Seperti biasa makan malamku ditemani silincah Bubu, semenjak bermukim dikota Tsu seleraku mulai berubah. Aku jarang makan makanan yang berkarbohidrat, dulu ku kira aku tidak bisa hidup tanpa nasi.
Hampir tiga bulan lidah dan perutku melakukan penyesuaian. Wajar saja karena nasi memang sudah jadi makanan pokok orang Indonesia dan akhirnya aku mampu melakukannya, tentunya dengan tekad dan kesungguhan yang kuat.
Sekarang Sukiyaki adalah menu favoritku. Sukiyaki sendiri adalah makanan yang teridri dari irisan tipis daging sapi, sayuran, dan tahu yang dimasak diatas meja didalam panci besi.
Sukiyaki telah tersebar luas di Jepang sejak berakhirnya zaman samurai di akhir abad ke-19. Pada awalnya, cara makan sukiyaki adalah dengan memasukkan sedikit saus ke dalam panci besi, kemudian diikuti dengan memanggang irisan daging sapi satu persatu dengan api yang panas.
Sukiyaki bukan hanya terkenal dan tersebar keseluruh wilayah Jepang, namun hampir diseluruh negara di dunia sudah mengenal sukiyaki. Bahkan sukiyaki sudah tersedia di semua restoran ala Jepang di Indonesia. Meskipun tidak seenak sukiyaki buatan langsung dari Jepang, namun sukiyaki ini selalu jadi menu pavorit pagi para pecinta kuliner di akhir pekan.
Pemilihan nama 'sukiyaki' terlahir karena zaman dahulu ketika orang-orang sedang bertani diladang, mereka sering menggunakan alat pertanian dari besi yang disebut "suki" untuk memanggang daging **** hutan liar. Hal itu menjadi asal mula masakan sukiyaki yang dipanggang diatas plat besi.
Sukiyaki dimakan dengan cara dicelupkan terlebih dahulu kedalam kocokan telur ayam, sebagai pelengkap biasanya sukiyaki aku tambahkan dengan sayuran seperti bawang bombay, jamur shiitake, sawi putih dan ito konnyaku yang berbentuk seperti soun, tidak lupa penyedapnya gula pasir dan kecap asin.
Sebenarnya rasa manis dan asin sukiyaki sangat cocok untuk dinikmati dengan nasi putih. Tapi aku jarang memakan nasi, mengingat aku takut makan makanan yang berkarbohidrat tinggi.
Biasanya sukiyaki aku sajikan bersama dengan sedikit udon ( mie Jepang yang berukuran agak besar yang terbuat dari tepung gandum).
----------------
Setelah kurasa cukup, aku menghentikan makanku. Kalau makan dalam jumlah yang banyak tentu akan menimbun kalori dalam tubuh dan ini sangat tidak baik untuk kesehatan. Setelah shalat isya aku menghidupkan laptop, memeriksa beberapa E-mail yang masuk.
Ada beberapa pesan E-mail yang masuk dari Remon. Remon adalah sahabat seperjuanganku menempuh Sarjana Srata satu ku di Pekanbaru, Riau. Berasal dari jurusan yang sama serta kampus yang sama, bedanya aku lebih duluan tamat dari Remon dengan peringkat Cumlaude.
Banyak suka duka yang kami lalui bersama. Remon anak yang baik dan jujur, dia tempat ceritaku. Aku banyak curhat tentang keluargaku, bahkan tentang perasaan ku tentang seseorang padanya. Remon selalu memberikan solusi terbaik dan pandangan yang bagus padaku, sehingga aku selalu bisa menyelesaikan setiap masalah yang kuhadapi.
Sekarang Remon sudah menikah tapi belum punya anak, Remon bekerja disebuah perusahan perternakan besar di pulau Sumatra. Sahabatku yang satu ini sudah sukses sekarang. Remon bertanya kabar dan bertanya kapan pulang. pulang??? Ah Remon, pertanyaan macam apa ini? Maafkan aku Mon, aku tidak menjawab pesanmu sekarang, aku sendiri tidak tau kapan akan pulang.
Beralih ke pesan berikutnya, ada belasan pesan yang masuk dari daigakusee.* Mahasiswa baru diawal semester tahun baru sebelumnya, aku belum terlalu kenal mereka. Beda dengan sebagian mahasiswa Indonesia, yang cepat mengakrabkan diri dengan Dosen.
Mahasiswa di Jepang terkesan lebih serius dan pendiam, mereka rajin bertanya kalau ada yang tidak mereka mengerti ketika masuk Rikashitsu.** Aktifitasku sering di Rikashitsu, karna Jurusan yang ku ampu memang menuntutnya seperti itu.
Aku rasa tugasku kali ini sudah selesai. Aku ingin beristirahat cepat malam ini, perlahan kubaringkan tubuhku, kedua tanganku ku lingkarkan dibawah kepala, entah mengapa kali ini mata belum bisa diajak kompromi.
Beberapa malam ini sebelum tidur wajah gadis itu selalu membayang dimata, dihati, dikalbu, dipikiranku. Aku bertemu dengannya lima hari yang lalu didepan Kampus.
Dia berjalan terburu-buru, tanpa sengaja dia menabrakku. Aku melihat kebawah kaki ku, kulihat beberapa buku berserakan. Tapi ini bukan salahku, dia yang menabrakku duluan padahal aku sudah berjalan cukup pelan.
" Gomen"***
" Ok, Mondainai"****
Tanpa sengaja kami bertatapan. Degh... entah mengapa jantungku langsung berdegup. Oh My God, lihatlah betapa cantiknya gadis ini. beberapa tahun tinggal di Kota Tsu ini, untuk pertama kalinya aku yakin inilah kelopak sakura bagai mutiara yang mampu meraba, menyentuh hatiku.
Dia tersenyum padaku memperlihatkan giginya yang putih bersih, lesung pipi dikiri kanan pipinya sebagai pelengkap kilaunya, hidungnya yang kecil mancung, mata yang sedikit sipit, bulu mata yang lentik bergerak indah mengikuti irama kedip matanya. Betul, inilah kelopak sakura yang kucari, tidak ada yang seperti ini dibelahan bumi manapun, aku yakin yang seperti ini pasti juga tidak ada dinegriku.
Aku ingin mendapatkan kelopak sakura ini, aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Entah motivasi apa dan dari mana pikiran ku bisa seperti ini. Aku tidak peduli, apapun rintangan nanti pasti akan kuhadapi, pasti.
Kuperhatikan dia berlalu pergi
berjalan gemulai laksana kupu-kupu menari
meninggalkan bekas senyum dan cinta dihati
Oh kelopak sakuraku.....
Aku begitu menginginkanmu
Hari sudah mulai larut malam, perlahan mataku mulai mengantuk. Aku menduga-duga di dalam hati apakah besok kami akan bertemu kembali. Aku sangat berharap kembali bertemu dengan Azayaka nanti.
Subuh sudah berlalu, gelap perlahan mulai hilang berganti dengan pagi musim semi yang indah, hatiku bernyanyi melewati jalan musim semi pagi ini, seolah-olah pagi tau hati ku sedang mekar semekar sakura diujung jalan sana.
Seperti biasa sampai dikampus kuparkir sepeda, sudah banyak sepeda yang berjejer dihadapanku, beberapa mahasiswa yang mengenal dan masuk kelasku langsung menyapaku.
" Ohayogozaimasta" *****
" Haik, Ohayogozaimasta" ******
Pagi ini seperti biasa sebelum kuliah dimulai, aku absen nama mahasiswaku satu persatu. Kalau sebelumnya ketika mengabsen mahasiswa aku tidak begitu memandang wajah mereka, bahkan ketika di Lab pun aku tidak begitu memperhatikan wajah mereka.
Biasanya aku lebih fokus pada materi yang diajarkan, dilaborpun aku sibuk dengan penelitianku. Bagiku sekali menyelam minum air, disamping menjadi Sensee disini aku ingin lanjut penelitian untuk karya dan level Profesorku nanti.
Kali ini Deghh...tanpa sengaja aku kembali menemukan kelopak sakura ku. Begitu bening dan bercahaya dia pagi ini dengan wajahnya yang lembut. Ternyata dia mahasiswa ku.
Hatiku girang bukan kepalang, aku tersenyum sendiri menatap dia dari mejaku.
......
BERSAMBUNG
Mahasiswa*
Labor Penelitian**
Maaf***
Iya, tidak apa-apa****
Selamat pagi Pak*****
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA, NANTIKAN CERITA BERIKUTNYA YANG LEBIH SERU.
SEE U NEXT PART
ARIGATO
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-11-23
0