Di Kamar Aulia.
"Jadi bunda mau ngomong apa sama Auli?" Tanya Aulia sambil menatap penasaran ke bunda Risa.
"Sayaang, bunda harap Auli bisa menyikapi dengan dewasa apa yang akan bunda sampaikan ke Auli" bunda Risa mengambil nafas dalam lalu membuangnya perlahan,sebelum melanjutkan pembicaraan dengan putrinya.
"begini sayaang....ayah punya janji sama seseorang yang sangat berjasa pada keluarga kita" diam sejenak sambil menatap putri satu-satunya yang diam sambil menyimak bundanya dengan tatapan penuh tanya.
"Janji? Janji apa bun?" Tak sabar menunggu perkataan bundanya akhirnya Auli bertanya.
"Maafin Ayah Bunda ya sayaang, bukan karena kami tidak menyayangimu, tapi semua ini justru karena kami sangat menyayangimu, dan Ayah Bunda juga yakin kalau kamu bisa bahagia dengan keputusan kami" bunda Risa bingung bagaimana akan menyampaikan kapada putri tersayangnya,
" Sayaang sekarang Auli udah SMA, jadi sekarang saatnya Auli tahu segalanya" karena perkataan bunda Risa yang muter-muter, sampai terbesit hal yang aneh-aneh difikiran Aulia.
" Jangan-jangan Auli bukan anak kandung ayah dan bunda yaa?" Ceplos Aulia membuat bunda Risa kaget lalu "bukan, bukan itu sayaang, tentu Auli anak kandung Ayah Bunda, sayaang... kenapa Auli sampai berfikir begitu?" Kata bunda Risa sambil memegang erat kedua tangan Aulia.
"Lalu apa bun? Bunda bilang aja Auli janji ga akan marah, apapun yang menurut Ayah Bunda baik buat Auli, InsyaAllah Auli mau nurut, Auli sayaang Ayah Bunda" sambil memeluk bundanya Auli merasa lega ternyata yang difikirkan salah,tak terasa air mata Aulia mengalir dengan sendirinya.
"Ayah kenapa ayah tega sih nyuruh bunda ngomongin ini ke Auli" batin bunda Risa sambil melepas pelukan Aulia lalu tangannya mengelap lembut airmata di pipi Aulia.
"Assalamualaikum Bunda, Auli" suara berat ayah Restu mengagetkan keduanya.
"Wa'alaikum salam Ayah" sahut Aulia dan bunda Risa bersamaan, lega itulah yang dirasakan bunda Risa, saat melihat suaminya pulang.
"Alhamdulillah, akhirnya ayah pulang, biar ayah aja lah yang ngomong" batin bunda Risa sambil menatap suaminya, dan yang ditatap pun paham kalau istrinya belum bisa menyampaikan apapun ke putrinya.
"Udah nungguin Ayah ya, maaf ya ayah lama" berjalan mendekati keduanya seakan tahu kalau lidah istrinya kelu tak bisa menyampaikan niatnya.
"Sayaang, begini, ayah bunda punya permintaan buat Auli, ayah harap Auli bisa mengabulkan permintaan Ayah Bunda" duduk di samping putrinya sambil merangkul bahu putrinya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang kedua tangan istrinya yang sedang memegang kedua tangan Aulia.
"Permintaan apa Yah, InsyaAllah Auli akan berusaha mengabulkan keinginan Ayah Bunda" sambil menatap penuh tanya kedua orangtuanya secara bergantian.
"Sayaang, sebenarnya ayah punya janji dengan kakek Wisnu juga Om Tara, kalau putri kesayangan ayah yaitu Auli, akan dijodohkan dengan putra om Tara" perlahan Ayah Restu menyampaikan pada Auli.
Deg...
Jantung Auli berdetak keras seakan sedang berlari jauh.
"Dijodohin yah? Tapi Auli masih SMA yah, Auli mau sekolah dulu, Auli juga masih pengen kuliah yah, Auli pengen ngerasain bagaimana capeknya orang kerja, Auli punya banyak cita-cita yah"
Suaranya bergetar, air mata Aulia tak bisa dibendung lagi, menyampaikan uneg-unegnya sambil meremas tangannya yang masih digenggam orangtuanya, seakan ingin sekali berlari sambil berteriak,"kenapa harus seperti ini??? kenapa harus dijodohiiiin???" tapi itu tak mungkin dilakukannya, kasih sayang kedua orangtuanya mampu membedung niatannya, Aulia masih memikirkan perasaan mereka kalau harus berbuat hal gila itu.
"Iya sayaang dijodohin, maafin Ayah sampai harus mengorbankan hidup juga perasaan putri Ayah, kalau bukan karena mereka hidup kita tak bisa seperti ini sayaang, sekali lagi maafin Ayah Bunda ya sayaang" melepas tangan yang menggenggam istrinya kemudian memeluk putrinya, bahkan Bunda Risa pun ikut memeluk mereka.
"Gimana sayaang? Auli maukan?" Tanya Ayah Restu sambil melepas pelukan mereka, lalu mengusap airmata putrinya dengan kedua ibu jarinya dan dibalas anggukan dari Aulia, karena tak mampu berkata apapun Aulia hanya pasrah dan menerima keinginan orangtuanya.
"Terima kasih sayaang... Ayah Bunda sayang Auli" bersmaan orangtuanya menjawab anggukan Aulia.
" Hari jum'at malam mereka akan datang ke rumah buat makan malam sekaligus mereka ingin sekali ketemu Auli, jadi ayah harap Auli bisa bersiap diri" lanjut ayahnya.
"Ya udah bunda mau ke dapur dulu buat masak makan malam, Auli istirahat dulu ya sayaang" kedua orangtua Aulia keluar dari kamar Aulia, kemudian dia merebahkan tubuhnya, pikirannya melayang-layang entak kemana.
Sejenak kemudian dia terbangun karena tiba-tiba teringat tugas-tugas dari panitia MOS yang arus diselesaikannga, karena dia tak mau kalau besuk harus menjalani hukuman karena tak menyelesaikan tugasnya.
Tanpa pikir panjang Aulia berdiri ke meja belajarnya kemudian mengerjakannya.
Keesokan harinya , saat di sekolah, Aulia nampak tak semangat, ia duduk sambil menundukan kepalanya di atas tangan yang dilipat di meja, sampai akhirnya...
Keesokan harinya , saat di sekolah, Aulia nampak tak semangat, ia duduk sambil menundukan kepalanya di atas tangan yang dilipat di meja, sampai akhirnya...
"Door... pagi-pagi kok lemes aja sih neng" perkataan Ninda yang mengejutkan Aulia dari lamunannya.
"Gak kok, q cuma capek aja" jawab Aulia lesu sambil mengangkat kepalanya, kemudian celingak celinguk mencari sahabatnya yang lain.
"Loh kok sendiri, mana Sari sama Mita?" Begitu melihat Ninda sendiri.
"Lagi di kantin, katanya ga sarapan, kenapa sih kok lesu gitu?" Karena penasaran Ninda bertanya lagi.
"Gapapa lagi bete aja" singkat Aulia menjawab, Ninda yang masih penasaranpun mau bertanya lagi tapi diurungkan karena bel masuk telah bunyi.
"Hai girl... kita ga telat kaaan? " Mita heboh karena senang masuk kelas ga terlambat ditambah lagi perutnya yang tadi keroncongan karena ga sempat sarapan di rumah sekarang udah kenyang.
" hampir, untung belum ada kakak pendamping" deg-degan Sari menimpali sambil mengelus dadanya, karena takut kalau telat gara-gara Mita makannya lama.
"kalian makan apa sih kok lam....?" Belum selesai Ninda tanya udah ada ucapan salam dari kakak KETOS yang masuk ke kelas mereka.
"Pagi semuaa....."
" pagi kaaak...." serempak jawaban dari anak-anak kelas X IPA 1.
"Acara kali ini pengenalan lingkungan sekolahan yaa, siap-siap sebelum jam istirahat pertama jadwal kelas ini yang keliling sekolah , jadi.... apa kalian siaaap?" Tanya kak dewa yang akan memimbing dan menjelaskan seluruh ruangan di sekolah.
"Siaaap kaaaak...." tak kalah semangatnya semua mejawab kompak. Dan berjalan keluar mengikuti kak Dewa yang jadi pemandu.
"Nin, salah ga sih kalau cewek punya cita-cita tinggi?" Pertanyaan Aulia yang mendadak membuat Ninda yang ditanya pun menoleh lalu menatap heran kenapa tiba-tiba Aulia bertanya seperti itu.
Tapi karena ingat kalau sahabat barunya sejak tadi pagi bete, akhirnya Ninda mendekat lalu bertanya, "jadi ini yang bikin kamu bete dari tadi?" Aulia mengangguk nendengar pertanyaan Ninda.
"Aulia sayaaang.... yang namanya cita-cita itu bebas mau cewek atau cowok mereka bebas menentukan cita-cita mereka, karena kalau kita punya cita-cita itu bisa membuat kita jadi semangat buat belajar, kenapa sih kok tanyanya gitu?" Jawab Ninda sambil bertanya karena masih penasaran apa yang membuat sahabatnya itu bete.
Tanpa mereka sadari di belakang mereka ada Arka mendengarkan obrolan dua sahabat itu. Dia penasaran kenapa Aulia berkata seperti itu.
"Meskipun pada akhirnya kita harus nikah dan jadi ibu rumah tangga?" Tanya Aulia yang seolah patah semangat.
Arka yang mendengarnya pun ikut sedih.
"Aku ga akan melarang kamu mencapai cita-cita kamu sayaang" batin Arka sakit saat mendengarnya.
Arka bisa menebak "pasti ini ada kaitannya dengan perjodohan" kata Arka dalam hati.
"Meskipun kita nikah, kita masih bisa kok berkarir, buktinya banyak ko wanita yang masih bekerja meski mereka telah berkeluarga, dokter misalnya, guru, atau bahkan banyak artis yang sudah menikah dan punya anak, Ayolah Aulia sayaang kenapa sih tiba- tiba kamu jadi sedih gini, semangat dong!!" Lembut Ninda menyemangati sahabatnya.
"kok aku bisa sedewasa ini ya" senyum geli Ninda berkata dalam hatinya mengingat dirinya tiba-tiba jadi bijak.
"Ayo dong semangat!! Mana senyumnya?" Lanjutnya lagi yang membuat senyum manis terbit dibibir Aulia.
"Nah gitu dong semangat, aku janji bakal kasih kebebasan buat kamu berkarir asalkan kamu bisa berjanji masih bisa mengurusku dan anak-anak kita nanti, ih apaan sih" dalam hati Arka berbisik tak sadar sampai ia menggeleng-gelengkan kepalanya karena telah berpikir jauh sampai anak.
Vitria yang menyadari tingkah aneh sang ketos pun langsung bertanya
"Arka, kamu kenapa sih? Kok geleng-geleng kepala gitu?"
Kaget Arkapun menjawab "ga papa kok Vit, cuma pusing dikit dari tadi muter-muter sekolahan, btw tepat waktu ga ni kita balik ke kelasnya?" lanjutnya bertanya.
"Oh ok kl gapapa, kayaknya malah sisa waktu deh , soalnya dah nyampe sini "jawab Fitria sambil melihat jam ditangan kirinya.
Hingga akhirnya rombongan kelas X IPA 1 telah sampai di kelas. Kemudian melanjutkan acara sampai jam pulang sekolah tiba.
Begitulah banyak tugas-tugas yang harus diselesaikan dan juga banyak kisah yang terjadi selama MOS.
Hingga tak terasa sudah hari terakhir MOS, semua siswa kelas X kumpul di aula, untuk membahas makrab malam minggu besuk. Dan makrab akan di adakan di puncak, berangkat hari sabtu pagi dan akan pulanb hari minggu sore.
Sorak gembira seluruh siswa memenuhi Aula, mereka senang sekali karena penat dan juga capek karena tugas-tugas dan kegiatan selama MOS akan terbayar lunas dengan adanya makrab.
○●●●○
Makasih udah meluangkan waktu buat baca tulisanku😊.... semoga membuat kita tambah semangat setelah membaca, ambil nilai positifnya aja yaa....😊
Ditunggu krisannya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Berarti Arka udah tau ya kalo Aulia itu yg dijodohin, Waahh udah mikir ke anak2 aja Arkanya, Semoga kamu gak selingkuh ya..😁
2023-06-22
1
Qaisaa Nazarudin
Waah Arka udah manggil SAYANG aja,ketemuan juga belum,Aulia juga belum tau siapa jodohnya..
2023-06-21
1
Tia Mts
lanjut
2022-10-07
1