Bab 2. Suara Aneh
(POV Author)
Sudah seminggu usia pernikahan Lyra namun dirinya masih belum juga di sentuh oleh sang suami. ada saja kendala yang menghalangi mereka untuk melakukan hubungan suami istri. Namun Lyra yang selalu berpikir positif memaklumi keadaan itu.
Suhu malam itu sangat panas hingga membuat Lyra terpaksa membuka matanya karena merasa tenggorokannya cukup kering. Lyra melirik ke arah sampingnya, mendapati sang suami yang tidur dengan berselubung selimut cukup membuat Lyra heran, dirinya merasa kepanasan tapi sang suami tidak. Akhirnya, Lyra pun beranjak bangun untuk menuju ke dapur mengambil minuman dingin
Saat melewati kamar sang ibu, samar-samar Lyra mendengarkan suara yang aneh. Lyra sendiri tidak yakin itu suara apa. Apakah suara sang ibu atau suara televisi yang ada di kamar sang ibu.
Suara aneh itu cukup membuat kaki Lyra terpaku di tempatnya. Bulu di tubuhnya meremang namun pipi dan telinganya memanas mendengar de*saha*n-de*sa*h*an yang ia tahu itu merupakan efek dari adegan dewasa.
Lyra yang sudah dewasa cukup tahu adegan dewasa yang membuat pipinya memerah itu. Adegan dewasa yang tidak kunjung ia lakukan bersama sang suami. Walau telah seminggu lamanya mereka memiliki ikatan sebagai suami istri.
"Buat apa aku berdiri disini? Malu-maluin aja." Gumam Lyra lirih pada angin dan segera melangkahkan kakinya menuju dapur.
Satu botol air dingin ia teguk habis saking panasnya suhu serta pikirannya yang traveling kemana-mana. Ia pun mengambil satu botol yang masih utuh untuk di bawa ke kamar mana tahu, jika dirinya haus lagi.
Kamar masih gelap ketika ia sudah masuk di dalamnya. Hanya saja Lyra merasakan ada hembusan angin di kamar itu. Tidak mungkin itu hembusan pendingin ruangan atau AC karena elektronik itu baru rencananya akan di perbaiki besok. Lalu tidak ada kipas angin dalam kamar itu.
Sekilas Lyra melihat gorden sedikit melayang. Ia pun mendekat ke arah jendela dan memastikan hal itu. Ternyata jendela kamarnya sedikit terbuka. Lyra pun merasa bingung, kenapa jendela itu tidak dikunci. Padahal rasanya ia sudah mengunci rapat setiap jendela di dalam kamarnya.
Lyra melirik ke arah tempat tidur dimana Andi berada. Sang suami kini sedikit membuka selimutnya. Perlahan Lyra mendekat ke arah sang suami. Pantulan cahaya bulan menerangi kamar dan menyinari tubuh lelaki yang terlelap dalam tidurnya. Dengkuran halus terdengar di telinga Lyra. Wajah Andi yang tertidur itu tampak seperti kelelahan. Bulir-bulir keringat yang membasahi tubuh suaminya membuat Lyra berpikir, mungkin saja sang suami merasa kepanasan hingga ia yang membuka jendela itu ketika dirinya sedang ke dapur.
Lyra menghela napas. Tadinya ia sudah berpikir negatif takut kalau-kalau ada maling yang mencoba masuk ke dalam kamarnya.
Pada akhirnya Lyra pun merebahkan di dirinya dan kembali mencoba memejamkan matanya.
***
Pagi yang cerah dengan sinar matahari yang mulai merambat masuk ke dalam dan memberi cahaya di setiap sudut ruangan. Burung berkicau bersahut-sahutan menyambut pagi. Sebuah sapaan hangat dari sang suami membangunkan Lyra di pagi manisnya.
"Pagi sayang, kamu sudah bangun?" Sapa Andi dengan senyum yang menawan di mata Lyra.
"Pagi Mas, kamu sudah mandi?" Tanya Lyra yang melihat rambut Andi yang rapi dan seperti habis keramas.
"Ya sayang, cuaca panas sekali."
Tidak dipungkiri cuaca memang sangat panas bahkan baru bangun tidur saja Lyra rasanya ingin segera ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.
"Mandi gih, bau acem. Aku tunggu di meja makan ya?" Kata Andi.
Lelaki itupun beranjak meninggalkan kamar setelah mendapat anggukan dari Lyra.
Lyra menatap jam dinding di kamarnya yang menunjukan pukul 05.30. Perlahan Lyra meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Kemudian ia beranjak dari tempat tidur merapikan sprei serta melipat selimut. Barulah ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Pakaian kemeja putih dan celana jeans biru dongker melekat di tubuh Lyra yang tidak terlalu gemuk atau kurus dengan tinggi badan 155 cm itu. Tas ransel ia naikan ke pundaknya yang berisikan notebook, charger, kertas notes dan juga sebuah pulpen, lalu dompet dan smartphone-nya. Pagi ini Lyra siap ke kampus di antar sang suami setelah seminggu lebih ia ijin tidak masuk kuliah.
"Pagi Ma..." sapa Lyra kepada sang Mama yang tengah menyiapkan sarapan di atas meja.
"Pagi sayang, ayo sarapan dulu."
"Iya Ma." Jawab Lyra yang melihat sekilas ke arah Mama.
Lyra menarik kursi di samping suaminya. Namun akhirnya mata Lira kembali lagi mengulang melihat sang Mama. Rambut sang Mama yang masih terlihat basah mengundang perhatian Lyra. Kembali wanita itu mengingat akan kejadian tadi malam. Pikirannya pun mulai lagi bertravelling ke mana-mana.
Apakah mungkin mama.... Ah, tidak tidak mungkin. Batin Lyra dengan gerakan menggeleng pelan, menyangkal apa yang ada dalam pikirannya.
Lyra memulai makan makanannya dalam diam. Sesekali ia memperhatikan sang Mama dan sang Suami. Keduanya tampak sesekali tersenyum meski tidak banyak berucap kata.
"Mama tadi malam tidur jam berapa?" Tanya Lyra buka suara.
"Begitu kamu masuk kamar bersama Andi, Mama sudah mulai memejamkan mata sayang. Kenapa?" Tanya sang Mama.
"Tadi malam aku terbangun karena haus dan menuju ke dapur. Tapi saat melintasi kamar Mama aku nggak sengaja mendengar suara-suara aneh." Ungkap Lyra.
"Suara-suara aneh?" Tanya sama Mama mengulang karena bingung.
Lyra menghela napas.
"Seperti suara d*e*sah*an orang yang lagi melakukan hubungan intim." Kata Lyra langsung pada intinya.
Mendadak Andi terbatuk-batuk. Dan sang Mama pun menegakkan posisi duduknya. Dengan cepat wanita berusia 40 lebih yang masih tampak awet muda itu menyodorkan segelas air putih kepada menantunya.
Adegan itu tidak lepas dari perhatian Lyra. Lyra pun melepaskan sendok makannya dan memberikan tisu kepada suaminya.
"Mas tersedak ya, pelan-pelan aja makannya." Ujar Lyra.
"Lyra mungkin kamu salah dengar." Ujar sang Mama.
"Lyra nggak mungkin salah, Ma. Bahkan Lyra sampai berhenti di depan kamar Mama untuk memastikan."
Sang Mama terdiam sesaat. Sebelum akhirnya menjawab.
"Sepertinya Mama lupa mematikan televisi. Mama...., Mama rindu Papamu. Lalu tiba-tiba hasrat itu muncul entah dari mana jadi Mama...."
"Udah Ma. Cukup, Lyra mengerti jangan di lanjutkan lagi."
Sang Mama menatap Lyra dengan kening berkerut.
Duh Lyra, gara-gara kamu kan! Nyaris aja Mama mempermalukan dirinya ngaku kalau Mama lagi o*na*ni gara-gara kangen sama Papa. Batin Lyra merutuki dirinya sendiri.
"Maaf Ma, tidak seharusnya Lyra bertanya. Lyra tahu, pasti suatu saat Mama juga merindukan berhubungan seperti suami isteri."
Kata-kata Lyra membuat Mamanya dan sang suami berspekulasi bahwa Lyra mengira sang Mama sedang melakukan masturbasi tadi malam.
"Nggak apa-apa sayang."
Wajah keduanya tampak lega. Lalu menyantap kembali makanan yang mulai dingin.
"Ayo sayang, habiskan makananmu. Nanti kita bisa telat." Ujar Andi melihat Lyra yang masih belum menyentuh makanannya lagi.
Lyra menurut apa kata suaminya. Setelah makan mereka pun berpamitan kepada sang ibu, lalu beranjak pergi.
Bersambung...
Note : Jangan lupa like dan komen ya biar Author lebih semangat 🙏😊 dan juga rate bintang 5 ya makasih 😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
bhunshin
ibu giLa suami anaknya aja diEmbat cih 🤮 🤮🤮🤮🤮🤮
2024-06-28
0
Evans
Benarkah?apa jangan" sama suamimu Lyra klo benar..emang ga tau malu banget...apa" an suami dan mertua berhubungan malah istrinya ga disentuh....
2024-03-07
1
💜Bening🍆
sejak awal dah curiga.. eh makin curiga dong di mari knp lyra ora di sentuh.. si suami ngincer emaknya bkn anaknya y😳
2024-01-29
0