Langit Yang Mengatur

Hazel menghentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Alan dengan kasar. Langkah mereka berhenti, atmosfer terasa berat di antara mereka.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Hazel kesal, tatapannya tajam menusuk.

Alan mencoba mendekat, namun Hazel mundur satu langkah, menghindari sentuhan lebih lanjut. "Aku bisa jelaskan," ujar Alan, suaranya memohon.

"Aku tidak butuh penjelasan darimu." Hazel balas dengan nada dingin, tangannya mengusap pergelangan yang memerah akibat cengkeraman Alan.

"Orang tuaku menjodohkanku," ungkap Alan, dengan harapan kata-katanya bisa meredakan amarah Hazel.

Hazel terdiam sejenak, kemudian tertawa sinis, seakan semua ini adalah lelucon pahit. "Dan kau, menerimanya begitu saja?" gumamnya. Pandangannya penuh rasa kecewa.

"Aku sudah berusaha menolak," Alan berujar cepat. "Tapi Papa sakit, Hazel. Kau tahu itu, jantungnya bisa kambuh kalau aku melawan terlalu keras."

Hazel memalingkan wajah, mencoba mengendalikan emosi yang meluap-luap di dadanya. "Jadi sekarang kau meminta pengertian dariku?" Ia tertawa tanpa humor. "Kau ingin aku bersikap seolah tidak ada yang terjadi?"

Alan mendekat lagi, mencoba meraih tangan Hazel, namun kali ini Hazel menepisnya lebih cepat. "Hazel, kumohon. Aku ingin kita tetap seperti dulu. Aku tidak ingin kehilanganmu."

"Kau terlalu serakah, Alan." Hazel melangkah maju, tatapan matanya dingin menusuk. Jarinya teracung tepat di depan wajah Alan. "Dengarkan aku baik-baik. Jangan pernah sakiti Eva, atau kau akan berurusan denganku!" Ia mengucapkannya dengan nada penuh ancaman sebelum akhirnya berbalik meninggalkan Alan.

Alan berdiri terpaku, masih mencoba memanggil Hazel, namun suara musik pesta menenggelamkan teriakan kecilnya. Hazel menghilang di keramaian, meninggalkannya di tengah masalah yang semakin rumit.

Di tempat lain, Hazel mendengar seseorang memanggil namanya.

"Hazel ...."

Langkahnya yang terburu-buru terhenti, dan saat ia menoleh, sebuah pelukan hangat menyambutnya.

"Mama sangat merindukanmu." Mama Anet memeluknya erat.

Hazel terkejut sesaat, namun akhirnya membalas pelukan itu dengan penuh rindu. "Aku juga merindukan Mama," ucapnya pelan.

"Mari kita temui Papa. Dia pasti senang melihatmu kembali," Mama Anet berkata dengan senyum di wajahnya, menarik Hazel menuju keramaian pesta.

Namun Hazel menggeleng, sedikit tersenyum getir. "Aku rasa tidak, Ma."

Papa Andrew memang selalu menjadi bayang-bayang masa lalu yang tak bisa Hazel hapus. Sejak pertengkaran hebat enam tahun lalu, hubungan mereka tak pernah sama. Hazel memilih pergi ke London, meninggalkan bisnis keluarga, dan itu adalah luka yang tak pernah benar-benar sembuh.

Dan benar saja, ekspresi Papa Andrew tak menunjukkan kegembiraan sedikit pun ketika mereka bertemu.

"Hm… Kau sudah kembali," ucapnya datar, melirik sekilas sebelum kembali berbicara dengan rekan bisnisnya.

"Lebih tepatnya aku hanya datang untuk menghadiri pernikahan ini. Lusa, aku kembali ke London," sahut Hazel dengan nada yang sama dinginnya.

Sejenak mereka bertukar pandang, namun tak ada percakapan lebih lanjut. Keduanya masih keras kepala, masih bertahan dengan pendirian masing-masing.

Di tempat lain, kedua orang tua Alan, Tuan Mike dan Nyonya Grace, tampak gelisah. Mereka tidak menyangka Hazel akan hadir di pesta ini, dan tampak begitu dekat dengan orang tua Eva. Mereka segera mencari Alan, dengan banyak pertanyaan yang menunggu jawaban.

Begitu mereka menemukan Alan, Nyonya Grace langsung menyerangnya dengan pertanyaan, "Alan, bagaimana Hazel bisa berada di sini?"

Alih-alih menjawab, Alan hanya menghela napas panjang, jelas kelelahan menghadapi situasi ini. "Dia kakak Eva, Ma," jawabnya singkat, tapi jelas.

Wajah Nyonya Grace langsung memucat. "Apa katamu? Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Ma, ini dunia nyata. Apapun bisa terjadi," jawab Alan kesal.

Tuan Mike yang lebih tenang, menanyakan hal yang lebih mendesak, "Apa yang akan kau lakukan sekarang, Alan?"

Alan hanya bisa menggeleng. "Aku tidak tahu. Selama Hazel tidak bicara tentang kita, dan kita tidak menimbulkan kecurigaan, segalanya mungkin masih aman."

Nyonya Grace tampak panik. "Semoga saja Hazel tidak menghancurkan pernikahan ini," gumamnya dengan khawatir.

Alan hanya memijat tengkuknya, merasa tertekan dengan situasi ini. "Aku akan menemui Eva," katanya, lalu berjalan menjauh.

Pesta akhirnya berakhir, dan keluarga inti berkumpul untuk makan malam. Di meja makan, Hazel berusaha sebisa mungkin menahan emosinya, meski setiap detik di ruangan itu hanya menambah perasaan kecewanya.

"Hazel, kenapa kau diam saja dari tadi?" tanya Tante Mea dengan suara mencemooh. "Apa kau tidak senang dengan pernikahan ini?"

Hazel tak menggubrisnya, namun bibirnya mengepal, menahan amarah yang mendidih di dadanya.

Tante Mea tak berhenti. "Kau kemana saja selama lima tahun ini? Apa kau sudah menikah di sana dan punya anak? Mungkin saja, kan?" cemoohnya, tawa kecil penuh ejekan keluar dari mulutnya.

Alan yang duduk tak jauh dari mereka, menatap Tante Mea dengan penuh kemarahan. Ia tak percaya bagaimana seorang ibu bisa bicara seperti itu kepada Hazel, wanita yang ia cintai.

Nathan, putra Tante Mea, mencoba menenangkan situasi. "Ma, cukup! Jangan bicara seperti itu."

Namun kali ini, Hazel tak bisa menahan diri lagi. Ia meletakkan garpu dan sendoknya dengan keras, suaranya nyaring memecah kesunyian di meja makan.

"Kau benar sekali, Tante." Hazel menatap langsung ke mata Tante Mea. "Aku sudah menikah di London. Sayangnya, kami belum dikaruniai anak yang bisa aku pamerkan di hadapanmu. Tapi kami sangat bahagia di sana. Itulah alasan kenapa aku tidak punya waktu untuk kembali ke sini."

Suasana di meja makan langsung tegang. Semua mata tertuju pada Hazel, namun ia tak peduli. Rasa puas sedikit muncul di hatinya setelah akhirnya membalas semua ejekan yang ia tahan selama ini.

Tante Mea terdiam, tak mampu berkata-kata lagi.

To Be Continued 🍁

Terpopuler

Comments

cantika ratnasari

cantika ratnasari

gwencana gwencana gwencanayo

2023-11-24

2

Praised93

Praised93

Terima kasih sudah update dan ditunggu update selanjutnya

2023-10-29

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!