Rose mencoba untuk mengambil air minum untuk meminum obat yang di berikan dokter Evan padanya tadi. Seperti sebelumnya,ia begitu sakit untuk bergerak. Beberapa kali ia mencoba,ia tetap merasakan sakit yang sama di bagian yang sama pula. Ia menyerah,menunggu jika ada seseorang yang bisa menolong dirinya. Jika ia berteriak,alangkah tak tahu malunya dirinya...
Setelah menunggu cukup lama,seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamarnya. Ia melihat Rose yang memandangnya dengan heran....
"Ada apa Nona? Apa kau perlu sesuatu?" Tanya Wanita itu...
Dengan ragu Rose membuka mulutnya...
"Maaf,apa Saya bisa meminta bantuanmu untuk mengambilkanku air minum itu. Saya kesulitan bergerak!" Kata Rose meminta tolong...
Wanita itu mendekat kearahnya dan mengambilkan air minum untuknya. Rose mencoba mengangkat kepalanya, namun ia kesulitan. Akhirnya wanita itu membantunya walau tak semudah saat Ken menopangnya tadi....
Saat Rose hendak membuka obat yang di berikan Dokter Evan tadi,Wanita itu mengambilnya dengan cepat...
"Obat ini obat keras,kau harus makan sesuatu sebelum meminumnya! Tunggu sebentar,aku akan mengambilkanmu makanan agar kau bisa meminumnya!" Kata wanita itu dan melepaskan Rose tanpa pemberitahuan. Tubuh Rose yang terhempas itu kembali menyakiti dirinya. Ia menarik nafas berkali-kali untuk menghilangkan rasa sakit tersebut,walau rasa sakitnya tak hilang,namun dengan menarik nafas rasa sakit itu pun berkurang....
Tak lama wanita itu pun kembali dengan sepiring makanan di tangannya. Ia menatap Rose yang meringis kesakitan...
"Apa rasanya sakit sekali?" Tanyanya dengan pelan...
Rose hanya menganggukkan kepalanya sambil menggigit bibir bagian bawahnya..
"Baiklah aku akan membantumu lagi!" Kata Wanita itu sambil membentangkan tangannya untuk membantu Rose duduk ..
Karena ia kurang waspada,ia menarik Rose dengan sangat kuat hingga membuat Rose berteriak kesakitan...
"Hentikan Nyonya!" Pinta Rose yang langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur lagi. Nafasnya tersengal-sengal karena terlalu lama menahan nafas. Tubuhnya berkeringat dan matanya mengeluarkan air. Ia benar-benar kesakitan...
"Apa aku menyakitimu?" Tanya Wanita itu cemas...
Rose tak menjawab. Ia mencoba mengendalikan nafasnya dengan memejamkan mata. Sangat perih bagai tersayat belati yang sangat tajam. Itulah yang di rasakan Rose saat ini. Ia benar-benar tak bisa berbuat apapun lagi. Semua tubuhnya terasa sakit, namun bagian dadanya lebih sakit dari segalanya. Ia bahkan tak bisa menarik nafas dengan benar karena rasa nyeri yang begitu amat sangat ia rasakan...
Melihat keadaan Rose yang tak baik,Wanita yang bersamanya tadi berlari keluar memanggil Ken dan Dokter Evan yang masih berbincang di ruang Tamu ..
"Tuan.. Tuan... Nona yang disana mengeluh kesakitan. Mungkin aku sudah menyakitinya sewaktu membantunya berdiri tadi!" Jelas Wanita itu dengan cepat dan nafas yang ngos-ngosan...
Ketiganya tak menunggu penjelasan berikutnya. Mereka berlarian dengan cepat menuju kamar yang Rose tempati. Mereka begitu terburu-buru hingga saat mereka masuk kedalam kamar mereka membuat Rose kaget. Rose membuka matanya karena mendengar bentakan kaki yang ramai mengarah padanya...
"Ada apa? apa kau kesakitan lagi?" Tanya dokter Evan yang langsung menghampiri Rose...
"Bagian dadaku sangat sakit dan aku kesulitan bernafas!" Jawab Rose menjelaskan keadaannya....
Dokter Evan membuka baju Rose dan melihat bagian yang Rose tunjukkan padanya...
"Anda benar-benar terluka Nona. Ini harus dilakukan Rontgen agar semuanya jelas. Kita tak bisa menunggu lagi,Saya takut jika ada yang air yang masuk ke paru-parumu. Ini akan membuatmu sangat kesulitan bernafas!" Jelas Dokter Evan...
Rose tak tahu harus menjawab apa. Ia hanya mencoba menahan rasa sakit yang menyerang tubuhnya...
"Ken... Dia harus kita bawa ke rumah sakit! Aku tak ingin menunggu hal buruk lainnya terjadi!" Kata Dokter Evan khawatir...
"Baiklah... Kita akan membawanya ke rumah sakit! Arga.. Keluarkan mobil!" Perintah Ken pada Arga,pengawalnya....
Arga pun dengan cepat berlari keluar kamar untuk menyiapkan mobil. Beruntung tadi pagi ia sudah memanaskan mesinnya sehingga tak harus melakukannya lagi...
Dokter Evan memandang kearah Ken. Ken pun balik menatapnya kebingungan...
"Dasar tak peka... Kau pikir Nona ini bisa berjalan? Kau harus membantunya!" Kata Dokter Evan dengan kesal...
"Aku?" Tanya Ken keheranan...
"Lalu siapa lagi? Aku? Arga?" Kata Dokter Evan balik bertanya...
Ken pasrah,ia tahu akal-akalan Dokter Evan yang selalu menjadikannya umpan jika itu menyangkut seorang wanita. Ken pun berjalan mendekati Rose,ia mengulurkan tangannya pada Rose, Mengisyaratkan agar Rose berdiri dengan bantuan tangannya. Namun Rose tak mengerti itu,ia malah membentangkan tangannya seperti anak kecil yang menanti di gendong oleh ibunya...
"Kau tak bisa berjalan Nona? Benar-benar tak bisa berjalan?" Tanya Ken memastikan...
Rose menggelengkan kepalanya yang masih terbenam di atas bantal. Melihat hal ini,Dokter Evan pun tersenyum kecil...
"Argh!" Keluh Kenzi dengan kesal...
Ia pun membungkuk meraih tubuh Rose,dengan hati-hati ia mengangkatnya...
Rose memejamkan matanya,mencoba menahan rasa nyeri yang menyerangnya lagi. Melihat hal itu,Ken lebih berhati-hati dan waspada...
"Katakan jika aku menyakitimu!" Kata Kenzi pada Rose...
"Kau... Kau... Kau sudah menyakitiku. Yang kau pegang itu tepat pada sumber rasa sakitnya!" Jelas Rose dengan nafas yang tersengal-sengal...
Ken pun dengan cepat meletakkan tubuh Rose kembali,ia memindahkan letak tangannya yang semula di bagian bawah pundak beralih ke atasnya,tepat pada leher Rose...
"Lingkarkan tanganmu di leherku,itu membantuku meringankan beban tubuhmu!" Pinta Ken pada Rose...
Rose pun menurutinya. Rose masih merasakan sakit di tubuhnya, namun tak sesakit saat pertama Ken menggendongnya. Ia masih bisa membuka matanya dan melihat jelas wajah Ken dari dekat...
Hidung yang mancung dan bibir yang tipis serta mata yang kecil dengan bulu mata yang tebal membuat wajah Ken sempurna sebagai seorang laki-laki. Di tambah postur tubuh yang kekar dan tegap layaknya binaragawan yang rajin berolahraga. Semua yang di dambakan pria dan wanita ada padanya. Ia mempunyai hal yang tak banyak orang miliki. Sayangnya ia memiliki banyak tato di sekujur tubuhnya...
"Kau jangan memandangku seperti itu,kau membuatku canggung. Karena ulahmu ini aku bisa menjatuhkan tubuhmu tanpa sadar!" Kata Ken membuyarkan lamunan Rose...
Mendengar hal ini,Rose dengan cepat mengalihkan pandangannya. Ia salah tingkah mendengar kata-kata Ken, Walau sebenarnya ia tak memikirkan hal buruk,ia hanya mengangumi apa yang dimiliki Ken. Namun karena tingkahnya di ketahui Ken,ia menjadi malu...
"Pasti dia memikirkan hal buruk tentangku! Bodohnya Aku!" Keluh Rose dalam hatinya...
Kenzi memasukkan Rose kedalam mobil namun cukup kesulitan karena Rose tak bisa duduk dengan benar. Maka dari itu ia akan memangku Rose selama perjalanan ke rumah sakit...
"Kau... Tahanlah sakitnya,aku akan masuk kedalam mobil,tak mungkin ini bisa perlahan,sekali pun tubuhnya tak memakan tempat,namun aku tak bisa memastikan tak menyakiti bagian lukamu kali ini!" Jelas Ken...
Rose pun mengerti. Ia menganggukkan kepalanya bersiap dengan apa yang akan ia rasakan saat ini...
***
Terimakasih karena sudah membaca ceritaku!
Jangan Lupa... like,Coment dan Vote ya...
Baca juga novelku yang lainnya..
"PERNIKAHAN KONTRAK!"
Dan masukkan ke Favorit juga ya,agar kalian tahu perkembangan cerita selanjutnya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
CR⃟7Naikenz *🎯Hs
Sabar ya ken 😂😂
2020-10-31
1
pecinta time travel
ko aku ikut ngilu yah
2020-10-24
1
Resti Sulsia
boom like deh buat karyanya.
salam dari introverted Husband. 😊🙏
2020-10-23
1