Setelah perbincangan yang cukup singkat dengan istri barunya, kini mereka pun memutuskan untuk beristirahat.
Akram terbangun setelah mendengar Adzan subuh yang berkumandang, seperti biasanya Akram akan membereskan tempat tidurnya, Akram. sudah terbiasa dengan hal itu sejak kecil. Semalam pasangan pengantin baru tidur terpisah, Akram tidur di lantai sedangkan Evelyn di atas ranjang.
Akram mencoba membangunkan Evelyn, dengan mengguncang tubuh Evelyn pelan dan sangat lembut, Akram hendak mengajaknya shalat subuh berjamaah.
" Evelyn ayo bangun kita shalat subuh berjamaah, " ucap Akram seraya mengguncang pelan tubuh Evelyn.
" eeeemmmm... kau duluan saja, aku sedang tidak shalat hari ini, " jawab Evelyn dengan mata yang masih tertutup.
" hemp baiklah, kalau begitu aku akan shalat di mesjid. " ucap Akram.
" iya, "
* * *
Hoaaammmm...
Evelyn baru saja terbangun padahal jam sudah menujukkan pukul 7 pagi. Tangannya mengucek-ucek matanya, tapi kakinya terus melangkah langsung menuju dapur. Dengan wajah yang masih mengantuk Evelyn duduk di kursi kemudian menuangkan segelas air dan meneguknya hingga tandas.
" Evelyn, kau tidak shalat subuh lagi? " tanya Laura yang juga ikut duduk di samping Evelyn.
Laura adalah putri dari bu Sinta dan pak Subondo yang masih duduk di bangku SMU, Laura adalah putri tunggal sama seperti Evelyn. Makanya tak heran jika mereka sangat akrab satu sama lain.
Evelyn tak menjawab tapi menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Laura.
" astaghfirullahalazim.. kamu nggak shalat subuh lagi Evelyn? " teriakan bu Sinta yang sangat menggema itu membuat kedua gadis cantik itu terkejut, bahkan mata Evelyn yang sejak tadi sayu langsung segar bugar setelah mendapat sarapan pagi teriakan Bu Sinta yang menggema di telinganya.
" nggak Uwa, hari ini aku lagi nggak shalat, " jawab Evelyn.
" alah itu hanya alasan kamu saja iya kan? " sindir bu Sinta dengan nada yang masih tinggi.
" aku benar-benar sedang nggak shalat Uwak, kenapa Uwak nggak percaya. " imbuh Evelyn.
" aku bukan Uwak mu itu Evelyn, yang mudah percaya begitu saja dengan omong kosong mu itu. " sinis bu Sinta.
" apa aku harus melepaskannya dan memperlihatkannya sama Uwak, jika aku benar-benar sedang datang bulan sekarang. " ucap Evelyn menantang, ia sudah menggenggam kedua sisi gamis panjangnya saat ini.
Bu Sinta gelagapan melihat tingkah Evelyn, sepertinya saat ini Evelyn berkata jujur padanya.
" tidak usah, " sargasnya cepat.
Laura yang sejak tadi menyaksikan perdebatan ibunya dan juga saudaranya itu tertawa melihat ekpresi bu Sinta yang ketakutan jika Evelyn akan benar-benar mengangkat bajunya.
* *
" ada apa ini? " tanya pak Subondo dari arah depan rumah. Dia baru saja pulang dari mesjid selepas melaksanakan shalat subuh berjamaah di mesjid.
Evelyn yang melihat sosok Akram yang sedang berjalan di belakang pak Subondo segera menutupi wajahnya dengan handuk. lagi lagi Evelyn lupa jika dia sudah menikah dengan Akram.
" kenapa menutupi wajahmu seperti itu Evelyn? bukankah Ustadz Akram itu suamimu? " lontar pak Subondo.
" eemm.. itu Uwak, a-aku hanya.. " ucapan Evelyn dengan tergagap, bingung harus berkata apa kepada Uwa nya itu.
" tidak apa Uwak, mungkin Evelyn belum memperlihatkan kecantikannya kepada saya, saya akan menunggunya sampai ia siap. " ucap Akram membela istrinya.
" tapi Ustadz ini tidak benar. kalian kan sudah menjadi suami istri, seharusnya Evelyn bersikap seperti layaknya seorang istri, bukan malah menutupi dirinya seperti ini. " lontar bu Sinta dengan nada ketus dan menyindir.
Akram tersenyum, " tidak apa-apa Uwak, " sargah Akram.
Sedangkan Evelyn yang merasa malu di depan Akram sekaligus kesal dengan bu Sinta segera berbalik dan memasuki kamar mandi tanpa berbicara ataupun permisi.
" tuh kan dia itu tidak sopan, selalu saja seperti itu. " gerutu bu Sinta,
" huuuss.. kecilkan suaramu Sinta, disini ada Ustadz Akram. " bisik pak Subondo menyikut istrinya.
Akram diam saja, berpura-pura tak tahu dan tak mendenhar apapun. Akram mencoba bersikap biasa saja, meski ada yang mengganjal dalam hatinya mengenai sikap sang istri pagi ini kepada keluarganya.
" mari sarapan dulu Ustadz, ibu udah nyiapin semuanya khusus buat Ustadz. " kini Laura yang berkata.
Akram tersenyum kemudian ikut duduk bersama keluarga kecil itu, dan mereka pun memulai sarapan mereka tanpa Evelyn.
" Maaf yah Ustadz, istrimu tidak ikut sarapan bersamamu. dia memang tidak suka sarapan seperti ini, " ucap Laura di sela kunyah nya.
" sudah berapa kali ibu bilang, kalo lagi makan jangan bicara. " ucap bu Sinta kepada Laura.
" maafkan Laura Ustadz, " ucapnya kembali yang di angguki Akram.
* *
Setelah selesai dengan sarapan paginya, mereka masih berada di ruang makan dan mereka pun berbincang sebentar tentu saja tanpa Evelyn karena Evelyn saat ini sedang di kamarnya. Begitu juga dengan Laura yang segera masuk ke kamarnya setelah menghabiskan sarapannya,dia hendak bersiap-siap berangkat ke sekolah.
" begini Uwak, saya berencana akan membawa Evelyn ke rumah saya hari ini. jika Uwak Subondo dan juga Uwak Sinta tidak keberatan, saya akan berangkat pagi ini. " Akram mengutarakan niatnya.
" apa tidak terlalu cepat Ustadz? " tanya pak Subondo.
Akram tersenyum, " sebelumnya jangan panggil saya Ustadz, saya menantu di rumah ini bukan. " ucap Akram,
" oh maaf saya sudah terbiasa dengan panggilan itu, " ujar pak Subondo seraya terkekeh, " apa tidak secepat itu nak Akram ingin membawa pindah Evelyn ke rumahmu? " tanya pak Subondo mengulangnya.
akram mengangguk mengerti, " saya memiliki pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan, saya juga sudah berbicara dengan Evelyn semalam, dan alhamdulillah Evelyn menyetujuinya. " ucap Akram.
' tentu saja Evelyn akan setuju, dia ingin cepat cepat pergi dari sini, ' batin bu Sinta.
" hemp, baiklah jika itu adalah keputusan kalian, Uwak tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Uwak hanya bisa mendo'akan semoga kalian menjadi pasangan yang mawadah warahmah..." ucap pak Subondo yang di angguki Akram.
" aamiin, terimakasih Uwak, "
" sama sama, "
" nak Akram, "
Akram menengadahkan wajahnya menatap pak Subondo yang saat ini terlihat sangat serius. Terbersit di benak Akram apa yang membuat pak Subondo bersikap sangat serius kali ini.
" iya Uwak, apa ada sesuatu yang hendak Uwak utarakan pada saya? " tanya Akram.
pak Subondo menghela napasnya sebelum berbicara dengan Akram.
" Evelyn yang nak Akram lihat selama ini bukanlah dirinya sendiri. "
Akram mengerutkan keningnya terkejut dengan ucapan pak Sobondo, " maksud Uwak apa ya? saya tidak mengerti. " tanya Akram.
pak Subondo menatap lurus kedepan, kedua tangannya saling berpegangan di atas meja, " dulu.. dia hanyalah seorang anak yang selalu di manjakan oleh kedua orang tuanya, setelah ayahnya meninggal Evelyn di titipkan di sini, sedangkan mamanya harus mengurusi perusahaan yang di tinggalkan ayah Evelyn...
Banyak kesedihan yang di alami Evelyn selama ini, Evelyn merasa sangat terguncang setelah ayahnya meninggal. Terkadang Evelyn akan menangis sendirian jika teringat dengan ayahnya. Dia juga suka menyembunyikan kesedihannya sendiri, dan dia juga tidak pernah membagi masalahnya dengan orang lain. Evelyn selalu menyimpannya sendiri.. "
Pak Subondo sampai menitikan air mata saat menceritakan tentang Evelyn. dia tahu betul sepak terjang adiknya dalam membesarkan Evelyn. Hingga Evelyn harus di titipkan danau tidak mau tinggal bersamanya yang jauh dari kekayaan.
Akram mengerti maksud ucapan pak Subondo, " aku faham maksud Uwak, InsyaAllah aku akan menjaga Evelyn dengan baik. "
" terimakasih nak Akram, uwak percayakan Evelyn kepadamu. " ucap pak Subondo menatap Akram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Fitri ainin Ainin
apa evelyn gadis dihotel yang ditolong ahkram
2024-03-22
1