Sepulang sekolah Aulia istirahat di kamarnya karena dia harus menyiapkan diri menyambut calon tunangannya yang akan datang malam hari ini, hingga saatnya tiba Aulia mandi dan bersiap kemudian memakai dress baby blue selutut dengan lengan pendek dan krah V , Aulia memoles bedak tipis dan memakai lipstik tipis berwarna soft pink yang cocok dengan warna bibirnya. Aulia terlihat fresh dan cantik dengan make up yang natural seperti itu.
Tok...tok...tok....
"Auli sayaang.... boleh bunda masuk?" Terdengar suara pintu diketok diiringi suara lembut bunda Risa.
"Masuk aja bun, pintunya ga dikunci kok" muncul seorang wanita di pintu dengan senyum menyejukkan, wanita yang tak lain bunda Risa yang membuat Aulia pun membalas senyuman sang bunda.
"Sayaang... apa Auli udah siap? Kita turun sekarang yuk... keluarga calon Auli udah dateng" ajak bunda Risa yang diangguki oleh Aulia.
Kemudian mereka turun dan berjalan ke ruang tamu, dimana Arka duduk membelakangi tangga dan orang tua Arka melihat kedatangannya pun terpesona oleh kecantikan Aulia yang natural, merasa ditatap Aulia pun mengembangkan senyumnya, dan di balas oleh mama Rita, papa Tara juga Kakek Wisnu.
Sesampainya di sofa ruang tamu mereka semua berdiri menyambut Aulia dan bunda Risa.
Deg....
Jantung Aulia berdetak saat melihat Arka sang kakak kelasnya yang selama MOS selalu perhatian sama dia.
"Kak Arka? Kok kakak ada di sini? At..atau...." pertanyaan Aulia dipotong oleh mama Rita
"iya sayaang, Arka yang akan jadi tunangan kamu." Jawab mama Rita sambil tersenyum.
Kemudian Aulia menyalami dan mencium punggung tangan kedua orangtua serta kakek Arka. Sebenarnya kakek Arka sering berkunjung ke rumah Aulia, biasanya mereka sangat akrab seperti kakek dan cucu kandung. Bahkan bisa dibilang kalau Aulia sangat manja dengan kakek Wisnu. Tapi karena situasinya seperti ini Aulia jadi tak bisa bermanja-manja dengan sang kakek.
"Kok harus satu sekolah sih, gimana nanti kalau temen-temen pada tahu" pikiran Aulia karena merasa ketakutan.
"Mari silahkan duduk lagi, kok malah pada berdiri terus ini" suara ayah Restu membuyarkan lamunan Aulia.
Kemudian mereka duduk kembali dimana Aulia duduk di kursi single bersebrangan dengan Arka di samping kirinya ada kedua orang tuanya yang berhadapan dengan kedua orang tua Arka juga sang kakek yang berada di sebelah kanan Aulia.
Kakek membuka suara " Nak Restu, om langsung pada intinya saja ya" ucapnya sambil melihat Ayah Restu.
"Iya silahkan Om" Ayah Restu menyetujui dan mempersilahkan kakek Wisnu untuk menyampaikan niat kedatangannya. Kemudian kakek wisnu memberi kode buat ayah Tara supaya ayah Tara yang menyampaiakan lamarannya, dan diangguki langsung oleh ayah Tara.
"Begini Nak Aulia, om yakin kalau nak Aulia sudah tahu maksud kedatangan kami ke sini " Aulia hanya bisa menangguk tegang karena semua mata memandang ke arahnya termasuk Arka.
"Jadi nak Aulia sudah setuju kan?" Lagi-lagi Aulia hanya mengangguk, melihat respon Aulia Arka tersenyum lega.
"Baiklah kalau begitu , terima kasih Nak karena na Aulia mau mengabulkan keinginan kakek" lanjut ayah Tara tersenyum lega, lalu memberi kode kakek Wisnu supaya melanjutkan pembicaraan.
" Nak Restu, karena Auli sudah menyetujui bagaimana kalau kita bahas acara lamarannya?"
"Kalau saya ikut gimana baiknya om Wisnu aja, kapanpun kami siap" jawab ayah Restu.
"Bagaimana kalau sebelum kita bahas hari lamaran sekarang biarkan mereka bertukar cincin dulu untuk mengikat mereka, jadi mulai malam ini mereka telah bertunangan, sementara acara lamaran nanti cuma formalitas untuk menhargai keluarga besar kita" usul ayah Tara karena memang itu yang diminta oleh Arka, karena agar dia punya alasan buat menjaga Aulia saat makrab nanti.
" memangnya cincinnya sudah siap?" Kali ini bunda Risa yang bicara yang dijawab oleh mama Rita.
" sudah jeng, semua sudah diurus sendiri sama Arka, jadi kita ga usah khawatir" sambil senyum dan melirik ekspresi putranya karena sebenarnya Arka ga mau kalau semua tahu ini idenya.
Dan benar saja muka Arka langsung merah menahan malu. "Iiih... mama kok dibocorin sih, tahu gitu tadi cuma bilang ke papa aja" sambil melirik sebel ke mamanya, tapi malah dibalas senyuman menggoda sang mama.
"Arka sayaang keluarkan cincinnya nak, pakaikan ke calan tunanganmu" mama Rita menyarankan Arka karena Arka malah diam saja.
"Eh iya ma..." jawab Arka gugup sambil mengeluarkan cincin.
Kemudian mereka saling bertukan cincin. Arka meminta tangan kiri Aulia dan langsung memasukkan cincinnya ke jari manis Aulia, lalu menyarahkan cincin yang satu lagi ke Aulia supaya dipakaikan ke jari manisnya. Akhirnya mereka sudah bertukar cincin.
Setelah bertukar cincin, Bunda Risa mempersilahkan tamunya untuk makan malam bersama.
" Sebaiknya sebelum kita membahas soal pertunangan, lebih baik kita makan malam dulu." tawaran bunda Risa disambut baik oleh kedua pihak keluarga.
Hingga akhirnya mereka berjalan menuju meja makan, lalu makan bersama. Bunda Risa mengambilkan makan untuk Ayah Restu dan dirinya sendiri. Sementara Mama Rita mengambilkan makan untuk papa Tara juga kakek Wisnu. Lalu, saat Aulia hendak mengambil makan untuk dirinya. Bunda Risa mengatakan supaya Aulia mengambilkan makan untuk Arka.
"Auli sayang, kamu ambilin buat kak Arka dulu dong..." kata bunda Risa sambil senyum.
"oh iya bun, maaf" jawab Aulia gugup, meskipun belum ada perasaan apapun terhadap laki-laki yang jadi tunangannya itu dia tetap gugup, karena selama ini Aulia belum pernah dekat dengan seorang laki-laki. Kalaupun ada itu cuma teman biasa dan tak pernah dekat.
"segini cukup ga kak?" tanyanya yang diajukan ke Arka.
"cukup" jawabnya
"aku pakai sayur sama ayamnya aja" lanjutnya lagi, yang dijawab anggukan oleh Aulia.
Setelah mengambilkan makan Arka, lalu diserahkannya, kemudian Aulia mengambil untuk dirinya sendiri.
Suasana di meja makan sangat tenang saat mereka makan malam, hingga akhirnya satu persatu selesai, kemudian kembali ke ruang tamu untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat tertunda tadi.
Saat para orang tua mau membicarakan acara tunangan. Ayah Restu menyarankan Aulia untuk mengajak Arka ke taman belakang rumah.
Saat di taman mereka hanya diam duduk di bangku taman. Sampai pada akhirnya...
" maaf kak, kok tadi sepertinya kak Arka ga kaget ya, apa kakak udah tahu kalau mau dijodohin sama aku?" Aulia mengeluarkan pertanyaan yang dari tadi mengganjal dibenaknya.
"Iya kakak udah tahu sejak hari pertama kita ketemu, tapi saat itu kakak hanya nebak dan belum yakin kalau kamulah orangnya, karena di rumah, kakek serta orangtua kakak membahas masalah ini, kakak mencoba bertanya apakah anak Om Restu itu kamu, dan ternyata jawaban mereka iya" Arka menjelaskan sebenarnya, bahkan dia juga sudah tahu soal perjodohan ini sejak memasuki SMP, meskioun saat itu belum tahu siapa kelak yang akan jadi dijodohkan dengannya.
Flashback ON
Saat yang bersamaan dengan perbincangan Ayah bunda Aulia.
Di kediaman keluarga Wijaya.
Sepulang sekolah Arka disambut Mama Rita ( mamanya Arka).
"Assalamualaikum Maa, eemuach" mencium pipi mama Rita kemudian lari ke kamarnya.
"Wa'alaikum salam sayaang, dasar anak ini" menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah putranya.
"jangan lupa Sholat, cepet turun makan ya sayaang" lanjutnya sambil berteriak karena Arka sudah sampai di lantai atas,
"Iya maaa" tak kalah berisiknya Arka pun menjawab mamanya denga berteriak.
Beberapa saat kemudian , sudah di meja makan
"Masak apa maa? Dari baunya kayaknya enak ni.." tersenyum senang karena mama Rita masakin semua makanan,kesukaannya.
Walaupun di rumah keluarga Wijaya sudah ada pembantu, tapi untuk urusan masak selalu mama Rita yang melakukannya, karena dia ingin suami dan anaknya bisa memakan masakannya, jadi kalau mereka sedang di luar kota selalu ada yang diridukan dari mamanya, yaitu masakannya.
"Enak dong, kan spesial buat putra semata wayang mama" tersenyum sambil mengambilkan nasi juga sayur dan lauknya untuk putra tersayangnya.
"Loh kok makan duluan sih Nak, kok ga nungguin kakek sama papa" tiba-tiba terdengar suara papa Tara berjalan dengan kakek menuju meja makan.
" ya kan Ar gak tahu pa, lagian udah jam segini juga memang papa sama kakek belum makan?" Tanya Arka setelah menelan nasi yang baru saja disuapnya.
"Belum , kan papa mau makan bareng sama Ar" sambil mendudukkan diri di kursi meja makan di sebelah istrinya.
" tumben pa, kek? " tanya Arka karena tak biasanya mereka makan siang bersama.
" Memangnya Ar lupa sesuatu Nak?" Tanya kakek Wisnu karena heran dengan cucunya yang melupakan sesuatu hal yang sangat penting.
"Emang ada apa sih? Kayaknya ga lupa apa-apa kok Kek..." jawaban Arka dengan ekspesi penuh tanya.
"Sudah makan dulu, ga baik makan sambil ngomong" mama Rita menyela sebelum kakek mengatakan apapun, karena biasanya saat makan itu semua tenang baru setelah selesai mereka selalu ngobrol bersama.
Semua diam sampai akhirnya makan siang oun selesai lalu pindah ke ruang keluarga.
"Bik, tolong bereskan meja makan yaa, saya mau ke ruang keluarga ada yang mau dibahas" karena tak bisa membantu bibi, mama Rita meminta bibi membereskan meja makan, kemudian menyusul, keluarganya yang sudah jalan duluan.
" Ada apa sik Kek , Pa, Ma? " Tanya Arka karena mereka tak kunjung bicara.
"Nak, kamu lupa kalau sekarang kamu sudah kelas XI ? Itu artinya dia sudah SMA" kakek memulai pembicaraan.
" Oooo itu, iya kek, Ar tahu itu, memangnya ga kecepetan kek? Kalau harus dibahas sekarang?" Ya Arka sudah tahu maksud Orangtuanya.
Karena sejak SMP Arka sudah dikasih tahu kalau dia dijodohkan, makanya selama ini dia tidak pernah mau berteman dekat dengan cewek takut kalau sampai jatuh cinta dan mengecewakan orangtuanya.
"Gak Nak, karena perjanjiannya kan begitu putri om Restu masuk SMA kalian akan bertunangan"jawab ayah Tara.
"Arka sih ngikut aja Pa, toh cepat atau lambat semuanya akan terjadi" jawab Arka yang membuat mamanya khawatir.
"Sayaang, kok ngomongnya gitu sih , mama dulu udah bilang kalau Ar ga mau bisa nolak, tp setelah saatnya tiba kenapa Ar bilang begitu?" Tanya mama Arka yang dari awal merasa kasihan melihat Arka dijodohkan.
Walaupun tak bisa dipungkiri bahwa ia setuju karena Arka akan dijodohkan dengan putri sahabatnya. Ya, bunda Risa adalah sahabat dari mama Rita.
"Ar gapapa ma, Ar setuju kok, mungkin karena Ar lagi capek aja tadi di sekolah ngurusin siswa baru" jawab Arka mencoba menghibur mamanya yang merasa khawatir dengannya.
" oya Pa...Apa putri om Restu namanya Aulia Pratiwi Kusuma?" Tanya Arka karena merasa dari namanya kalau Aulia adalah anak Om Restu Kusuma.
"iya, loh Ar bisa tahu?" Tanya Papa Tara.
"Kebetulan tadi kelas yang Ar dampingi MOS ada sisiwi yang bernama itu yah, karena nama belakangnya sama makanya Ar pikir pasti dia calon istri Ar," jawab Arka sambil tersenyum membayangkan senyuman Aulia.
Arka senang ternyata calon istrinya adalah cinta pertamanya, sejak menyebut nama Aulia saat pembagian kelas tadi di sekolah, perasaan Arka ada yang beda,apalagi saat melihat senyum Aulia di kantin,jantungnya berdetak keras, Arka berpikir apa dia calon istriku? Dan ternyata semua benar, Arka senang karena dia akan menikah dengan orang yang sudah bisa mengetuk hatinya.
" brarti kamu dah siap kan Nak kalau besuk jum'at malam kita ke rumahnya untuk bertemu dan menentukan kapan kalian tunangan?" Tanya kakek langsung karena merasa cucunya tak terpaksa menjalani perjodohan ini, bahkan sepertinya sudah jatuh cinta.
" Siap kek, InsyaAllah Ar siap lahir batin" kali ini Ar menjawab dengan semangat.
"Kayaknya malah dah ga sabar tu kek." Goda papa Tara, yang kemudian ditertawakan kakek juga mamanya.
Karena malu akhirnya "dah ah Ar mau ke kamar, ngantuk " sambil berdiri sebelum diledek keluarganya.
" jangan ngebayangin Auli ya Ar, tar malah ga bisa tidur" goda papanya sambil teriak karena Arka sudah sampai atas.
Flashback Off
"Iya kakak udah tahu sejak hari pertama kita ketemu, tapi saat itu kakak hanya nebak dan belum yakin kalau kamulah orangnya, karena di rumah kakek serta orangtua kakak membahas masalah ini, kakak mencoba bertanya apakah anak Om Restu itu kamu, dan ternyata jawaban mereka iya" jawaban Arka membuat Aulia bertanya.
"memangnya kakak udah tahu kalau mau dijodohin?" lanjut Aulia penasaran.
"Iya kakak tahu kalau mau dijodohin sama anak om Restu sejak SMP, mereka udah kasih tahu kakak agar kakak ga berani pacaran, tapi kakak waktu itu belum tahu siapa kamu, bahkan nama kamu pun kakak belum tahu" Aulia hanya mengangguk mengerti, kemudian bertanya lagi
" jadi selama ini kakak baik dan perhatian ke Auli karena kakak tahu siapa Auli?"
"Iya, maaf kalau kakak ga bilang masalah ini ke Auli" jawaban Arka dengan merasa bersalah.
" gapapa kok kak, lagian sekarang Auli udah tahu" Aulia memberanikan diri menatap Arka sambil tersenyum.
Dan dibalas senyum oleh Arka,namun tiba-tiba Arka mengingat percakapan Aulia dengan Ninda di sekolahan tadi
"oh iya kakak hampir lupa, Auli, meskipun kita nikah nanti, kakak ga akan ngekang Auli , kakak akan kasih ijin dan mendukung Auli buat mencapai cita-cita Auli,jadi Auli ga usah mikirin hal itu lagi, tapi satu permintaan kakak, Auli harus ingat kewajiban Auli sebagai istri juga ibu dari anak-anak kita nanti."
Deg...
"kok kak Arka tahu kalau Auli kepikiran soal itu ya?" batin Aulia bingung bagaimana Arka bisa tahu yang mengganjal pikirannya sejak tahu akan dijodohkan, tapi dia ga berani bertanya langsung.
Karena sudah malam akhirnya keluaga Arka berpamitan pulang.
○●●●○
Makasih atas kunjungannya yang telah meluangkan waktu buat baca tulisanku. Mohon support dan dukungannya yaa. Ambil nilai positifnya aja, semoga menyenangkan...
Ditunggu krisannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waaahh untung jantung nya berdetak dgn org yg tepat,coba kalo salah org maksudnya Arka naksir bukannke calonnya, gimana tuh,walaupun terpaksa harus melupakan perasaannya,tapi kan tiap hari ketemu,Bukannya bisa lupa malah bertambah cinta lg,,😂😂😜
2023-06-22
1
Qaisaa Nazarudin
Waahh ternyata Arka anak yg penurut 👍🏻👍🏻
2023-06-22
1
RahardianHari
lanjut Thor
2020-11-04
1