Kejadian tak terduga

.

.

.

Danisa yang melihat Devano datang ke perusahaan dengan wajah kusutpun mulai bertanya-tanya kenapa Devano seperti itu. Bahkan Devano datang disaat jam kantor sudah mau selesai.

Para karyawan yang lain sudah bersiap-siap untuk pulang, namun Devano malah baru datang dengan wajahnya yang kusut seperti sedang banyak masalah.

" Kenapa dengan Devano? Apa dia sedang ada masalah?."Tanya Danisa pada dirinya sendiri.

Tiara teman Danisa sudah membereskan meja kerjanya dan bersiap untuk pulang.

" Dan, sudah jam 4 nih yuk pulang. Kok meja kamu belum kamu bereskan?."Seru Tiara melihat meja kerja Danisa yang masih berantakan.

" Emm.. kamu duluan saja Tiara. Aku masih ada sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan, mungkin 30 menit lagi selesai kok. Kamu duluan saja."Ucap Danisa sengaja berbohong. Padahal dia ingin menemui Devano di ruangannya dan mencaritahu kenapa Devano nampak murung.

" Oh begitu. Baiklah aku duluan ya, maaf tidak bisa menunggumu karena sore ini ibu ku meminta untuk diantar kondangan."Ucap Tiara.

" Iya tidak apa-apa. Pulanglah."Seru Danisa dengan lembut.

Tiara pun meninggalkan Danisa, karyawan yang lain satu persatu juga meninggalkan meja kerjanya. Danisa merapikan meja kerjanya lalu setelah selesai dia hendak keruangan Devano. Saat hendak masuk lift menuju ruangan Devano dilihatnya sekretaris Devano juga hendak pulang.

Saat ini Danisa sudah berada di depan ruangan Devano. Dia lebih memilih menunggu Devano keluar, sudah 1 jam Danisa ada didepan ruangan Devano namun Devano tak kunjung keluar juga.

" Sudah setengah 6, tapi Devano belum juga keluar. Heemm.. apa jangan-jangan dia lembur? Tapi tadi aku melihat wajahnya sangat sedih dan kusut, apa dia sedang ada masalah?."Tanya Danisa dalam hatinya sendiri.

Praaanggg

Praaanggg

Terdengar suara benda berjatuhan dari ruangan Devano. Mendengar itu, Danisa semakin khawatir dan dia pun akhirnya memaksa masuk ruangan Devano.

" Devano !! Apa yang kamu lakukan?."Seru Danisa dengan kaget.

Ternyata benda yang tadi jatuh dan pecah adalah botol bekas minuman beralkohol yang habis ditenggak oleh Devano. Ya, saat ini Devano sedang menyiksa dirinya sendiri dengan bermabuk-mabukan. Sudah ada 3 botol kosong yang dipecakan oleh Devano, dan saat ini di tangannya masih memegang botol yang isinya tinggal setengah saja.

" Kamu mabuk Dev?."Seru Danisa saat mencium aroma minuman.

" Danisa, pergi kamu. Jangan ganggu aku !! Aku sedang melampiaskan kekesalku, Febri membatalkan pertunangan kami dan dia lebih memilih untuk pergi ke LA menjadi mobil impiannya. Pertunangan tinggal beberapa hari lagi, tapi dia membatalkannya."Seru Devano dengan suara yang mulai tidak jelas dan badan sempoyongan.

Danisa tidak percaya jika Devano mengkonsumsi minuman haram itu. Dan saat ini dia pun mabuk, Danisa merebut paksa minuman yang saat ini di pegang Devano dan menjauhkan dari Devano.

" Jangan minum lagi Dev, kamu sekarang sudah mabuk ! Kenapa kamu jadi seperti ini Devano? Sejak kapan kamu minum minuman seperti ini? Jika Febri jodohmu, pasti kalian akan menikah. Lagi pula Febri hanya ke LA dan kamu bisa menemuinya."Seru Danisa bicara dengan keras agar Devano sadar dengan kesalahannya.

Sepertinya Danisa salah, saat ini Devano sedang mabuk dan apa yang di ucapkannya pun bisa saja tidak sesuai dengan hatinya.

" Heheee... kamu Danisa ya? Kamu mencintaiku? Maaf ya Danisa, aku sudah punya Febri jadi aku tidak mungkin mencintai kamu. Heheheeeee.."Seru Devano sambil tertawa.

Danisa langsung terdiam saat mendengar pernyataan Devano barusan. Darimana Devano bisa tahu kalau Danisa mencintainya, apalagi saat ini Devano sedang mabuk.

* Jadi Devano sudah tahu jika aku mencintainya.*Gumam Danisa dalam hatinya.

Brruukkk...

Tiba-tiba Devano bangkit dan langsung memeluk Danisa sampai mereka terjatuh di atas sofa yang ada di ruangan Devano. Posisi mereka saat ini sangat menyulitkan Danisa, dengan tubuh Devano di atasnya membuat dia sulit bernafas.

" Febri kamu cantik sekali sayang, jangan pergi lagi Febri. Kamu tidak jadi pergikan sayang? Aku sangat mencintaimu sayang."Ucap Devano mengira Danisa adalah Febri.

" Dev, tolong jangan begini. Sadarlah Dev, aku ini Danisa teman kamu bukan Febri."Seru Danisa mencoba mendorong tubuh Devano namun dia kalah. Tenaga Devano cukup kuat, dan Danisa tidak mampu mengimbanginya.

Cup

Tiba-tiba Devano mencium bibir Danisa dengan lembut.

Danisa langsung terdiam, ada sesuatu yang berdesir dalam tubuhnya. Ini pertama kali baginya, dan itu semua dari Devano.

Cium4n itu semakin panas hingga Devano tidak bisa menguasai dirinya lagi. Namun tiba-tiba Danisa tersadar dan dia meminta Devano untuk menghentikannya.

" Hentikan Dev !!."Seru Danisa berteriak dengan lantang.

Keadaan perusahaan yang sudah mulai malam dan sudah tidak ada karyawan membuat Danisa tidak ada yang menolong. Ada pun satpam itupun dia berjaga di loby perusahaan.

" Febri, aku sangat mencintaimu. Aku tidak mau kamu pergi, jika kamu hamil kamu tidak akan menjadi model lagi."Seru Devano semakin kacau.

Degghhh

Hamil ? Wajah Danisa langsung pias, tidak ! Tidak mungkin Devano akan berbuat macam-macam dengannya.

" Lepaskan Dev. Tolong jangan lakukan Dev, aku mohon. Aku Danisa bukan Febri, sadarlah Dev."Seru Danisa mulai menangis.

Devano sama sekali tidak perduli dengan tangisan Danisa. Yang dia tahu, saat ini yang bersamanya adalah Febri sang kekasihnya. Devano mulai menjalankan aksinya, tanpa persetujuan Danisa.

" Dev, jangan. Lepaskan aku, Dev !! Sadar kamu Dev, kamu mabuk !."Seru Danisa memberontak.

Danisa sudah tidak bisa menghindar lagi, Devano sudah berhasil menjalankan aksinya. Saat ini yang Danisa lakukan hanya menangis dan menangis. Sesuatu yang selama ini dia jaga harus hilang begitu saja. Benar dia memberikannya kepada orang yang sangat dia cintai, tapi tidak dengan cara seperti ini juga.

" Jahat kamu, Dev. Aku benci kamu Dev."Seru Danisa dalam tangisan pilunya.

Hampir satu jam Devano melancarkan aksinya. Hingga dia kelelahan, saat mendengar tangisan Danisa dia baru sadar atas perbuatan bejatnya.

" Haahh.. Danisa? Kamu ngapain ada di sini?."Seru Devano terkejut sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.

" Jahat kamu , Dev."Seru Danisa memaki Devano.

Haaahhhhh

Devano pun tersadar, jika saat ini dia dan Danisa baru saja melakukan kesalahannya. Devano menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya dengan yang sudah terjadi. Tapi dengan melihat keadaan Danisa dan keadaannya yang saat ini seperti itu, Devano tidak bisa mengelak.

" Danisa, maaf.. maafkan aku. Aku tadi tidak tahu kalau ini kamu. Aku kira Febri."Seru Devano.

" Jahat !! Aku sudah meminta kamu untuk melepaskan ku, tapi kamu justru semakin brutal. Jahat kamu Dev."Seru Danisa.

Hikss Hikkss Hikkss

Danisa menangis pilu, sesuatu yang selama ini dia jaga sudah direngut secara paksa oleh Devano, sahabatnya sendiri. Dia tidak pernah menyangka jika kehidupannya akan seperti ini. Sekarang sudah tidak ada lagi yang dia banggakan, semuanya sudah hilang dan saat ini dia merasa wanita yang paling kotor.

Mendengar dan melihat Danisa yang menangis dengan pilu, membuat Devano kasihan dan merasa bersalah dengan yang sudah dia lakukan terhadap Danisa. Devano tidak bisa membiarkan Danisa bersedih dan menangis.

" Maafkan aku Danisa, tolong maafkan aku. Ini semua terjadi di luar kendaliku, minuman itu yang sudah membuat aku kehilangan akal sehatku. Maaf...."Seru Devano dengan menyesal.

Seandainya tadi dia tidak datang ke ruangan Devano, mungkin ini semua juga tidak akan terjadi. Danisa tidak sepenuhnya menyalahkan Devano, dia sendiri yang datang ke ruangan Devano dan Devano pun dalam keadaan mabuk.

" Aku mau pulang."Seru Danisa.

" Pakai dulu bajumu dan rapikan rambutmu, aku yang akan mengantarmu pulang. Tolong jangan menolak, ini sudah malam dan tidak ada lagi angkutan umum. Bukannya hari ini kamu tidak bawa motor."Ucap Devano yang ternyata tahu jika Danisa tidak membawa motor.

" Jangan sampai ibu ku dan yang lainnya tahu kejadian ini."Seru Danisa dengan suara terdengar dingin.

" Iya aku janji tidak akan memberitahu siapapun soal kejadian ini."Ucap Devano.

Danisa tidak menjawab apapun, dia memilih diam dan segera mungkin memakai bajunya dan merapikan rambutnya yang berantakan. Dia keluar ruangan Devano lebih dulu, melihat Danisa yang mendiamkannya saja membuat Devano segera memperbaiki penampilannya sebaik mungkin lalu menyusul Danisa.

" Danisa tunggu !!."Teriak Devano saat melihat Danisa menaiki ojek online.

Ternyata diam-diam Danisa sudah memesan ojek online. Dia tidak mau diantar pulang Devano.

" Mbak kenapa? Kok sepertinya habis menangis? Yang tadi itu pacar mbak ya?."Tanya sopir ojek online.

" Bukan pak."Jawab Danisa singkat.

************

Terpopuler

Comments

Yusria Mumba

Yusria Mumba

kasiang danisa

2024-01-17

0

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍👍

2023-11-16

0

jhon teyeng

jhon teyeng

yah org mabok km ceramahin yg ada mlh di tabokin iya, berbuat baik lht dulu jgn dibutakan rasa, jgn kepo juga kl sdh semua terjadi semua penyesalan yg ada😱

2023-11-03

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!