Tak Salah Pilih

Hazel terkejut saat melihat sosok Liam, pria yang fotonya dia ambil sembarangan di internet, kini muncul di hadapannya. Sialnya lagi, Papa Andrew ternyata mengenal Liam dengan baik. Namun, anehnya, Papa Andrew sama sekali tidak bereaksi saat melihat foto palsu yang Hazel tunjukkan sebelumnya.

Tanpa berpikir panjang, Hazel segera menghampiri Liam dan memeluknya erat, mencoba menciptakan ilusi yang lebih meyakinkan sebelum Papa Andrew menjadi curiga.

"Tolong, bekerjasamalah denganku," bisiknya pelan.

Hazel melepas pelukannya dan meraih tangan Liam, menatap pria itu dengan harapan. "Sayang, kenapa kau tidak bilang kalau ternyata kau adalah rekan bisnis Papa?" ucapnya dengan senyum penuh arti, mencoba menciptakan alibi spontan.

Liam sempat terdiam, menatap Hazel dengan heran. "Aku tidak tahu kalau Tuan Andrew adalah ayahmu," jawab Liam dengan nada datar.

Hazel menoleh ke arah Papa Andrew. "Pa, bisa tolong tinggalkan kami sebentar? Aku ingin bicara berdua dengan suamiku," pintanya dengan manis.

Papa Andrew, yang masih terkejut dengan situasi ini, mengangguk. "Baiklah, Papa akan menunggu di ruang makan." Dengan itu, ia meninggalkan Hazel dan Liam, memberi mereka ruang untuk bicara.

Begitu Papa Andrew pergi, Hazel menghela napas panjang dan melepaskan genggaman tangannya dari Liam.

"Jelaskan padaku, apa yang sebenarnya sedang terjadi?" tanya Liam dengan nada yang lebih serius.

Hazel menunduk, merasa malu. "Aku ... minta maaf," bisiknya. "Akan aku ceritakan semuanya."

Liam duduk di sofa dan mempersilakan Hazel duduk di depannya. Dengan suara lirih, Hazel menjelaskan situasi yang menjeratnya, tentang bagaimana ia berbohong mengenai pernikahannya untuk menghindari tekanan dari keluarganya. Semakin lama dia bercerita, semakin dia berharap Liam akan mengerti.

"Jadi, tolong bantu aku," pinta Hazel, suaranya penuh permohonan.

Liam tersenyum tipis, lalu menatap Hazel dengan penuh minat. "Apa imbalannya jika aku membantumu?"

"Apapun!" jawab Hazel tanpa ragu, matanya berbinar penuh harapan.

"Baiklah," jawab Liam dengan nada sarkastis, "aku akan berpura-pura menjadi suamimu."

Hazel hampir tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, meski di dalam hatinya ia merasa ada sesuatu yang aneh karena Liam begitu mudah menyetujui permintaannya.

*

Di ruang makan, Eva mendekati Papa Andrew. "Pa, di mana Kak Hazel? Bukankah tadi dia menemuimu?" tanyanya.

Papa Andrew tersenyum. "Dia sedang berbicara dengan suaminya," jawabnya santai.

Ucapan itu langsung membuat Alan tersedak minumannya. Eva dengan sigap menyodorkan air dan mengusap punggungnya, "Hati-hati, Sayang," ucapnya khawatir.

"Jadi, suami Hazel benar-benar ada di sini?" tanya Mama Anet tak percaya.

Papa Andrew mengangguk. "Tentu saja," jawabnya singkat.

Tante Mea, yang sejak semalam meragukan pernikahan Hazel, kini terdiam. Namun, tak lama, Hazel dan Liam masuk ke ruang makan, bergandengan tangan dengan mesra. Akting Hazel benar-benar sempurna.

"Semuanya, kenalkan ini Liam, suamiku," kata Hazel sambil melirik ke arah Alan, yang menatapnya tajam.

Liam menambahkan, "Maaf karena tidak bisa hadir di pesta pernikahan Eva. Jadwalku sangat padat belakangan ini." Ucapannya yang terdengar meyakinkan, membuat semua orang mempercayai kebohongan Hazel.

Alan tak bisa menahan amarahnya. Wajahnya memerah saat melihat Hazel dan Liam duduk bersama dengan penuh kebersamaan.

Papa Andrew kemudian memperkenalkan Liam kepada semua orang sebagai investor terbesar di perusahaannya, yang membuat semua orang semakin heboh. Tante Mea mulai menanyakan berbagai hal terkait pernikahan mereka. Awalnya, Hazel dan Liam agak kesulitan menyinkronkan cerita, namun mereka berhasil menutupinya dengan baik.

Di tengah percakapan hangat tersebut, terdengar suara pecahan kaca. Semua orang terdiam dan melihat ke arah Alan yang menggenggam gelas pecah. Darah mengalir dari telapak tangannya. Eva berteriak panik, dan suasana menjadi kacau.

Hazel bergegas ke arah pelayan, meminta kotak P3K. Dia dengan cekatan memberikan pertolongan pertama pada luka Alan, sementara yang lain hanya terdiam, tak tahu harus berbuat apa.

Liam memperhatikan Hazel dari jauh, senyum tipis terbentuk di sudut bibirnya. Perhatiannya jelas terpaku pada hubungan Hazel dan Alan yang tampak begitu kuat.

"Sayang, kau sangat ceroboh," kata Eva sambil menangis di samping Alan, namun Alan tampak tidak peduli.

"Lukamu cukup dalam, sepertinya harus dijahit," ucap Hazel, tetap fokus pada perbannya.

Alan menggeleng. "Ini tidak seberapa, kau tidak perlu khawatir."

Eva mencoba membujuk suaminya. "Sayang, dengarkan Kak Hazel. Kita ke rumah sakit sekarang."

Alan tidak punya pilihan lain ketika semua orang memaksanya. Liam tiba-tiba ikut bangkit. "Aku akan mengantarmu," katanya tenang.

Hazel yang mendengar ucapan Liam langsung menawarkan diri untuk ikut. Mereka berempat kemudian meninggalkan meja makan, menuju rumah sakit terdekat.

*

Dalam perjalanan, Liam tak bisa menahan diri untuk berkomentar. "Aktingmu tadi buruk sekali. Kau hampir mengungkap semuanya dengan caramu itu."

Hazel menunduk. "Aku hanya panik," ucapnya menyesal.

Sesampainya di rumah sakit, dokter memeriksa luka Alan. "Anda perlu beberapa jahitan," ucap dokter.

"Tidak perlu," balas Alan dengan nada dingin. "Aku ingin luka ini tetap ada."

Hazel menatap Alan, bingung dengan ucapannya, namun memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Setelah luka Alan dibalut dengan perban baru, mereka pun kembali.

Di dalam hati, Hazel tahu, hubungan yang kusut ini hanya akan membawa masalah lebih besar di masa depan.

TO BE CONTINUE 👇

Terpopuler

Comments

mang tri

mang tri

Dasar boy playing victim 🙄

2023-12-04

2

Mutia

Mutia

Masih nunggu kelanjutannya, mana nih othornyaaaaa

2023-11-02

3

Praised93

Praised93

Terima kasih sudah update dan ditunggu update selanjutnya

2023-10-31

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!