus sepenuhnya oleh suami. Pandangan seperti itulah yang melahirkan bias gender. Ketimpangan gender di Negeri Matahari terbit ini cukup menyedihkan sebab kalah jauh dibanding negara ekonomi maju lainnya. Bahkan negara Jepang menduduki peringkat ke-144 dari 144 negara dalam survei kesetaraan gender yang diadakan World Ekonomic Forum.
perjalanan yang menyenangkan, sesekali kami berhenti, duduk dibawah pohon Plum yang rindang.
Aku selalu tersenyum padanya. Tidak, bukan hanya aku yang tersenyum tapi diapun selalu tersenyum kearahku, kali ini aku mulai yakin kalau Azayaka mulai menyukaiku.
Sekitar lima belas menit kemudian kami sampai ditaman Yuki Jinja, suasananya begitu merah jambu. Taman yang luas terawat.
Begitu banyak bunga-bunga disini, sampai-sampai aku tidak tau nama dan jenis dari semua bunga yang ada disini, dan yang paling dominan tentu pohon plum, bunga sakura, Lavender. Kami mulai mencari tempat duduk, kuberanikan memegang tangannya, tampaknya dia tidak keberatan aku menggenggam tangannya, hatiku bertambah berbunga-bunga melebihi indahnya bunga merah jambu ditaman ini.
Sebenarnya taman ini didomonasi pepohonan plum. bahkan di taman ini sudah berdiri kokoh sebuah kuil yang dibangun pada restorasi Era Kenmu dibawah Kaisar Godaigo, pada periode Kamakura. Tempat ini telah berada didekat warga setempat sejak dahulu kala.
"Yuki" sendiri berarti " ikat hubungan", kuil ini merupakan tempat populer untuk memohon berkat untuk perjodohan. Salah satu tujuan aku mengajak Azayaka ke Taman ini adalah berharap aku berjodoh dengannya.
Taman plum di kuil ini konon merupakan taman yang terbaik di Jepang, disini terdapat 300 pohon plum yang terdiri dari 80 jenis berbeda seperti plum merah, plum putih dan whintersweet.
--------------------
Dipojok taman kami memilih tempat duduk, sepertinya itu tempat duduk yang cocok untuk kami, karna teduh dan sejuk. Azayaka mulai duduk sambil meletakkan ranselnya, dia mengeluarkan beberapa makanan ringan serta dua botol minuman, tentu satu untukku.
Beberapa saat kami hanya diam saja, tiba-tiba aku merasa grogi berada begitu dekat dengannya. Kami sibuk dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Aku sibuk mengatur napas serta kalimat yang akan aku ucapkan untuk Azayaka.
"Suki da" ******
Tanpa basa-basi ku ungkapkan perasaanku. Sepertinya Azayaka terkejut. Sungguh aku tak bisa menahannya lebih lama lagi.
"Suki da" aku kembali mengulangnya untuk meyakinkan dia. Aku tidak heran dia terkejut mendengar pernyataanku, pasti Azayaka bingung karna ini begitu cepat. Tapi bagiku ini tidaklah cepat, karna aku tipe yang sulit jatuh cinta tapi sekali jatuh cinta, aku tak bisa berlama-lama menahan untuk mengatakannya.
Aku lihat Azayaka hanya diam dan menundukkan wajahnya, tiba-tiba aku mulai ragu dan takut. Takut kalau Azayaka mengabaikan ucapanku, takut dia menolaknya. Perlahan aku hembuskan napas, menghilangkan kerisauanku.
.................
BERSAMBUNG
Hai lagi ngapain?*
Maaf tadi saya tertidur**
Bagaimana kalau besok kita ketaman?***
Tunggu besok didepan kampus ****
Ayo berangkat *****
Aku menyukaimu ******
TERIMAKASH SUDAH MEMBACA, TUNGGU YA EPISODE SELANJUTNYA YANG LEBIH BERKESAN.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Randi Mulianda
Ganbatte👍
2020-07-18
2