Rasa yang salah

.

.

.

Marvin menghubungi Danisa, untuk mengajaknya makan siang bersama. Dia memilih cafe yang tidak jauh dari perusahaan tempat Danisa bekerja. Marvin sendiri juga bekerja di salah satu perusahaan besar di kota itu.

[ Hallo, Dan. Makan siang yuk, di tempat biasa. Nanti Devano juga ikut makan siang sama kita kok, tadi dia sudah aku hubungi.] Ucap Marvin memberitahu.

[ Di tempat biasa ya?] Tanya Danisa dengan singkat.

[ Iya, Danisa yang cantik. Aku sudah mau on the way ke sana nih. Kamu sama Devano buruan ya, awas kalau telat.]

[ Baiklah, aku berangkat sekarang.]

Tuuttt Tuuutttt

Seperti biasa, Danisa selalu mematikan sambungan telepon secara sepihak tanpa permisi lebih dulu. Meskipun begitu, Marvin sama sekali tidak marah.

Sementara di perusahaan Hanum Group, Devano ada di loby perusahaan menunggu Danisa keluar. Dia berniat akan mengajak Danisa untuk berangkat bersama, hingga pada akhirnya wanita yang dia tunggu pun keluar dari perusahaan.

" Danisa, bareng saja yuk naik mobil ku."Seru Devano mengagetkan Danisa.

" Dev, kamu ini mengagetkan saja. Emm.. bukan aku tidak mau bareng sama kamu, tapi aku tidak mau ada yang bergosip soal kedekatan kita. Masa iya sih pak Ceo mau satu mobil sama karyawan biasa sepertiku."Ucap Danisa menolak secara halus agar Devano tidak tersinggung.

" Halah peduli apa kata orang. Jauh sebelum aku seperti ini, kita memang sudah dekat bahkan kita itu tumbuh di panti asuhan bersama. Ayok cepat, nanti kalau terlambat simulut perempuan itu bisa marah dan mrepet seperti kereta di stasiun yang tidak ada habisnya."Seru Devano dengan memanggil Marvin simulut perempuan.

Devano menarik tangan Danisa masuk ke mobilnya. Danisa tidak bisa menolaknya lagi, dia memang ingin berdekatan dengan Devano. Ada cinta yang tersembunyi di hati Danisa untuk Devano, namun Devano hanya menganggapnya sebagai sahabat saja dan tidak lebih.

Mobil yang dikendarai Devano meninggalkan gedung perusahaan yang besar dan megah. Di dalam mobil Danisa lebih banyak diam, dia merasa canggung dan bingung mau membicarakan apa.

" Kok kamu diam saja? Sariawan ya? Atau sedang memikirkan pacar kamu? Kenalkan dong sama aku, jangan karena kita jarang bertemu kamu tidak mau mengenalkan pacar kamu sama aku."Seru Devano sembari mengulas senyum manisnya.

" Aku tidak punya pacar, Dev. Mungkin kamu yang sudah punya pacar."Ucap Danisa balik bertanya.

" Iya betul, aku memang sudah punya pacar. Sudah jalan 1 tahun ini aku pacaran, dan rencananya bulan depan aku mau bertunangan dengan wanita idamanku itu. Namanya Febri, nanti aku kenalkan ya sama kamu dan Marvin."Ucap Devano dengan begitu lancarnya.

Jdddeerrrr

Bagaikan disambar petir di siang hari bolong, Danisa syok saat mengetahui Devano sudah mempunyai pacar dan bahkan sudah berencana untuk bertunangan.

Hancur sudah hati dan perasaan Danisa, cintanya bertepuk sebelah tangan. Pria yang selama ini secara diam-diam dia kagumi dan dia cintai ternyata sudah memiliki kekasih.

* Jadi Devano sudah punya kekasih? Tidak, aku tidak boleh bersedih seperti ini. Aku harus bahagia karena Devano sudah menemukan kebahagiaannya. Aku harus bersikap biasa saja, biarkan rasa cintaku ini aku pendam sendiri.*Gumam Danisa dalam hatinya.

" Ohh ternyata ada juga ya wanita yang mau sama pria jahil dan jelek seperti kamu. Aku tunggu perkenalannya."Ucap Danisa dengan suara sedikit bergetar.

" Sembarangan, biarpun aku jahil seperti ini , aku itu tampan dan aku itu juga banyak fansnya tahu. Di kampus aku ini banyak di kagumi para wanita, aku sudah seperti Artis."Seru Devano dengan bangganya.

Tanpa Devano sadari, jika saat ini ada hati yang tersakiti. Ada seorang wanita yang mengharapkan cintanya, namun cintanya tidak terbalaskan.

" Emm.. Kita sudah sampai ya, ya sudah yuk turun."Seru Danisa dengan terburu-buru dia membuka pintu mobil.

" Jangan terburu-buru begitu, simulut perempuan itu biarkan saja dia mengomel. Sudah lama juga aku tidak mendengar omelannya."Ucap Devano lalu terkekeh.

Hhhuuufffff

Baru juga dibicarakan, sifat jahil Devano sudah muncul lagi. Padahal tadi dia yang mengajak buru-buru berangkat karena tidak tahan jika Marvin akan mengomel. Setelah sampai sini justru dia yang mengulur-ulur waktu.

" Jangan cari masalah, yuk masuk aku sudah lapar."Ucap Danisa menarik tangan Devano.

Danisa dan Devano berjalan dengan bergandengan tangan, layaknya seperti sepasang kekasih. Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, namun Danisa tidak menyadarinya. Melihat Danisa yang menggandeng tangannya, Devano hanya bisa tersenyum dengan manis.

* Pasti dia tidak sadar kalau menggandeng tanganku. Dasar gadis ceroboh.*Gumam Devano dalam hatinya.

" Kalian ini lama banget sih, padahal jarak dari perusahaan ke cafe ini juga tidak lah jauh. Dan kenapa kalian gandengan seperti ini? Apa kalian sudah jadian?."Seru Marvin mengagetkan Danisa.

Hahhhh...

Danisa langsung melepaskan tangan Devano begitu saja. Dia benar-benar lupa jika tadi dia menarik tangan Devano, karena terlalu nyaman Danisa pun sampai lupa untuk melepaskannya.

" Idihhh siapa yang jadian? Lagian siapa juga yang mau pacaran sama cewek ceroboh seperti dia. Aku ini sudah punya pacar tahu, Vin."Seru Devano sambil menarik kursi dan dia duduki.

Marvin langsung memandang wajah sendu Danisa, Marvin sudah tahu jika Danisa mencintai Devano. Marvin jadi merasa bersalah kepada Danisa.

" Danisa, duduk dulu."Seru Marvin menarik kursi untuk Danisa duduk.

" Iya Vin, terima kasih."Jawab Danisa dengan pelan.

Marvin tadi sudah memesan makanan untuk mereka bertiga. Marvin masih hafal betul makanan kesukaan Danisa dan Devano. Sepanjang mereka makan siang, hanya Marvin dan Devano saja yang banyak berbicara dan Danisa hanya menimpali sesekali saja.

" Aku ke toilet dulu ya."Seru Devano lalu beranjak.

" Awas salah masuk toilet lagi, bisa kena gampar tante-tante kamu."Ucap Marvin mengingatkan.

" Ohh.. tidak mungkin. Yang ada tante-tantenya malah minta aku cium."Seru Devano lalu tertawa dan berjalan menuju toilet.

Saat ini hanya ada Marvin dan Danisa saja, Marvin memandang lekat wajah ayu Danisa yang hanya menggunakan mek up tipis-tipis itu. Danisa wanita yang cantik dan sederhana, meskipun hanya mek up tipis yang dia pakai semua itu justru membuat kecantikan di wajahnya tidak berkurang. Tanpa mek up pun Danisa sudah cantik secara natural.

" Kamu baik-baik saja, Danisa?."Tanya Marvin dengan serius sambil menatap wajah Danisa lekat.

" Aku baik-baik saja, Vin. Marvin, tolong jangan pernah kasih tahu Devano soal perasaanku. Aku tidak mau perasaan ini akan menghancurkan persahabatan kita. Devano sudah mempunyai kekasih, bahkan bulan depan mereka akan bertunangan."Ucap Danisa sambil mengatupkan kedua tangannya.

" Iya." Jawab Marvin dengan singkat.

Marvin kasihan dengan Danisa, dia tahu betul jika Danisa sangat mencintai Devano dan sekarang cinta itu bertepuk sebelah tangan. Marvin berharap, Danisa bisa mendapatkan cinta Devano dan bersatu dengan Devano.

* Apakah perasaan cinta ku untuk Devano ini salah? Ya, ini pasti salah. Aku dan Devano itu bersahabat dari kecil. Rasa cinta ini salah, aku tidak seharusnya mencintai sahabatku yang sudah aku anggap kakakku.*Gumam Danisa dalam hatinya.

***********

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍

2023-11-16

0

jhon teyeng

jhon teyeng

penyakit kalau didiamkan saja ya pasti bgni deh,

2023-11-03

0

Ulina Sitorus

Ulina Sitorus

Danisa qta senasib .. mencintai dlm diam,😁

2023-11-01

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!