Perjalanan ke puncak memakan waktu sekitar 3 jam, tak terasa sebentar lagi mereka hampir sampai di Puncak, karena telah puas dengan tidurnya Arka pun terbangun, Ia tersenyum melihat posisi Aulia yang masih sama, bahkan dia tak terganggu sedikitpun saat kepala Arka nempel di kepala Aulia.
Agar nanti mereka bisa siap-siap sebelum turun akhirnya Arka membangunkan Aulia.
"Sayaang... bangun udah hampir nyampe" bukannya bangun Aulia malah menggerakkan kepalanya seakan mencari posisi nyaman.
Keadaan ini membuat Arka berfikir, "seindah inikah mencintai seseorang" tanpa dia sadari kedua sudut bibirnya terangkat membuat senyuman.
"Sayaang.... bangun" ucap Arka lagi sampil menepuk-nepuk lembut pipi Aulia.
"Eeehhmmm.... udah nyampe ya kak?" Tanya Aulia membuka matanya sambil menggerakkan tubuhnya yang kaku.
"Belum, bentar lagi nyampe, makanya kakak bangunin biar nanti Auli ga bingung" jawab Arka tersenyum sambil melihat Aulia.
"Kok kakak senyum-senyum gitu? Ada apa ya kak?" sambil memegang wajahnya di sekitar bibirnya
"atau ada iler ya? Tadi Auli ngorok ya?" Tanya Aulia beruntun merasa malu kalau sampai dia ileran atau bahkan parahnya ngorok.
"Ga kok Aulia ga ngiler apalagi ngorok" jawab Arka sambil membenarkan posisi duduknya.
"oh..." singkat Aulia sambil senyum, dan juga ikut membenarkan posisi duduknya.
"trus kenapa kakak tadi senyum-senyum gitu?" lanjutnya karena masih penasaran sambil menoleh ke arah Arka.
"gapapa, beneran" jawab Arka sambil mengacungkan 2 jarinya.
"masak iya pas Auli bangun kakak langsung marah-marah gitu, ga kan? makanya kakak senyum" jawabnya meyakinkan Aulia.
"eh iya juga ya"jawab Aulia salah tingkah.
"iyalah" seru Arka.
"Auli bawa HP kan?" Lanjutnya.
"Iya bawa, kenapa kak?" Tanya Aulia heran.
"Boleh kakak pinjam?" Sambil mengulurkan tangannya.
"Boleh , niiih" jawab Aulia sambil mengambil HP di tas slempang yang dibawanya lalu menyerahkan ke Arka.
"Ini nomor kakak, kalau ada apa-apa cepat hubungi kakak ya" sambil mengetikkan nomor tak lupa miscall nomornya sendiri agar Arkajuga bisa menyimpannya, lalu mengembalikannya pada Aulia.
"Iya kak, makasih yaa" jawab Aulia tersenyum.
"Eem kak" panggil Aulia ragu.
"Iya kenapa?" tanya Arka merasa ada hal penting yang akan disampaikan Aulia.
"Sebelumnya Auli minta maaf ya kak..." Kata Aulia menggantung membuat Arka semakin penasaran.
"Ada apa sih kok ragu gitu ngomongnya" seru Arka mngerutkan keningnya.
"Soal hubungan kita... boleh ga kalau Auli minta sebaiknya jangan sampai ada yang tahu dulu" Lanjut Aulia takut menyinggung perasaan Arka.
"Ooo, soal itu? Iya kakak tahu, itu memang terlalu mendadak buat Auli, kakak janji soal pertunangan itu di sekolah ga ada yang tahu, tapi... apa boleh kalau kedepannya kita bisa menjalin hubungan, pacaran mungkin, jadi saat kita nikah nanti mereka ga tahu kalau kita dijodohkan"jawab Arka panjang kali lebar.
Ya karena Arka sudah merasa nyamam dengan Aulia dan bahkan sepertinya memang sudah cinta sejak mereka pertama bertemu, jadi Arka ga mau kalau semua tahu kalau mereka dijodohkan. Mungkin malu kali yaa.
"Kalau Auli sih gimana baiknya aja kak, yang penting soal yang satu itu sementara jadi rahasia keluarga dulu" Jawab Aulia pasrah, karena dia pikir mana mungkin Aulia bisa pacaran sama cowok lain sementara tunangannya aja satu sekolahan.
"Auli mau sekolah yang tenang tanpa ada gosip-gosip aneh kak" lanjutnya.
"Iya gapapa kakak setuju, toh itu demi kebaikan kita juga kok" Jawab Arka kemudian tersenyum.
"Aaaah lega"pikir Aulia.
Tak berapa lama akhirnya bis rombongan sekolah mereka telah sampai. Sebelum semua turun Arga tiba-tiba berdiri dan memberi pengumuman.
"Adik-adik, kita sudah sampai, setelah turun kita kumpul dulu di depan Wisma yaa, nanti di sana akan ada pengarahan sedikit, paham?" Tanya Arka.
"Paham kaaak...." kompak semua menjawab kemudian menyiapkan barang bawaan mereka supaya tak tertinggal di bis.
Semua murid turun dari bis masing-masing. Sudah pastinya dengan kehebohan masing-masing. Sehingga membuat suasana kala itu jadi makin ramai dan bikin semangat.
"Biar kakak aja yang bawa tas Auli" kata Arka sambil menurunkan tas mereka yang ada di tempat tas di atas kursi penumpang.
"Ga usah kak, Auli bisa bawa sendiri kok, ga enak sama yang lain" jawab Aulia merasa tak enak sama teman-teman sekelasnya, karena memang belum ada yang mengetahui hubungan antara Aulia da Arka.
"Beneran kuat?" Tanya Arka tak tega melihat Aulia harus menggendong tas ransel yang lumayan berat.
"Kuat kok kak, tenang aja" jawab Aulia sambil senyum meyakinkan Arka.
"Yaudah kalo kuat, tapi kalau capek bilang ya, nanti kakak yang bawa nyampe wisma" lalu menyerahkan ranselnya kepada Aulia.
"Iya , makasih ya kak" kemudian menggendong ranselnya lalu turun dari bis.
"kakak duluan aja, Auli mau nungguin Ninda, Sari sama Mita" kata Aulia sambil menunggu sahabatnya di samping bis.
"yaudah, kakak tinggal yaa" jawab Arka sambil mengacak-acak rambut Aulia lalu meninggalkannya.
"Iih apaan sih, kan jadi berantakan" gerutu Aulia sambil merapikan rambutnya.
" Dewa..." teriak Arka memanggil sahabatnya yang terlihat telah berjalan di depan bersama Vitria juga Novi.
"Ya, kenapa?" Sahut Dewa berhenti sambil menoleh ke arah Arka.
"Tungguin" jawab Arka sambil berlari ke arah Dewa. Kemudian mereka berempat berjalan bersama menuju wisma.
Sementara Aulia sudah berjalan dengan ketiga sahabatnya sambil ngobrol dan sesekali bercanda. Sesampainya di depan wisma, mereka berkumpul dengan berbaris sesuai kelas masing-masing.
Semua memperhatikan apa yang diucapkan KETOS di depan barisan, ternyata pengumuman pembagian kamar dan susunan acara selama di Puncak. Sementara pembagian teman kamar bisa memilih sendiri, dan yang belum ada temannya bisa menghubungi pendamping masing-masing, karena akan digabung dengan kelas lain yang belum dapat teman sekamar. Tentunya Aulia denga ketiga sahabatnya memilih sekamar, karena memang tiap kamar diisi oleh 4 siswa.
Dan bagi siswa yang telah lengkap teman sekamarnya diminta perwakilan menemui panitia untuk meminta kunci kamar masing-masing.
Setelah selesai semua menuju ke kamar masing-masing untuk istirahat sebentar karena acara akan dimulai setelah Sholat Dzuhur berjamaah, kemudian makan siang bersama di ruangan semacam Aula.
"Untung teman sekamarnya bisa pilih sendiri, jadi enak kan kita" suara cempreng Mita membuka obrolan ketika mereka sampai di kamar.
"Iya, aku seneng banget, jadi bisa bebas bobonya ga perlu jaim-jaim" jawab Sari yang memang dia paling pendiam, jadi paling sulit untuk bisa dekat sama orang lain.
"Huu... kamu mah apa coba yang ga jaim? Ya ga Nin?" Celetuk Mita minta persetujuan Ninda.
"Yups, betul banget itu" balas Ninda.
"Siapa bilang? Buktinya aku sama Aul ga gitu, ya kan Ul?" Seru Sari minta pembelaan dari Aulia yang dari tadi cuma diam melihat kehebohan ketiga sahabatnya.
"Iya bener tuh" jawab Aulia sambil senyum.
"Iyain aja deh, biar cepet, tar nangis lagi" lagi-lagi celetuk Mita membuat kedua sahabatnya tertawa, kecuali Sari yang malah memanyunkan bibirnya ngambek.
"Udah-udah, jangan godain Sari terus dong..."pinta Aulia yang kasihan melihat Sari jadi bahan ledekan sahabatnya.
"Aku kalau ga ketemu kalian belum tentu juga nih bisa dapet sahabat yang seru kaya gini? " kata Aulia sembari melihat ketiga sahabatnya bergantian.
"Atau malahan aku lagi bingung di depan Kakak kelas minta dicariin teman sekamar" lanjut Aulia yang tiba-tiba jadi melo.
"Iiiih.... kok jadi melo gini sih...." sahut Ninda yang langsung menghampiri Aulia lalu memeluknya dan diikuti Mita juga Sari.
"Ga boleh sedih gini dong girl's..... kan kita mau have fun" seru Mita sambil melepas pelukan pada sahabatnya. Dan diikuti yang lain.
"He he iya ya... have fun!" Sambung Aulia sambil mengusap air mata yang sempat mengalir di pipi mulusnya.
"Yeaaa.... have fun" kompak Ninda, Mita dan Sari yang kemudian membuat ke empat sahabat itu tertawa riang.
"Yaudah kita istirahat dulu yuk, lumayan masih ada waktu setengah jam" ajak Aulia sambil merebahkan tubuhnya di kasur yang diikuti ketiga sahabatnya.
"Aaah nyamannya" tak sengaja mereka mengucapkan kata yang sama dan lagi-lagi membuat mereka tertawa bersama.
Keseruan mereka di kamar masih berlanjut hingga saatnya terdengar suara Adzan Dhuhur, kemudian mereka bangun bersiap-siap untuk menjalankan Sholat Dhuhur berjamaah sesuai yang dijadwalkan tadi.
Semua siswa menuju ke Aula seperti yang sudah diumumkan tadi untuk yang muslim melaksanakan Sholat berjamaah. Sementara yang lain bisa menunggu di luar Aula asalkan jangan berisik dan mengganggu yang lagi beribadah. Kemudian dilanjutkan makan siang bersama seluruh peserta.
○●●●○
Makasih atas kunjungannya. Makasih udah mau meluangkan waktu buat baca tulisanku, semoga suka. Ambil nilai positifnya aja yaa.
Ditunggu krisan, like juga votenya yaa🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo Vitria udah ada Dewa,Terus Novi?? jgn sampai dia yg jd pelakor..
2023-06-22
1
Diana Susanti
lanjuuuuut kak
2021-11-07
1
IG : Chocollacious
cicil sampai disini dulu kak😆
2020-08-26
1