3 MINGGU TELAH BERLALU.
Sudah 3 minggu ini erika merasa sikap rian padanya sangat aneh, seperti sikap yang rian lakukan pada erika pagi ini.
" Sayang ? Kamu baru bangun ? ". Sapa rian yang baru masuk kedalam kamar sambil membawa nampan di atasnya ada mangkok juga segelas air.
" Hmm ". Jawab erika berdehem saja.
" Oke, pergilah bersihkan dirimu kemudian sarapan, aku membuatkan sup ayam untuk sarapan kamu pagi ini ". Ucap rian dengan senyuman manisnya, sembari meletakkan nampan berisikan sarapan erika di atas nakas samping ranjang.
Erika tidak mengerti kenapa suaminya terlihat sangat berbeda, rian yang biasanya sedikit cuek sekarang terkesan sangat romantis. Bahkan hesti ibu rian yang setiap pagi biasanya mengusik erika dengan menyiramkan air saat masih tidur kini tidak pernah terjadi lagi karna rian telah memarahi ibunya.
" Aku gk tau kenapa sikap kamu ke aku sangat berbeda selama 3 minggu ini dan aku sangat menghargai perubahan sikapmu, tapi bisakah kamu menjelaskan padaku alasan perubahan sikapmu ? Tolong jangan membuatku penasaran ". Ujar erika menatap rian dengan tatapan datar.
Deg.
Rian sejenak terdiam setelah mendengarkan pertanyaan istrinya.
" Ada apa sayang ? Apakah aku salah disaat aku ingin memperbaiki hubungan kita yang sempat goyah karena kedua orang tuaku memaksa kamu harus memberikan keturunan padaku ? Hmm ? ". Tanya rian seraya menggenggam lembut tangan erika.
Erika menatap mata rian cukup lama setelah rian mengatakan hal tersebut, tapi beberapa detik kemudian erika tersenyum menanggapi ucapan suaminya.
Dia mengangguk paham. " Tidak ada masalah, aku hanya ingin bertanya saja ". Ucap erika.
" Aku ke kamar mandi dulu ". Sambung erika beranjak turun dari ranjang dan langsung berjalan menuju kamar mandi.
Ceklek.
Erika langsung bersandar di dinding kamar mandi dan mulai tersenyum hambar, dia tau di balik pernyataan suaminya tadi ada sesuatu yang sedang rian sembunyikan darinya, tapi erika tidak bisa menebaknya.
Sedangkan di luar sana, rian mengusap wajahnya dengan kasar, dia menatap ke arah pintu kamar mandi dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
" Maafin aku erika ". Batin rian menyadari kesalahan fatal yang telah dia lakukan di belakang erika dan sengaja dia sembunyikan dari erika.
30 menit kemudian.
Setelah sarapan, rian mengajak erika jalan-jalan kemanapun tempat yang ingin erika kunjungi, lagi dan lagi sikap rian semakin membuat erika curiga.
" Dimana tempat yang pengen kamu kunjungi ? ". Tanya rian sambil mengemudikan mobil mulai keluar dari area kompleks perumahan elit yang mereka tinggali.
" Aku tidak ingin pergi ke tempat lain, antarkan saja aku ke makam kedua orang tuaku, aku hanya ingin pergi kesana ".
Ternyata erika sedang merindukan sosok kedua orang tuanya yang telah meninggalkannya sendirian di dunia ini kurang lebih dari 10 tahun yang lalu.
Rian menganggukkan kepalanya, dia pun melajukan mobilnya menuju makam kedua orang tua erika. Wajar saja erika sangat merindukan kedua orang tuanya, karna sejak menikah dengan rian, erika hampir tidak pernah lagi mengunjungi makam ayah dan bundanya.
Setelah 1 jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka berdua tiba di makam keluarga hansen, keluarga erika.
" Ayah, bunda, maaf aku baru bisa mengunjungi kalian ". Batin erika merasakan sesak di dadanya mencoba menahan air matanya agar tidak menetes.
Erika mengusap batu nisan ayah dan bundanya, dia harus tegar di tengah kerinduan yang melanda dirinya pada kedua sosok yang sangat dia rindukan.
Sejenak erika menatap rian dan rian membalas dengan mengusap lembut pundak erika untuk menenangkan erika.
" Ayah bunda, apa kalian melihatnya ? Dia pria yang sangat aku cintai, tapi apakah pernikahan ini akan berakhir ? ". Batin erika menatap rian dengan tatapan senduh.
" Jika dugaanku benar bahwa suamiku sedang menyembunyikan sesuatu dariku, aku berharap bisa mengetahuinya ". Sambungnya dalam hati.
Lama erika curhat dalam hati di depan makam kedua orang tuanya, hari semakin sore, erika mengajak rian pulang karna dia sejak awal memang hanya ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya saja.
****
Ke esokan harinya.
Rian telah pergi ke kantor dari jam 7 pagi karna ada salah satu klien penting yang akan melakukan meeeting di kantor rian, sedangkan erika yang sudah sedari tadi bangun, dia hanya diam di kamar saja tanpa berniat keluar, karna dia malas bertemu ibu mertuanya juga adik iparnya.
Tapi tiba-tiba.
Tok Tok Tok...
Pintu kamar erika di ketuk seseorang, erika pun langsung membukakan pintu kamarnya.
" Maaf nyonya, di luar ada tamu, tapi saya tidak berani mengizinkannya masuk tanpa izin dari anggota keluarga ". Ucap art yang mengetuk pintu kamar erika.
" Memangnya ibu dan elsa kemana, bi ? ". Tanya erika kebingungan.
" Nyonya besar dan nona elsa baru saja pergi berbelanja ". Jawab art itu.
Erika langsung menganggukkan kepalanya paham. " Baiklah bi, aku akan turun kebawah untuk melihat siapa tamunya ".
Mereka berdua langsung pergi menuju lantai utama tepatnya di ruang tamu dimana saat ini tamu yang di katakan art itu sedang menunggu disana.
Ketika erika tiba di ruang tamu, tiba-tiba...
Deg.
" Hai erika, lama gk ketemu ". Sapa seorang wanita yang sangat erika kenali yang ternyata adalah tamu yang di maksudkan art tadi.
" Bella ". Gumam erika dengan pelan.
Raut wajah erika langsung berubah datar, dia juga menatap bella dengan tatapan dingin, Kemudian dengan santainya erika duduk berhadapan dengan bella.
" Yaaa, kenapa kamu menatapku seperti itu ? Haha apa kau tidak bisa melupakan kejadian di masa lalu itu ? ". Ujar bella mengangkat sudut sebelah kanan bibirnya mengukir senyuman penuh arti.
" Cih ". Erika berdecih. " Tidak usah basa-basi, ada kepentingan apa kamu bertamu ke rumah orang pagi-pagi begini ". Ucap erika datar.
" Wah wah wah, ternyata kamu sudah mulai berani meladeniku yah ". Balas bella tersenyum tipis.
Brukk..
Bella melemparkan 1 amplop coklat berukuram besar di atas meja yang berada di hadapan mereka berdua. Erika semakin menatap bella dengan tatapan dingin.
" Apa itu ? ". Tanya erika datar.
" Buka aja sendiri ". Jawab bella dengan santainya.
Tanpa basa-basi, erika mengambil amplop tersebut kemudian membukanya, ternyata isi amplop itu adalah sebuah berkas, erika pun membacanya dengan penuh selidik, sedangkan bella menyunggingkan senyuman tipisnya karna dia sedang menunggu respon erika setelah tau isi berkas yang dia berikan.
Duaarrr..
Matanya melotot tajam setelah membaca berkas yang di berikan bella. Tanpa di duga, erika langsung melemparkan dengan kasar semua berkas itu tepat di wajah bella dengan emosi yang telah meluap-luap.
" Apa maksud kamu memberikan berkas itu padaku ? Apa kau pikir aku akan langsung percaya dengan semua tipuan yang kau lakukan ". Pekik erika tidak bisa lagi menahan amarahnya, tangannya mengepal bahkan kukunya yang cukup panjang telah menacap di telapak tangannya hingga mengeluarkan darah.
" Haha, kenapa kau terlihat sangat marah erika ? Bukankah jelas kalau kau memang selalu kalah saing denganku ? ". Bella tertawa puas melihat erika.
" Sebaiknya mulai sekarang kamu bersiap-siap saja, karna statusmu sebagai menantu di keluarga purnama akan segera aku lengserkan, hahahha ".
Mendengarkan itu, wajah erika tiba-tiba memerah, emosinya mulai tidak bisa di kendalikan, entah apa isi berkas itu, tapi bella berhasil membuat erika mencapai puncak amarahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Cahaya yani
brubh datr tpi di siksa mertua diem aj dasar bdh
2023-12-19
3
Naninut
makasih udah mampir 🙏🏻🤗
2023-11-03
2
Risa Koizumi
Ngakak terus-terusan!
2023-10-30
1