Bab 3. Maling

Bab 3. Maling

(POV Author)

Lyra cukup sabar atas penolakan serta kendala yang di hadapi setiap akan melayani sang suami di ranjang. Ia tidak akan meminta hak nafkah batin kepada sang suami jika suaminya belum siap.

Lyra berpikir mungkin ada sesuatu di diri suaminya yang belum siap melakukan hubungan suami istri kepadanya. Untuk itu, Lyra memberikan waktu kepada sang suami sampai dia benar-benar siap.

Malam-malam berikutnya setiap Lyra terbangun karena haus ia tidak mendengar lagi suara-suara aneh setiap melintasi kamar Mamanya. Lyra berpikir mungkin karena ucapannya waktu itu mengenai hati sang Mama.

Lyra membuang napas berat, merasa telah bersalah kepada sang Mama.

Lyra kembali melangkahkan kakinya. Ada hal yang menarik perhatian Lyra hingga ia menaruh curiga pada pintu samping rumahnya yang terbuka. Lyra memeriksa barang-barang berharga yang ada di rumah itu terutama ruang keluarga yang terdapat televisi yang berukuran besar. Untungnya tidak ada satupun yang hilang. Lyra berpikir ada maling yang berusaha masuk namun gagal karena dirinya yang terbangun tengah malam.

Lalu di suatu malam, Lyra melihat sekelebat bayangan di pintu samping rumahnya. Ia pun mencari sesuatu yang cukup untuk mengamankan dirinya.

Lyra ketakutan setengah mati. Jantungnya berdebar-debar tidak karuan, bahkan tubuhnya mulai gemetar. Otak Lyra mulai berpikir dengan keras. Bagaimana caranya ia akan menangkap si maling tersebut. Kemudian Lyra berjalan menuju ke dapur, mencari barang-barang yang kira-kira bisa untuk ia gunakan melindungi dirinya

Lyra mengambil tongkat sapu dan juga teflon. Lyra siap menghajar bila itu benar-benar maling yang masuk rumahnya.

Sesaat Lira ragu akan tindakannya. Ia takut dirinya akan terluka kelak. Tapi jika tidak dilakukan secepatnya, iya juga takut maling itu akan segera kabur meninggalkan rumahnya. Sungguh dilema, ingin membangunkan Mamanya dengan teriakan sudah pasti maling itu akan cepat kabur. Atau menggedor pintu kamar Mamanya, atau membangunkan Andi sang suami juga akan membuat si maling cepat kabur. Benar-benar dilema.

Dan pada akhirnya Lyra pun mengambil keputusan untuk melawan maling seorang diri. Lyra berjalan mengendap-ngendap mengikuti sosok bayangan yang tadi ia lihat walau jarak mereka cukup jauh.

Saat Lyra tiba dibelokkan samping rumah, ia terkejut mendapati sang suami berpeluh keringat dengan nafas ngos-ngosan.

"Loh, Mas? Mas dari mana?"

Suami yang melihat kehadiran Lyra, apalagi di tangan dan dan kirinya terdapat sapu serta teflon pun ikut terkejut. Lelaki itu pun terlihat sedikit panik.

"Kamu ngapain Lyra?"

"Tadi aku ngelihat sekelebat bayangan Mas. Aku pikir itu maling, jadi aku berusaha meringkusnya." Ucap Lyra sambil menguatkan genggaman benda-benda yang ada ditangannya.

"Aku sudah mengejar, maling itu kabur memanjat tembok pagar." Ujar suaminya, Andi.

"Ah, sayang sekali. Aku terlalu lama berpikir tadi. Harusnya aku bisa menangkap maling itu!"

"Kamu jangan macam-macam Lyra! Kamu itu wanita. Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu, itu berbahaya! Apalagi kamu tidak bisa beladiri. Sebaiknya bila ada maling kamu teriak saja." Perintah dan saran sang suami.

Lyra mengangguk paham. Ia pun tidak ingin membuat khawatir sang suami. Akhirnya mereka pun kembali ke kamar telah memastikan pintu samping serta jendela yang terbuka sudah dikunci rapat.

"Keringatmu banyak sekali Mas. Sebaiknya kamu membersihkan diri dulu sebelum tidur lagi." Ujar Lyra.

"Baiklah."

Andi menurut saja apa kata istrinya. Ia pun sudah terlihat sangat kelelahan.

Keesokan harinya.

Setelah melakukan aktivitas harian seperti biasanya, saat menjelang tidur malam, Lyra memeriksa kembali setiap pintu serta jendela yang telah ia tutup rapat. Memastikan semuanya dalam keadaan terkunci dan aman. Malam itu pun tidak terjadi apa-apa. Jendela dan pintu masih seperti sedia kala.

"Sepertinya malingnya sudah mulai takut. Baguslah, pasti mereka tidak berani masuk lagi ke sini karena sudah ketahuan." Kata Lyra pada angin.

Rasa aman dan tentram itu berjalan selama seminggu lebih. Lyra tidak perlu merasa cemas lagi karena maling tidak akan masuk lagi ke rumahnya.

Lalu di malam berikutnya Lyra kembali terbangun. Bukan karena haus melainkan karena sang suami yang beranjak bangun dari tempat tidurnya sempat menyenggol tubuhnya.

Dan keadaan kamar yang remang-remang, Lyra melihat Andi keluar dari pintu kamar mereka. Lyra berpikir mungkin suaminya sedang haus. Salahnya juga yang tidak menyiapkan air di dalam kamarnya. Kemudian Lyra berinisiatif untuk menyusul suaminya.

Saat sedang melintas kamar sang Mama, terdengar sedikit kegaduhan di dalam kamar. Lyra pun menghentikan langkahnya, memasang telinga dengan seksama, mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi di dalam sana.

Kembali suara de*s*ah*an-de*sah*a*n aneh yang Lyra dengar waktu itu, terdengar kembali. Lyra menutup mulutnya, menggeleng pelan, dan berkata dalam hati.

Mama sepertinya terlalu sering masturbasi. Apakah karena Mama terlalu lama sendiri ya? Kasihan juga. Sebaiknya besok aku bicara sama Mama, menyarankan Mama untuk menikah lagi. Karena usia Mama juga tidaklah terlalu tua dan wajah Mama pun masih tetap cantik.

Perlahan Lyra membalikkan tubuhnya dan memantapkan lagi langkah kakinya menuju ke dapur. Tapi anehnya, Andi tidak ada di sana. Lyra pikir suaminya sedang ke dapur mengambil air minuman karena haus. Nyatanya lelaki itu tidak kelihatan batang hidungnya.

Loh, Mas Andi ke mana ya? batin Lyra bertanya-tanya.

Karena merasa haus, Lyra pun mengambil sebotol minuman dan juga gelas. Kemudian meletakkannya di atas nampan dan berencana membawa nampan itu untuk diletakkan di kamarnya.

Setelah kembali ke kamar, Lyra masih tidak mendapati suaminya di kamarnya.

"Mas Andi ke mana sih?!" Gumam Lyra pada angin.

Lira meletakkan nampannya di atas nakas. Menghidupkan lampu kamar, lalu ia beranjak lagi keluar kamarnya mencari sosok suaminya. Semua lampu ia nyalakan. Terlihat pintu di dapur sedikit renggang. Tadinya dalam keadaan remang-remang, Lyra tidak melihat ke arah pintu itu. Namun baru kini ia sadari, pintu itu sedikit terbuka.

"Apa maling masuk lagi?!"

Lyra mulai cemas dan ketakutan. Ia pun teringat apa kata Sang suaminya. Bila dia menemukan keganjalan-keganjalan di rumah mereka, maka ia harus teriak memanggil sang Mama atau sang suami.

"MAS ANDI, MAMA.... ADA MALING!!"

Lyra berterima menuruti saran suaminya.

"MAS ADA MALING MAS!!"

Gubrak!!

Terdengar suara gaduh dari arah samping rumah. Lyra mulai merasa takut hingga ia bergegas menuju perkakas dapur mencari teflon yang sedikit besar untuk di jadikan alat pemukulnya.

"Lyra, ada apa? Mana malingnya?"

Andi yang datang Entah dari mana tiba-tiba sudah berada di dekat Lyra dengan nafas ngos-ngosan dan tubuh penuh keringat.

"Itu Mas! Pintu dapurnya sedikit terbuka. Aku takut ada malingnya dari sana."

Andi melirik ke arah pintu yang dimaksud oleh Lyra.

"Sepertinya itu bukan maling, aku lupa menutup pintu itu dengan rapat."

"Loh, emangnya Mas habis dari mana?" Tanya Lyra yang melihat sekujur tubuh suaminya basah oleh keringat dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Aku habis olahraga."

"Malam-malam begini?" Tanya Lyra bingung.

"Iya. Di waktu pagi sampai sore hari, aku tidak sempat olahraga. Apalagi perutku sudah mulai kelihatan membuncit."

Lyra memperhatikan perut sang suami yang ketika itu hanya mengenakan singlet basah oleh keringat, sehingga menempel ke tubuh dan menampakkan lekuk tubuh lelaki itu.

"Perut Mas masih rata kok, nggak buncit." Kata Lyra jujur.

"Sudahlah. Intinya itu bukan maling. Kita tutup saja pintunya rapat, agar maling sebenarnya tidak benar-benar masuk ke dalam rumah." Ujar Andi.

"Iya Mas."

Lyra menurut, menutup pintu dengan rapat kemudian menguncinya lalu mereka kembali mereka.

Saat sudah berada di kamar, Andi melepaskan pakaiannya yang basah. Ia hendak membersihkan diri di kamar mandi.

"Mas tadi saat aku melewati kamar Mama, aku dengar lagi suara-suara aneh kayak dulu. Aku rasa Mama benar-benar kesepian. Apa sebaiknya kita cariin jodoh aja ya buat Mama?" Usul Lyra.

Andi terdiam sesaat. Menatap Lyra sebelum akhirnya menjawab, "Jika Mama merasa nyaman sendiri sebaiknya jangan dipaksakan. Biarkan saja itu menjadi pilihannya."

Bersambung...

Note : Jangan lupa like dan komen ya biar Author lebih semangat 🙏😊 dan juga rate bintang 5 ya makasih 😘🙏

Terpopuler

Comments

Ristieriswanharti

Ristieriswanharti

terbangun haus air minum lewat depan kamar mamah dapur suara desahan miling 😂

2024-11-22

0

Evans

Evans

Bukan ga mau tapi suamimu lebih Ke mamamu Lyra, mungkin mamamu lebih mengairahkan dibandingkan km Lyra.../Doge/

2024-03-07

1

💜Bening🍆

💜Bening🍆

suamimu olahraganya malam lyra tp kamu gk di aja.. mamamu yg di ajak🤭🤣

2024-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam Yang Terlewatkan
2 Bab 2. Suara Aneh
3 Bab 3. Maling
4 Bab 4. Impoten
5 Bab 5. Cairan
6 Bab 6. Curiga
7 Bab 7. Sangkalan
8 Bab 8. Minta Uang
9 Bab 9. Percakapan 2 Sahabat
10 Bab 10. Bukti
11 Bab 11. Hancur
12 Bab 12. Minggat
13 Bab 13. Di Kira Kunti
14 Bab 14. Numpang Tinggal
15 Bab 15. Perjalanan Ringkas
16 Bab 16. Nikah Yuk
17 Bab 17. Sang Penolong
18 Bab 18. Perselingkuhan Di Mulai
19 Bab 19. Larut Akan Hubungan Terlarang
20 Bab 20. Dikurung
21 Bab 21. Upaya Penyelamatan
22 Bab 22. Canggung
23 Bab 23. Salah Paham Yang Bikin Merona
24 Bab 24. Bukan Anak Kandung
25 Bab 25. Ikut Ke Kantor
26 Bab 26. Ke Kalimantan
27 Bab 27. Keciduk Umi
28 Bab 28. Setuju
29 Bab 29. Pingsan
30 Bab 30. Pulang Dadakan
31 Bab 31. Rindu
32 Bab 32. Obrolan Wanita
33 Bab 33. Sahabat Papa
34 Bab 34. Mencari Pengacara
35 Bab 35. Kuat Menghadapi Kenyataan
36 Bab 36. Andi Murka
37 Bab 37. Usaha Penculikan
38 Bab 38. Jurus Angin Ribut
39 Bab 39. Putusan Cerai
40 Bab 40. Aset
41 Bab 41. Semua Untuk Lyra
42 Bab 42. Calon Mertua Dan Calon Menantu
43 Bab 43. Ciuman
44 Bab 44. Keceplosan
45 Bab 45. Event Organizer
46 Bab 46. Salah Paham
47 Bab 47. Memilih Gaun
48 Bab 48. Penolakan
49 Bab 49. Nyinyir
50 Bab 50. Orang Ke Tiga
51 Bab 51. Salah Informasi
52 Bab 52. Cemburu
53 Bab 53. Wisuda
54 Bab 54. Mengenalkan Kepada Keluarga
55 Bab 55. Bertengkar
56 Bab 56. Sang Pewaris
57 Bab 57. Otoriter Pewaris
58 Bab 58. Keluarga Yang Hilang
59 Bab 59. Rupanya...
60 Bab 60. Usaha Mencari Lyra
61 Bab 61. Rapat Direksi
62 Bab 62. Penangkapan
63 Bab 63. Ketemu
64 Bab 64. Cinta Di Tolak Ambisi Bertindak
65 Bab 65. Kabar Buruk
66 Bab 66. Mencari Kesempatan
67 Bab 67. Just Lyra Not Clara
68 Bab 68. Andi Tutup Usia
69 Bab 69. Sadarnya Lyra
70 Bab 70. Kembali Normal
71 Bab 71. Hijab
72 Bab 72. Haru Biru
73 Bab 73. Gagal Coblos
74 Bab 74. Pendarahan
75 Bab 75. Malam Yang Tertunda
76 Bab 76. Pertemuan Tak Di Sangka
77 Bab 77. Maaf
78 Bab 78. Trio Gabut
79 Bab 79. Adu Mulut
80 Bab 80. Teguh
81 Bab 81. Yang Jomblo Istiqomah Ya
82 Bab 82. Bulan Madu Menangkap Buronan
83 Bab 83. Kembali Beraktivitas
84 Bab 84. Cemburu Bikin Gemes
85 Bab 85. Pesta
86 Bab 86. Lyra Hilang
87 Bab 87. Pengawal Untuk Lyra
88 Bab 88. Oppa
89 Bab 89. Muntah
90 Bab 90. Perubahan Mood Lyra
91 Bab 91. Kamila Masuk Bui
92 Bab 92. Baim Kecewa
93 Bab 93. Hamil
94 Bab 94. Kejutan
95 Bab 95. Kabar Bahagia
96 Bab 97. Me VS Umi
97 Bab 97. Rumah
98 Bab 98. Belanja Bareng
99 Bab 99. Selamatan
100 Bab 100. Kebahagian Yang Sempurna (END)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1. Malam Yang Terlewatkan
2
Bab 2. Suara Aneh
3
Bab 3. Maling
4
Bab 4. Impoten
5
Bab 5. Cairan
6
Bab 6. Curiga
7
Bab 7. Sangkalan
8
Bab 8. Minta Uang
9
Bab 9. Percakapan 2 Sahabat
10
Bab 10. Bukti
11
Bab 11. Hancur
12
Bab 12. Minggat
13
Bab 13. Di Kira Kunti
14
Bab 14. Numpang Tinggal
15
Bab 15. Perjalanan Ringkas
16
Bab 16. Nikah Yuk
17
Bab 17. Sang Penolong
18
Bab 18. Perselingkuhan Di Mulai
19
Bab 19. Larut Akan Hubungan Terlarang
20
Bab 20. Dikurung
21
Bab 21. Upaya Penyelamatan
22
Bab 22. Canggung
23
Bab 23. Salah Paham Yang Bikin Merona
24
Bab 24. Bukan Anak Kandung
25
Bab 25. Ikut Ke Kantor
26
Bab 26. Ke Kalimantan
27
Bab 27. Keciduk Umi
28
Bab 28. Setuju
29
Bab 29. Pingsan
30
Bab 30. Pulang Dadakan
31
Bab 31. Rindu
32
Bab 32. Obrolan Wanita
33
Bab 33. Sahabat Papa
34
Bab 34. Mencari Pengacara
35
Bab 35. Kuat Menghadapi Kenyataan
36
Bab 36. Andi Murka
37
Bab 37. Usaha Penculikan
38
Bab 38. Jurus Angin Ribut
39
Bab 39. Putusan Cerai
40
Bab 40. Aset
41
Bab 41. Semua Untuk Lyra
42
Bab 42. Calon Mertua Dan Calon Menantu
43
Bab 43. Ciuman
44
Bab 44. Keceplosan
45
Bab 45. Event Organizer
46
Bab 46. Salah Paham
47
Bab 47. Memilih Gaun
48
Bab 48. Penolakan
49
Bab 49. Nyinyir
50
Bab 50. Orang Ke Tiga
51
Bab 51. Salah Informasi
52
Bab 52. Cemburu
53
Bab 53. Wisuda
54
Bab 54. Mengenalkan Kepada Keluarga
55
Bab 55. Bertengkar
56
Bab 56. Sang Pewaris
57
Bab 57. Otoriter Pewaris
58
Bab 58. Keluarga Yang Hilang
59
Bab 59. Rupanya...
60
Bab 60. Usaha Mencari Lyra
61
Bab 61. Rapat Direksi
62
Bab 62. Penangkapan
63
Bab 63. Ketemu
64
Bab 64. Cinta Di Tolak Ambisi Bertindak
65
Bab 65. Kabar Buruk
66
Bab 66. Mencari Kesempatan
67
Bab 67. Just Lyra Not Clara
68
Bab 68. Andi Tutup Usia
69
Bab 69. Sadarnya Lyra
70
Bab 70. Kembali Normal
71
Bab 71. Hijab
72
Bab 72. Haru Biru
73
Bab 73. Gagal Coblos
74
Bab 74. Pendarahan
75
Bab 75. Malam Yang Tertunda
76
Bab 76. Pertemuan Tak Di Sangka
77
Bab 77. Maaf
78
Bab 78. Trio Gabut
79
Bab 79. Adu Mulut
80
Bab 80. Teguh
81
Bab 81. Yang Jomblo Istiqomah Ya
82
Bab 82. Bulan Madu Menangkap Buronan
83
Bab 83. Kembali Beraktivitas
84
Bab 84. Cemburu Bikin Gemes
85
Bab 85. Pesta
86
Bab 86. Lyra Hilang
87
Bab 87. Pengawal Untuk Lyra
88
Bab 88. Oppa
89
Bab 89. Muntah
90
Bab 90. Perubahan Mood Lyra
91
Bab 91. Kamila Masuk Bui
92
Bab 92. Baim Kecewa
93
Bab 93. Hamil
94
Bab 94. Kejutan
95
Bab 95. Kabar Bahagia
96
Bab 97. Me VS Umi
97
Bab 97. Rumah
98
Bab 98. Belanja Bareng
99
Bab 99. Selamatan
100
Bab 100. Kebahagian Yang Sempurna (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!